DIKLAT PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN TINGKAT DASAR PERENCANAAN GEOMETRIK

  • Slides: 44
Download presentation
DIKLAT PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN TINGKAT DASAR PERENCANAAN GEOMETRIK PERSIMPANGAN SEBIDANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN

DIKLAT PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN TINGKAT DASAR PERENCANAAN GEOMETRIK PERSIMPANGAN SEBIDANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

DEFINISI dan FUNGSI PERSIMPANGAN • Persimpangan, adalah pertemuan atau pencabangan dua atau lebih ruas

DEFINISI dan FUNGSI PERSIMPANGAN • Persimpangan, adalah pertemuan atau pencabangan dua atau lebih ruas jalan yang bersilangan atau bergabung, bisa sebidang atau tidak sebidang. • Fasilitas untuk pergerakan lalu-lintas yang berbeda arah.

AGENDA PEMBELAJARAN 1. Kebijakan Perencanaan. 2. Ketentuan Umum Perencanaan. 3. Ketentuan Teknis Perencanaan. 1)

AGENDA PEMBELAJARAN 1. Kebijakan Perencanaan. 2. Ketentuan Umum Perencanaan. 3. Ketentuan Teknis Perencanaan. 1) Parameter Perencanaan. 2) Tipe dan Bentuk Persimpangan. 3) Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan. 4) Kebebasan Pandang. 5) Alinemen Vertika dan Horizontal. 6) Jarak Antara Persimpangan. 7) Elemen Geometrik Persimpangan. 4. Tipe dan Konfigurasi Persimpangan. 5. Prosedur Perencanaan.

Kebijakan Perencanaan KEBIJAKAN PERENCANAAN (NSPM) Peraturan Menteri dan Lembaga di bawahnya, umumnya mengeluarkan suatu

Kebijakan Perencanaan KEBIJAKAN PERENCANAAN (NSPM) Peraturan Menteri dan Lembaga di bawahnya, umumnya mengeluarkan suatu kebijakan yang sifatnya lebih teknis dan operasional. Contoh: Peraturan Menteri PU, No 19 tahun 2011, tentan Persyaratan Teknis jalan dan Kriteria Teknis Jalan. a) Persimpangan sebidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e, dapat merupakan pertemuan dua ruas jalan atau lebih dengan hirarki fungsi yang sama atau berbeda satu tingkat. b) Jarak antarpersimpangan sebidang dibatasi sebagai berikut: • pada jalan arteri primer sekurang-kurangnya 3 (tiga) kilometer; dan • pada jalan arteri sekunder sekurang-kurangnya 1 (satu) kilometer. c) Pembatasan jarak antar persimpangan pada jalan arteri primer hanya berlaku pada jalan baru. d) Untuk mempertahankan kecepatan operasional dan keseimbangan kapasitas pada ruas jalan dan persimpangan, baik pada persimpangan jalan arteri dengan jalan arteri maupun pada jalan arteri dengan jalan kolektor, jumlah lajur jalan pada pendekat persimpangan dapat ditambah dan persimpangan diatur dengan alat pengatur lalu lintas yang memadai.

Kebijakan Perencanaan KEBIJAKAN PERENCANAAN (NSPM) Peraturan Menteri dan Lembaga di bawahnya, umumnya mengeluarkan suatu

Kebijakan Perencanaan KEBIJAKAN PERENCANAAN (NSPM) Peraturan Menteri dan Lembaga di bawahnya, umumnya mengeluarkan suatu kebijakan yang sifatnya lebih teknis dan operasional. Contoh: Peraturan Menteri PU, No 19 tahun 2011, tentan Persyaratan Teknis jalan dan Kriteria Teknis Jalan. e) Lebar lajur pendekat persimpangan dapat diperkecil paling sedikit 2, 75 (dua koma tujuh lima) meter. f) Pengaturan lalu lintas dapat berupa pengaturan prioritas, atau pengaturan dengan bundaran, atau pengaturan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas. g) Fasilitas berputar balik harus dilengkapi dengan: • lajur perlambatan pada lajur pendekat masuk; • radius putar yang memadai untuk semua jenis kendaraan sesuai dengan kelas penggunaan jalan; dan • lajur percepatan untuk bergabung dengan jalur utama.

