DIKLAT PENANGANAN LONGSORAN PADA STRUKTUR JALAN PENGERTIAN LERENG
- Slides: 80
DIKLAT PENANGANAN LONGSORAN PADA STRUKTUR JALAN PENGERTIAN LERENG DAN LONGSORAN YOGYAKARTA, 04 SEPTEMBER 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1
PENGENALAN PENGAMPU NAMA LENGKAP : Ir. TASRIPIN SARTIYONO, MT TEMPAT / TGL LAHIR : DEMAK, 08 -09 -1959 JABATAN TERAKHIR : WIDYAISWARA KEMENTERIAN PU-PR ALAMAT EMAIL : tasripinsar@yahoo. co. id PENDIDIKAN FORMAL 1. S 2 STJR, ITB, 1998 2. S 1 TEKNIK SIPIL, UNDIP, 1985 JABATAN LAIN SAAT INI : 1. TIM PENILAI TEKNIS BM – ASSESMENT CENTER PUPR RIWAYAT JABATAN 1. KEPALA BALAI BESAR PJN-III, DITJEN BM, 2013 -2015 2. KASUBDIT, DJBM, 2011 -2013 PENDIDIKAN INFORMAL / DIKLAT 3. KEPALA BIDANG, BBPJN-I & V, 2006 -2011 1. TOT CAMPURAN ASPAL PANAS, 2017 4. KEPALA SEKSI, DJBM-KOTDES, 1999 -2006 2. TOT DIKLATPIM TK. III-IV, 2016 5. PINBAGPRO JALAN DI PROV JAMBI, 1989 -1996 3. TOT SPEKTEK, PEMEL JBT, MDP, 2016 6. PENGAWAS LAP PROY JALAN DI IRJA, 1985 -1989 4. TOT REVOLUSI MENTAL, JAKARTA, 2015 TANDA PENGHARGAAN 5. TOT WI, BOGOR, 2015 1 SATYALANCANA KARYA SATYA XXX TAHUN, 2016 6. DIKLAT PIM TK. II, SURABAYA, 2008 2 SATYALANCANA PEMBANGUNAN, 2010 7. TOT PIP, 2004 3 PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU, 2009 3. TOT QUALITY ASSURANCE, 2000 4 SATYALANCANA KARYA SATYA XX TAHUN, 2008 4. PEJABAT INTI PROYEK, BANDUNG, 1992 5 KEBAKTIAN SOSIAL-BA TSUNAMI PROV NAD, 2005 6 SATYALANCANA KARYA SATYA X TAHUN, 2000 2
TUJUAN PEMBELAJARAN SETELAH MENGIKUTI MATA DIKLAT INI, DIHARAPKAN PESERTA MAMPU MEMAHAMI TENTANG : PENGERTIAN LERENG DAN LONGSORAN PADA STRUKTUR JALAN 3
INDIKATOR HASIL BELAJAR SETELAH MENGIKUTI MATA DIKLAT INI, PESERTA DIHARAPKAN MAMPU MENJELASKAN : 1. PENGERTIAN LERENG DAN LONGSORAN 2. STABILITAS LERENG TERHADAP LONGSORAN 3. PERGERAKAN LONGSORAN 4. FAKTOR PENYEBAB LONGSORAN 4
MODUL DALAM DIKLAT 1. 2. 3. 4. 5. Modul 1 : Pengertian Lereng dan Longsoran Modul 2 : Survey Lereng dan Longsoran serta Manajemen Lereng Modul 3 : Investigasi Lereng dan Longsoran Jalan Modul 4 : Prinsip-prinsip Penanganan Lereng dan Pemilihan Metoda Penanganan Modul 5 : Implementasi Penanganan Lereng terhadap Bahaya Longsor 5
PENGERTIAN “LERENG” LERENG adalah permukaan bumi/tanah yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horisontal. Lereng dapat terbentuk : n secara alamiah karena proses geologi atau n karena dibuat (rekayasa) oleh manusia. 6
Bentuk-bentuk Lereng (1) 7
Bentuk-bentuk Lereng (2) 8
Lereng berbatu yang Longsor 9
Lereng/Talud Badan Jalan n 17/06/2021 10
Kemiringan Lereng Jenis tanah Kemiringan Lereng Timbunan tanah biasa 1: 2 Tebing galian tanah (tidak terganggu) 1: 1 Tebing galian batu/cadas 2: 1 4: 1 17/06/2021 11
Kurva keruntuhan pada suatu lereng badan jalan n 17/06/2021 12
n Lereng/ Talud Badan Jalan 17/06/2021 13
Lereng/Talud Badan Jalan n 17/06/2021 pembentukan badan jln - sim 14
PENGERTIAN “LONGSORAN” (1) n LONGSORAN adalah merupakan bagian dari gerakan tanah/ batuan yang menyebabkan berpindahnya/pergeseran massa tanah dari daerah energi potensial tinggi ke daerah dengan potensial rendah, atau perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, tanah atau material campuran tsb, bergerak ke bawah/keluar lereng. n Longsoran adalah pergerakan masa batuan, bahan rombakan dan tanah pada suatu lereng yang berpindah tempat karena gravitasi dan terganggunya keseimbangan gaya yang bekerja antara beban berat sendiri tanah/batuan dan kemampuannya dalam menahan beban (Cruden, 1991) 15
