DIKLAT PERENCANAAN TEKNIK PERKERASAN JALAN SIFATSIFAT FISIK TANAH

  • Slides: 115
Download presentation
DIKLAT PERENCANAAN TEKNIK PERKERASAN JALAN SIFAT-SIFAT FISIK TANAH PEKANBARU, 05 APRIL 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN

DIKLAT PERENCANAAN TEKNIK PERKERASAN JALAN SIFAT-SIFAT FISIK TANAH PEKANBARU, 05 APRIL 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1

DAFTAR RIWAYAT NAMA LENGKAP : Ir. TASRIPIN SARTIYONO, MT HIDUP TEMPAT / TGL LAHIR

DAFTAR RIWAYAT NAMA LENGKAP : Ir. TASRIPIN SARTIYONO, MT HIDUP TEMPAT / TGL LAHIR : DEMAK, 08 -09 -1959 JABATAN TERAKHIR : WIDYAISWARA KEMENTERIAN PU-PR ALAMAT EMAIL : tasripinsar@yahoo. co. id PENDIDIKAN FORMAL 1. S 2 STJR, ITB, 1998 2. S 1 TEKNIK SIPIL, UNDIP, 1985 PENDIDIKAN INFORMAL / DIKLAT 1. TOT CAMPURAN ASPAL PANAS, 2017 2. TOT DIKLATPIM TK. III-IV, 2016 3. TOT SPEKTEK, PEMEL JBT, MDP, 2016 4. TOT REVOLUSI MENTAL, JAKARTA, 2015 5. TOT WI, BOGOR, 2015 6. DIKLAT PIM TK. II, SURABAYA, 2008 7. TOT PIP, 2004 3. TOT QUALITY ASSURANCE, 2000 4. PEJABAT INTI PROYEK, BANDUNG, 1992 JABATAN LAIN SAAT INI : 1. TIM PENILAI TEKNIS BM – ASSESMENT CENTER PUPR RIWAYAT JABATAN 1. KEPALA BALAI BESAR PJN-III, DITJEN BM, 2013 -2015 2. KASUBDIT, DJBM, 2011 -2013 3. KEPALA BIDANG, BBPJN-I & V, 2006 -2011 4. KEPALA SEKSI, DJBM-KOTDES, 1999 -2006 5. PINBAGPRO JALAN DI PROV JAMBI, 1989 -1996 6. PENGAWAS LAP PROY JALAN DI IRJA, 1985 -1989 TANDA PENGHARGAAN 1 SATYALANCANA KARYA SATYA XXX TAHUN, 2016 2 SATYALANCANA PEMBANGUNAN, 2010 3 PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU, 2009 4 SATYALANCANA KARYA SATYA XX TAHUN, 2008 5 KEBAKTIAN SOSIAL-BA TSUNAMI PROV NAD, 2005 6 SATYALANCANA KARYA SATYA X TAHUN, 2000 2

TUJUAN PEMBELAJARAN SETELAH MENGIKUTI MATA DIKLAT INI, PESERTA MAMPU MENJELASKAN : SIFAT-SIFAT FISIK TANAH

TUJUAN PEMBELAJARAN SETELAH MENGIKUTI MATA DIKLAT INI, PESERTA MAMPU MENJELASKAN : SIFAT-SIFAT FISIK TANAH DALAM PERENCANAAN TEKNIK JALAN 3

INDIKATOR PEMBELAJARAN SETELAH MENGIKUTI MATA DIKLAT INI, PESERTA MAMPU MENJELASKAN : 1. JENIS TANAH

INDIKATOR PEMBELAJARAN SETELAH MENGIKUTI MATA DIKLAT INI, PESERTA MAMPU MENJELASKAN : 1. JENIS TANAH 2. SIFAT-SIFAT FISIK TANAH DALAM PERENCANAAN TEKNIK JALAN 4

Komponen Tanah Bahan lepas yang terdiri atas kumpulan butir-butir mineral (partikel padat) dengan berbagai

Komponen Tanah Bahan lepas yang terdiri atas kumpulan butir-butir mineral (partikel padat) dengan berbagai ukuran & bentuk serta kandungan bahan organik, air & udara Volume Berat WA =0 UDARA UDAR VA WW AIR VW WS BAHAN PADAT W VS V

MATERIAL BADAN JALAN Persyaratan n n Awet n n Stabil 10/11/2020 n n n

MATERIAL BADAN JALAN Persyaratan n n Awet n n Stabil 10/11/2020 n n n Kuat n Relatif n murah Bebas bahan organis Bukan tanah lempung; index plastisitas (PI) tinggi CBR ≥ 6% (urugan biasa) CBR > 10% (urugan pilihan) Dalam keadaan jenuh/terendam air, urugan pilihan harus pasir/kerikil/berbutir dengan PI maximum 6% 6

JENIS TANAH : n. Berdasarkan USCS n. Berdasarkan AASHTO 7

JENIS TANAH : n. Berdasarkan USCS n. Berdasarkan AASHTO 7

Sistem Unified Soil Classification System (SNI 03 -6371 -2000 : Tata Cara Pengklasifikasian Tanah

Sistem Unified Soil Classification System (SNI 03 -6371 -2000 : Tata Cara Pengklasifikasian Tanah (USCS) dengan Cara Unifikasi Tanah) 1. Dikembangkan oleh Casagrande selama PD II 2. Pengklasifikasian tanah dilakukan berdasarkan hasil uji laboratorium, yaitu: ○ Analisa distribusi ukuran partikel ○ Batas-batas Atterberg 3. Unified Soil Classification System (USCS) 3 kelompok tanah : Tanah Berbutir Kasar (> 50% tertahan saringan No. 200) Berbutir Halus (< 50% tertahan saringan No. 200) Tanah sangat organik 8

