Desain Satu Kelompok dan Dua Kelompok Desain Satu

  • Slides: 12
Download presentation
Desain Satu Kelompok dan Dua Kelompok

Desain Satu Kelompok dan Dua Kelompok

Desain Satu Kelompok

Desain Satu Kelompok

One-Group Posttest Design Desain penelitian ini dikemukakan oleh Christensen (2001) yang juga biasa disebut

One-Group Posttest Design Desain penelitian ini dikemukakan oleh Christensen (2001) yang juga biasa disebut onegroup after only design. Desain hanya melibatkan satu kelompok yang diberikan manipulasi, kemudian setelah jangka waktu tertentu diukur responnya sebagai pengukuran VT. Manipulasi (X) Pengukuran (O)

One-Group Pretest-Posttest Design Menurut Christensen (2001) desain ini disebut juga before-after design. Pada desain

One-Group Pretest-Posttest Design Menurut Christensen (2001) desain ini disebut juga before-after design. Pada desain ini, diawal penelitian dilakukan pengukuran terhadap VT yang telah dimilki subjek. Setelah diberikan manipulasi, dilakukan pengukuran kembali terhadap VT dengan alat ukur yang Sama Pengukuran (O 1) Manipulasi (X) Pengukuran (O 2)

Time Series Design Karena melibatkan pengukuran VT yang berulang dan sering kali dalam kurun

Time Series Design Karena melibatkan pengukuran VT yang berulang dan sering kali dalam kurun waktu yang cukup lama, maka desain ini disebut juga longidutinal design (Christensen, 2001). Pengukuran dilakukan berulang-ulang, baik sebelum diberikan manipulasi maupun sesudah diberikan manipulasi. O 1 O 2 Manipulasi (X) O 3 O 4 Pre Post

Desain Dua Kelompo. K

Desain Dua Kelompo. K

Static Group Design Desain ini juga disebut static group design (Robinson, 1981) atau non-equivalent

Static Group Design Desain ini juga disebut static group design (Robinson, 1981) atau non-equivalent posttest-only design (Christensen, 2001), karena tidak dilakukan randomisasi untuk membentuk kelompok KE dan KK, sehingga kedua kelompok dianggap tidak setara. Pada desain ini hanya dilakukan posttest setelah diberikan manipulasi (KE) (KK) X OE OK

Nonrandomized Pretest-posttest control group design Desain ini mirip desain sebelumnya, static group design, yaitu

Nonrandomized Pretest-posttest control group design Desain ini mirip desain sebelumnya, static group design, yaitu tidak dilakukan randomisasi. Berbeda dengan desain sebelumnya, pada desain ini dilakukan pretest. Dibandingkan desain sebelumnya, desain ini memiliki kelebihan karena dapat diketahui kemampuan awal setiap subjek sebelum dilakukan penelitian. (KE) O 1 (KK) O 1 X O 2

Randomized Two-group Design, Posttest Only Desain ini sudah memenuhi syarat dilakukan penelitian eksperimetal yaitu

Randomized Two-group Design, Posttest Only Desain ini sudah memenuhi syarat dilakukan penelitian eksperimetal yaitu dilakukannya randomisasi. Kesimpulan mengenai pengaruh VB terhadap VT lebih akurat karena kedua kelompok penelitian setara. Pengukuran dilakukan diakhir penelitian (posttest) baik KE dan KK R (KE) R (KK) X O O

Randomized Matched Two-group Design Desain ini memiliki teknik kontrol tambahan dengan dilakukannya matchinig, selain

Randomized Matched Two-group Design Desain ini memiliki teknik kontrol tambahan dengan dilakukannya matchinig, selain adanya randomisasi. Syarat dapat dilakukannya matching terhadap VS adalah bahwa skor VS setiap subjek harus bisa diperoleh sebelum dilakukan penelitian, setelah dilakukan matching kemudian dilakukan randomisasi untuk memasukkan subjek ke dalam KE dan KK M (KE) R M (KK) R X O O

Pretest-posttest Control Group Design Desain ini hampir sama dengan nonrandomized pretest-postest control group design

Pretest-posttest Control Group Design Desain ini hampir sama dengan nonrandomized pretest-postest control group design yaitu dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian treatment pada dua kelompok, namun perbedaannya adalah pada desain ini dilakukannya randomisasi. R (KE) O 1 R (KK) O 1 X O 2

Kesimpulan Kelebihan: 1. Desain dua kelompok meningkatkan validitas internal penelitian. Desain dua kelompok memungkinkan

Kesimpulan Kelebihan: 1. Desain dua kelompok meningkatkan validitas internal penelitian. Desain dua kelompok memungkinkan peneliti untuk mengggunakan lebih banyak teknik kontrol seperti randomisasi dan matching. 2. Desain dua kelompok memungkinkan adanya kelompok kontrol. Sehingga dapat melihat pengaruh VB terhadap VT melalui perbandingan 2 kelompok 3. Desain penelitian dua kelompok bersifat eksploratif. Artinya kita dapat mengetahui pengaruh VB karena kita memberikan VB yang berbeda pada kedua kelompok 4. Desain dua kelompok lebih mudah dilaksanakan karena hanya memberikan perlakuan yang berbeda kepada dua kelompok yang berbeda Kekurangan: tidak dapat untuk membandingkan lebih dari dua variasi VB.