DASARDASAR PEWARISAN MENDEL PENDAHULUAN TERMINOLOGI HUKUM SEGREGASI HUKUM
- Slides: 23
DASAR-DASAR PEWARISAN MENDEL
PENDAHULUAN TERMINOLOGI HUKUM SEGREGASI HUKUM PEMILIHAN BEBAS FORMULASI MATEMATIKA MODIFIKASI NISBAH MENDEL
PENDAHULUAN • Gregor Johann Mendel abad ke-19 Percobaan persilangan pada kacang ercis (Pisum sativum)→prinsip-prinsip pewarisan sifat • Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang tinggi dengan yang pendek • Keturunannya memperlihatkan nisbah(perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman pendek sebesar 3: 1
Persilangan Monohibrid untuk sifat tinggi tanaman P: ♀ Tinggi DD Gamet D x Pendek ♂ dd d Tinggi Dd F 1 : Menyerbuk sendiri (Dd x Dd) F 2 : Gamet D DD (tinggi) Dd (tinggi) d Dd (tinngi) Dd (pendek) Gamet E
TERMINOLOGI P→individu tetua F 1 → keturunan pertama F 2 → keturunan kedua Gen D →gen atau alel dominan Gen d →gen atau alel resesif Alel → bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat) tertentu. Gen dominan → gen yang menutupi ekspresi alelnya Gen resesif → gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi alelnya heterozigot → Dd Fenotip →ekspresi gen yang lansung dapat diamati sebagai suatu sifat pada suatu individu Genotip →susunan genetik yang mendasari pemunculan suatu sifat
HUKUM SEGREGASI (HUKUM MENDEL I) ☼Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang gen akan disegregasi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk.
HUKUM PEMILIHAN BEBAS (HUKUM MENDEL II) Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas. Persilangan Dihibrid Persilangan yang melibatkan pola pewarisan dua macam sifat seketika ex” : Persilangan galur murni Kedelai (Glicyne max) berbiji kuning halus dengan galur murni berbiji hijau keriput
P: ♀ Kuning, halus GGWW Gamet GW x Hijau, keriput ♂ ggww gw Kuning, halus Gg. Ww F 1 : Menyerbuk sendiri (Gg. Ww x Gg. Ww ) F 2 : Gamet ♂ GW Gw g. W gw Gamet ♀ GW GGWW (Kuning, halus) GGWw (Kuning, halus) Gg. WW (Kuning, halus) Gg. Ww (Kuning, halus) Gw GGWw (Kuning, halus) GGww (Kuning, keriput) Gg. Ww (Kuning, halus) Ggww (Kuning, keriput) g. W Gg. WW (Kuning, halus) Gg. Ww (Kuning, halus) gg. WW (Hijau, halus) gg. Ww (Hijau, halus) gw Gg. Ww (Kuning, halus) Ggww (Kuning, keriput) gg. Ww (Hijau, halus) ggww (Hijau, keriput)
Gg x Gg 3 G 1 gg Ww x Ww 3 W- 9 G- W- (kuning, halus) 1 ww 3 G- ww (kuning, keriput) 3 W- 3 gg. W- (hijau, halus) 1 ww 1 ggww (hijau, keriput) Gambar : Diagram Anak Garpu pada Persilangan Dihibrid
FORMULASI MATEMATIKA PADA BERBAGAI PERSILANGAN Persilangan Macam gamet Jumlah individu Macam fenotip Macam genotip Nisbah fenotip F Monohibrid 2 4 2 3 3: 1 Dihibrid 4 16 4 9 9: 3: 3: 1 Trihibrid 8 64 8 27 27: 9: 9: 9: 3: 3: 3: 1 N hibrid 2 n 4 n 2 n 3 n (3: 1)n
Modifikasi Nisbah Mendel Modifikasi nisbah 3 : 1 Semi dominansi → terjadi apabila suatu gen dominan tidak menutupi pengaruh alel resesifnya dengan sempurna, sehingga pada individu heterozigot akan muncul sifat antara (intermedier). ex” : Pewarisan warna bunga pada Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa) P: Gamet F 1 : ♀ Merah MM M x Putih ♂ mm m Merah muda Mm Menyerbuk sendiri (Mm x Mm) F 2 : dengan nisbah fenotipe merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1
Kodominansi → tidak memunculkan sifat antara pada individu heterozigot, tetapi menghasilkan sifat yang merupakan hasil ekspresi masing-masing alel. ex” : Pada pewarisan golongan darah sistem ABO pada manusia. IAIB X 1 IAIA 2 IAIB 1 IBIB IAIB (Golongan darah A) (Golongan darah AB) (Golongan darah B) Golongan darah A : AB : B = 1 : 2 : 1
