DASARDASAR PEWARISAN MENDEL PENDAHULUAN TERMINOLOGI HUKUM SEGREGASI HUKUM

  • Slides: 28
Download presentation
DASAR-DASAR PEWARISAN MENDEL

DASAR-DASAR PEWARISAN MENDEL

PENDAHULUAN TERMINOLOGI HUKUM SEGREGASI HUKUM PEMILIHAN BEBAS FORMULASI MATEMATIKA MODIFIKASI NISBAH MENDEL

PENDAHULUAN TERMINOLOGI HUKUM SEGREGASI HUKUM PEMILIHAN BEBAS FORMULASI MATEMATIKA MODIFIKASI NISBAH MENDEL

PENDAHULUAN • Gregor Johann Mendel abad ke-19 Percobaan persilangan pada kacang ercis (Pisum sativum)→prinsip-prinsip

PENDAHULUAN • Gregor Johann Mendel abad ke-19 Percobaan persilangan pada kacang ercis (Pisum sativum)→prinsip-prinsip pewarisan sifat • Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang tinggi dengan yang pendek • Keturunannya memperlihatkan nisbah(perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman pendek sebesar 3: 1

TERMINOLOGI P→individu tetua F 1 → keturunan pertama F 2 → keturunan kedua Gen

TERMINOLOGI P→individu tetua F 1 → keturunan pertama F 2 → keturunan kedua Gen D →gen atau alel dominan Gen d →gen atau alel resesif Alel → bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat) tertentu. Gen dominan → gen yang menutupi ekspresi alelnya Gen resesif → gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi alelnya

heterozigot → Dd Homozigot. . > DD (homozigot dominan) dd homozigot resesif Fenotip →ekspresi

heterozigot → Dd Homozigot. . > DD (homozigot dominan) dd homozigot resesif Fenotip →ekspresi gen yang lansung dapat diamati sebagai suatu sifat pada suatu individu Genotip →susunan genetik yang mendasari pemunculan suatu sifat

HUKUM SEGREGASI (HUKUM MENDEL I) ☼Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang gen akan

HUKUM SEGREGASI (HUKUM MENDEL I) ☼Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang gen akan disegregasi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk.

Persilangan Monohibrid untuk sifat tinggi tanaman P : ♀ Tinggi x Pendek ♂ DD

Persilangan Monohibrid untuk sifat tinggi tanaman P : ♀ Tinggi x Pendek ♂ DD dd Gamet D d F 1 : Tinggi Dd Menyerbuk sendiri (Dd x Dd) F 2 : Gamet D d D DD (tinggi) Dd (tinggi) dd (pendek) Gamet E

HUKUM PEMILIHAN BEBAS (HUKUM MENDEL II) Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi

HUKUM PEMILIHAN BEBAS (HUKUM MENDEL II) Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas. Persilangan Dihibrid Persilangan yang melibatkan pola pewarisan dua macam sifat seketika ex” : Persilangan galur murni Kedelai (Glicyne max) berbiji kuning halus dengan galur murni berbiji hijau keriput

P : ♀ Kuning, halus x Hijau, keriput ♂ GGWW ggww Gamet GW gw

P : ♀ Kuning, halus x Hijau, keriput ♂ GGWW ggww Gamet GW gw F 1 : Kuning, halus Gg. Ww Menyerbuk sendiri (Gg. Ww x Gg. Ww ) F 2 : Gamet ♂ Gamet ♀ GW Gw g. W gw GW GGWW (Kuning, halus) GGWw (Kuning, halus) Gg. WW (Kuning, halus) Gg. Ww (Kuning, halus) Gw GGWw (Kuning, halus) GGww (Kuning, keriput) Gg. Ww (Kuning, halus) Ggww (Kuning, keriput) g. W Gg. WW (Kuning, halus) Gg. Ww (Kuning, halus) gg. WW (Hijau, halus) gg. Ww (Hijau, halus) gw Gg. Ww (Kuning, halus) Ggww (Kuning, keriput) gg. Ww (Hijau, halus) ggww (Hijau, keriput)

Gg x Gg Ww x Ww 3 W- 9 G- W- (kuning, halus) 3

Gg x Gg Ww x Ww 3 W- 9 G- W- (kuning, halus) 3 G 1 ww 3 G- ww (kuning, keriput) 3 W- 3 gg. W- (hijau, halus) 1 gg 1 ww 1 ggww (hijau, keriput) Gambar : Diagram Anak Garpu pada Persilangan Dihibrid