PENGERTIAN “LONGSORAN” n n n (2) Longsoran tanah diakibatkan oleh penurunan kuat geser yg diakibatkan oleh naiknya tegangan air pori (pore pressure) Longsoran batuan diakibatkan oleh berkurangnya kuat geser yang diakibatkan oleh ketidak-selarasan batuan (rock discontinuity pattern) Longsoran kombinasi antara longsoran tanah dan batuan yang tergantung dari posisi keberadaannya, secara memanjang jalan dan secara stratifikasi perlapisan yang terbentuk. 16
Tipical dan jenis longsoran 1 2 3 4 5 3 6 7 6 5 17
Tipical dan jenis longsoran 1. Longsoran Rayapan (Creepflow) 2. Longsoran Translasi (Translational Slide) 3. Longsoran Rotasi (Rotasional Slide) 4. Longsoran Aliran Tanah Lumpur (Earthflow) 5. Longsoran Runtuhan Debris (Debris Avalance) 6. Longsoran Lereng Batuan (Rockfall) 7. Longsoran Lereng Menyebar (Spread Landslide) 18
Stabilitas lereng terhadap longsoran (1) ® Longsoran (landslide) dapat merupakan salah satu jenis bencana alam bila frekuensi kejadiannya cukup sering terjadi dan skalanya besar serta mempunyai dampak sangat signifikan terhadap beberapa hal, misalnya : 1) Merusak bangunan fasilitas umum dan masyarakat (tempat peribadatan, sekolah, pasar dsb). 2) Merusak bangunan infrastruktur (jalan dan jembatan, kawasan permukiman dan sistim jaringan irigasi) 3) Menimbulkan korban jiwa serta material yang tidak sedikit 4) Mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat seperti kegiatan usaha untuk kehidupan 5) Memutus hubungan antara dua atau lebih wilayah sehingga menyebabkan suatu daerah terisolasi. 19
Stabilitas lereng terhadap longsoran (2) Faktor lain yang menjadi trigger atau pemicu longsoran : ® Kondisi topografi dan morfologi yang mempunyai kemiringan lereng curam (>25%) ® Didominasi oleh material kolovium dari lapukan breksi vulkanik tufaan yang mengandung mineral lempung andosol dan latosol ® Memiliki sifat peka thp perubahan karakteristik propertis, misal : 1) mudah mengalami kejenuhan karena sifatnya yang higrokopis (menyerap air) dan akan berdampak pada berkurangnya kuat geser tanah serta mudah mengalami erosi. 2) perubahan sifat karakteristik propertisnya akan dapat berkembang krn mengalami penjenuhan akibat hujan yang cukup tinggi (> 1500 mm) & akibat mengalami proses oksidasi. 3) perubahan karakteristik propertis material di pegunungan pada daerah tropis, dapat memicu terjadinya longsoran. 20
Stabilitas lereng terhadap longsoran (3) Dalam usaha untuk mencapai tingkat stabilitas lereng adalah melalui kajian terhadap keberadaan lereng yang implementasinya dilakukan dengan identifikasi dan mitigasi terhadap potensi longsoran yang dapat terjadi. ® Beberapa cara dalam melakukan kajian lereng untuk mengetahui tingkat stabilitasnya adalah dengan mempelajari data sekunder, seperti : 1) kajian tehadap peta geologi mencakup penyebaran tanah/ batuan dan kondisi sifat karakteristik dan propertis tanah dan batuan, 2) kajian satuan geologi batuan asal yang terbentuk, struktur geologi (pelipatan, patahan dan sesar), topografi/morfologi meliputi kajian countour yang membentuk kondisi lereng (kemiringan dan ketinggian lereng) ® 21
