DasarDasar Kesehatan Lingkungan Yulia Khairina Ashar SKM MKM

  • Slides: 70
Download presentation
Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan Yulia Khairina Ashar, SKM, MKM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan Yulia Khairina Ashar, SKM, MKM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Kontrak Perkuliahan 1. 2. 3. • Menjunjung tinggi nilai kejujuran • Mentaati peraturan akademik

Kontrak Perkuliahan 1. 2. 3. • Menjunjung tinggi nilai kejujuran • Mentaati peraturan akademik dan norma kehidupan kampus • Kehadiran peserta dalam perkuliahan DIHARAPKAN 100% 4. • Daftar hadir hanya diedarkan selama perkuliahan berlangsung, tidak diperkenankan mengisi daftar hadir setelah kuliah berakhir 5 • Mahasiswa yang diketahui ditandatangani ataupun menandatangani absen peserta lain dianggap indisipliner dan tidak diperkenankan mengikuti ujian

Kontrak Perkuliahan 6. 7. 8. 9. 10. • Bagi mahasiswa yang terlambat >15 menit

Kontrak Perkuliahan 6. 7. 8. 9. 10. • Bagi mahasiswa yang terlambat >15 menit tidak diperkenankan masuk kelas dan pengajar yang terlambat >15 menit tanpa pemberitahuan, kuliah dapat ditiadakan dan akan dicari waktu penggantinya • Selama perkuliahan, handphone, MP 3 dan sejenis tidak boleh diaktifkan • Nilai akhir bersifat final • Tidak diperbolehkan makan di kelas selama perkuliahan berlangsung • Menjaga ketertiban, kebersihan dan keamanan kelas

Tata Cara Penilaian Evaluasi : a. Evaluasi Tengah Semester : Objective Test b. Evaluasi

Tata Cara Penilaian Evaluasi : a. Evaluasi Tengah Semester : Objective Test b. Evaluasi Akhir Semester : Objective Test c. Tugas Terstruktur : • Dikerjakan secara perseorangan • Berupa tugas latihan soal dan tugas paper dengan topik yang relevan • Tugas dikumpulkan dalam bentuk hardcopy • Mahasiswa yang diketahui menitip tugas atau mengerjakan tugas mahasiswa lain dianggap indisipliner dan tidak diperkenanan mengikuti ujian

Tata Cara Penilaian d. Bobot Penilaian • UTS • UAS • Tugas Terstruktur •

Tata Cara Penilaian d. Bobot Penilaian • UTS • UAS • Tugas Terstruktur • Lain-lain : 35% : 20% : 10% e. Kriteria Penilaian • Ujian Remedial diberikan bagi mahasiswa yang mempunyai nilai D dan E (maks nilai perbaikan C) sesuai jadwal. Ketidakhadiran mahasiswa dalam ujian remedial pada jadwal yang ditentukan menghilangkan hak mahasiswa untuk mendapat perbaikan nilai • Tidak ada kebijakan penghapusan nilai mata kuliah dalam transkrip kecuali sesuai dengan peraturan akademik.

Materi Sebelum UTS Sesi 2 Sesi 1 • Pengertian dan konsep ekologi kesehatan lingkungan

Materi Sebelum UTS Sesi 2 Sesi 1 • Pengertian dan konsep ekologi kesehatan lingkungan • Riwayat dan konsep terjadinya penyakit serta peranan lingkungan di dalamnya Sesi 3 Sesi 4 • Konsep hubungan manusia dengan lingkungan • Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan manusia

Sesi 5 • Parameter Standar dan Kriteria Kesehatan Lingkungan Sesi 6 • Prinsip-Prinsip Pengendalian

Sesi 5 • Parameter Standar dan Kriteria Kesehatan Lingkungan Sesi 6 • Prinsip-Prinsip Pengendalian Lingkungan Sesi 7 • Upaya monitoring dan rekayasa kesehatan lingkungan Sesi 8 • UTS

Materi Setelah UTS Sesi 10 Sesi 9 • Higiene dan Sanitasi • Aspek kesehatan

Materi Setelah UTS Sesi 10 Sesi 9 • Higiene dan Sanitasi • Aspek kesehatan dan penyediaan air bersih Sesi 11 • Pengelolaan limbah cair dan Padat Sesi 12 • Pencemaran udara

