DIARE KELOMPOK 6 ZAKIRAH UMMU AIMAN DELFIAH RAZAK

  • Slides: 35
Download presentation
DIARE KELOMPOK 6 ZAKIRAH UMMU AIMAN DELFIAH RAZAK PUTRI YANI HASNI MARHANI DJAYANTI UMAR

DIARE KELOMPOK 6 ZAKIRAH UMMU AIMAN DELFIAH RAZAK PUTRI YANI HASNI MARHANI DJAYANTI UMAR NURFAJRI ATIRA FITRIA NURLAILA SARI GELDYS EFFENDI RUGAIYAH KIKI RIZKY AULINA NURUL AINUN NATSIR REZI AYU ANGRENI (C 12115012) (C 12115018) (C 12115021) (C 12115024) (C 12115025) (C 12115032) (C 12115033) (C 12115040) (C 12115301) (C 12115303) (C 12115504) (C 12115507) (C 12115512)

ü Pengertian Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal ( lebih dari

ü Pengertian Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal ( lebih dari tiga kali perhari, serta perubahan dalam isi lebih dari 200 g/hari) dan konsistensi ( feses cair ). ü Etiologi Diare: - Enteritis - Diare psikogenik - Kolitis Ulserativa

ü Klasifikasi Diare Berdasarkan lama waktu diare : Diare akut Diare persisten Diare kronik

ü Klasifikasi Diare Berdasarkan lama waktu diare : Diare akut Diare persisten Diare kronik • Kurang dari 2 minggu • 15 -30 hari • Lebih dari 30 hari

Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita Diare tanpa dehidrasi Diare dengan dehidrasi

Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita Diare tanpa dehidrasi Diare dengan dehidrasi ringan Diare dengan dehidrasi sedang Diare dengan dehidrasi berat

ü MANIFESTASI KLINIS • • Muntah dan demam Hematosechia Nyeri perut sampai kram. Peningkatan

ü MANIFESTASI KLINIS • • Muntah dan demam Hematosechia Nyeri perut sampai kram. Peningkatan frekuensi dan kandungan cairan dalam feses • Distensi, bising usus (boborigmus). • Anoreksia, dan rasa haus. • Berat badan berkurang • Frekuensi pernapasan cepat • Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengejam tak efektif (tenesmus) mungkin terjadi setiap kali defekasi • Sifat dan awitannya dapat eksplosif dan bertahap. Gejala yang berkaitan dengan dehidrasi dan kelemahan.

ü Patofisiologi

ü Patofisiologi

ü PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan Diare Pada Anak v Rehidrasi ü Bila Bb Tidak Diketahui Berikan

ü PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan Diare Pada Anak v Rehidrasi ü Bila Bb Tidak Diketahui Berikan Oralit, Bila Anak Menginginkan Lebih Banyak Oralit, Berikan ü Bujuk Ibu Untuk Meneruskan Asi. ü Untuk Bayi <6 Bulan Yang Tidak Mendapatkan Asi Berikan Juga 100 -200 Ml Air Selama Masa Ini. ü Untuk Anak ˃6 Bulan, Tunda Pemberian Makan Selama 3 Jam Kecuali Asi Dan Oralit. ü Berikan Obat Zinc Selama 10 Hari Berturut-turut. v Berikan nutrisi n Pada Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan-sedang Diberikan Tambahan Cairan Lebih Banyak Dari Biasanya. Pemberian Asi Diberikan Lebih Sering Dan Lebih Lama.

Con’t v Suplementasi zinc n Zinc sulfat diberikan pada usia ˃6 bulan sama dengan

Con’t v Suplementasi zinc n Zinc sulfat diberikan pada usia ˃6 bulan sama dengan 20 mg perhari yang dilarutkan sehingga dalam terapi yang diberikan pada kasus ini sudah sesuai yaitu zinc sirup yang mengandung zinc sulfar 10 mg, diberikan 1 x 2 sendok takar. v Pemberian antibiotik n Pemberian angtibiotek harus berdasarkan indikasi yang sesuai, seperti diare berdarah atau diare karena kolera, atau diare disertai penyakit lain. v Edukasi orang tua n Edukasi yang diberikan kepada orang tua pasien berupa pemahaman tentang penyakit diare dan terapinya, meliputi cara pemberian oralit, zinc, nutrisi yang cukup, kebersihan diri dan makanan.