Gen Letal → Gen yang dapat mengakibatkan kematian pada individu homozigot (embrio). Macam-macam gen letal : v Gen letal dominan v Gen letal resesif ex” : peristiwa letal dominan antara lain dapat dilihat pada ayam redep (creeper). Apabila sesama ayam redep (Cpcp) dikawinkan, maka Cpcp x Cpcp Cp. Cp, Cpcp, cp. Cp, cpcp Letal Redep Normal
Modifikasi Nisbah 9 : 3 : 1 → disebabkan oleh peristiwa yang dinamakan epistasis, yaitu penutupan ekspresi suatu gen non-alelik. Epistasis Resesif suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang bukan alelnya. ex” : Pewarisan warna bulu mencit (Mus musculus) P : AACC Kelabu F 1 : F 2 : 9 A-C 3 A-cc 3 aa. C 1 aacc x Aa. Cc Kelabu Albino Hitam Albino aacc Albino Kelabu : Hitam : Albino 9 : 3 : 4
Epistasis Dominan → penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F 2 adalah 12 : 3 : 1 ex” : Pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo). P : WWYY Putih x wwyy Hijau F 1 : Ww. Yy Putih F 2 : 9 W-YPutih 3 W-yy Putih 3 ww. YKuning 1 wwyy Hijau Putih : Kuning : Hijau 12 : 3 : 1
Epistasis resesif ganda → apabila gen resesif dari suatu pasangan gen I, epistasis terhadap pasangan gen II, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistasis terhadap pasangan gen I. ex” : peristiwa epistasis resesif ganda dapat dikemukakan pewarisan kandungan HCN pada tanaman Trifolium repens. P: LLhh x ll. HH HCN rendah F 1 : Ll. Hh HCN tinggi F 2 : 9 L-H- HCN tinggi 3 L-hh HCN rendah 3 ll. H- HCN rendah HCN tinggi : HCN rendah = 1 llhh HCN rendah 9 : 7
Epitasis dominan ganda →gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen dominan dari pasangan gen ini juga epistasis terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi. ex” : pada pewarisan bentuk buah capsela P: F 1 : F 2 : CCDD segitiga x ccdd oval Cc. Dd segitiga 9 C-D- segitiga 3 C-dd segitiga 3 cc. D- segitiga 1 ccdd oval segitiga : oval 15 : 1
Epistasis dominan-resesif → terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistasis terhadap pasangan gen I. ex” : pewarisan warna bulu ayam ras. P: F 1 : F 2 : IICC putih x iicc putih Ii. Cc putih 9 I-C- putih 3 I-cc putih 3 ii. C- berwarna 1 iicc putih : berwarna 13 : 3
Epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif → epistasis yang muncul akibat adanya duplikat dari gen sebelumnya dengan adanya efek komulatif ex” : pada Cucurbita pepo yang memiliki tiga macam bentuk buah yaitu cakram, bulat, lonjong. P: F 1 : F 2 : BBLL x bbll cakram lonjong Bb. Ll cakram 9 B-L- cakram 3 B-ll bulat 3 bb. L- bulat cakram : bulat : lonjong 1 bbll lonjong 9 : 6 : 1
Interaksi gen → penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotip, tetapi menimbulkan fenotip-fenotip yang merupakan hasil kerjasama atau interaksi dua pasang gen non-alelik ex” : pewarisan bentuk jengger ayam P: F 1 : F 2 : RRpp mawar x rr. PP kacang Rr. Pp walnut 9 R-P- walnut 3 R-pp bulat 3 rr. P- kacang 1 rrpp tunggal walnut : mawar : kacang : tunggal 9 : 3 : 1
BENTUK JENGGER AYAM DARI GALUR YANG BERBEDA tungal walnut mawar kacang
SEKIAN MATUR NUWUN
Kelompok 2 kelas B 1 • Anindita Dyahsinta (B 1 J 006022) • Sulistiyani (B 1 j 006026) • Arifatus Solikhah (B 1 j 006028) • Agustina Dita Kamilia (B 1 j 006030) • Biyan Tabritantyo (B 1 j 006032) • Ika Oksi Susilawati (B 1 j 006034)
- Lapisan ilmu hukum adalah
- Segregasi aspal
- Peranan ngo
- Pewarisan sifat
- Jenis asal masalah faraid
- Pewarisan harta perlembagaan negeri sarawak
- Postulat mendel
- Pewarisan berdasarkan testament
- Pewarisan berdasarkan testament
- Tetrahibrida
- Contoh program inheritance hewan
- Mengapa hierarki berguna untuk pewarisan?
- Diketahui ayam berpial rose/mawar
- Genotif
- Letak filsafat hukum
- Pengertian teorema de morgan
- Hukum pascal
- Contoh soal power set
- Hukum aljabar vektor
- Macam-macam hukum taklifi
- Hukum-hukum himpunan matematika diskrit
- I newton
- Hukum hukum rangkaian listrik
- Tijdsgebied