Tanah Berbutir Kasar (USCS) - Tanah-tanah berbutir kasar : • pasir dan kerikil terbagi

Tanah Berbutir Kasar (USCS) - Tanah-tanah berbutir kasar : • pasir dan kerikil terbagi menjadi : yang mengandung bahan halus dalam jumlah banyak dan yang bebas dari bahan-bahan halus. • Yang mengandung bahan-bahan halus lalu diklasifikasikan menurut grafik plastisitas (menjadi golongan yang bersifat kelanauan atau bersifat kelempungan) • Yang bebas dari bahan-bahan halus menurut grafik lengkung gradasi mempergunakan koefisien derajat keseragaman dan koefisien lengkungan. 9

Tanah Berbutir Kasar (USCS) Tanah berbutir kasar kerikil, dinotasikan sebagai G (G=Gravel) dan pasir,

Tanah Berbutir Kasar (USCS) Tanah berbutir kasar kerikil, dinotasikan sebagai G (G=Gravel) dan pasir, S (S=Sand). Setiap group tanah dibagi lagi dalam empat golongan, yaitu ○ Bergradasi baik dan cukup bersih (mengandung hanya sedikit kandungan mineral berbutir halus), dinotasikan W (W = Well Graded), ○ Bergradasi buruk dan cukup bersih, dinotasikan P (P = Poorly Graded), ○ Bergradasi baik dengan lempung sebagai pengikat, dinotasikan C (C = Clay), ○ Berbutir kasar dan mengandung tanah berbutir halus, dinotasikan M (M = Silt). 10

Tanah Berbutir Kasar (USCS) Penamaan golongan-golongan tanah berbutir kasar Huruf Pertama Huruf Kedua G

Tanah Berbutir Kasar (USCS) Penamaan golongan-golongan tanah berbutir kasar Huruf Pertama Huruf Kedua G – Kerikil W – bergradasi baik (dari lengkung gradasi) S - Pasir P – bergradasi tidak baik (dari lengkung gradasi) M – kelanauan (dari grafik plastisitas) C – kelempungan (dari grafik plastisitas) 11

Tanah Berbutir Halus (USCS) 1. Tanah-tanah berbutir halus : kurang dari 50% tertahan pada

Tanah Berbutir Halus (USCS) 1. Tanah-tanah berbutir halus : kurang dari 50% tertahan pada saringan No. 200. 2. Terbagi dalam kelompok berikut : ○ Tanah lanau anorganik (tidak mengandung material organik) dan tanah yang mengandung pasir yang berbutir sangat halus, dinotasikan M (M = Silt), ○ Tanah lempung anorganik, dinotasikan C (C = Clay), ○ Tanah lanau dan lempung organik, dinotasikan O (O = Organic), ○ Tanah dengan kadar organik sangat tinggi, dinotasikan Pt (Pt= Peat), 12

Tanah Berbutir Halus (USCS) 3. Golongan M, C dan O, dibagi lagi berdasarkan Batas

Tanah Berbutir Halus (USCS) 3. Golongan M, C dan O, dibagi lagi berdasarkan Batas Cair : ○ Batas cair < 50% tanah berbutir halus dengan komprsibilitas rendah hingga sedang, L (L= Low plasticity) ○ Batas cair > 50% tanah berbutir halus dengan komprsibilitas tinggi, H (H= High plasticity) – Penamaan golongan-golongan tanah berbutir Huruf Pertama Huruf Kedua O – Organik H – plasitisitas tinggi C - Lempung L – plastisitas rendah M - Lanau 13

Tanah Berbutir Halus (USCS) – Klasifikasi kedalam golongan lanau atau lempung dilakukan dengan mempergunakan

Tanah Berbutir Halus (USCS) – Klasifikasi kedalam golongan lanau atau lempung dilakukan dengan mempergunakan grafik plastisitas (plasticity chart) 14

15

15

Bagan Alir Klasifikasi Tanah Lempung dan Lanau Inorganik

Bagan Alir Klasifikasi Tanah Lempung dan Lanau Inorganik

Sistem AASHTO (SNI 03 -6797 -2002 : Tata Cara Klasifikasi Tanah dan Campuran Tanah

Sistem AASHTO (SNI 03 -6797 -2002 : Tata Cara Klasifikasi Tanah dan Campuran Tanah Agregat untuk Konstruksi Jalan ) Dikembangkan oleh Hogentogler dan Terzaghi tahun 1929 1. Pembagian tanah 8 Golongan Utama : A-1 s/d A-8 ○ A-1, A-2, A-3 lolos saringan No. 200 < 35% ○ A-4, A-5, A-6, A-7 lolos saringan No. 200 > 35% ○ A-8 Tanah organik ○ Klasifikasi AASHTO tidak memasukan material > 75 mm, tapi persentasenya tetap dicatat. 19

Sistem AASHT 1. Berdasarkan ukuran butir lolos saringan 75 mm, tertahan No. 10 O

Sistem AASHT 1. Berdasarkan ukuran butir lolos saringan 75 mm, tertahan No. 10 O ○ Koral (2 mm) ○ Pasir lolos No. 10 (2 mm), tertahan No. 200 ○ Lanau dan lempung lolos No. 200 2. Berdasarkan nilai plastisitas ○ Kelanauan PI < 10 ○ Kelempungan PI ≥ 11 20

Pemeriksaan untuk menentukan apakah tanah adalah berbutir kasar atau lanau-lempung material dengan batasan lolos