Penatalaksanaan Diare Pada Dewasa n Penggantian Cairan Dan Elektrolit ü Idelanya, cairan rehidrasi oral

Penatalaksanaan Diare Pada Dewasa n Penggantian Cairan Dan Elektrolit ü Idelanya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 2, 5 gram natrium klorida, 2, 5 gram natriun bikarbonat, 1, 5 gram kalium klorida, dan 20 gram glukosa perliter air. ü Diberikan cairan normotonik, seperti cairan salin normal atau ringer laktak, suplemen kalium diberikan sesuai panduan kimia darah. ü Status hidrasi harus dipantau dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, urine, serta penyesuaian infus jika diperlukan.

Penatalaksanaan Diare Pada Bayi ü Memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk

Penatalaksanaan Diare Pada Bayi ü Memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk mencengah dehidrasi. ü Anjurkan orang tua tentang pemberian suplemantasi zinc ü Anjurkan orang tua untuk tetap memberikan dukungan nutrisi untuk mencengah kurang gizi. ü Nasehat orang tua atau pengasuh harus membawa anak kepetugas kesehatan bila: 1. Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak bermanfaat. 2. Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit kurang berhasil. 3. Terdapat tanda-tanda dehidrasi

ü Pemeriksaan Penunjang n Pemeriksaan Laboratorium 1. Pemeriksaan tinja (Zein, Sagala, & Ginting, 2004)

ü Pemeriksaan Penunjang n Pemeriksaan Laboratorium 1. Pemeriksaan tinja (Zein, Sagala, & Ginting, 2004) 2. Makroskopis dan mikroskopis 3. p. H dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan table clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula. 4. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi. 5. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan menentukan p. H dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan). 6. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal. 7. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalsium, dan faktor dalam serum (terutama dalam penderita diare yang disertai kejang). 8. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

ü KOMPLIKASI q. Dehidrasi q. Disritmia jantung q. Enterokolitis q. Gangguan elektrolit q. Kerusakan

ü KOMPLIKASI q. Dehidrasi q. Disritmia jantung q. Enterokolitis q. Gangguan elektrolit q. Kerusakan kulit q. Malnutrisi q. Pendarahan GI q. Sindrom malabsorpsi q. Sindrom Zollinger-Ellison

ü Pencegahan Pada anak : terapi probiotik. Perilaku hidup bersih dan sehat

ü Pencegahan Pada anak : terapi probiotik. Perilaku hidup bersih dan sehat

ü Volume dan Distribusi Cairan Jenis Cairan Bayi baru Usia 3 lahir bulan 40

ü Volume dan Distribusi Cairan Jenis Cairan Bayi baru Usia 3 lahir bulan 40 % Dewasa Lansia 40 % 27 % 5 % 5 % 7 % Intersisial 35 % 25 % 18% 80 % 70% 60 % 52 % Intraseluler Plasma (intrasvask ekstraseluler Total cairan ular)

Sesuai rumus Holliday & Segard yaitu : ü RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN Pada orang

Sesuai rumus Holliday & Segard yaitu : ü RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN Pada orang dewasa • BB 10 kg pertama = 1 ltr/hr cairan • BB 10 kg kedua = 0, 5 ltr/hr cairan • BB >> 10 kg = 20 m. L x sisa BB Berdasarkan berat badan bayi dan anak • 4 ml/kg. BB/jam : berat badan 10 kg pertama • 2 ml/kg. BB/jam : berat badan 10 kg kedua • 1 ml/kg. BB/jam : sisa berat badan selanjutnya EXAMPLE : BB pasien = 56 kg maka, 10 kg pertama : 1000 cc cairan 10 kg kedua : 500 cc cairan 46 kg terakhir : 20 m. L x 36 kg =720 cc cairan Total cairan yang dibutuhkan = 1000 cc + 500 cc + 720 cc = 2220 m. L/hari = 2, 2 L/hari

Berdasarkan berat badan bayi dan anak (menurut Darrow) • • BB <3 kg :