Stabilitas lereng terhadap longsoran (4) kajian geo-hidrologi meliputi pola aliran air permukaan, dan pola keberadaan distribusi sungai 4) kajian terhadap curah hujan yang meliputi besar dan lama durasinya. 5) Kajian terhadap jenis tanah dan batuan yang membentuk dan menempati lereng tersebut. 6) Kajian terhadap ke-gempa-an yang tentunya meliputi besaran magnitutnya dan lama serta frekuensinya. 3) 22
Stabilitas lereng terhadap longsoran (5) ® Lereng buatan dapat dibagi lagi menjadi dua tipe : 1. lereng timbunan dan 2. lereng galian. ® Pergerakan lereng berdasarkan jenisnya dapat dikategorikan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2 - 2 dan Gambar 2 - 3). ® Lereng alam, pergerakan lerengnya dikelompokkan sebagai longsoran (“landslide”). ® Pergerakan lereng dengan tipe keruntuhan lereng pada umumnya terjadi akibat kurang tepatnya perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi lereng 23
Stabilitas lereng terhadap longsoran (6) ® Gambar 2 -2. Pergerakan Lereng Ditinjau dari Jenis pada Lereng Buatan 24
Stabilitas lereng terhadap longsoran (7) ® Gambar 2 -3. Pembagian tipe longsoran pada lereng buatan kombinasi antara lereng Galian dan Timbunan Keruntuhan lereng Timbunan: D : Permukaan E : Timbunan dalam F : Pondasi timbunan Keruntuhan lereng Galian: A : Permukaan B : Galian dalam C : Melebar dalam 25
Stabilitas lereng terhadap longsoran (8) ® Pergerakan lereng dengan tipe keruntuhan lereng umumnya sangat berkaitan dengan kondisi geologinya, disebut juga keruntuhan geologi. ® Faktor geologi yang dominan adalah lereng yang terdapat pada deposit serpih dan material porous (breksi, batu pasir, dll. ) yang menumpang pada lereng serpih, lihat Gambar 2 -4 ® Keruntuhan lereng dapat juga terjadi akibat bentuk topografinya (cut & fill) yang merupakan hasil aktifitas keruntuhan lereng terdahulu atau terintegrasi dengan longsoran alamnya. 26
Stabilitas lereng terhadap longsoran (9) ® Gambar 2 -4. Beberapa Tipe Lereng yang mengalami Pergerakan Material Serpih 27
Jenis Longsoran dan Jenis pergerakan Longsoran NO A. JENIS LONGSORAN LERENG TANAH 1. Longsoran Aliran Tanah (Earth Mud flows) • - Longsoran Aliran Tanah Lumpur (Earthflow) • - Longsoran Runtuhan Debris (Debris Avalance) 2. Longsoran Rotasi (Rotasional Slide) 3. Longsoran Translasi (Translational Slide) -- Longsoran Rayapan Tanah (Creepflow) -- Longsoran Rayapan Blok Bongkahan material -- Longsoran Rayapan Menyebar (Spread - Landslide) 4. Longsoran Aliran Bahan Rombakan (Debris Flow) B. JENIS PERGERAKAN Sedang (>1, 5 m/th) Cepat (>3 m/th) Sedang Lambat (<1, 5 m/th) Lambat Sedang Cepat LONGSORAN LERENG BATUAN 1. Longsoran Runtuhan Batuan (Rockfall) Cepat 2. Jungkiran Batuan (Rock Topping) Cepat 3. Runtuhan Baji (Wedge/Jatuhan) Cepat 28
A. Longsoran Lereng Tanah (1) A. 1. Longsoran Aliran Tanah (Earth Mud Flows) ® Tidak terbentuk alur air, tanah, batuan dan tumbuhan walaupun bergerak sepanjang lereng dan umumnya terjadi pada lereng yang relative tegak serta tidak dijumpai keruntuhan pada bagian bawah lereng. 29
Tipe Pergerakan Longsoran tanah (earth flow) Sedang 30