Sesi 13 • Pengendalian Vektor Sesi 14 • Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman Sesi

Sesi 13 • Pengendalian Vektor Sesi 14 • Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman Sesi 15 • Sanitasi Tempat Umum Sesi 16 • UAS

Dasar Kesehatan Lingkungan Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara faktor kesehatan dan faktor

Dasar Kesehatan Lingkungan Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara faktor kesehatan dan faktor lingkungan

Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan KHUSUS UMUM • Koreksi/perbaikan terhadap segala bahaya •

Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan KHUSUS UMUM • Koreksi/perbaikan terhadap segala bahaya • Usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan • Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu dalam menghadapi bencana/wabah penyakit menular • PAB yang cukup • Makanan dan minuman dalam skala besar • Pencemaran udara • Limbah cair dan padat • Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit • Perumahan & bangunan yang layak huni • Kebisingan, radiasi dan kesehatan kerja • Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi program kesling

Masalah Kesehatan Lingkungan 1. 2. 3. 4. 5. Urbanisasi penduduk Tempat pembuangan sampah Penyediaan

Masalah Kesehatan Lingkungan 1. 2. 3. 4. 5. Urbanisasi penduduk Tempat pembuangan sampah Penyediaan sarana air bersih Pencemaran udara Pembuangan limbah industri dan rumah tangga 6. Bencana alam/pengungsian 7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah

Paradigma kesehatan lingkungan Konsep dasar paradigma kesehatan lingkungan bahwa terjadinya derajat status kesehatan karena

Paradigma kesehatan lingkungan Konsep dasar paradigma kesehatan lingkungan bahwa terjadinya derajat status kesehatan karena interaksi antara agen, pejamu dan lingkungan. host Interaksi agen dan lingkungan Interaksi agen dan pejamu Interaksi pejamu dan lingkungan agent environment

Triad epidemiologik • Tiga komponen – Faktor Agen (agent) – Faktor Pejamu (host) yang

Triad epidemiologik • Tiga komponen – Faktor Agen (agent) – Faktor Pejamu (host) yang rentan/peka – Faktor Lingkungan (environment)

Segitiga epidemiologik atau triad Agen Pejamu Lingkungan

Segitiga epidemiologik atau triad Agen Pejamu Lingkungan

Agen • Faktor yang harus ada pada sebab penyakit • Dapat berupa: – Elemen,

Agen • Faktor yang harus ada pada sebab penyakit • Dapat berupa: – Elemen, substansi atau kekuatan/force – Benda mati atau hidup dan – Jika kontak dengan orang/host yang rentan – Pada lingkungan yang sesuai Akan meninbulkan rangsangan/stimulasi suatu proses penyakit

Klasifikasi Agen • 5 Kelompok: – Agen biologik – Agen kimia – Agen nutrisi

Klasifikasi Agen • 5 Kelompok: – Agen biologik – Agen kimia – Agen nutrisi – Agen mekanik – Agen fisik

Agen Biologik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Protozoa Metazoa Bakteria Virus Jamur

Agen Biologik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Protozoa Metazoa Bakteria Virus Jamur Riketsia Prion

Agen biologik • Protozoa – Mikroorganisme uniselular • Contoh: – – Plasmodium vivax malaria

Agen biologik • Protozoa – Mikroorganisme uniselular • Contoh: – – Plasmodium vivax malaria Trypanosoma trypanosomiasis Amoeba amoebiasis Toxoplasma gondii toksoplasmosis

Agen biologik • Metazoa – Mikroorganisme parasitik multiseluler • Contoh: – Trichuris trichuria trikhinosis

Agen biologik • Metazoa – Mikroorganisme parasitik multiseluler • Contoh: – Trichuris trichuria trikhinosis – Ascaris lumbricoides askariasis – Schistosoma spp sistosomiasis

Agen biologik • Bakteria – Mikroorganisme uniselular • Contoh: – – – Mycobacterium tuberculosis

