DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA PERKOTAAN Proses Pembangunan Pertemuan ke3
DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA PERKOTAAN Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 1
Pokok Bahasan • Tinjauan teoritis perencanaan partisipatif • Partisipasi dalam perencanaan dan menajemen perkotaan • Partisipasi dalam pembangunan PP • Strategi partisipasi dalam pembangunan PP • Penerapan strategi partisipasi • Kerangka untuk bertindak Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 2
Tinjauan Teoritis Perencanaan Partisipatif • Dua sudut pandang teoritis berkaitan dengan partisipasi (community participation) – Teori modernisasi • Modernisasi adalah alat menuju kemakmuran • Tahapan perkembangan ekonomi • Pendekatan: pengembangan masyarakat – Teori dependensi • Dikotomi antara ‘maju’ vs ‘terbelakang’; kapitalis vs masyarakat • Pemihakan kepada kelompok akar rumput • Pendekatan: pemberdayaan (empowerment) • Konteks: partisipasi sebagai ‘alat’ (means) atau ‘tujuan’ (end) Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 3
Teori: Tangga Partisipasi #1 • Sherry Arnstein (1969) memperkenalkan tangga partisipasi warga (citizen participation) konteks negara maju • Tingkatan di mana masyarakat bawah (have-not) dapat mempengaruhi pengambilan keputusan • Orientasi hanya kepada “kekuasaan” saja Proses Pembangunan 8 Kontrol warga 7 Delegasi kekuasaan 6 Kemitraan 5 Penghormatan 4 Konsultasi 3 Informasi 2 Terapi 1 Manipulasi Pertemuan ke-3 Kekuasaa n Warga Tokenisme (Simbolism e) Nonpartipasi 4
Teori: Tangga Partisipasi #2 • Marisa Choguill (1996) memperkenalkan tangga partisipasi masyarakat (community participation) untuk konteks negara berkembang 8 Pemberdayaan 7 Kemitraan 6 Konsiliasi 5 Disimulasi (pura) 4 Diplomasi 3 Informasi 2 Konspirasi Penolakan Pengelolaan sendiri Pertemuan ke-3 Pengabaian • Dua konteks: – Bagaimana memiliki ‘kekuasaan’ – Mempunyai akses yang lebih baik kepada prasarana dan hunian Proses Pembangunan 1 Dukungan Manipulasi 5
Partisipasi dalam Perencanaan dan Manajemen Kota • Empat pendekatan – Pengembangan masyarakat (community development) – Pemberdayaan (empowerment) – Pengelolaan masyarakat (community management) – Partisipasi masyarakat (negotiated development) • Setiap model pendekatan mempunyai konteks dan sejarah yang berbeda • Empat pendekatan mencerminkan adanya perubahan paradigma (paradigm shift) dalam partisipasi masyarakat • Empat pendekatan tersebut juga mencerminkan sebuah kontinum keruangan/problematika dari desa -kota Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 6
Karakteristik Pendekatan Partisipasi Karakteristik Pengembanga n Masyarakat Pemberdayaa n Partisipasi Masyarakat Peran pemerintah Terbuka Tertutup Terbuka Hakekat pengambilan keputusan Sosial/ekonomi Program skala kecil, keluaran jelas Politik/ekonomi Program dengan target tunggal, keluaran jelas Ekonomi/teknis/sosial Tujuan ganda, program multi-sektoral Dinamika masyarakat Terfokus, melalui seleksi proyek Terfokus, melalui kekuatan dari kebutuhan kelompok Tersebar dan heterogen Tujuan utama proses partisipatif Terbatas, terpusat pada masyarakat, dikelola tanpa rujukan lingkungan yang lebih luas Terpusat pada ‘wilayah antara’ masyarakat dan pemerintah Manajemen terpadu, ada interaksi dengan lingkungan yang lebih luas Peran aktor eksternal Fokus pada pelatihan Fokus kepada pendidikan Terpadu antara pendidikan dan latihan Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 7
Peningkatan komplesitas proses pengambilan keputusan Katerkaitan antar-Pendekatan Partisipasi Arena ketertutupan Resolusi konflik menyeluruh Revolusi Arena konfrontasi Arena konsensus Partisipasi masyarakat Pemberdayaan Pengembangan masyarakat Pengelolaan masyarakat Arena keterbukaan Peningkatan keterbukaan pemerintah Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 8
Partisipasi dalam Pembangunan PP • Partisipasi dalam pembangunan PP adalah “proses di mana masyarakat (people) – sebagai produsen dan konsumen serta sebagai warga – mempengaruhi aliran dan kualitas layanan prasarana yang tersedia untuk mereka” • Partisipasi didasarkan kepada hubungan sukarela (voluntary) dari bermacam aktor: – – – Lembaga pemerintah Pengguna prasarana individu Organisasi berbasis masyarakat (CBO) Pengguna kelompok Perusahaan swasta Lembaga swadaya masyarakat (NGO) Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 9
Implikasi Partisipasi dalam PP • Konteks: partisipasi tidak terbatas pada proyek pembangunan, tetapi juga aktivitas sehari-hari, baik pada skala mikro maupun makro • Proses: partisipasi mengacu kepada proses bukan produk • Aktor: partisipan tidak hanya terbatas kepada komunitas permukiman • Hubungan: pengelolaan prasarana partisipatif bergantung kepada pola hubungan yang ‘sukarela’ di antara dua atau lebih kelompok, aktor, atau stakeholders. Hubungan yang terjadi adalah dialogis (dua-arah) Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 10