Berdasarkan berat badan bayi dan anak (menurut Darrow) • • BB <3 kg : 175 cc/kg. BB/hr BB 3 -10 kg : 105 cc/kg. BB/hr BB 10 -15 kg : 85 cc/kg. BB/hr BB > 15 kg : 65 cc/kg. BB/hr Example : BB pasen : 23 kg maka, 10 kg pertama : 4 cc x 10 = 40 cc cairan 10 kg kedua : 2 cc x 10 = 20 cc cairan 23 kg terakhir = 1 cc x 3 kg = 3 cc cairan Total cairan yang dibutuhkan = 40 cc + 20 cc + 3 cc = 63 m. L/jam. 63 m. L x 24 jam = 1512 m. L/hari

Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui • 1 tahun : 2 n + 8

Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui • 1 tahun : 2 n + 8 (n dalam tahun ) • 3 – 12 bulan : n + 9 (n dalam bulan ) Example : 1. Umur pasien : 9 bulan ( n + 9 ) = 9 bulan + 9 = 18 m. L/jam = 432 m. L/hari 2. Umur pasien : 4 tahun ( 2 n + 8 ) = (2 x 4 tahun) + 8 = 16 m. L/jam = 348 m. L/hari

ü Penilaian Dehidrasi Berdasarkan Maurience Kings menyatakan bahwa : Penilaian 0 1 2 Keadaan

ü Penilaian Dehidrasi Berdasarkan Maurience Kings menyatakan bahwa : Penilaian 0 1 2 Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, apatis Turgor Normal Turun Ngigau, koma, syok Sangat turun Mata Normal Cekung Sangat cekung Nafas 20 -30 x/menit 30 -40 x/menit 40 -60 x/menit Mulut Normal Kening biru Nadi <120 x/menit 120 -140 x/menit >140 x/menit Hasil pemeriksaan 0 -2 dehidrasi ringan 3 -6 dehidrasi sedang 7 -12 dehidrasi berat

ü Derajat Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat Syok Dewasa Bayi Anak 4 %

ü Derajat Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat Syok Dewasa Bayi Anak 4 % 5 % 3% - 4 % 6 % 10 % 6% - 8 % 15 % 10 % 15 -20 % 20.

ü Dasar pengobatan diare adalah : 1. Tanpa dehidrasi : plan A Rawat jalan,

ü Dasar pengobatan diare adalah : 1. Tanpa dehidrasi : plan A Rawat jalan, edukasi, oralit/gula garam, minum banyak Umur Jumlah setelah BAB < 24 bulan 50 -100 ml 2 – 10 tahun 100 -200 ml >10 tahun Sebanyak keinginan 2. Dehidrasi tidak berat : plan B Rawat dan observasi Oralit 75 ml/kg. BB/ 4 Jam pertama Tiap BAB/muntah : + 10 ml/kg. BB 3. Dehidrasi berat : plan C Berikan cairan RL 100 ml/kg. BB Dosis diulangi kalau nadi masih lemah Kontrol pasien tiap 1 -2 jam

Cairan resusitasi dikatakan berhasil bila : ü MAP = Mean Arterial Pressure : >

Cairan resusitasi dikatakan berhasil bila : ü MAP = Mean Arterial Pressure : > 65 mm. Hg ü CVP = Central Venous Pressure : 8 -12 mm. Hg ü Urine Output : > 0, 5 m. L/kg. BB/jam ü Central Venous (vena cava superior) atau Mixed Venous Oxygen Saturation > 70%. ü Status mental normal

ü Dehidrasi merupakan keadaan dimana kurangnya terjadi kekurangan jumlah cairan tubuh dari jumlah normal

ü Dehidrasi merupakan keadaan dimana kurangnya terjadi kekurangan jumlah cairan tubuh dari jumlah normal akibat kehilangan, asupan yang tidak memadai atau kombinasi keduanya. Menurut jenisnya dehidrasi dibagi atas ; 1. Dehidrasi hipotonik 2. Dehidrasi hipertonik 3. Dehidrasi isotonik

Dehidrasi hipertonik 1. Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik ( natrium, laktosa ) selama

