Cognitive Social Learning Theory Julian Rotter Pengantar1 Julian

  • Slides: 27
Download presentation
Cognitive Social Learning Theory (Julian Rotter)

Cognitive Social Learning Theory (Julian Rotter)

Pengantar-1 Julian B. Rotter : lahir 1916, pendidikan Chemistry - Brooklyn College, MA Psikolog

Pengantar-1 Julian B. Rotter : lahir 1916, pendidikan Chemistry - Brooklyn College, MA Psikolog dari University of Iowa, dan Ph. D dari Indiana University. Mengalami masa Great Depression: mengajarkan pentingnya pengaruh kondisi situasional pada tingkah laku manusia. 1954 - menulis buku Social Learning and Clinical Psychology (sangat dipengaruhi oleh Edward Tolman, Clark Hull, Edward Thorndike)

Pengantar-2 Merupakan Psikolog yang pertama kali memulai diskusi tentang peran kognisi dalam kepribadian. Mengembangkan

Pengantar-2 Merupakan Psikolog yang pertama kali memulai diskusi tentang peran kognisi dalam kepribadian. Mengembangkan cognitive social learning theory yang menekankan pada faktor kognitif, seperti value & expectancy, sebagai mediasi efek lingkungan terhadap perilaku. Terkenal dengan penelitiannya tentang Locus of Control.

Hipotesis Dasar-1 1. Manusia berinteraksi dengan lingkungan yang bermakna baginya. Reaksi seseorang terhadap stimuli

Hipotesis Dasar-1 1. Manusia berinteraksi dengan lingkungan yang bermakna baginya. Reaksi seseorang terhadap stimuli lingkungan tergantung pada arti atau kepentingan yang dikaitkan dengan kejadian. 2. Kepribadian adalah hasil belajar. Kepribadian tidak terbentuk pada usia tertentu melainkan dapat terus diubah dan dimodifikasi selama orang tersebut masih dapat belajar. 3. Kepribadian relatif stabil. Manusia mengevaluasi pengalaman baru berdasarkan reinforcement yang terdahulu.

Hipotesis Dasar-2 4. Motivasi mengarahkan pada tujuan (goal) Penjelasan terbaik tentang tingkah laku manusia

Hipotesis Dasar-2 4. Motivasi mengarahkan pada tujuan (goal) Penjelasan terbaik tentang tingkah laku manusia adalah dengan melihat harapan bahwa tingkah laku mereka akan mengarahkan mereka mencapai tujuan. 5. Manusia mampu mengantisipasi kejadian.

Predicting Specific Behavior Fokus utama teori Rotter adalah meramalkan tingkah laku. Ada 4 variabel

Predicting Specific Behavior Fokus utama teori Rotter adalah meramalkan tingkah laku. Ada 4 variabel yang perlu dianalisis: a. b. c. d. Behavior Potential Expectancy Reinforcement Value Psychological Situation

Behavior Potential-1 Behavior potential adalah kemungkinan munculnya suatu respon khusus pada waktu dan tempat

Behavior Potential-1 Behavior potential adalah kemungkinan munculnya suatu respon khusus pada waktu dan tempat tertentu. Dalam banyak situasi, seseorang akan menampilkan berbagai tingkah laku, baik yang dapat diobservasi maupun tidak. BP tergantung pada reinforcement value & expectancy. Contoh: Bila seseorang melewati sebuah restoran, tingkah laku apa saja yang akan muncul?

Behavior Potential-2 Untuk meramalkan tingkah laku tertentu kita dapat melakukan : Mengumpamakan expectancy adalah

Behavior Potential-2 Untuk meramalkan tingkah laku tertentu kita dapat melakukan : Mengumpamakan expectancy adalah konstan dan memvariasikan reinforcement value. Contoh: mengikuti undian akan menghasilkan lebih banyak uang daripada melakukan penelitian. Mengumpamakan reinforcement value adalah konstan dan memvariasikan expectancy. Contoh: untuk memperoleh uang 1 juta dapat memilih cara merampok toko, ikut undian sms, atau meminta kepada orangtua.

Expectancy-1 Expectancy adalah harapan seseorang bahwa reinforcement khusus atau sejumlah reinforcement akan muncul pada

Expectancy-1 Expectancy adalah harapan seseorang bahwa reinforcement khusus atau sejumlah reinforcement akan muncul pada situasi tertentu. Reinforcement adalah setiap aksi, kondisi atau kejadian yang berpengaruh pada pencapaian tujuan (berbeda dengan pendapat Skiner). Expectancy bersifat subjektif, dipengaruhi tidak saja oleh pengalaman masa lalu tetapi juga fantasi, pikiran yang tidak realistis, kurangnya informasi, dan lain-lain.