Ketentuan Umum Perencanaan KETENTUAN UMUM PERENCANAAN Prinsip Perencanaan 1. Persimpangan harus dirancang dan dioperasikan

Ketentuan Umum Perencanaan KETENTUAN UMUM PERENCANAAN Prinsip Perencanaan 1. Persimpangan harus dirancang dan dioperasikan dengan kesederhanaan dan keseragaman. 2. Rancangan teknis harus bisa menjaga kemampuan dan keterbatasan pengguna jalan, seperti; pengemudi, pejalan kaki dan kendaraan. Ini harus didasarkan pada pengetahuan tentang apa yang akan dilakukan pengguna jalan (memahami karakteristik pengguna jalan). 3. Meminimalkan jumlah titik konflik antara kendaraan dengan kendaraan maupun kendaraan dengan pejalan kaki. Hal ini, bisa dilakukan dengan cara: • Pemisahan ruang jalur dan/atau lajur untuk pengendalian dan membimbing lalu lintas, missal dengan dibuatkannya; separator, median, dan pulau-pulau jalan. • Menyediakan ruang tunggu bagi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan. • Pemisahan waktu pergerakan, dengan lampu isyarat lalu lintas (APILL) di ruang tunggu

Ketentuan Umum Perencanaan KETENTUAN UMUM PERENCANAAN Prinsip Perencanaan 4. Ketentuan umu lain dalam perencanaan

Ketentuan Umum Perencanaan KETENTUAN UMUM PERENCANAAN Prinsip Perencanaan 4. Ketentuan umu lain dalam perencanaan yang harus diperhatikan, adalah: • Tipe/bentuk pertemuan ruas jalan, bersudut diatas 700, tidak menjamin perubahan/penataan alinyemen kembali, karena bidang super elevasi dan pelebaran perkerasan dalam mengakomodasi manuver kendaraan besar akan memperrumit desain. • Mendorong pengemudi kendaraan untuk mengembangkan kecepatan kendaraannya lebih rendah saat di kaki/pendekat persimpangan. • Mendukung prioritas pergerakan lalu lintas lebih lancar dengan dukungan kapasitas dan tata letak perlengkapan jalan pada kaki persimpangan jalan utama (hirarki fungsi jalan lebih tinggi). • Mencegah pergerakan lalu lintas yang tidak diinginkan dengan mencegah pengendara mengambil jalur perjalanan yang tidak diinginkan, dan mendorong mereka untuk mengambil yang ditentukan.

Ketentuan Umum Perencanaan KETENTUAN UMUM PERENCANAAN Prinsip Perencanaan 4. Ketentuan umu lain dalam perencanaan

Ketentuan Umum Perencanaan KETENTUAN UMUM PERENCANAAN Prinsip Perencanaan 4. Ketentuan umu lain dalam perencanaan yang harus diperhatikan, adalah: • Memberikan penanda referensi/petunjuk untuk pengguna jalan dengan referensi yang tepat sesuai peruntukannya, yang umumnya dengan marka dan rambu. • Memberikan peringatan terlebih dahulu untuk perubahan karena ada sesuatu untuk dijalankan oleh pengemudi kendaraan, tidak boleh tiba dihadapkan dengan tidak terduga. Penanda petunjuk, larangan, dan pemberitahuan lebih awal, yang memperingatkan adanya persimpangan di depan. • Memenuhi jarak pandang dan kebebasan samping bagi pengemudi kendaraan. • Kapasitas dan radius belok di persimpangan memenuhi kebutuhan kendaraan rencana.

Ketentuan Teknis Perencanaan 1. PARAMETER PERENCANAAN Topografi : Golongan medan; Datar, Bukit, Pegunungan Golongan

Ketentuan Teknis Perencanaan 1. PARAMETER PERENCANAAN Topografi : Golongan medan; Datar, Bukit, Pegunungan Golongan Medan Lereng Melintang Datar (D) < 10% Bukit (B) 10% - 25% Gunung (G) > 25%

Ketentuan Teknis Perencanaan 2. PARAMETER PERENCANAAN Kecepatan Rencana : Kecepatan rencana, akan mengikat semua

Ketentuan Teknis Perencanaan 2. PARAMETER PERENCANAAN Kecepatan Rencana : Kecepatan rencana, akan mengikat semua elemen geometric jalan.

Ketentuan Teknis Perencanaan 3. PARAMETER PERENCANAAN Kendaraan Rencana : Lebar lajur dan Radius Putar.