A. Longsoran Lereng Tanah (2) A. 1. 1. Longsoran Aliran Tanah Lumpur Ciri-ciri aliran lumpur : 1 Aliran lumpur terdiri dari tanah sangat jenuh yang mudah mengalir (seperti air) kearah bawah. 2 Aliran jenuh air ini sering terjadi tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu setelah hujan lebat, 3 Selain itu aliran lumpur sering terjadi pada tanah yg mengandung tanah dan lanau tanpa atau dengan lempung. 4 Dapat terjadi baik di atas maupun di bawah jalan 31
A. Longsoran Lereng Tanah (3) 1. 2. Longsoran Runtuhan Debris (bahan rombakan) Ciri-ciri Longsoran Debris : 1) Longsoran debris (bahan rombakan) ini terjadi karena fragmen batuan yang menyusun lereng mengalami degradasi seiring dengan perubahan waktu 2) Degradasi dapat terjadi karena gangguan mekanik atau iklim yang juga dipicu adanya proses oksidasi yang merubah karakteristiknya secara fisik dan kimia 32
Tipe Pergerakan Keruntuhan Lereng Debris Cepat 33
A. Longsoran Lereng Tanah (4) 2. Longsoran Aliran Tanah Berjenjang (Rotasi) Ciri-ciri : Terjadi pada material baik tanah maupun debris batuan yg dikenal dengan tanah colluvial dan belum mengalami. ® Umumnya terjadi pada konsolidasi Unconsolidated materials (such as soil and debris). ® Umumnya terjadi pada lereng dengan kemiringan sedang sampai tegak ® 34
A. Longsoran Lereng Tanah (5) Ciri-ciri Longsoran Rotasi : 1 Seperti halnya Aliran Tanah Lumpur tetapi material longsoranya cenderung merupakan bongkahan tanah 2 Material longsoran pada suatu saat terhenti dengan dan berpotensi sebagai beban pada lereng dibawahnya, sehingga terjadi longsoran susulan berantai atau menjadi Longsoran Rotasi. 35
Tipe Pergerakan Longsoran Rotasi Sedang 36
A. Longsoran Lereng Tanah (6) 3. Longsoran Translasi atau Plannar Ciri-ciri : ® Pergerakan lereng berupa tanah atau batuan pada bidang lereng yang merupakan material lemah dan umumnya terjadi pada lereng dengan kemiringan sedang sampai tegak material dengan geologi batuan dasar yang mempunyai nilai kuat geser rendah. ® 37
A. Longsoran Lereng Tanah (7) 3. 1 Longsoran Rayapan Tanah ® Longsoran lereng translasi ini seperti halnya longsoran rayapan hanya perbedaannya pada bagian kaki lereng terdapat material longsor yang volumenya dapat semakin meningkat secara signifikan bila dibagian atas lerng mengalami gangguan, misalnya akibat adanya beban diatasnya baik beban timbunan maupun lereng yang mengalami penjenuhan Ciri-ciri Longsoran Translasi 1 Di lereng bagian atas telah mengalami keruntuhan dicirikan adanya retak -retak memanjang 2 Pergerakan longsoran cukup cepat dan mendorong material dibawahnya 3 Pada bagian kaki lereng teridentifikasi adaya tumpukan material 38
Tipe Pergerakan Longsoran Translasi Sedang 39
A. Longsoran Lereng Tanah (8) 3. 2 Longsoran Rayapan Blok Bongkahan Material ® Longsoran Rayapan terjadi dengan pergerakan lambat karena lapisan material berada diatas lapisan tanah/batuan yangkedap air. Longsoran rayapan ini umumnya mencakup daearh yang luas dan semakin mengalami jenuh maka akan semakin bergerak 40
Longsoran Aliran Tanah Lambat (Creep Flow) Lambat 41
A. Longsoran Lereng Tanah (9) 3. 3 Longsoran Rayapan Menyebar Longsoran juga dapat bersifat menyebar dan banyak secara horizontal yang umumnya terjadi pada daerah yang didominasi material dengan butiran halus seperti pasir dan tanah lempung atau lanau. ® Material longsor bergerak sesuai dengan arah aliran air dan pada kondisi deras, maka akan mengikis lapisan lempung lanau pasiran tersebut selanjjtnya terbawa arus air. ® Aliran air yang membawa butiran halus timbul karena air yang teridentifikasi mengalir di lapangan tertahan oleh lapisan yang kedap air ® 42