Agen biologik • Bakteria – Mikroorganisme uniselular • Contoh: – – – Mycobacterium tuberculosis TBC (Tuberkulosis) Salmonella spp salmonellosis Clostridium tetani tetanus Corynaebacterium diphteriae difteri Vibrio chlolerae kolera Spirochaeta spp sifilis

Agen biologik • Virus – Mikroorganisme yang sangat kecil – Dalam hidupnya memerlukan sel

Agen biologik • Virus – Mikroorganisme yang sangat kecil – Dalam hidupnya memerlukan sel hidup • Contoh: – Virus penyebab penyakit: » Influenza » Rabies » SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) » HIV/AIDS » Hepatitis » Polio » Campak, cacar, herpes

Agen biologik • Jamur (fungi) – Tanaman tidak berklorofil – Contoh: • Penyebab penyakit

Agen biologik • Jamur (fungi) – Tanaman tidak berklorofil – Contoh: • Penyebab penyakit – – Epidermofitosis Moniliasis (kandidosis mulut) Histoplasmosis koksidiomikosis

Agen biologik • Rickettsia – Bakteri yang sangat kecil • Contoh – Penyebab penyakit

Agen biologik • Rickettsia – Bakteri yang sangat kecil • Contoh – Penyebab penyakit » Rocky Mountain spotted fever » Q-fever (Rickettsia prowazeki)

Agen biologik • Prion – Semacam virus • CJS (Creufeldt Jacob Syndrome)

Agen biologik • Prion – Semacam virus • CJS (Creufeldt Jacob Syndrome)

Karakter agen biologik • • • Inheren Viabilitas (resistensi) Infektivitas Patogenitas Virulensi Antigenisitas

Karakter agen biologik • • • Inheren Viabilitas (resistensi) Infektivitas Patogenitas Virulensi Antigenisitas

Karakter agen biologik • Inheren – Morfologi – Fisiologi – Reproduksi – Toksin –

Karakter agen biologik • Inheren – Morfologi – Fisiologi – Reproduksi – Toksin – Nutrisi – dll

Karakter agen biologik • Viabilitas (resistensi) – Kemampuan hidup di alam bebas • Aerob

Karakter agen biologik • Viabilitas (resistensi) – Kemampuan hidup di alam bebas • Aerob hidup memerlukan oksigen • Anaerob hidup tidak memerlukan oksigen. Oksigen merupakan racun

Karakter agen biologik • Infektivitas – Kemampuan menginfeksi pejamu (tinggal dan memperbanyak diri pada

Karakter agen biologik • Infektivitas – Kemampuan menginfeksi pejamu (tinggal dan memperbanyak diri pada host) • Proporsi orang terpajan yang menjadi terinfeksi

Karakter agen biologik • Patogenisitas – Kemampuan menimbulkan reaksi pada pejamu (menimbulkan penyakit). Subklinis

Karakter agen biologik • Patogenisitas – Kemampuan menimbulkan reaksi pada pejamu (menimbulkan penyakit). Subklinis dan klinis – Proporsi orang yang terinfeksi berkembang menjadi penyakit klinis

Karakter agen biologik • Virulensi – Derajat berat ringannya reaksi (keparahan) yang ditimbulkan oleh

Karakter agen biologik • Virulensi – Derajat berat ringannya reaksi (keparahan) yang ditimbulkan oleh agen biologik – Proporsi orang dengan penyakit klinis menjadi sakit yang berat atau mati – Contoh: – Virus Hepatitis A (patogenisitas rendah dan virulensi yang rendah) – Campak (patogenisitas tinggi, tetapi virulensi rendah) – Rabies (patogenisitas tinggi, virulensi tinggi)

Karakter agen biologik • Antigenisitas – Kemampuan menimbulkan atau menstimulasi mekanisme pertahanan pejamu (antibodi)

Karakter agen biologik • Antigenisitas – Kemampuan menimbulkan atau menstimulasi mekanisme pertahanan pejamu (antibodi)

Agen kimia • • Pestisida Food-additives Obat-obatan Zat yang diproduksi oleh tubuh manusia –

Agen kimia • • Pestisida Food-additives Obat-obatan Zat yang diproduksi oleh tubuh manusia – L-triptofan sindrom eosinofilia-mialgia – Ureum uremia – Benda-benda keton asidosis