Pemeriksaan untuk menentukan apakah tanah adalah berbutir kasar atau lanau-lempung material dengan batasan lolos saringan No. 200 Sistem Klasifikasi AASHTO (1) Material Berbutir Kasar 35% atau kurang lolos No. 200 Lanau - Lempung Material 36% atau lebih lolos No. 200 Halaman Berikutnya A -2 < 25% lolos No. 200 < 35% lolos No. 200 Lakukan pengujian analisa saringan dan batas-batas atterberg untuk material tertahan No. 40 A -1 Lakukan pengujian batas atterberg untuk material tertahan No. 40 Kelanauan PI < 10 > 51% lolos No. 40 < 50% lolos No. 40 < 15% lolos No. 200 < 30% lolos No. 40 < 50% lolos No. 10 PI < 6 < 25% lolos No. 200 < 50% lolos No. 40 < 10% lolos No. 200 PI < 6 N. P (Non Plastis) A - 1 -a A - 1 -b A -3 Kelempungan PI > 11 Batas cair (LL) < 40 Batas cair (LL) > 41 A - 2 -4 A - 2 -5 A - 2 -6 A - 2 -7 TINGKATAN TANAH DASAR : SANGAT BAIK SAMPAI BAIK 21

Pemeriksaan untuk menentukan apakah tanah adalah berbutir kasar atau lanau-lempung material dengan batasan lolos

Pemeriksaan untuk menentukan apakah tanah adalah berbutir kasar atau lanau-lempung material dengan batasan lolos saringan No. 200 Material Berbutir Kasar 35% atau kurang lolos saringan No. 200 Sistem Klasifikasi AASHTO (2) Lanau - Lempung Material 36% atau lebih lolos No. 200 Halaman Sebelumnya Lanau PI < 10 Batas cair (LL) < 40 A -4 Lempung PI > 11 Batas cair (LL) > 41 A -5 Batas cair (LL) < 40 A -6 A -7 Batas cair (LL) > 41 PI =< LL - 30 atau PL => 30 PI > LL - 30 atau PL < 30 A - 7 -5 A - 7 -6 TINGKATAN TANAH DASAR : SEDANG SAMPAI JELEK 22

Batasan Harga PI dan LL Golongan Tanah A-2, A-4, untu A-5, Ak 6, A-7

Batasan Harga PI dan LL Golongan Tanah A-2, A-4, untu A-5, Ak 6, A-7 70 Indeks Plastisitas, IP (%) 60 U' ' ris a G 50 = PI LL 0 -3 'A' s ri Ga 40 A-7 -6 30 A-2 -6 A-6 20 10 A-2 -7 A-7 -5 A-2 -5 A-2 -4 A-4 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Batas Cair, LL (%) 23

Sistem AASHT O

Sistem AASHT O

Sifat Tanah Lunak Kekuatan geser rendah. Daya mampat (potensi penurunan) besar bila terjadi peningkatan

Sifat Tanah Lunak Kekuatan geser rendah. Daya mampat (potensi penurunan) besar bila terjadi peningkatan tegangan efektif. 5/4/2016 25

KLASIFIKASI TANAH LUNAK 1. 2. 3. 5/4/2016 TANAH LUNAK NON ORGANIK TANAH LUNAK ORGANIK

KLASIFIKASI TANAH LUNAK 1. 2. 3. 5/4/2016 TANAH LUNAK NON ORGANIK TANAH LUNAK ORGANIK GAMBUT TANAH LUNAK MENURUT KLASIFIKASI SISTEM UNIFIED (USCS) Tanah berbutir kasar Tanah berbutir halus Tanah dgn kadar organik tinggi 26

Tanah Lembek (Lunak) 5/4/2016 Lempung ( ‘clay’ ) atau lanau ( ‘silt ) yang

Tanah Lembek (Lunak) 5/4/2016 Lempung ( ‘clay’ ) atau lanau ( ‘silt ) yang CBRnya < 4 % Tanah berpasir yang dalam keadaan lepas mempunyai CBRnya < 10% Secara umum terdapat diseluruh Indonesia Khususnya di daerah yang terpengaruh aliran sungai-sungai besar 27

Tanah dgn kadar organik tinggi Gambut Tanah Organik Gambut : 1. 2. 5/4/2016 Bila

Tanah dgn kadar organik tinggi Gambut Tanah Organik Gambut : 1. 2. 5/4/2016 Bila kadar serat > 20%, Gambut berserat Bila kadar serat < 20%, Gambut Amorf 28

 Jenis Tanah Inorganis 5/4/2016 Tanah inorganis (inorganic soils); semua jenis tanah yang terbentuk

Jenis Tanah Inorganis 5/4/2016 Tanah inorganis (inorganic soils); semua jenis tanah yang terbentuk melalui proses pelapukan, erosi, dan sedimentasi 29

Jenis Tanah Gambut (peat); semua jenis tanah yang terbentuk melalui proses pelapukan, erosi, dan

Jenis Tanah Gambut (peat); semua jenis tanah yang terbentuk melalui proses pelapukan, erosi, dan sedimentasi material organis (tumbuhan); Gambut bersifat ’fibrous’; yaitu gambut berumur muda, butiran-butirannya berbentuk serat-serat. Gambut bersifat ’amorphous’, yaitu gambut berumur tua, butiran-butirannya berbentuk kristal. 5/4/2016 30

Jenis Tanah Organis Tanah organis (organic soils); semua jenis tanah yang terbentuk melalui proses