Tipe Pergerakan Longsoran Menyebar (spread landslide) Sedang 43
B. Longsoran Batuan (1) Ciri-ciri ® Pergerakan material longsor cukup cepat pada konsisi lereng yang hampir vertical. Jenis material ynag bergerak berupa batuan. Yang dapat terjadi tipe jatuh bebas, runtuhan dan menggelundung. Kejadian pada lereng batuan yang kemiringannya hampir vertikal. ® 44
Tipe Pergerakan Longsoran Jatuhan Batuan Cepat 45
Tipe Pergerakan Longsoran Jungkiran Batuan Cepat 46
® Runtuhan Batuan Bilamana perlapisan batuan tersusun dan mempunyai kemiringan atau inclinasi tertentu serta teridentifikasi adanya joint kekar yang melemah antar fragment batuan, maka akan berpotensi terjadinya luncuran yang juga sebagai runtuhan bongkah batuan (blok rocks) ® Bilamamana perlapisan batuan sulit teridentifikasi tetapi dijumpai adanya indikasi beberapa joint kekar yang melemah, maka akan berpotensi mengalami runtuhan batuan (Rock Fall) ® Runtuhan Batuan (rock falls) 47
® Jungkiran Batuan (Rock Topping) ® Pemicu seperti : ® Adanya aliran air disela-sela joint kekar pada lerengnya Hilangnya ikatan antar fragment batuan karena butiran halus hilang terbawa oleh air. Terdapat kondisi joint kekar vertikal yang mulai melemah. Terdapat pola joint kekar horizontal yang memisahkan blok fragment batuan Terdapat beberapa tempat yang sudah mulai runtuh karena oleh air atau getaran ® ® Gambar 2 - 16. Longsoran Jungkiran Batuan 48
® Longsoran Runtuhan Baji (Wedge/Jatuhan) ® Wedge/jatuhan (di atas atau di bawah jalan) adalah longsoran batuan dengan bidang keruntuhan adalah bentuk baji (wedge). Longsoran Wedge ini biasanya terjadi sepanjang bidang keruntuhan (distingtif) yang terbebtuk oleh adanya perpotongan 2 (dua) atau lebih joint kekar yang mengalami perlemahan sehingga keserasian (discontinuity pattern) yang berupa joint kekar tersebut menurun. Gambar 2 - 17. Longsoran Baji (Wedge Failure) 49
Faktor Penyebab Longsor (1) A. Faktor penyebab ditinjau dari peristiwa 1. Gangguan Luar 1. Getaran yang ditimbulkan oleh antara lain: gempa bumi, peledakan, 2. 3. 4. 5. 6. kereta api, dapat mengakibatkan gerakan tanah. Pembebanan tambahan, terutama disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya adanya bangunan atau timbunan di atas tebing. Hilangnya penahan lateral, dapat disebabkan antara lain oleh pengikisan (erosi sungai, pantai), aktivitas manusia (penggalian). Hilangnya tumbuhan penutup, dapat menyebabkan timbulnya alur pada beberapa daerah tertentu menyebabkan erosi yang dapat memicu gerakan tanah. Kondisi lahan (berhubungan dengan zona distribusi air tanah). Kondisi muka air tanah (fluktuasi, arah aliran, kecepatan aliran, kualitas dan temperatur air tanah), untuk itu perlu dilakukan pengamatan terhadap pola aliran seperti diperlihatkan pada Gambar 2 - 18. 50
Faktor Penyebab Longsor (2) ® Gambar 2 - 18. Pengamatan terhadap distribusi pola aliran air ® ® 51