Agen kimia • Asbes • Logam berat – – Merkuri Kadmium Timbal Uranium •

Agen kimia • Asbes • Logam berat – – Merkuri Kadmium Timbal Uranium • Minuman keras • Bahan-bahan kosmetik • Obat-obatan, alergen

Agen nutrisi • Karbohidrat: berlebihan obesitas • Lemak: berlebihan hiperlipidemia • Protein: kekurangan protein

Agen nutrisi • Karbohidrat: berlebihan obesitas • Lemak: berlebihan hiperlipidemia • Protein: kekurangan protein energi malnutrisi • Vitamin: – Defisiensi vitamin A rabun senja – Defisiensi vitamin C skorbut

Agen nutrisi • Mineral – Cu – Zn – Mg – Fe • Air

Agen nutrisi • Mineral – Cu – Zn – Mg – Fe • Air

Agen mekanik • Friksi yang kronik – Pemakaian sepatu yang sempit verucca vulgaris (kutil)

Agen mekanik • Friksi yang kronik – Pemakaian sepatu yang sempit verucca vulgaris (kutil) • Kompresi atau daya mekanik menekan atau memutar – Menimbulkan carpal tunnel syndrom

Agen fisika • Radiasi – Dapat menyebabkan kanker kulit • Suhu udara – Dingin:

Agen fisika • Radiasi – Dapat menyebabkan kanker kulit • Suhu udara – Dingin: menimbulkan frost bite – Panas: menimbulkan dehidrasi, heat stroke • Kelembaban – Rendah: hiperhidrosis • Intensitas suara – Bising, frekuensi tinggi: Gangguan pendengaran – Vibrasi

Agen fisik • Panas – menimbulkan luka bakar • Terang cahaya – Gangguan daya

Agen fisik • Panas – menimbulkan luka bakar • Terang cahaya – Gangguan daya lihat mata • Objek – Air, makanan, tanah, udara

Faktor pejamu (host) • Organisme manusia atau hewan yang merupakan faktor tempat (berlabuh penyakit)

Faktor pejamu (host) • Organisme manusia atau hewan yang merupakan faktor tempat (berlabuh penyakit)

Faktor pejamu • Faktor intrinsik yang mempengaruhi keterpajanan individual, kerentanan dan respon terhadap agen

Faktor pejamu • Faktor intrinsik yang mempengaruhi keterpajanan individual, kerentanan dan respon terhadap agen penyebab (kausatif)

Faktor pejamu • Faktor intrinsik pada manusia 1. Umur 2. Ras 3. Jenis kelamin

Faktor pejamu • Faktor intrinsik pada manusia 1. Umur 2. Ras 3. Jenis kelamin 4. Status sosio-ekonomik jenis pekerjaan Contoh: • Sifilis pada laki > wanita • Campak lebih sering pada anak • TBC pada ras kulit hitam lebih dominan dari kulit putih

Faktor intrinsik pada manusia 5. Status perkawinan 6. Status kesehatan /kebugaran kekebalan host 7.

Faktor intrinsik pada manusia 5. Status perkawinan 6. Status kesehatan /kebugaran kekebalan host 7. Riwayat penyakit terdahulu 8. Sifat-sifat genetik

Faktor intrinsik pada manusia 9. Perilaku – – – Merokok Penyalahgunaan obat Gaya hidup

Faktor intrinsik pada manusia 9. Perilaku – – – Merokok Penyalahgunaan obat Gaya hidup (lifestyle) Aktivitas seksual Penggunaan kontrasepsi Kebiasaan makan

Faktor intrinsik pada manusia 10. 11. 12. 13. Status nutrisi Status imunologik Status keterpajanan

Faktor intrinsik pada manusia 10. 11. 12. 13. Status nutrisi Status imunologik Status keterpajanan (level of exposure) Struktur anatomik

Faktor intrinsik pada manusia 14. Karakteristik psikologik • Kepribadian • • Tipe A :

Faktor intrinsik pada manusia 14. Karakteristik psikologik • Kepribadian • • Tipe A : terburu-buru Tipe B : lamban, pasif 15. Adanya penyakit atau medikasi 16. Golongan darah • • • Dll Sistem ABO Rhesus positif, rhesus negatif