Jenis Tanah Organis Tanah organis (organic soils); semua jenis tanah yang terbentuk melalui proses pelapukan, erosi, sedimentasi batuan dasar dan material organis; termasuk dalam jenis ini adalah; Lanau organis. Lempung organis. 5/4/2016 31

5/4/2016 32

5/4/2016 32

Tanah Expansif Tanah yg mempunyai sifat kembangsusut yg tinggi, bila hujan (kadar air tinggi),

Tanah Expansif Tanah yg mempunyai sifat kembangsusut yg tinggi, bila hujan (kadar air tinggi), tanah akan menjadi lunak sekali (lumpur), Musim kemarau (kadar air rendah atau kering), tanah akan retak-retak atau terbelah-belah sampai kedalaman ± 1 m atau > 1 m 5/4/2016 33

Tanah Expansif Ciri-ciri jalan di tanah ekspansif (Retak) 5/4/2016 34

Tanah Expansif Ciri-ciri jalan di tanah ekspansif (Retak) 5/4/2016 34

Tanah Expansif Ciri-ciri jalan di tanah ekspansif (Penurunan) 5/4/2016 35

Tanah Expansif Ciri-ciri jalan di tanah ekspansif (Penurunan) 5/4/2016 35

Tanah Expansif Ciri-ciri jalan di tanah ekspansif (longsor) 5/4/2016 36

Tanah Expansif Ciri-ciri jalan di tanah ekspansif (longsor) 5/4/2016 36

Tanah Expansif Karakteristik Tanah Expansif Tanah ekspansif memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis tanah

Tanah Expansif Karakteristik Tanah Expansif Tanah ekspansif memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis tanah pada umumnya, yaitu sebagai berikut: Mineral lempung yang menyebabkan perubahan volume umumnya mengandung montmorillonite atau vermiculite, sedangkan illite dan kaolinite dapat bersifat ekspansif bila ukuran partikelnya sangat halus. Kimia tanah Meningkatnya konsentrasi kation dan bertambahnya tinggi valensi kation dapat menghambat pengembangan tanah. Sebagai contoh, kation Mg++ akan memberikan pengembangan yang lebih kecil dibandingkan dengan Na+. 5/4/2016 37

Tanah Expansif Plastisitas Tanah dengan indeks plastisitas dan batas cair yang tinggi mempunyai potensi

Tanah Expansif Plastisitas Tanah dengan indeks plastisitas dan batas cair yang tinggi mempunyai potensi untuk mengembang yang lebih besar. Struktur tanah Tanah lempung yang berflokulasi cenderung bersifat lebih ekspansif dibandingkan dengan yang terdispersi. Berat isi kering Tanah yang mempunyai berat isi kering yang tinggi menunjukkan jarak antar partikel yang kecil, hal ini berarti gaya tolak yang besar dan potensi pengembangan yang tinggi. 5/4/2016 38

Identifikasi Tanah Ekspansif PI (%) SI (%) Tingkat Pengembangan < 12 12 – 23

Identifikasi Tanah Ekspansif PI (%) SI (%) Tingkat Pengembangan < 12 12 – 23 23 – 32 > 32 < 15 13 – 50 30 – 40 > 40 Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Tabel Korelasi indeks plastisitas, indeks susut dengan tingkat pengembangan 5/4/2016 39

Batas-batas atterberg SL PI = LL-PL SI = LL - SL

Batas-batas atterberg SL PI = LL-PL SI = LL - SL

Tanah Expansif Tingkat keaktifan (activity) Batas Atterberg dan fraksi lempung dapat dikombinasikan menjadi satu

Tanah Expansif Tingkat keaktifan (activity) Batas Atterberg dan fraksi lempung dapat dikombinasikan menjadi satu parameter yang dinamakan tingkat keaktifan (activity). Pada umumnya, tanah dengan indeks plastisitas (PI) kurang dari 15% tidak akan memperlihatkan perilaku pengembangan. Untuk tanah dengan PI lebih besar dari 15%, kadar lempung dan batas Atterbergnya harus diuji. Persamaan berikut untuk menentukan tingkat keaktifan suatu tanah: Ac = 5/4/2016 PI CF 22

Tanah Expansif dengan pengertian: Ac adalah tingkat keaktifan (tanpa satuan) PI adalah indeks plastisitas

Tanah Expansif dengan pengertian: Ac adalah tingkat keaktifan (tanpa satuan) PI adalah indeks plastisitas (%) CFadalah persentase fraksi lempung (%) Jika dikorelasikan dengan potensi pengembangan, maka tanah lempung dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan tingkat keaktifannya, seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut: 5/4/2016 42

Tanah Expansif Tingkat keaktifan < 0, 75 – 1, 25 > 1, 25 5/4/2016

Tanah Expansif Tingkat keaktifan < 0, 75 – 1, 25 > 1, 25 5/4/2016 Potensi Pengembangan Tidak Aktif Normal Aktif Tabel Korelasi tingkat keaktifan dengan potensi pengembangan 43

Tanah Expansif Mineral lempung merupakan faktor utama yang mengontrol perilaku tanah ekspansif. Tabel di

Tanah Expansif Mineral lempung merupakan faktor utama yang mengontrol perilaku tanah ekspansif. Tabel di bawah ini memperlihatkan hubungan antara jenis mineral dengan tingkat keaktifan. Dari tabel tersebut terlihat bahwa apabila suatu lempung memiliki kandungan mineral monmorilonite maka tanah tersebut merupakan tanah ekspansif. Metode X-ray diffraction merupakan metode yang direkomendasikan untuk dipakai di antara metode-metode lainnya karena relatif murah dan cepat. Mineral Kaolinite Illite Montmorilonite (Ca) Montmorilonite (Na) 5/4/2016 Keaktifan 0, 33 – 0, 46 0, 90 1, 5 7, 2 Tabel Hubungan antara jenis mineral dengan tingkat keaktifan (Skempton, 1953) 44

