DASAR MANAJEMEN KEUANGAN BAB 4 MANAJEMEN MODAL KERJA
DASAR MANAJEMEN KEUANGAN BAB 4 – MANAJEMEN MODAL KERJA
DEFINISI MANAJEMEN MODAL KERJA Manajemen modal kerja (working capital management) menurut Harjito dan Martono (2014: 74 -75) merupakan manajemen dan elemen-elemen aktiva lancar dan elemen-elemen hutang lancar.
TUJUAN MANAJEMEN MODAL KERJA Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja neto yang layak dan menjamin tingkat likuiditas perusahaan.
KONSEP MODAL KERJA Menurut Riyanto (2015: 57 -59), modal kerja dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu: a. Konsep Kuantitatif b. Konsep Kualitatif c. Konsep Fungsional
MODAL KERJA KONSEP KUANTITATIF Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).
MODAL KERJA KONSEP KUALITATIF Pada konsep kualitatif ini, pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansiil yang harus segera dilakukan, di mana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karenanya maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).
MODAL KERJA KONSEP FUNGSIONAL (PART 1) Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan “current income”. Sebagian dari dana itu dimaksudkan juga untuk menghasilkan pendapatan untuk periode-periode berikutnya (future income).
MODAL KERJA KONSEP FUNGSIONAL (PART 2) Berdasarkan definisi itu maka pengertian “non working capital” adalah dana yang tidak menghasilkan current income, atau kalau menghasilkan current income adalah tidak sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Misalnya suatu perusahaan dagang tekstil yang menanamkan sebagian dananya dalam surat obligasi pemerintah. Dana yang ditanamkan dalam obligasi tersebut menghasilkan current income yaitu dalam bentuknya bunga obligasi (coupon). Tetapi karena perusahaan ini didirikan dengan maksud utama untuk berusaha di bidang perdagangan tekstil, bukan untuk berusaha di bidang investasi dalam surat-surat berharga seperti halnya bank, maka dana yang tertanam dalam efek tersebut nantinya dapat diuangkan dengan mudah dan selanjutnya dapat diinvestasikan dalam tekstil, maka dana tersebut digolongkan sebagai modal kerja potensial (potential working capital).
KONSEP MODAL KERJA W. B. TAYLOR A. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) 1) Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) 2) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) B. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) 1) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) 2) Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) 3) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
KONSEP MODAL KERJA W. B. TAYLOR
PERPUTARAN MODAL KERJA (PART 1) Salah satu alat ukur untuk menentukan keberhasilan manajemen modal kerja menurut Kasmir (2013: 224 -226) adalah diukur dari perputaran modal kerjanya atau working capital turnover-nya. Dengan diketahuinya perputaran modal kerja dalam satu periode, maka akan diketahui seberapa efektif modal kerja suatu perusahaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa perputaran modal kerja atau working capital turnover, merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifannya modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya, seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam beberapa periode.
PERPUTARAN MODAL KERJA (PART 2)
PERPUTARAN MODAL KERJA (PART 3) Contoh Soal: Komponen Laporan Keuangan Penjualan bersih (net sales) Total aktiva lancar (current assets) Hitunglah perputaran modal tahun 2007 dan 2008? 2007 3. 850 865 2008 4. 150 800
PERPUTARAN MODAL KERJA (PART 4)
LATIHAN SOAL PERPUTARAN MODAL KERJA Latihan Soal: Komponen Laporan Keuangan Penjualan bersih (net sales) Total aktiva lancar (current assets) Hitunglah perputaran modal tahun 2014 dan 2015? 2014 6. 451 465 2015 8. 886 415
JAWABAN LATIHAN SOAL PERPUTARAN MODAL KERJA
PENENTUAN JUMLAH MODAL KERJA (PART 1) Besar kebutuhan modal kerja untuk suatu periode perlu dihitung oleh manajer keuangan. Tujuannya agar jangan sampai terjadi kekurangan atau kelebihan modal kerja yang tidak perlu. Lebih dari itu dengan diketahuinya besarnya kebutuhan modal kerja memudahkan manajer keuangan untuk menjalankan kegiatannya, meskipun dalam praktiknya sering kali perhitungan yang dilakukan tidak tepat mengingat berubahnya berbagai kondisi dan situasi baik di dalam maupun di luar perusahaan.
PENENTUAN JUMLAH MODAL KERJA (PART 2) Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan harus dihitung secara cermat, sehingga mencerminkan kebutuhan yang sesungguhnya. Dalam praktiknya besar kecilnya kebutuhan modal kerja suatu perusahaan sangat tergantung dari dua hal, yaitu: 1) Besar kecilnya operasi pokok/penjualan, artinya makin besar operasi pokok atau penjualan, maka kebutuhan modal juga makin besar, demikian pula sebaliknya apabila operasi pokok kecil, maka modal kerja juga kecil. 2) Kecepatan perputaran modal kerja, artinya makin cepat berputar modal kerja maka kebutuhan modal kerja juga relatif besar, demikian pula sebaliknya makin lambat perputaran modal kerja maka kebutuhan modal kerja juga relatif kecil.
PENENTUAN JUMLAH MODAL KERJA (PART 3) Untuk mengetahui besarnya kebutuhan modal kerja menurut Kasmir (2013: 226 -228), dapat dihitung dengan beberapa cara atau metode. Penggunaan metode mana yang akan digunakan tergantung dari pimpinan perusahaan. Berikut ini metode yang digunakan untuk menghitung kebutuhan modal kerja dapat digunakan dengan dua cara, yaitu: 1) Metode saldo rata-rata. 2) Metode unsur-unsur biaya.
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK Bagi manajer keuangan sangat penting untuk menganalisis berapa besar kebutuhan aktiva lancar yang sifatnya permanen dan yang berfluktuasi (variabel). Yang bersifat permanen, sebesar modal kerja minimum yang selalu harus ada selama satu tahun. Untuk kemudian memilih sumber dana untuk membiayai investasi itu baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Terdapat tiga alternatif pemenuhan kebutuhan dana menurut Sartono (2014: 386 -390) dalam kaitannya dengan aktiva lancar: 1) Matching approach 2) Conservative approach 3) Aggresive approach
- Slides: 20