Biaya dan Risiko Partisipasi • Partisipasi sebagai beban yang tidak adil – Khususnya pada masyarakat bawah yang kurang terlayani prasarana dengan baik • Partisipasi sebagai gangguan yang tidak perlu – Khususnya bagi lembaga pemerintah yang merasa sudah ‘mapan’ • Banyak kendala yang bisa mengganggu proses partisipatif: – – – Aspek legal/hukum Standar teknis Metode perencanaan Prosedur manajemen proyek Tiadanya model yang aplikatif Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 11
Cakupan Partisipasi dalam Siklus Pembangunan PP • Formulasi kebijakan – Perumusan tujuan dan sasaran • Perencanaan jangka panjang – Penentuan kriteria permintaan (demand) • Program investasi jangka menengah – Mobilisasi sumberdaya (pembiayaan) alternatif • Implementasi pembangunan – Masyarakat sebagai pemakai dan produsen • Operasi dan pemeliharaan – Kesadaran dan sikap masyarakat • Monitoring dan evaluasi – Sistem komunikasi dengan masyarakat (interface) Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 12
Strategi Partisipasi dalam Pembangunan PP • Strategi dukungan community-based – Partisipasi berkaitan dengan kegiatan berbasis masyarakat untuk mengembangkan/memperbaiki sistem PP lokal • Strategi pelibatan area-based – Lebih kepada aktivitas yang dikelola pemerintah pada kawasan tertentu • Strategi kolaborasi functionally-based – Model kemitraan pemerintah-swasta (publicprivate partnership – PPP) • Strategi desentralisasi process-based – Aktivitas dikelola oleh pemerintah dalam cakupan luas (perkotaan) dengan model desentralisasi ke lembaga-lembaga lokal Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 13
Karakteristik Pendekatan dalam Strategi Partisipasi Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 14
Karakteristik Pendekatan Strategi Communitybased Basis strategis Sasaran partisipasi Orientasi kemitraan (PPP) Functionallybased Process-based Kelompok sosial atau masyarakat Kawasan permukiman Fungsi penyediaan jasa Proses manajemen Dukungan & pemampuan pengeolaan dan pengembangan PP oleh masyarakat Melibatkan pemakai dalam program pengembangan PP oleh pemerintah untuk peningkatan efektivitas Kerjasama dengan pemakai dan masya-rakat berdasarkan pembagian tugas dan tanggung jawab Desentralisasi fungsi manajemen supaya lebih responsif terhadap demand; privatisasi Input pemakai kepada pemerintah Terkoordinasi, masing-masing stakeholder punya fungsi sendiri Input pemakai dan warga terhadap proses manajemen pemerintah dalam PP Input pemerintah (dan LSM) kepada masyarakat Proses Pembangunan Cakupan fungsi Area-based - Implementasi Pertemuan ke-3 - Pemrograman - Implementasi - Perencanaan - Pemrograman - Perumusan kebijakan - Perencanaan 15 - Pemrograman
Kerangka untuk Bertindak • Tujuan pengelolaan PP adalah tewujudnya penyediaan pelayanan (service delivery) yang sesuai permintaan, khususnya bagi masyarakat bawah • Untuk itu, lembaga pemerintah seharusnya: – – – Tidak birokratis Lebih fleksibel Didorong oleh insentif Terdesentralisasi Akuntabel terhadap pemakai (users) • Pemakai, seharusnya juga didorong untuk – – – Hak untuk memperbaiki sendiri fasilitas Keamanan kepemilikan (tenure security) Dukungan organisasi dan teknis Dukungan kebijakan untuk proses partisipatif Suara yang lebih didengar dalam sistem pengelolaan PP Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 16
Arahan untuk Perbaikan Manajemen • Penilaian ulang terhadap kekuatan dan kelemahan dari sistem pengelolaan yang ada – Peran dan potensi stakeholder kunci: pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat (pemakai) • Pelaksanaan strategi membawa implikasi – Pengembangan kelembagaan – Kemitraan pemerintah-swasta – Partisipasi pemakai Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 17
Pertanyaan Umpan Balik 1. Jelaskan mengapa partisipasi dipandang sebagai beban dan gangguan? 2. Apa perbedaan antara partisipasi sebagai means dan sebagai end? Dan bagaimana penerapannya dalam pembangunan prasarana perkotaan? Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 18
Bahan Bacaan Abbot, J. (1996). Sharing the City: Community Participation in Urban Management. London: Earthscan. Schubeler, P. (1996). Participation and Partnership in Urban Infrastructure Management. Washington: the World Bank. Arnstein, S. (1969). A ladder of citizen participation, Journal of American Planner Association, July 1969. Choguill, M. B. G. (1996). A ladder of community participation for underdeveloped countries, Habitat International, 20 (3), pp. 431 – 444 The World Bank (1996). The World Bank Participation Sourcebook. Washington: the World Bank. Departemen KIMPRASWIL (2001). Modul Pelatihan Manajemen Prasarana dan Sarana Perkotaan: Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Perkotaan (Modul 7. 10). Jakarta: CBUIM Project Proses Pembangunan Pertemuan ke-3 19
- Slides: 19