Expectancy-2 Generalized expectancy (GEs): harapan bahwa sejumlah tingkah laku akan diikuti oleh reinforcement positif,

Expectancy-2 Generalized expectancy (GEs): harapan bahwa sejumlah tingkah laku akan diikuti oleh reinforcement positif, yang merupakan hasil dari pengalaman sebelumnya. Contoh: mahasiswa yang rajin memperoleh nilai tinggi. Specific Expectancy (E’): pada situasi khusus, harapan munculnya reinforcement dipengaruhi oleh kombinasi antara GE dan E’. Contoh: pada kuliah bahasa Perancis, rajin belum tentu menghasilkan nilai tinggi.

Reinforcement Value-1 Reinforcement value menggambarkan preferensi pribadi individu yang dikaitkan dengan reinforcement tertentu, bila

Reinforcement Value-1 Reinforcement value menggambarkan preferensi pribadi individu yang dikaitkan dengan reinforcement tertentu, bila probabilitas munculnya sejumlah reinfocement yang berbeda adalah sama. Contoh: membeli makanan di vending machine. Secara umum, perilaku manusia akan diarahkan untuk mendapatkan hasil yang paling diinginkan. Pada situasi riil, expectancy dan reinfocement value dapat berbeda-beda sehingga meramalkan tingkah laku tidaklah mudah.

Reinforcement Value-2 Penentu reinforcement value : Persepsi individual tentang reinfocement (internal reinforcement), yang dapat

Reinforcement Value-2 Penentu reinforcement value : Persepsi individual tentang reinfocement (internal reinforcement), yang dapat sesuai atau bertentangan dengan external reinforcement (dinilai secara umum oleh masyarakat/budaya). Kebutuhan seseorang, misalnya seseorang yang amat lapar akan menilai semangkuk sup lebih berharga daripada yang tidak lapar. Rangkaian reinforcement yang akan muncul kemudian, yang dapat diantisipasi. Contoh: bekerja sebagai dosen akan menghasilkan uang, dapat melanjutkan studi, fotokopi buku baru.

The Psychological Situation Manusia berbeda dalam mempersepsikan dan memberikan respon terhadap rangsangan tertentu---jadi konteks

The Psychological Situation Manusia berbeda dalam mempersepsikan dan memberikan respon terhadap rangsangan tertentu---jadi konteks dari perilaku adalah psychological situation, yaitu bagian dari dunia eksternal dan internal yang direspon oleh seseorang. Tingkah laku merupakan hasil interaksi antara seseorang dengan lingkungan yang bermakna baginya, bukan hanya ditentukan oleh stimulus dari lingkungan.

Rumus Peramalan TL Spesifik-1 BPxl, sl, ra = f (Exl, ra, s 1 +

Rumus Peramalan TL Spesifik-1 BPxl, sl, ra = f (Exl, ra, s 1 + RVa, sl) Ø Kemungkinannya tingkah laku x (BPx) terjadi dalam situasi khusus (sl) dengan reinforcement khusus (ra), merupakan fungsi dari expectancy perilaku x (Ex) yang akan direinforced oleh Ra dalam situasi s 1 dan value dari reinforcement dalam suatu situasi (RVa, s 1) Ø Contoh: La Juan, seorang mahasiswa berbakat sedang mendengarkan kuliah yang membosankan dari salah satu dosennya. Tingkah laku apa yang akan muncul?

Rumus Peramalan TL Spesifik-2 Rumus tersebut hanya dapat diterapkan pada situasi yang amat terkontrol,

Rumus Peramalan TL Spesifik-2 Rumus tersebut hanya dapat diterapkan pada situasi yang amat terkontrol, misalnya dalam percobaan laboratorium. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, meramalkan tingkah laku lebih kompleks. Selanjutnya Rotter mengembangkan penjelasan untuk meramalkan tingkah laku secara umum.

Predicting General Behavior Contoh kasus: David yang telah bekerja selama 18 tahun diberitahu bahwa

Predicting General Behavior Contoh kasus: David yang telah bekerja selama 18 tahun diberitahu bahwa ia akan di -PHK karena perusahaannya merugi. Tingkah laku apa yang akan muncul? Memohon untuk tidak dipecat? Melawan atasannya? Melamar pekerjaan di perusahaan lain? Untuk meramalkan tingkah laku David, perlu diketahui pilihan-pilihan apa saja yang dimilikinya dan juga kebutuhannya saat ini.

Generalized Expectancies Tingkah laku David akan dipengaruhi oleh reinforcement yang diperoleh pada pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Generalized Expectancies Tingkah laku David akan dipengaruhi oleh reinforcement yang diperoleh pada pengalaman-pengalaman sebelumnya. Bila ia memperoleh penghargaan atas tingkah laku yang meningkatkan status sosialnya, ia tidak akan memohon. Apabila kemandiriannya yang sering memperoleh reinforcement, ia akan mencari pekerjaan lain atau berwiraswasta.