Ketentuan Teknis Perencanaan 3. PARAMETER PERENCANAAN Kendaraan Rencana : Lebar lajur dan Radius Putar.

Tipe dan Bentuk Persimpangan TIPE PERSIMPANGAN • Pertemuan tiga kaki persimpangan/ruas jalan tidak saling

Tipe dan Bentuk Persimpangan TIPE PERSIMPANGAN • Pertemuan tiga kaki persimpangan/ruas jalan tidak saling tegak lurus, disebut tipe persimpangan Y. • Pertemuan tiga kaki persimpangan/ruas jalan saling tegak lurus, disebut tipe persimpangan T. • Pertemuan empat kaki persimpangan/ruas jalan saling tegak lurus, disebut tipe persimpangan X. • Pertemuan kaki persimpangan/ruas jalan lebihn empat, disebut persimpangan lima, persimpangan enam dan seterusnya atau disebut dengan persimpangan berkaki banyak.

Tipe dan Bentuk Persimpangan BENTUK PERSIMPANGAN • Persimpangan prioritas (tidak bersinyal). • Bundaran. •

Tipe dan Bentuk Persimpangan BENTUK PERSIMPANGAN • Persimpangan prioritas (tidak bersinyal). • Bundaran. • Persimpangan yang dikendalikan oleh isyarat lampu lalu lintas (APILL). • Persimpangan tidak sebidang atau persimpangan susun.

Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Adalah : 1. Karakteristik lalu lintas; 2. Volume lalu lintas;

Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Adalah : 1. Karakteristik lalu lintas; 2. Volume lalu lintas; 3. Kecepatan kendaraan; 4. Kendaraan rencana; 5. Topografi dan lingkungan; 6. Ekonomi; dan; 7. Faktor manusia

Faktor Yang Mempengaruhi 1) Karakteristik. Lalu Lintas / Kendaraan Perencanaan Terkait : • Jari-jari

Faktor Yang Mempengaruhi 1) Karakteristik. Lalu Lintas / Kendaraan Perencanaan Terkait : • Jari-jari belokan. • Lebar dan jumlah lajur. • Lajur tunggu untuk belok. • Lajur percepatan, perlambatan dan taper. • Area lintasan kendaraan membelok (Turning Path). • Jarak dan kebebasan pandang. • Kelandaian persimpangan.

 2) Volume Lalu Lintas Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : • Jumlah dan

2) Volume Lalu Lintas Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : • Jumlah dan lebar lajur. • Lajur tambahan. • Jenis pengendalian lalu lintas.

 3) Kecepatan Rencana Kendaraan Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : 1. Semua elemen

3) Kecepatan Rencana Kendaraan Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : 1. Semua elemen geometrik jalan; • Jari jari tikungan, • Super elevasi, • Alinemen vertical dan horizontal, • Kelandaian, • Lainnya. 2. Jarak pandang.

 4) Kendaraan Rencana Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : 1. Lebar kendaraan, berpengaruh

4) Kendaraan Rencana Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : 1. Lebar kendaraan, berpengaruh terhadap: • penentuan lebar dan jumlah lajur, • penentuan lebar bahu jalan 2. Panjang kendaraan berpengaruh terhadap: • Penentuan alinyemen horizontal (tikungan) • Penentuan jarak pandangan • Lebar median dimana kendaraan diperkenankan untuk membelok (Uturn). 3. Tinggi kendaraan, berpengaruh terhadap: • clearance / ruang bebas : 4, 5 m dari permukaan perkerasan • bawah jembatan.

 4) Kendaraan Rencana Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan 4. Area lintasan (Turning Path).

4) Kendaraan Rencana Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan 4. Area lintasan (Turning Path).

 4) Kendaraan Rencana Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan 5. Berat kendaraan, berpengaruh terhadap: •

4) Kendaraan Rencana Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan 5. Berat kendaraan, berpengaruh terhadap: • • Alinyemen vertical / kelandaian, Input bagi perencanaan jembatan, Struktur / tebal perkerasan, Kerusakan yang timbul pada perkerasan.

 5) Topografi dan Lingkungan Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : • Pemilihan trase

5) Topografi dan Lingkungan Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : • Pemilihan trase jalan, menyangkut daerah yang akan dilalui. • Tikungan; menyangkut jari-jari lengkung. • Kelandaian; akan menentukan kecepatan kendaraan yang bisa dikembangkan pengemudi. • Bentuk penampang melintang jalan.