2. Faktor penyebab ditinjau dari peristiwa Gangguan Dalam 1) 2) 3) 4) 5) 6) Naiknya berat massa tanah batuan : masuknya air ke dalam tanah menyebabkan terisinya rongga antarbutir sehingga massa tanah bertambah. Pelindian bahan perekat, air mampu melarutkan bahan pengikat butir yang membentuk batuan sedimen. Misalnya perekat dalam batu pasir yang dilarutkan air sehingga ikatannya hilang. Naiknya muka air tanah : muka air dapat naik karena rembesan yang masuk pada pori antar butir tanah. Tekanan air pori naik sehingga kekuatan gesernya turun. Pengembangan tanah : rembesan air dapat menyebabkan tanah mengembang terutama untuk tanah lempung tertentu, jika lempung semacam itu terdapat di bawah lapisan lain. Surut cepat ; jika air dalam sungai atau waduk menurun terlalu cepat, maka muka air tanah tidak dapat mengikuti kecepatan menurunnya muka air. Pencairan sendiri dapat terjadi pada beberapa jenis tanah yang jenuh air, seperti pasir halus lepas hila terkena getaran (dikarenakan gempa bumi, getaran seperti kereta api dan sebagainya). 52
Faktor Penyebab Longsor (3) B. Faktor Penyebab dari penentuan Faktor Keamanan Lereng FK = S/t m dimana: FK = faktor keamanan thd longsoran >1, 3 S = kuat geser tanah tm = tegangan geser yang bekerja 53
Faktor Penyebab Longsor (4) B. 1 Gangguan Luar ® Gambar 2 - 19. Gangguan Kemantapan Lereng Karena Tegangan Horisontal Menurun ® 54
Faktor Penyebab Longsor (5) ® Gambar 2 - 20. Perubahan Tegangan Sebelum dan Sesudah Pembebanan 55
Faktor Penyebab Longsor (6) ® Gambar 2 - 21. Gangguan Kemantapan Lereng Karena Tegangan Vertikal Meningkat 56
Faktor Penyebab Longsor (7) ® Gambar 2 - 22. Retakan Susut Yang Terisi Air, Meningkatkan Tegangan Geser Rekahan di isi air Teg Tanah 57
Faktor Penyebab Longsor (8) ® Gambar 2 - 23. Gangguan Kemantapan Lereng Karena Tegangan Siklik 58
Faktor Penyebab Longsor (9) ® Gambar 2 - 24. Peta Gempa 2010, Penentuan Magnitude Beban Gempa (Siklik) untuk periode 50 tahun dengan periode waktu 1 detik 59
Faktor Penyebab Longsor (10) ® B. 2. Gangguan Dalam ® Tabel 2 - 1. Perlapisan Atartifikasi Tanah dan Batuan (Mc. Gown dan Cook, 1997) 60
Faktor Penyebab Longsor (11) ® Gambar 2 - 25. Sistim stratifikasi Tanah. Batuan didaerah Tropis sesuai dengan kondisi selama mengalami proses pelapukan 61
Faktor Penyebab Longsor (12) ® Gambar 2 - 26. Kondisi Stratifikasi Tanah antara terbentuk sebagai Perlapisan Endapan Sedimen dan Perlapisan Lapukan ditempat sebagai Tanah Residual 62
Faktor Penyebab Longsor (13) ® Gbr 2 - 27. Kondisi Struktur geologi yang berkembang 63
Faktor Penyebab Longsor (14) ® Gambar 2 - 28. Perubahan Karakertistik Propertis Bataun yang ditunjukkan adanya perlemahan pada joint kekarnya yang dapat menjadi fractures. 64
Faktor Penyebab Longsor (15) ® Gambar 2 - 29. Longsoran Tanah akibat penjenuhan lereng 65
Faktor Penyebab Longsor (16) ® Gambar 2 - 32, Proses terangkutnya tanah yang membentuk sedimentasi endapan 66
Faktor Penyebab Longsor (17) ® Gambar 2 - 33. Diagram Pelarutan 67
Faktor Penyebab Longsor (18) ® Gambar 2 - 34. Hubungan antara PI dan LL beberapa tanah lempung 68
Faktor Penyebab Longsor (19) ® Tabel 2 - 3. Tingkat keaktifan tipikal untuk berbagai jenis unsur yang terkandung dalam mineral lempung Mineral Kwarsa Aktifitas, A 0 Perilaku Tidak aktif Kalsit 0. 2 Tidak aktif Kaolinit 0. 4 Tidak aktif 0. 9 Normal Ca Monmorilonit 1. 5 Aktif Na Monmorilonit >5 Aktif Ilit, Klorit dan Campuran Mineral 69
Faktor Penyebab Longsor (20) ® Tabel 2 - 4. Permeabilitas Relatif Mineral Lempung Utama Permeabilitas Relatif Laju Konsolidasi Kaolinit Ilit Monmorilonit Tinggi Medium Rendah 70
