Culture and Social Behavior Interpersonal and Intergroup Relations
![Culture and Social Behavior Interpersonal and Intergroup Relations Culture and Social Behavior Interpersonal and Intergroup Relations](https://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-1.jpg)
Culture and Social Behavior Interpersonal and Intergroup Relations
![• Pernah dengar istilah manusia sebagai social animal. Apa maksudnya? • Tuliskan di • Pernah dengar istilah manusia sebagai social animal. Apa maksudnya? • Tuliskan di](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-2.jpg)
• Pernah dengar istilah manusia sebagai social animal. Apa maksudnya? • Tuliskan di kertas, apa yang kamu ketahui tentang pengertian istilah itu (5 menit).
![Social Animal berarti… • Manusia selalu berhubungan, berinteraksi dengan orang lain. • Tidak ada Social Animal berarti… • Manusia selalu berhubungan, berinteraksi dengan orang lain. • Tidak ada](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-3.jpg)
Social Animal berarti… • Manusia selalu berhubungan, berinteraksi dengan orang lain. • Tidak ada manusia yang hidup kecuali bersama orang lain, di dalam masyarakat, di dalam budaya tertentu. • Kebutuhan manusia di semua budaya (universal need) untuk membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain, memiliki hubungan intim, dan tergabung dalam kelompok sosial.
![Menu hari ini • Budaya & pembentukan kesan • Cinta, seks, dan pernikahan di Menu hari ini • Budaya & pembentukan kesan • Cinta, seks, dan pernikahan di](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-4.jpg)
Menu hari ini • Budaya & pembentukan kesan • Cinta, seks, dan pernikahan di berbagai budaya • Budaya & CCO (conformity, compliance, obedience) • Budaya & hubungan antar kelompok
![Budaya & Pembentukan Kesan • Dasar untuk menciptakan hubungan sosial adalah kemampuan mengenali wajah Budaya & Pembentukan Kesan • Dasar untuk menciptakan hubungan sosial adalah kemampuan mengenali wajah](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-5.jpg)
Budaya & Pembentukan Kesan • Dasar untuk menciptakan hubungan sosial adalah kemampuan mengenali wajah orang lain. • Same-race bias: orang lebih baik mengenali orang lain yang sama asal rasnya, ketimbang yang beda ras. • Persepsi terhadap wajah dari rasa yang sama/beda diklasifikasikan secara berbeda.
![• Wajah dan tampilan fisik mempengaruhi persepsi dan kesan yang ditangkap orang lain. • Wajah dan tampilan fisik mempengaruhi persepsi dan kesan yang ditangkap orang lain.](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-6.jpg)
• Wajah dan tampilan fisik mempengaruhi persepsi dan kesan yang ditangkap orang lain. • Di Amerika (utara): orang yang cantik/ganteng dipersepsikan sebagai orang yang sensitif, baik hati, mudah bergaul, menyenangkan, disukai banyak orang, menarik.
![• Ada perbedaan budaya dalam mendefinisikan kemenarikan seseorang (attractiveness), yang selanjutnya mempengaruhi kesan • Ada perbedaan budaya dalam mendefinisikan kemenarikan seseorang (attractiveness), yang selanjutnya mempengaruhi kesan](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-7.jpg)
• Ada perbedaan budaya dalam mendefinisikan kemenarikan seseorang (attractiveness), yang selanjutnya mempengaruhi kesan yang ditangkap. • Penelitian Daibo, Murasawa, & Chou (1994) di Jepang dan Korea: Jepang: cantik itu mata bulat, mulut kecil, dagu kecil. Korea: cantik itu mata bulat, hidung kecil dan mancung, dan wajah kecil, serta ‘matang’ dan ‘menyenangkan. ’
![• Namun, studi lain menunjukkan bahwa kesan dinilai secara sama dalam berbagai budaya. • Namun, studi lain menunjukkan bahwa kesan dinilai secara sama dalam berbagai budaya.](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-8.jpg)
• Namun, studi lain menunjukkan bahwa kesan dinilai secara sama dalam berbagai budaya. • Penelitian Cunningham, Roberts, Barbee, Druen, & Wu (1995). • Hasil meta-analisis juga menunjukkan bahwa ada kesamaan dalam penilaian antar budaya tentang orang yang menarik/tidak.
![Bagaimana kita memilih pasangan? Apakah selalu yang menarik/cantik-ganteng akan menjadi pasangan anda? Bagaimana kita memilih pasangan? Apakah selalu yang menarik/cantik-ganteng akan menjadi pasangan anda?](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-9.jpg)
Bagaimana kita memilih pasangan? Apakah selalu yang menarik/cantik-ganteng akan menjadi pasangan anda?
![Cinta, seks, dan pernikahan di berbagai budaya Penelitian Buss tentang pemilihan pasangan (1989, 1994): Cinta, seks, dan pernikahan di berbagai budaya Penelitian Buss tentang pemilihan pasangan (1989, 1994):](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-10.jpg)
Cinta, seks, dan pernikahan di berbagai budaya Penelitian Buss tentang pemilihan pasangan (1989, 1994): • Perempuan di 36 dari 37 budaya menilai prospek finansial laki-laki itu lebih penting dibandingkan laki-laki. • Perempuan di 29 dari 36 budaya itu, menilai bahwa ambisi dan kemampuan industri yang dimiliki laki-laki lebih penting, dibandingkan laki-laki.