 6) Ekonomi Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Faktor ekonomi, ini perlu dipertimbangkan terkait dengan

6) Ekonomi Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Faktor ekonomi, ini perlu dipertimbangkan terkait dengan manfaat yang akan didapat, yaitu dengan dibangunnya persimpangan tersebut bisa memberikan keuntungan yang sepadan untuk lalu lintas/pengguna jalan.

 7) Faktor Manusia Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : • Kecenderungan untuk tindakan

7) Faktor Manusia Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : • Kecenderungan untuk tindakan menurut kebiasaan. • Kecenderungan untuk mengikuti alur-alur kendaraan pergerakan “alami”; dan, • Akan menjadi bingung ketika dikejutkan tiba.

 8) Kendali Lalu Lintas Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : • • •

8) Kendali Lalu Lintas Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Terkait : • • • Kapasitas persimpangan, Kanalisasi, Titik konflik, Ruan fasilitas (rambu, APILL dan PJU), Lajur belok khusus, • Lainnya.

Ketentuan Teknis Jarak dan Kebebasan Pandang Scara Horicontal : Secara Vertikal :

Ketentuan Teknis Jarak dan Kebebasan Pandang Scara Horicontal : Secara Vertikal :

Ketentuan Teknis Jarak Pandang Pendekat Kecepatan Rencana Jalan Utama (km/jam) 60 50 40 30

Ketentuan Teknis Jarak Pandang Pendekat Kecepatan Rencana Jalan Utama (km/jam) 60 50 40 30 20 Pengaturan Sinyal Antar Kota 240 190 140 100 60 Perkotaan 170 130 100 70 40 Pengaturan Stop (pada Jalan Minor) 105 80 55 35 20

Ketentuan Teknis Segitiga Pandang

Ketentuan Teknis Segitiga Pandang

Ketentuan Teknis Jarak Pandang Henti

Ketentuan Teknis Jarak Pandang Henti

Ketentuan Teknis Jarak Pandang Henti

Ketentuan Teknis Jarak Pandang Henti

Ketentuan Teknis Jarak Pandang Untuk Pendekat Simpang Kecepatan Pengaturan dengan Sinyal Rencana Jalan Pengaturan

Ketentuan Teknis Jarak Pandang Untuk Pendekat Simpang Kecepatan Pengaturan dengan Sinyal Rencana Jalan Pengaturan Stop (Meter) Utama (Pada Jalan Minor) (km/jam) Antar Kota Perkotaan 60 240 170 105 50 190 130 80 40 100 55 30 100 70 35 20 60 40 20

Ketentuan Teknis Alinemen Horizontal 1. Sudut persimpangan yang diperlukan antara dua jalan adalah antara

Ketentuan Teknis Alinemen Horizontal 1. Sudut persimpangan yang diperlukan antara dua jalan adalah antara 70° dan 90°. Ketika jalan yang berpotongan bersudut kurang dari 70° maka alinyemen dari jalan minor harus dimodifikasi. 2. Sedapat mungkin menghindari broken back, artinya tikungan searah yang hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek. 3. Pergeseran kecil hingga 1, 5 m di alinemen horizontal dapat diterima, jika tidak layak untuk memperbaiki.

Ketentuan Teknis Alinemen Horizontal 4. Penglihatan segitiga pandang, jarak yang sesuai dengan jenis kontrol

Ketentuan Teknis Alinemen Horizontal 4. Penglihatan segitiga pandang, jarak yang sesuai dengan jenis kontrol lalu lintas (misalnya berhenti, yield, sinyal lalu lintas) penghalang harus dihindari terutama di persimpangan yang ada di perkotaan. 5. Pada bagian yang relatif lurus dan panjang, jangan sampai terdapat tikungan yang tajam yang akan mengejutkan pengemudi. 6. Kalau tidak sangat terpaksa jangan sampai menggunakan radius minimum, sebab jalan tersebut akan sulit mengikuti perkembangan-perkembangan mendatang.

Ketentuan Teknis Alinemen Vertikal 1. Sedapat mungkin kelandaian harus datar, 2. Menghindari lengkung vertikal

Ketentuan Teknis Alinemen Vertikal 1. Sedapat mungkin kelandaian harus datar, 2. Menghindari lengkung vertikal searah yang hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.