Faktor Penyebab Longsor (21) ® B. 4 Kondisi Lereng Tanah ® Gambar 2 - 35. Perubahan Kekuatan Geser Tanah Sepanjang Bidang Longsoran ® 71
Faktor Penyebab Longsor (22) ® Gambar 2 - 36. Perubahan Kekuatan Geser Tanah Pada Waktu Hujan Akibat Peningkatan Muka Air Tanah & Penjenuhan Perlapisan Tanah 72
Faktor Penyebab Longsor (23) ® Gambar 2 - 37. Peningkatan Tekanan Air Pori Pada Bidang Longsoran Karena Perubahan Muka Air Tanah Bebas Waktu Pengisian Air Waduk ® 73
Faktor Penyebab Longsor (24) ® Gambar 2 - 38. Ilustrasi stabilitas lereng terhadap galian pada bagian mahkota dan kaki lereng (Graphic by Rex Baum, U. S. Geological Survey. ) ® 74
Faktor Penyebab Longsor (25) ® Gambar 2 - 39. Ilustrasi stabilitas lereng terhadap penambahan beban pada mahkota dan kaki lereng (Graphic by Rex Baum, U. S. Geological Survey) 75
Faktor Penyebab Longsor (26) ® Gambar 2 - 40. Pengaruh muka air tanah (tinggi dan rendah) terhadap kontribusi terhadap stabilitas lereng. ® 76
LATIHAN KASUS-1 n n n Terdapat Longsoran CADAS PANGERAN di Provinsi Jawa Barat, pada ruas jalan Nasional Bandung-Sumedang. Pada sisi kiri jalan terdapat Bukit yang cukup tinggi yang mengalami longsoran berkali-kali, dan pada sisi kanan jalan terdapat jurang yang cukup dalam, namun masih cukup stabil, kecuali terdorong oleh longsoran bukit tersebut. Longsoran bukit terjadi tahun 2005 berupa tanah lanau yang basah. Ruas jalan ini merupakan jalur lintasan berat dan rame, termasuk untuk angkutan batu bara. Penanganan yang telah dilaksanakan anttara lain : 1. Pada sisi bukit yang longsor dibangun tembok penahan dengan pondasi bored piles tahun 2006 2. Bangunan penahan tersebut sengaja masih dimungkinkan untuk dilewati longsoran yang kemudian akan diangkut secara rutin keluar lokasi. 3. Dan ternyata masih mengalami longsor lagi pada bukit tersebut. 4. Pada lokasi yang berdekatan sekitar 300 m terdapat penanganan longsoran yang jenis tanahnya mengandung batu, dan pada sisi jurang telah dibangun cantilever. PERTANYAAN : 1. Sebutkan jenis lereng yang ada pada lokasi longsoran CADAS PANGERAN tersebut ? 2. Sebutkan jenis longsoran yang ada, baik longsoran I maupun longsoran II di bukit tersebut? 3. Sebutkan penyebab terjadinya longsoran tersebut ? 4. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam penanganan selanjutnya, baik permanen maupun penanganan antisipatif/preventif ? 77
LATIHAN KASUS-2 n n n Longsoran AEK LATONG di Sumatera Utara, pada ruas jalan Nasional terjadi sejak tahun 1990 an. Pada sisi kanan jalan terdapat Bukit yang cukup tinggi dan pada sisi badan jalan (kanan) terdapat tampungan air yang dialirkan dengan gorong-gorong pada posisi terendah. Pada setiap musim hujan terjadi pergeseran bukit tersebut yang mendorong badan jalan, sementara pada sisi sebelah kiri jalan terdapat jurang yang curam dan dalam serta badan jalan pada sisi jurang sering terjadi longsor ke dalam jurang. Menurut hasil inventarisasi permasalahan didapat data dan penjelasan antara lain : 1. Ruas jalan tersebut terletak pada patahan dari pegunungan bukit barisan 2. Di atas bukit terdapat persawahan 3. Gorong-gorong yang ada kapasitasnya kurang mencukupi utk mengalirkan tampungan air sebelah sisi kanan secara cepat. 