Dehidrasi hipertonik 1. Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik ( natrium, laktosa ) selama diare 2. Kehilangan air >> kehilangan natrium 3. Konsentrasi natrium > 150 mmol/ L 4. Osmolaritas serum meningkat > 295 m. Osm/L 5. Haus, irritable 6. Bila natrium serum mencapai 165 mmol/L dapat terjadi kejang Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik ) 1. Pada anak yang diare yang banyak minum air atau cairan hipotonik atau diberi infus glukosa 5% 2. Kadar natrium rendah ( <130 m. Eq/L) 3. Osmolaritas serum < 275 m. Osm/L 4. Letargi, kadang-kadang kejang

ü Tipe-tipe dehidrasi 1. Dehidrasi isotonik (isonatremik). Tipe ini merupakan yang paling sering (80%).

ü Tipe-tipe dehidrasi 1. Dehidrasi isotonik (isonatremik). Tipe ini merupakan yang paling sering (80%). Pada dehidrasi isotonik kehilangan air sebanding dengan jumlah natrium yang hilang, dan biasanya tidak mengakibatkan cairan ekstrasel berpindah ke dalam ruang intraseluler. 2. Dehidrasi hipotonik (hiponatremik). Natrium hilang yang lebih banyak dari-pada air. Penderita dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 m. Osml/L).

Con’t 3. Dehidrasi hipertonik (hipernatremik). Hilangnya air lebih banyak daripada natrium. Dehidrasi hipertonik ditandai

Con’t 3. Dehidrasi hipertonik (hipernatremik). Hilangnya air lebih banyak daripada natrium. Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 295 m. Osm/L).

ü Cara Penanganan Dehidrasi 1. Dehidrasi Isotonik Pada kondisi isonatremia, defisit natrium secara umum

ü Cara Penanganan Dehidrasi 1. Dehidrasi Isotonik Pada kondisi isonatremia, defisit natrium secara umum dapat dikoreksi dengan mengganti defisit cairan ditambah dengan cairan pemeliharaan dextrose 5% dalam Na. Cl 0, 45 -0, 9%. Kalium (20 m. Eq/L kalium klorida) dapat ditambahkan ke dalam cairan pemeliharaan saat produksi urin membaik dan kadar kalium serum berada dalam rentang aman.

2. Dehidrasi Hipotonik Pada tahap awal diberikan cairan pengganti intravaskuler Na. Cl 0, 9%

2. Dehidrasi Hipotonik Pada tahap awal diberikan cairan pengganti intravaskuler Na. Cl 0, 9% atau RL 20 m. L/kg. BB sampai perfusi jaringan tercapai. Pada hiponatremia derajat berat (<130 m. Eq/L) harus dipertimbangkan penambahan natrium dalam cairan rehidrasi. 3. Dehidrasi Hipertonik Pada tahap awal diberikan cairan pengganti intravaskuler Na. Cl 0, 9% 20 m. L/kg. BB atau RL sampai perfusi jaringan tercapai. Pada tahap kedua, tujuan utama adalah memulihkan volume intravaskuler dan mengembalikan kadar natrium serum sesuai rekomendasi, akan tetapi jangan melebihi 10 m. Eg/L/24 jam.

ASKEP

ASKEP

Diagnosa Keperawatan NOC NIC Kekurangan volume Dalam waktu 1 x 24 Manajemen elektrolit/cairan jam,

Diagnosa Keperawatan NOC NIC Kekurangan volume Dalam waktu 1 x 24 Manajemen elektrolit/cairan jam, kekurangan 1) Monitor perubahan status paru/jantung volume cairan yang menunjukkan kelebihan volume cairan pasien dapat teratasi atau dehidrasi , dengan kriteria: 2) Monitor TTV yang sesuai Keseimbangan 3) Monitor respon pasien terhadap terapi cairan: elektrolit yang diresepkan Tekanan darah 4) Monitor manifestasi dari ketidakseimbangan normal elektrolit Denyat nadi 5) Timbang BB harian dan pantau gejala radial normal 6) Berikan cairan yang sesuai Denyut perifer 7) Pastikan bahwa larutan intravena yang normal mengandung elektrolit diberikan dengan Intake dan output aliran yang konstan dan sesuai dalam 24 jam 8) Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan seimbang gejala ketidakseimbangan cairan/elektrolit menetap/memburuk