Tanah Expansif Untuk tanah yang dipadatkan dengan pemadatan standar pada kadar air optimum, tingkat

Tanah Expansif Untuk tanah yang dipadatkan dengan pemadatan standar pada kadar air optimum, tingkat keaktifannya ditentukan berdasarkan persamaan berikut: Ac = 5/4/2016 PI CF - 10 45

Tanah Expansif Ac adalah tingkat keaktifan (tanpa satuan) PI adalah indeks plastisitas (%) CF

Tanah Expansif Ac adalah tingkat keaktifan (tanpa satuan) PI adalah indeks plastisitas (%) CF adalah persentase fraksi lempung berdiameter kurang dari 0, 002 mm (%) 10 adalah konstanta Hasil perhitungan tingkat keaktifan dengan persamaan di atas dikaitkan dengan persentase fraksi lempungnya, kemudian diplot ke dalam grafik pada Gambar dibawah ini untuk memperoleh besarnya tingkat potensi mengembang tanah yang dipadatkan. 5/4/2016 46

Gambar Klasifikasi potensi kembang (Seed, 1962) 47

Gambar Klasifikasi potensi kembang (Seed, 1962) 47

KONSTRUKSI BADAN JALAN DIATAS TANAH LUNAK 5/4/2016 48

KONSTRUKSI BADAN JALAN DIATAS TANAH LUNAK 5/4/2016 48

KONSTRUKSI BADAN JALAN DIATAS TANAH LUNAK Tanah lunak tidak dapat langsung dipakai sebagai subgrade,

KONSTRUKSI BADAN JALAN DIATAS TANAH LUNAK Tanah lunak tidak dapat langsung dipakai sebagai subgrade, penanggulangannya dgn: Pekerjaan tanah Perbaikan tanah Stabilisasi tanah Pemadatan 5/4/2016 49

Model Permasalahan 5/4/2016 50

Model Permasalahan 5/4/2016 50

Model Permasalahan 5/4/2016 51

Model Permasalahan 5/4/2016 51

Model Permasalahan 5/4/2016 52

Model Permasalahan 5/4/2016 52

Mode l kasus yang serin g terjadi 5/4/2016 53

Mode l kasus yang serin g terjadi 5/4/2016 53

Model Permasalahan 5/4/2016 54

Model Permasalahan 5/4/2016 54

Timbunan oprit jembatan dimana Abutment terdorong ke depan, kearah sungai

Timbunan oprit jembatan dimana Abutment terdorong ke depan, kearah sungai

Model kasus yang sering terjadi 5/4/2016 59

Model kasus yang sering terjadi 5/4/2016 59

Model kasus yang sering terjadi 5/4/2016 60

Model kasus yang sering terjadi 5/4/2016 60

Solusi dengan Pekerjaan Tanah Lima metode yang telah diterima & diterapkan di Indonesia :

Solusi dengan Pekerjaan Tanah Lima metode yang telah diterima & diterapkan di Indonesia : 1. 2. 3. 4. 5. 5/4/2016 Penggantian & Pendesakan material (Replacement & Displacement) Beban Kontra (Counterweight Berms) Penambahan Beban (Surcharging) Konstruksi Bertahap (Staged Constrution) Penggantian Material Ringan (Use of Light Material) 61

Keunggulan masing metode Meningkatkan stabilitas Mengurangi penurunan pasca konstruksi Penggantian material V V Bahu

Keunggulan masing metode Meningkatkan stabilitas Mengurangi penurunan pasca konstruksi Penggantian material V V Bahu beban kontra V Metode solusi Pembebanan V Konstruksi bertahap V Penggunaan Material Ringan V 5/4/2016 V 62

1. Penggantian & Pendesakan Material 5/4/2016 63

1. Penggantian & Pendesakan Material 5/4/2016 63

1. Pendesakan (Displacement) 5/4/2016 64

1. Pendesakan (Displacement) 5/4/2016 64

1. Pendesakan (Displacement) 5/4/2016 65

1. Pendesakan (Displacement) 5/4/2016 65

2. Beban Kontra (Counterwight Berms) 5/4/2016 66

2. Beban Kontra (Counterwight Berms) 5/4/2016 66

3. Penambahan beban (Surcharge) Metode ini efektif, bergantung pada : 5/4/2016 Ketebalan tanah lunak

3. Penambahan beban (Surcharge) Metode ini efektif, bergantung pada : 5/4/2016 Ketebalan tanah lunak Permeabilitas tanah lunak Adanya lapisan permeabel (drainage layers) Waktu pelaksanaan yang tersedia Kuat geser tanah lunak. 67

Kombinasi pelaksanaan 1. Bila hanya sistem Penambahan beban, perlu waktu lama, 2. Waktu pemadatan

Kombinasi pelaksanaan 1. Bila hanya sistem Penambahan beban, perlu waktu lama, 2. Waktu pemadatan dipercepat dgn ditambah Sistem Penyalir tegak (Vertical drain), 3. Bila takut runtuh, ditambah Beban kontra. 5/4/2016 68

Beban tambahan saja 5/4/2016 69

Beban tambahan saja 5/4/2016 69

Kombinasi Beban tambahan dgn Beban kontra 5/4/2016 70

Kombinasi Beban tambahan dgn Beban kontra 5/4/2016 70

Kombinasi Beban tambahan dgn Penyalir tegak 5/4/2016 71

Kombinasi Beban tambahan dgn Penyalir tegak 5/4/2016 71

Kolom Pasir Vertikal (Vertical Sand Drain) n Kolom vertikal berisi pasir, diameter 30 –