Faktor intrinsik pada manusia • Status imunologik berdasarkan cara didapat 1. Imunitas alamiah (tanpa

Faktor intrinsik pada manusia • Status imunologik berdasarkan cara didapat 1. Imunitas alamiah (tanpa intervensi) 2. Imunitas didapat (dengan intervensi) 3. Herd immunity (Imunitas Kelompok)

Faktor lingkungan • Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi agen dan peluang untuk terpajan • Faktor

Faktor lingkungan • Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi agen dan peluang untuk terpajan • Faktor luar/kondisi ekternal yang menyebabkan atau memungkinkan transmisi penyakit • Pada konsep ekologi – Penyakit terjadi karena ketidakseimbangan antara organisme dengan alam sekitar/lingkungannya

Faktor Lingkungan • Lingkungan fisik • Lingkungan biologis • Lingkungan sosio-ekonomik

Faktor Lingkungan • Lingkungan fisik • Lingkungan biologis • Lingkungan sosio-ekonomik

Lingkungan fisik • Kondisi cuaca, musim, udara – Faktor kelembaban • Kondisi geologi –

Lingkungan fisik • Kondisi cuaca, musim, udara – Faktor kelembaban • Kondisi geologi – Struktur dan lapisan geologik, sifat fisis tanah • Kondisi geografi – Faktor ketinggian

Lingkungan biologis • Semua mahluk hidup – Hewan – Tumbuhan – Manusia Dapat bertindak

Lingkungan biologis • Semua mahluk hidup – Hewan – Tumbuhan – Manusia Dapat bertindak sebagai agen, sumber atau vektor

Lingkungan sosio-ekonomik • Kepadatan penduduk • Kehidupan sosial – Olahraga – Fasilitas rekreasi –

Lingkungan sosio-ekonomik • Kepadatan penduduk • Kehidupan sosial – Olahraga – Fasilitas rekreasi – Fasilitas umum – Fasilitas sosial lainnya

Lingkungan sosio-ekonomik • Stratifikasi sosial – Tingkat pendidikan – Latar belakang etnis – Macam

Lingkungan sosio-ekonomik • Stratifikasi sosial – Tingkat pendidikan – Latar belakang etnis – Macam pekerjaan • Nilai-nilai sosial yang berlaku – Aturan-aturan agama – Besar–kecilnya keluarga – dll

Lingkungan sosio-ekonomik • Kemiskinan • Ketersediaan pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan – Ada atau

Lingkungan sosio-ekonomik • Kemiskinan • Ketersediaan pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan – Ada atau tidaknya sistem asuransi • Tingginya pengangguran – Tidak tersedianya pekerjaan bagi orang yang cacat fisik

Lingkungan sosio-ekonomik • Perang – Kemiskinan – Perpindahan penduduk • Bencana alam – Banjir

Lingkungan sosio-ekonomik • Perang – Kemiskinan – Perpindahan penduduk • Bencana alam – Banjir – Letusan gunung berapi – Gempa/tanah longsor

Lingkungan sosio-ekonomik • Bencana karena ulah manusia – Bencana nuklir di Chernobyl (Russia) –

Lingkungan sosio-ekonomik • Bencana karena ulah manusia – Bencana nuklir di Chernobyl (Russia) – Letusan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima (Jepang) – Kasus • Dll

Interaksi antara agen, pejamu dan lingkungan 1. Interaksi agen dan lingkungan (periode prepathogenesis) –

Interaksi antara agen, pejamu dan lingkungan 1. Interaksi agen dan lingkungan (periode prepathogenesis) – Contoh: • • Ketahanan bakteri terhadap sinar matahari Stabilitas vitamin di lemari pendingin 2. Interaksi agen dan pejamu • Timbulnya gejala dan tanda penyakit 3. Interaksi pejamu dan lingkungan • • • Ketersediaan fasilitas kesehatan Kebiasaan penyiapan makanan Keadaan ruangan (panas, dingin)

Interaksi antara agen, pejamu dan lingkungan • Ketiga komponen (agen, pejamu dan lingkungan) saling