![• Laki-laki di semua budaya (37) lebih condong pada perempuan yang lebih muda, • Laki-laki di semua budaya (37) lebih condong pada perempuan yang lebih muda,](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-11.jpg)
• Laki-laki di semua budaya (37) lebih condong pada perempuan yang lebih muda, sebaliknya pada perempuan. • Laki-laki di 34 budaya lebih menilai wajah yang menarik itu lebih penting, dibandingkan perempuan. • Kesimpulannya: preferensi memilih pasangan bersifat universal, sejalan dengan teori evolusioner.
![• Lantas, dimanakan peran budaya dalam memilih pasangan? • Perspektif social construction: faktor • Lantas, dimanakan peran budaya dalam memilih pasangan? • Perspektif social construction: faktor](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-12.jpg)
• Lantas, dimanakan peran budaya dalam memilih pasangan? • Perspektif social construction: faktor individual dan kultural berperan penting dalam pemilihan pasangan • Contoh: laki-laki atau perempuan menarik bila status sosialnya tinggi, agama/sukunya sama.
![Budaya & Cinta • Cinta itu universal, tapi ada perbedaan budaya dalam sikap terhadap Budaya & Cinta • Cinta itu universal, tapi ada perbedaan budaya dalam sikap terhadap](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-13.jpg)
Budaya & Cinta • Cinta itu universal, tapi ada perbedaan budaya dalam sikap terhadap cinta dan hubungan romantis. • Contoh: witing tresno jalaran suko kulino, cinta pasti hadir karena sering bertemu (padahal tidak selalu!) • Penelitian Ting-Toomey (1991): Orang Perancis & Amerika sama-sama menekankan komitmen cinta dan disclosure maintenance dibanding orang Jepang; Orang Jepang dan Amerika sama-sama menekankan conflict expression dibanding orang Perancis.
![Budaya & Seks • Seks penting bagi reproduksi manusia, namun punya makna psikologis dan Budaya & Seks • Seks penting bagi reproduksi manusia, namun punya makna psikologis dan](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-14.jpg)
Budaya & Seks • Seks penting bagi reproduksi manusia, namun punya makna psikologis dan budaya yang berbeda antar budaya, khususnya pre-marital sex. • Penelitian Buss (1989): negara-negara non-Barat seperti Cina, India, Indonesia, Iran, Taiwan, dan Palestina menempatkan kesucian sebagai hal yang utama bagi calon pasangan. Tapi, di negara-negara Eropa Barat, seperti Swedia, Norwagia, Finlandia, Belanda, Jerman Barat, dan Perancis tidak mementingkan kesucian atau pengalaman seks sebelum menikah. • Bagaimana dengan homosexuality atau extramarital sex?
![Budaya & Pernikahan • Pernikahan adalah institusi sosial yang universal di semua budaya. • Budaya & Pernikahan • Pernikahan adalah institusi sosial yang universal di semua budaya. •](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-15.jpg)
Budaya & Pernikahan • Pernikahan adalah institusi sosial yang universal di semua budaya. • Adakah perbedaan budaya dalam hal membangun hubungan romantis dalam pernikahan? • Apakah pernikahan selalu berarti memiliki anak? • Haruskah pernikahan dilakukan dalam satu budaya yang sama? • Apa konsekuensi intercultural marriage?
![Budaya & CCO (conformity, compliance, obedience) • Ingat penelitian Asch (1951, 1955, 1956) tentang Budaya & CCO (conformity, compliance, obedience) • Ingat penelitian Asch (1951, 1955, 1956) tentang](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-16.jpg)
Budaya & CCO (conformity, compliance, obedience) • Ingat penelitian Asch (1951, 1955, 1956) tentang konformitas & penelitian Milgram (1974) tentang obedience. • Banyak penelitian selanjutnya membuktikan bahwa di berbagai budaya, konformitas, compliance, dan obedience dilihat secara berbeda dengan di Amerika, namun ada penekanan yang kuat terhadap konformitas.
![Budaya & hubungan antar kelompok • Semua masyarakat di berbagai budaya memiliki ingroups dan Budaya & hubungan antar kelompok • Semua masyarakat di berbagai budaya memiliki ingroups dan](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-17.jpg)
Budaya & hubungan antar kelompok • Semua masyarakat di berbagai budaya memiliki ingroups dan outgroups. • Cari contoh: apa saja ingroups dimana kamu tergabung dan outgroups yang potensial? • Pemaknaan individu terhadap hubungan intrakelompok menghasilkan perbedaan perilaku ketika berinteraksi dengan orang lain. Penelitian Triandis, et al (1988).
![Self-ingroup & self-outgroup relationship differences as a Function of Individualism and Collectivism Lihat buku Self-ingroup & self-outgroup relationship differences as a Function of Individualism and Collectivism Lihat buku](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-18.jpg)
Self-ingroup & self-outgroup relationship differences as a Function of Individualism and Collectivism Lihat buku matsumoto Culture and social behavior II
![Sumber • Matsumoto D. & Juang, L. (2004) chapter 3, 14 Sumber • Matsumoto D. & Juang, L. (2004) chapter 3, 14](http://slidetodoc.com/presentation_image_h/f323970ab14ba42d19a9c9db60ba774f/image-19.jpg)
Sumber • Matsumoto D. & Juang, L. (2004) chapter 3, 14
- Slides: 19