Ketentuan Teknis Jarak Persimpangan dengan Fasilitas Lainnya Memperhatikan : • Panjang antrian kendaraan jika

Ketentuan Teknis Jarak Persimpangan dengan Fasilitas Lainnya Memperhatikan : • Panjang antrian kendaraan jika ada stop line karena pengaturan lalu lintas dengan APILL. • Panjang jalina karena perpindahan lajur, ini tergantung jumlah lajur. • Panjang lajur perlambatan dan percepatan.

Ketentuan Teknis Jarak Persimpangan dengan Fasilitas Lainnya Jarak Antara Persimpangan dgn Persimpangan. Lokasi Antar

Ketentuan Teknis Jarak Persimpangan dengan Fasilitas Lainnya Jarak Antara Persimpangan dgn Persimpangan. Lokasi Antar kota Perkotaan Fungsi Jalan Utama Jarak (m) Arteri V x 10 Kolektor V x 5 Lokal/ V x 3 Lingkungan V x 3 Arteri V x 3 x n Kolektor V x 2 x n Lokal V x 1, 5 x n Lingkungan V x 1, 5 x n V = Kecepatan rencana, n = Jumlah lajur lurus.

Ketentuan Teknis Jarak Persimpangan dengan Fasilitas Lainnya Jarak persimpangan ke tikungan, minimal lebih besar

Ketentuan Teknis Jarak Persimpangan dengan Fasilitas Lainnya Jarak persimpangan ke tikungan, minimal lebih besar dari jarak pandang henti. .

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Senjang Kecepatan rencana jalan utama (km/jam) Pemisahan (S) untuk simpang

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Senjang Kecepatan rencana jalan utama (km/jam) Pemisahan (S) untuk simpang senjang kanan/kiri (m) Pemisahan (S) untuk simpang senjang kiri/kanan (m) 20 60 30 60 40 80 50 100 120 60 120 160

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Senjang d = 0. 28 V (2 + ta)

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Senjang d = 0. 28 V (2 + ta)

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Simpang Tiga Lengan

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Simpang Tiga Lengan

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Definisi dan Jenis Simpang Tiga Lengan Pendekat Jalan Utama Kode

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Definisi dan Jenis Simpang Tiga Lengan Pendekat Jalan Utama Kode Jenis Jumlah Median LTOR Lajur Pendekat Jalan Utama Jenis Fase LT/RT % Jumlah Median LTOR Lajur 10/10 25/2. 5 311 1 N N 32 32 312 2 Y N 1 N N 32 32 322 2 Y N 32 32 323 3 Y Y 2 Y Y 33 33 3 Y N 33 33 333 L 3 Y Y 33 33

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Simpang Empat Lengan

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Simpang Empat Lengan

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Definisi dan Jenis Simpang Empat Lengan Kode Jenis 411 412

Ketentuan Teknis Tipe Persimpangan Definisi dan Jenis Simpang Empat Lengan Kode Jenis 411 412 422 L 423 433 L 434 444 L 445 L Pendekat Jalan Utama Jumlah Median LTOR Lajur Jenis Fase LT/RT % 10/10 25/2. 5 1 N N 42 42 2 Y N 42 42 2 Y Y 42 42 3 Y N 2 Y N 43 A 43 C 3 Y N 44 C 44 B 3 Y Y 44 44 B 4 Y N 3 Y N 44 C 44 B 4 Y Y 44 C 44 B 5 Y Y 44 C 44 B

BAGAN ALIR PENGERJAAN PERENCANAAN DRAINASE JALAN Tetapkan Volume Lalu Lintas Persimpangan Tahun Rencana Tetapkan

BAGAN ALIR PENGERJAAN PERENCANAAN DRAINASE JALAN Tetapkan Volume Lalu Lintas Persimpangan Tahun Rencana Tetapkan Bentuk Persimpangan (Gambar 6) Jenis Pengendalian Lalu Lintas (APILL/Pulau Jalan) Tetapkan Sudut Pertemuan Simpang Tetapkan Tipe Persimpangan (Gambar 3) Proses Tetapkan Kendaraan Rencana Tetapkan Kecepatan Rencana Faktor Yang Mempengarihi Perencanaan Rancangan Teknis Simpang

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA Erwin Kusnandar erwin. kusnandar@pusjtan. pu. go. id erwin. koesnandar@gmail, com

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA Erwin Kusnandar erwin. kusnandar@pusjtan. pu. go. id erwin. koesnandar@gmail, com