4. Badan jalan setiap tahun dialokasikan pemeliharaan rutin jalan dengan menimbun badan jalan sampai hasil solusi penanganan permanen ditetapkan. 5. Karena kondisi jalan yang tanjakannya curam >18%, sehingga pada musim hujan, kendaraan berat mengalami kesulitan untuk lewat. PERTANYAAN : 1. Sebutkan jenis lereng yang ada pada lokasi longsoran AEK LATONG tersebut ? 2. Sebutkan jenis longsoran yang ada, baik longsoran di bukit maupun pada badan jalan ? 3. Sebutkan penyebab terjadinya longsoran tersebut ? 4. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam penanganan darurat maupun dalam penyiapan alternatif penanganan permanen ? 78
KESIMPULAN 79
TERIMA KASIH 80
- Kepmenpan nomor 64/kep/mk.waspan/10/ 99
- Tipe longsoran
- Dina ingin jalan jalan ke brunei pada ulang tahun ke 21
- Penggal dan lereng garis lurus
- Air di bumi selalu tersedia lantaran adanya.....
- Pernahkah kalian jalan-jalan ke sebuah bendungan
- Pelaksanaan pelatihan
- Tes materi fungsional perencana
- Contoh kajian manajerial ojl cakep
- Diklat online sukses publikasi jurnal ilmiah
- Contoh laporan pktbt
- Siklus diklat
- Prinsip monitoring dan evaluasi kepala sekolah
- Balai diklat industri surabaya
- Balai diklat keagamaan surabaya
- Contoh rtk diklat calon kepala sekolah
- Lereng benua
- Rumus dwi koordinat
- Cara dwi koordinat
- Struktur jalan rel
- Alat untuk membebaskan jalan nafas
- Persimpangan adalah
- Pengertian jalan rel
- Materi penyimpanan dokumen kepegawaian
- Makalah penanganan kesalahan dan help dokumentasi
- Penanganan kesalahan dan help dokumentasi
- Penanganan url dalam android meliputi
- Bagaimana etika penanganan telepon secara umum
- Penanganan dokumen
- Penanganan telur pasca panen
- Penanganan pasca panen serealia
- Prinsip dasar penanganan kumuh
- Peta dari ke
- Penanganan syok
- Jelaskan struktur fisik puisi dan struktur batin puisi
- Struktur teks proposal penelitian
- Struktur kantilever pada bangunan tinggi
- Struktur percabangan berfungsi untuk
- Struktur perulangan terdiri dari
- Struktur while akan mengulang pernyataan pada badan
- Struktur kontrol pada pemrograman imperatif
- Output erkam
- Peta konsep jaringan tumbuhan dan hewan
- Selection process dalam algoritma
- Ppt jaringan pada hewan kelas 11
- News presenting
- Berbasis pada struktur hirarki pilihan adalah sistem menu
- Contoh flowchart sekuensial
- Kedudukan lembaga independen pada struktur ketatanegaraan
- Definisi pengorganisasian
- Simbol array
- Pengertian dan struktur teks laporan hasil observasi
- Apakah pengertian struktur seleksi atau percabangan
- Pengertian struktur fisik desa
- Pengertian struktur ruang
- Struktur dimana ada percabangan didalam percabangan disebut
- Contoh desain struktur
- Searching struktur data
- Pengertian struktur
- Pengertian struktur
- Pengertian struktur sistem operasi
- Pengertian searching dalam struktur data
- Ikatan kimia
- Pengertian struktur data
- Karakteristik jalan raya
- Aplikasi pkrms
- Contoh peta jalan penelitian
- Nomogram 4
- Buku register pendaftaran pasien rawat jalan
- Contoh kasus rawat jalan
- Bahu jalan lembut
- Gambar potongan jalan aspal
- Klasifikasi jalan
- Jalan serempak adalah
- Mematuhi peraturan
- Kata nama majmuk
- Sistem siaraya bomba
- Jelaskan pengertian buku register
- Perbedaan anavar dan ancova
- Vertikal adalah
- Rancangan small n design adalah