Diagnosa keperawatan Nyeri akut b. d agen cedera biologis NOC 1. Nyeri : efek

Diagnosa keperawatan Nyeri akut b. d agen cedera biologis NOC 1. Nyeri : efek yang menganggu - Ketidaknyamanan - Gangguan eliminasi usus - Gangguan aktifitas fisik NIC 1. Manajemen nyeri - Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekunsi, kualitas, dan 2. Fungsi gastrointestianal intensitas - Frekuensi BAB - Tentukan akibat dari - Konsistensi feses pengalaman nyeri - Jumlah feses terhadap kualitas hidup - Nyeri perut pasien - Peningkatab peristaltik - Pilih dan - Diare implementasikan tindakan yang beragam (farmakologi, non farmakologi, interpersonal) - Ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri - Gunakan tindakan pengontrolan nyeri sebelum nyeri bertambah berat

- Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan dan respon keluarga terhadap pengalaman nyeri

- Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan dan respon keluarga terhadap pengalaman nyeri - Libatkan keluarga dalam modalitas penurunan nyeri - Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri dalam interval spesifik 2. Manajemen saluran cerna - Monitor buang air besar (frekuensi, konsistensi, bentuk, volume) - Monitor tanda dan gejala adanya diare - Ajarkan pasien mengenai makanan tertentu yang membantu mendukung keteraturan aktivitas usus

Diagnosa Keperawatan NOC NIC Kekurangan volume Dalam waktu 1 x 24 Manajemen elektrolit/cairan jam,

Diagnosa Keperawatan NOC NIC Kekurangan volume Dalam waktu 1 x 24 Manajemen elektrolit/cairan jam, kekurangan 1) Monitor perubahan status paru/jantung volume cairan yang menunjukkan kelebihan volume cairan pasien dapat teratasi atau dehidrasi , dengan kriteria: 2) Monitor TTV yang sesuai Keseimbangan 3) Monitor respon pasien terhadap terapi cairan: elektrolit yang diresepkan Tekanan darah 4) Monitor manifestasi dari ketidakseimbangan normal elektrolit Denyat nadi 5) Timbang BB harian dan pantau gejala radial normal 6) Berikan cairan yang sesuai Denyut perifer 7) Pastikan bahwa larutan intravena yang normal mengandung elektrolit diberikan dengan Intake dan output aliran yang konstan dan sesuai dalam 24 jam 8) Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan seimbang gejala ketidakseimbangan cairan/elektrolit menetap/memburuk

Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan NOC

Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan NOC Dalam waktu 2 x 24 jam, nutrisi pasien dapat seimbang , dengan kriteria: status nutrisi : • Asupan makanan baik • Rasio berat badan normal • Tidak ada dehidrasi NIC manajemen nutrisi : • Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi. • Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi. • Menciptakan lingkungan yang optimal pada saat makan ( ditempat yang bersih dan berventilasi) • Beri obat-obatan sebelum makan ( misalnya penghilang rasa sakit atau antiemetic ) jika diperlukan

Diagnosa NOC NIC Keperawatan Risiko syok dengan keparahan syok : manajemen hipovolemi : hipovolemik

Diagnosa NOC NIC Keperawatan Risiko syok dengan keparahan syok : manajemen hipovolemi : hipovolemik faktor resiko Pernafasan • Monitor status hemodinamik, meliputi hipovolemia dangkal tidak ada. nadi, tekanan darah. Bising usus tidak • Monitor adanya tanda-tanda dehidrasi ( ada misalnya turgor kulit buruk, CRT lambat • Monitor asupan dan pengeluaran • Monitor adanya tanda-tanda dehidrasi (diare) • Dukung asupan cairan oral • Berikan cairan IV isotonic yang diresepkan • Jaga kepatenan akses IV • Instruksikan pada pasien dan atau keluarga untuk mencatat intake dan output dengan tepat. • Instruksikan pada pasien atau keluarga tindakan-tindakan untuk mengatasi hipovolemik.