Kolom Pasir Vertikal (Vertical Sand Drain) n Kolom vertikal berisi pasir, diameter 30 – 45 cm 10/11/2020 72

4. Beban bertahap 1. Bila tanah lunak dibebani, rongga (angka pori) tanah bawah akan

4. Beban bertahap 1. Bila tanah lunak dibebani, rongga (angka pori) tanah bawah akan mengecil, kepadatan tanah akan naik, kuat geser tak terdrainase (undrained) juga naik, 2. Peningkatan kuat geser pada tanah bawah permukaan merupakan fungsi dari Derajat konsolidasi, 3. Karena itu kecepatan penimbunan harus dikontrol supaya terjadi konsolidasi yang cukup, sehingga kuat geser ygdiinginkan tercapai. 5/4/2016 73

Kenaikan Kuat geser akibat konsolidasi 5/4/2016 74

Kenaikan Kuat geser akibat konsolidasi 5/4/2016 74

5. Penggunaan Material ringan 5/4/2016 75

5. Penggunaan Material ringan 5/4/2016 75

Solusi dengan perbaikan tanah 1. Ada 3 pendekatan dasar dalam penggunaan tiang, memikul keseluruhan,

Solusi dengan perbaikan tanah 1. Ada 3 pendekatan dasar dalam penggunaan tiang, memikul keseluruhan, memikul sebagian, memikul setempat. 2. Panjang kayu 4 – 6 meter 3. Diameter kayu 10 – 15 cm. 5/4/2016 76

Solusi dengan perbaikan tanah b) Memikul sebagian 5/4/2016 77

Solusi dengan perbaikan tanah b) Memikul sebagian 5/4/2016 77

Solusi dengan perbaikan tanah 5/4/2016 78

Solusi dengan perbaikan tanah 5/4/2016 78

Pengikat kepala tiang 1. Bila tiang tidak diberi ikatan, seperti sapu lidi yang tidak

Pengikat kepala tiang 1. Bila tiang tidak diberi ikatan, seperti sapu lidi yang tidak diikat, 2. Pengikat cerucuk kayu : galar, geotextil & geogrid, jaring kawat. 3. Matras dari stabilisasi tanah, 4. Pelat beton sbg matras cerucuk beton 5/4/2016 79

Pengikat kepala tiang 5/4/2016 80

Pengikat kepala tiang 5/4/2016 80

Pengikat kepala tiang 5/4/2016 81

Pengikat kepala tiang 5/4/2016 81

Lantai bertiang (Piled Embankment) 1. Tiang berlantaikan beton yg dapat memikul beban timbunan, 2.

Lantai bertiang (Piled Embankment) 1. Tiang berlantaikan beton yg dapat memikul beban timbunan, 2. Ukuran tiang 25 x 25 cm persegi, atau pipa beton diameter 30 cm, 3. Tiang yg cukup banyak utk perpanjangan oprit jembatan. 5/4/2016 82

Lantai bertiang 5/4/2016 83

Lantai bertiang 5/4/2016 83

Lantai bertiang 5/4/2016 84

Lantai bertiang 5/4/2016 84

KONSTRUKSI JALAN DIATAS TANAH GAMBUT MEMAKAI GALAR KONSTRUKSI INI DIBANGUN DIATAS TANAH GAMBUT DIDAERAH

KONSTRUKSI JALAN DIATAS TANAH GAMBUT MEMAKAI GALAR KONSTRUKSI INI DIBANGUN DIATAS TANAH GAMBUT DIDAERAH RAWA DENGAN MUKA AIR CUKUP TINGGI YANG DIPENGARUHI PASANG SURUT, DAN DIMANA PADA PERMUKAAN LAHANNYA SERING DIJUMPAI TUNGGUL KAYU 5/4/2016 85

KONSTRUKSI JALANDIATAS TANAH GAMBUT MEMAKAI 5. 1. BAHAN DAN PERSYARATAN GALAR a). UNTUK PERATAAN

KONSTRUKSI JALANDIATAS TANAH GAMBUT MEMAKAI 5. 1. BAHAN DAN PERSYARATAN GALAR a). UNTUK PERATAAN DIGUNAKAN BAHAN SETEMPAT SEPERTI, TANAH LEMPUNG, PASIR KUARSA, DAN BAHAN PLTB (PENYIAPAN LAHAN TANPA BAKAR) b). TANAH TIMBUNAN SEBAIKNYA DIGUNAKAN URUGAN PILIHAN YAITU YANG TERDIRI DARI TANAH, PASIR DAN KERIKIL. TANAH YANG MUDAH MENGEMBANG APABILA KENA AIR, TIDAK BOLEH DIGUNAKAN, 5/4/2016 86

KONSTRUKSI JALANDIATAS TANAH GAMBUT MEMAKAI c). BAHAN LAPIS PEMISAH GALAR YAITU PLASTIK TERPAL ATAU

KONSTRUKSI JALANDIATAS TANAH GAMBUT MEMAKAI c). BAHAN LAPIS PEMISAH GALAR YAITU PLASTIK TERPAL ATAU ANYAMAN BAMBU (BILIK/GEDEK), DAN PAKU PANJANGNYA SAMA DENGAN 1, 5 (SATU SETENGAH) KALI DIAMETER KAYU YANG AKAN DIPAKU d). GALAR KAYU BATANG KAYU BOLEH DARI KAYU HASIL OLAHAN YANG BERDIAMETER LEBIH BESAR DARI 8 (DELAPAN) CM PANJANG MINIMUM 4 (EMPAT) METER, MEMPUNYAI KELURUSAN YANG CUKUP LURUS, DAN BERUMUR CUKUP TUA 5/4/2016 87