FORMULASI MATEMATIKA PADA BERBAGAI PERSILANGAN Persilangan Macam gamet Jumlah individu Macam Nisbah fenotip F

FORMULASI MATEMATIKA PADA BERBAGAI PERSILANGAN Persilangan Macam gamet Jumlah individu Macam Nisbah fenotip F fenotip genotip Monohibrid 2 4 2 3 3: 1 Dihibrid 4 16 4 9 9: 3: 3: 1 Trihibrid 8 64 8 27 27: 9: 9: 9: 3: 3: 3: 1 N hibrid 2 n 4 n 2 n 3 n (3: 1)n

Modifikasi Nisbah Mendel Modifikasi nisbah 3 : 1 Semi dominansi → terjadi apabila suatu

Modifikasi Nisbah Mendel Modifikasi nisbah 3 : 1 Semi dominansi → terjadi apabila suatu gen dominan tidak menutupi pengaruh alel resesifnya dengan sempurna, sehingga pada individu heterozigot akan muncul sifat antara (intermedier). ex” : Pewarisan warna bunga pada Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa) P: Gamet F 1 : ♀ Merah MM M x Putih ♂ mm m Merah muda Mm Menyerbuk sendiri (Mm x Mm) F 2 : dengan nisbah fenotipe merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1

Kodominansi → tidak memunculkan sifat antara pada individu heterozigot, tetapi menghasilkan sifat yang merupakan

Kodominansi → tidak memunculkan sifat antara pada individu heterozigot, tetapi menghasilkan sifat yang merupakan hasil ekspresi masing-masing alel. ex” : Pada pewarisan golongan darah sistem ABO pada manusia. IAIB X 1 IAIA 2 IAIB 1 IBIB IAIB (Golongan darah A) (Golongan darah AB) (Golongan darah B) Golongan darah A : AB : B = 1 : 2 : 1

 Gen Letal → Gen yang dapat mengakibatkan kematian pada individu homozigot (embrio). Macam-macam

Gen Letal → Gen yang dapat mengakibatkan kematian pada individu homozigot (embrio). Macam-macam gen letal : v Gen letal dominan v Gen letal resesif ex” : peristiwa letal dominan antara lain dapat dilihat pada ayam redep (creeper). Apabila sesama ayam redep (Cpcp) dikawinkan, maka Cpcp x Cpcp Cp. Cp, Cpcp, cp. Cp, cpcp Letal Redep Normal

Ayam tidak memiliki sayap

Ayam tidak memiliki sayap

chthyosis congenita Merupakan penyakit keturunan pada manusia yang berakibat letal (mati). Ini terjadi karena

chthyosis congenita Merupakan penyakit keturunan pada manusia yang berakibat letal (mati). Ini terjadi karena bayi lahir berkulit tebal, banyak luka berupa sobekan terutama daerah lekukan, sehingga biasanya bayi mati dalam kandungan. Sifat letal disebabkan adanya gen homozigot resesif (ii), sedangkan alel dominan I menentukan bayi normal. Perkawinan dua orang normal tetapi heterozigot, akan menghasilkan F 1 yang normal semua karena keturunan yang homozigot dominan (II) dan heterozigot (Ii) dapat hidup normal, sedangkan yang homozigot (ii) letal sewaktu di dalam kandungan atau waktu lahir. Parental : Ii >< Ii (normal) Gamet : I I i F 1 : II = normal = 1 Ii = normal = 2 Ii = Ichthyosis congenita = 1 (letal)

Brakhidaktili

Brakhidaktili

 Modifikasi Nisbah 9 : 3 : 1 → disebabkan oleh peristiwa yang dinamakan

Modifikasi Nisbah 9 : 3 : 1 → disebabkan oleh peristiwa yang dinamakan epistasis, yaitu penutupan ekspresi suatu gen non-alelik. Epistasis Resesif suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang bukan alelnya. ex” : Pewarisan warna bulu mencit (Mus musculus) P : AACC x aacc Kelabu Albino F 1 : Aa. Cc Kelabu F 2 : 9 A-C- Kelabu 3 A-cc Albino 3 aa. C- Hitam Kelabu : Hitam : Albino 1 aacc Albino 9 : 3 : 4

MENCIT

MENCIT

 Epistasis Dominan → penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang bukan alelnya.