Interaksi antara agen, pejamu dan lingkungan • Ketiga komponen (agen, pejamu dan lingkungan) saling mempengaruhi dan menginisiasi timbulnya proses penyakit

Penyakit • Terjadi karena ketidakseimbangan antara faktor agen, pejamu dan lingkungan

Penyakit • Terjadi karena ketidakseimbangan antara faktor agen, pejamu dan lingkungan

Keadaan tidak berpenyakit Agen Pejamu Lingkungan

Keadaan tidak berpenyakit Agen Pejamu Lingkungan

Keadaan berpenyakit P A P A L L A = Agen P = Pejamu

Keadaan berpenyakit P A P A L L A = Agen P = Pejamu L = Lingkungan

Keadaan berpenyakit P A Jumlah agen bertambah banyak timbul penyakit L

Keadaan berpenyakit P A Jumlah agen bertambah banyak timbul penyakit L

Keadaan berpenyakit A P L Kerentanan (suseptibel) pejamu bertambah berat daya tahan berkurang timbul

Keadaan berpenyakit A P L Kerentanan (suseptibel) pejamu bertambah berat daya tahan berkurang timbul penyakit

Keadaan berpenyakit P Jumlah agen bertambah banyak, karena perubahan lingkungan A L

Keadaan berpenyakit P Jumlah agen bertambah banyak, karena perubahan lingkungan A L

Keadaan berpenyakit A P L Kerentanan (suseptibel) pejamu bertambah berat karena perubahan lingkungan

Keadaan berpenyakit A P L Kerentanan (suseptibel) pejamu bertambah berat karena perubahan lingkungan

Simpulan • Faktor agen, pejamu, dan lingkungan saling berkaitan dalam berbagai cara yang kompleks

Simpulan • Faktor agen, pejamu, dan lingkungan saling berkaitan dalam berbagai cara yang kompleks untuk dapat menyebabkan penyakit pada manusia • Keseimbangan dan interaksi ketiganya berbeda untuk penyakit yang berbeda pula

Simpulan • Bila kita mencari hubungan kausal, kita harus melihat tiga komponen itu dan

Simpulan • Bila kita mencari hubungan kausal, kita harus melihat tiga komponen itu dan menganalisis interaksinya untuk – Mendapatkan pencegahan yang praktis dan efisien – Ukuran-ukuran pengendalian

DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Leavell, H. R. , Clark, E. , and Gurney. 1965. Preventive

DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Leavell, H. R. , Clark, E. , and Gurney. 1965. Preventive Medicine for the Doctor in His Community. 3 rd ed. Blackiston Division, Mc Graw-Hill Book Company, Inc. New York. • 2. Benenson, A. S. (ed). 1990. Control of Communicable Diseases in Man. 11 th ed. An official Report of the American Public Health Association, New York, N. Y. • 3. U. S. Department of Health and Human Services. Agent, host, environment in Principles of Epidemiology. Manual 1. Atlanta, Georgia. • 4. Alan Dever, G. E. 1984. Epidemiology in Health Services Management. 1 st ed. Aspen Publisher, Gaithersburg, Maryland. • Page RM, Cole GE, Timmreck TC. 1995. Basic Epidemiological Methods and Biostatisticss. A practical Guidebook. Jones and Barlett Publisher. Boston. London

TUGAS 1. Kunjungi puskesmas terdekat 2. Cari tahu tentang program kesehatan lingkungan yang ada

TUGAS 1. Kunjungi puskesmas terdekat 2. Cari tahu tentang program kesehatan lingkungan yang ada di puskesmas. 3. Cari tahu tentang 10 penyakit terbanyak di puskesmas tersebut. 4. Amati keadaan lingkungan di sekitar wilayah kerja puskesmas. 5. Analisa hasil pengamatan dengan hasil observasi lapangan.

 • Dikumpulkan perkelompok dalam bentuk Laporan • Lengkapi dengan foto-foto hasil observasi lapangan

• Dikumpulkan perkelompok dalam bentuk Laporan • Lengkapi dengan foto-foto hasil observasi lapangan (berikan keterangan pada setiap foto yang anda lampirkan) • Times new roman 12 • A 4