KONSTRUKSI JALAN MEMAKAI GALAR KAYU 5/4/2016 DIATASTANAH GAMBUT PENGAPIT SALURAN AIR 88

KONSTRUKSI JALAN MEMAKAI GALAR KAYU 5/4/2016 DIATASTANAH GAMBUT PENGAPIT SALURAN AIR 88

TAHAPAN PEMBANGUNAN JALAN DIATAS TANAH GAMBUT MEMAKAI GALAR 1. PENENTUAN LOKASI DAN PENYIAPAN TANAH

TAHAPAN PEMBANGUNAN JALAN DIATAS TANAH GAMBUT MEMAKAI GALAR 1. PENENTUAN LOKASI DAN PENYIAPAN TANAH DASAR a). LAKUKAN PENENTUAN LOKASI, YAITU PASANG PATOK-PATOK UKUR UNTUK MENENTUKAN LEBAR JALAN (Bb) DAN JARAK DARI TEPI KAKI TIMBUNAN KE TEPI SALURAN 5/4/2016 89

TAHAPAN PEMBANGUNAN JALAN DIATAS TANAHGAMBUT MEMAKAI GALAR b). LAKUKAN PENYIAPAN TANAH DASAR DENGAN CARA

TAHAPAN PEMBANGUNAN JALAN DIATAS TANAHGAMBUT MEMAKAI GALAR b). LAKUKAN PENYIAPAN TANAH DASAR DENGAN CARA SEBAGAI BERIKUT: TEBAS TUMBUHAN YANG ADA DI LOKASI, SAMPAI TINGGAL TUNGGULNYA SAJA RATAKAN LAHAN DENGAN SISTEM PENYIAPAN LAHAN TANPA BAKAR (PLTB). BILA MUKA AIR TINGGI MAKA TANAH DASAR HARUS DITINGGIKAN SAMPAI DIATAS MUKA AIR BUAT SALURAN DI KIRI DAN KANAN TANAH DASAR BADAN JALAN UNTUK PENGATURAN MUKA AIR (Gambar 4 -17) TUMPUKKAN BAHAN GALIAN SALURAN DI DAERAH “L” 5/4/2016 90

CONTOH GALAR 1 (SATU) LAPIS PENGAPIT R (JARI-JARI TIKUNGAN) 5/4/2016 91

CONTOH GALAR 1 (SATU) LAPIS PENGAPIT R (JARI-JARI TIKUNGAN) 5/4/2016 91

GALAR ATAS/LAPIS 2 DAERAH PINGGIR DIPAKU SEMUA 5/4/2016 92

GALAR ATAS/LAPIS 2 DAERAH PINGGIR DIPAKU SEMUA 5/4/2016 92

TAHAPAN PEMBANGUNAN JALAN DIATAS TANAHGAMBUT MEMAKAI GALAR PEMASANGAN SEPARATOR ) BAHAN LAPIS PEMISAH TAMBAHAN

TAHAPAN PEMBANGUNAN JALAN DIATAS TANAHGAMBUT MEMAKAI GALAR PEMASANGAN SEPARATOR ) BAHAN LAPIS PEMISAH TAMBAHAN MINIMUM ( 1 M) 5/4/2016 BAHAN LAPIS PEMISAH (SEPARATOR) GALAR KAYU TIMBUNAN 93

Matras dengan/tanpa tiang 5/4/2016 94

Matras dengan/tanpa tiang 5/4/2016 94

Matras dengan/tanpa tiang 5/4/2016 95

Matras dengan/tanpa tiang 5/4/2016 95

TEKNOLOGI GEOSINTETIK Produk teknologi canggih dan unik terbuat dari bahan baku polymer/sintetis, yg dibuat

TEKNOLOGI GEOSINTETIK Produk teknologi canggih dan unik terbuat dari bahan baku polymer/sintetis, yg dibuat secara dirajut, ditenun mempunyai karakteristik secara umum : fisis, mekanis, hidrolis, tahan terhadap efek kimia dari tanah, Bersifat : flexible dan semi elastis, mempunyai kuat tarik ulur spesifik tertentu, rentan terhadap sinar ultraviolet diaplikasikan untuk pekerjaan teknik sipil/geoteknik yg berhubungan dg tanah. 5/4/2016 96

TEKNOLOGI GEOSINTETIK Berdasarkan bentuk dikelompokkan menjadi : Geogrid Geotextile Geomembrane Geocomposite Geolinear dll 5/4/2016

TEKNOLOGI GEOSINTETIK Berdasarkan bentuk dikelompokkan menjadi : Geogrid Geotextile Geomembrane Geocomposite Geolinear dll 5/4/2016 97

TEKNOLOGI GEOSINTETIK Fungsi : Sebagai lapisan pemisah (separator) Sebagai lapisan penyaring (filtration) Sebagai lapisan

TEKNOLOGI GEOSINTETIK Fungsi : Sebagai lapisan pemisah (separator) Sebagai lapisan penyaring (filtration) Sebagai lapisan kedap air (impermeable) Sebagai lapisan drainase (drainage) Sebagai lapisan perkuatan tanah (reinforcement) Sebagai pelindung terhadap erosi 5/4/2016 98

TEKNOLOGI GEOSINTETIK Jenis Geotextile : Geotextile yg ditenun (woven) Geotextile yg tidak ditenun (nonwoven)