Epistasis Dominan → penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F 2 adalah 12 : 3 : 1 ex” : Pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo). P : WWYY x wwyy Putih Hijau F 1 : Ww. Yy Putih F 2 : 9 W-Y- Putih 3 W-yy Putih 3 ww. Y- Kuning Putih : Kuning : Hijau 1 wwyy Hijau 12 : 3 : 1

Epistasis resesif ganda → apabila gen resesif dari suatu pasangan gen I, epistasis terhadap

Epistasis resesif ganda → apabila gen resesif dari suatu pasangan gen I, epistasis terhadap pasangan gen II, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistasis terhadap pasangan gen I. ex” : peristiwa epistasis resesif ganda dapat dikemukakan pewarisan kandungan HCN pada tanaman Trifolium repens. P : LLhh x ll. HH HCN rendah F 1 : Ll. Hh HCN tinggi F 2 : 9 L-H- HCN tinggi 3 L-hh HCN rendah 3 ll. H- HCN rendah HCN tinggi : HCN rendah = 1 llhh HCN rendah 9 : 7

Epitasis dominan ganda →gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap pasangan gen II

Epitasis dominan ganda →gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen dominan dari pasangan gen ini juga epistasis terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi. ex” : pada pewarisan bentuk buah capsela P : CCDD x ccdd segitiga oval F 1 : Cc. Dd segitiga F 2 : 9 C-D- segitiga 3 C-dd segitiga 3 cc. D- segitiga : oval 1 ccdd oval 15 : 1

Epistasis dominan-resesif → terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap pasangan

Epistasis dominan-resesif → terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistasis terhadap pasangan gen I. ex” : pewarisan warna bulu ayam ras. P : IICC x iicc putih F 1 : Ii. Cc putih F 2 : 9 I-C- putih 3 I-cc putih 3 ii. C- berwarna putih : berwarna 1 iicc putih 13 : 3

Epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif → epistasis yang muncul akibat adanya duplikat dari

Epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif → epistasis yang muncul akibat adanya duplikat dari gen sebelumnya dengan adanya efek komulatif ex” : pada Cucurbita pepo yang memiliki tiga macam bentuk buah yaitu cakram, bulat, lonjong. P : BBLL x bbll cakram lonjong F 1 : Bb. Ll cakram F 2 : 9 B-L- cakram 3 B-ll bulat 3 bb. L- bulat cakram : bulat : lonjong 1 bbll lonjong 9 : 6 : 1

Interaksi gen → penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotip,

Interaksi gen → penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotip, tetapi menimbulkan fenotip-fenotip yang merupakan hasil kerjasama atau interaksi dua pasang gen non-alelik ex” : pewarisan bentuk jengger ayam P : RRpp x rr. PP mawar kacang F 1 : Rr. Pp walnut F 2 : 9 R-P- walnut 3 R-pp Mawar 3 rr. P- kacang walnut : mawar : kacang : tunggal 1 rrpp tunggal 9 : 3 : 3 : 1

BENTUK JENGGER AYAM DARI GALUR YANG BERBEDA tungal walnut mawar kacang

BENTUK JENGGER AYAM DARI GALUR YANG BERBEDA tungal walnut mawar kacang

Diketahui Ayam berpial rose/mawar (RRpp / Rrpp, Ayam berpial pea/biji (rr. PP / rr.

Diketahui Ayam berpial rose/mawar (RRpp / Rrpp, Ayam berpial pea/biji (rr. PP / rr. Pp), Ayam berpial walnut/sumpel (RRPP / RRPp / Rr. PP / Rr. Pp), Ayam berpial single/bilah (rrpp). Jika ayam berpial/jengger rose homozigot disilangkan dengan ayam berpial biji homozigot, pada F 1 dihasilkan jengger walnut (sumpel). Tentukan rasio fenotif F 2 -nya? Penyelesaian: P 1 : RRpp (rose) >< rr. PP (biji) Gamet : Rp r. P F 1 : Rr. Pp (walnut) [ artinya: R dan P memunculkan walnut P 2 : Rr. Pp (walnut) >< Rr. Pp (walnut) Gamet : RP, Rp, r. P, rp F 2 RP Rp r. P rp RP RRPP (walnut) RRPp (walnut) Rr. PP (walnut) Rr. Pp (walnut) Rp RRPp (walnut) RRpp (rose) Rr. Pp (walnut) Rrpp (Rose) r. P Rr. PP (walnut) Rr. Pp (walnut) rr. PP (biji) rr. Pp (biji) rp Rr. Pp (walnut) Rrpp (rose) rr. Pp (biji) rrpp (bilah)

SEKIAN MATUR NUWUN

SEKIAN MATUR NUWUN