TEKNOLOGI GEOSINTETIK Jenis Geotextile : Geotextile yg ditenun (woven) Geotextile yg tidak ditenun (nonwoven) Geotextile rajutan Getextile jahitan 5/4/2016 99

Woven geotextile Separator, protection, reinforcement Pavement Stabilization • • 5/4/2016 Paved & Unpaved Road

Woven geotextile Separator, protection, reinforcement Pavement Stabilization • • 5/4/2016 Paved & Unpaved Road Construction Retaining Wall & Embankment Runway Slope Reinforcement Silt Fence Reclamation Marine Engineering Mechanically Stabilized Earth Wall Mechanic ally Stabilized Earth Wall 151

Non Woven Geotextile Separation, Drainage, Filtration, Protection Separation between soil layers Separation between soft

Non Woven Geotextile Separation, Drainage, Filtration, Protection Separation between soil layers Separation between soft ground and road base Prevent mixing soil and rock Vertical and Horizontal Drainage Filtration 5/4/2016 separator between rock and soil foundation separator in road construction over extremely soft soil 152

Geogride Slope to Soft Soil Foundation Reinforcement Uni-Axial Slope Reinforcement Walls/Abutments Reinforcement Embankment Landfill

Geogride Slope to Soft Soil Foundation Reinforcement Uni-Axial Slope Reinforcement Walls/Abutments Reinforcement Embankment Landfill Sub Base Stabilizatio n Bi-Axial Stabilization Soft Soil Foundation Reinforcement Road, Railways, Port, Airport Runways Temporary Road, Unpaved Area Mat Reinforcement 5/4/2016 Sub Base Reinforcement 153

Geomembran Impermeable - Impervious layer Landfill Foundation and Landfill Caps Hazardous Waste Containment Liquid

Geomembran Impermeable - Impervious layer Landfill Foundation and Landfill Caps Hazardous Waste Containment Liquid Waste Containment Aquaculture Ponds Canals Portable Water Containment Water Reservoirs Mining Tunnel Lining Storage Tanks 5/4/2016 Geomembrane Installation for Mud Pit Impermeable Layer in Landfill Area 154

Soil Erosion Control Slope Erosion Protection Riverbank and Landscape Waterways Protection Earth Stabilization on

Soil Erosion Control Slope Erosion Protection Riverbank and Landscape Waterways Protection Earth Stabilization on Geomembrane and Slippery Substrate Rain and Potable Water Reservoir Lined with Geomembrane Establishment of Vegetation on Eroded Slope 5/4/2016 dry application for slope protection in roadway wet application in river bank protection 155

Enviromesh Slope Erosion Protection Embankment Stabilizing Highways Landscape of Golf Courses Houses Development Beaches

Enviromesh Slope Erosion Protection Embankment Stabilizing Highways Landscape of Golf Courses Houses Development Beaches & Banks Sand Dunes Wall of Dams Restoration of mining and agricultural land Nature reserves and c 5/o 4/2 n 01 s 6 ervation land Enviromesh JM Enviromesh FM Enviromesh CM 156

I – Consol Very Soft Soil Improvemen t The improvement works for the reclaimed

I – Consol Very Soft Soil Improvemen t The improvement works for the reclaimed land The works for the residence and industrial area The road, railroad, airport construction site Harbor construction site Gas and crude petroleum storage building site 5/4/2016 Dike construction site VERTICAL DRAIN 157

Horizontal Drainage Problem solving The improvement works for the reclaimed land The works for

Horizontal Drainage Problem solving The improvement works for the reclaimed land The works for the residence and industrial area The road, railroad, airport construction site Harbor construction site Gas and crude petroleum storage building site Dike construction site 5/4/2016

Retaining Wall System Mechanically Stabilized. Earth Wall Bridge Abutment Steep Slope Channel Lining Gabion

Retaining Wall System Mechanically Stabilized. Earth Wall Bridge Abutment Steep Slope Channel Lining Gabion Wall in Widening of Highway River Banks Culvert Outlets 5/4/2016 segmental block Wrap Around Reinforced Geogrid Gabion Geogrid 159

Penyalir tegak 1. Bisa berupa bahan Pasir, diameter 20 -40 cm, jarak 1, 5

Penyalir tegak 1. Bisa berupa bahan Pasir, diameter 20 -40 cm, jarak 1, 5 – 3 meter, 2. Bisa dari Geosintetik, spt PVD (Perforated Vertical Drain), lebar 10 cm, tebal 0, 4 cm, 3. Bahan yg murah meriah : Jute Fibre Drain, dari bahan Goni, 4. Kedalaman penyalir tegak 24– 45 m 5/4/2016 109

Penyalir tegak Pengaliran air tanpa dan dengan penyalir tegak 5/4/2016 110

Penyalir tegak Pengaliran air tanpa dan dengan penyalir tegak 5/4/2016 110

Penyalir tegak Hubungan antara diameter pengaruh dengan jarak penyalir Berdasarkan pola pemasangan 5/4/2016 111

Penyalir tegak Hubungan antara diameter pengaruh dengan jarak penyalir Berdasarkan pola pemasangan 5/4/2016 111

Manfaat Vertical Drain (Penerapan Teknologi Konstruksi Bidang Drainase)

Manfaat Vertical Drain (Penerapan Teknologi Konstruksi Bidang Drainase)

Manfaat Vertical Drain 167

Manfaat Vertical Drain 167

Jenis Vertical Drain Sand drain Prefabricated drains

Jenis Vertical Drain Sand drain Prefabricated drains

SELAMAT BELAJAR DAN TERIMA KASIH 115

SELAMAT BELAJAR DAN TERIMA KASIH 115