Needs = setiap tingkah laku / sekumpulan tingkah laku yang dinilai mengarahkan seseorang untuk

Needs = setiap tingkah laku / sekumpulan tingkah laku yang dinilai mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan (goal). Needs bukan kondisi deprivasi atau arousal, melainkan indikator dari arah tingkah laku. Beberapa kategori needs: rekognisi, dominasi, independensi, perlindungan-dependensi, cinta dan kasih sayang, kenyamanan fisik. Komponen: need potential, freedom of movement, need value.

Need Potential (NP) Need Potential : kemungkinan munculnya sekumpulan tingkah laku yang saling berkaitan

Need Potential (NP) Need Potential : kemungkinan munculnya sekumpulan tingkah laku yang saling berkaitan untuk memenuhi tujuan yang sama atau mirip. NP dapat disejajarkan dengan BP. NP tidak diukur hanya berdasarkan observasi karena tingkah laku yang sama bisa ditujukan untuk memuaskan need yang berbeda. Contoh: makan malam di restoran mewah. Kebutuhan apa saja yang bisa terpenuhi?

Freedom of Movement (FM) Freedom of Movement : harapan keseluruhan untuk memperoleh reinforcement sebagai

Freedom of Movement (FM) Freedom of Movement : harapan keseluruhan untuk memperoleh reinforcement sebagai hasil dari melakukan tingkah laku untuk mencapai tujuan. FM dapat disamakan dengan expectancy.

Need Value (NV) Need Value : tingkatan dari preferensi seseorang terhadap sekumpulan reinforcement tertentu

Need Value (NV) Need Value : tingkatan dari preferensi seseorang terhadap sekumpulan reinforcement tertentu dibandingkan yang lainnya. Bila freedom of movement dianggap konstan, maka seseorang akan melakukan sekumpulan tingkah laku yang akan mengarah pada pemenuhan kebutuhan yang paling disukai. NV dapat disamakan dengan RV.

Basic Prediction Formula: BPxl, sl, ra = f (Exl, ra, s 1 + RVa,

Basic Prediction Formula: BPxl, sl, ra = f (Exl, ra, s 1 + RVa, sl) General Prediction Formula: NP = f (FM + NV)

Internal & External Control of Reinforcement-1 Reinforcement tidak secara otomatis meningkatkan tingkah laku. Manusia

Internal & External Control of Reinforcement-1 Reinforcement tidak secara otomatis meningkatkan tingkah laku. Manusia dapat melihat hubungan sebab akibat antara tingkahl aku dan munculnya reinforcement. Sebagian orang menjelaskan keberhasilan berdasarkan keberuntungan atau kebetulan (external control), sebagian lainnya merasa punya kontrol terhadap sukses yang dicapai (internal control). Dikembangkan skala Locus of Control 29 item (6 item filler), nilai antara 0 -23.

Internal & External Control of Reinforcement-2 Pandangan yang salah tentang Skala I-E: a. Skor

Internal & External Control of Reinforcement-2 Pandangan yang salah tentang Skala I-E: a. Skor menunjukkan determinan tingkah laku (sebenarnya indikator dari GE) b. Locus of control bersifat spesifik dan dapat meramalkan keberhasilan pada situasi khusus (sebenarnya merujuk pada GE) c. Skala tersebut membagi manusia menjadi 2 tipe yang berbeda (sebenarnya menunjukkan gradasi) d. Skor internal control lebih baik (sebenarnya nilai ekstrim sama-sama kurang baik)

Interpersonal Trust Scale Interpersonal trust = GE yang dianut seseorang bahwa kata, janji, pernyataan

Interpersonal Trust Scale Interpersonal trust = GE yang dianut seseorang bahwa kata, janji, pernyataan verbal atau tertulis, dari orang atau kelompok lain dapat dipertanggung jawabkan. Tidak sama dengan sifat naif yang akan mempercayai orang lain secara total. Skala terdiri dari 25 item (15 item filler). Skor total yang tinggi menunjukkan adanya kepercayaan kepada orang lain.

Maladaptive Behavior Tingkah laku maladaptif adalah tingkah laku menetap yang gagal untuk mengarahkan seseorang

Maladaptive Behavior Tingkah laku maladaptif adalah tingkah laku menetap yang gagal untuk mengarahkan seseorang mencapai tujuan yang diinginkan. Beberapa penyebab: menetapkan tujuan yang terlalu tinggi, kurangnya informasi dan ketrampilan untuk mencapai tujuan, rendahnya harapan untuk mampu melakukan tingkah laku yang menghasilkan reinforcement.

Psychotherapy Bertujuan untuk mencapai keharmonisan antara freedom of movement (FM) dan need value (NV).

Psychotherapy Bertujuan untuk mencapai keharmonisan antara freedom of movement (FM) dan need value (NV). Perubahan diharapkan dapat berlangsung jangka panjang. Mengubah tujuan: masalah dapat muncul karena salah menetapkan tujuan (saling berkonflik, tujuan yang destruktif, tujuan terlalu tinggi). Menghilangkan harapan yang rendah: kurang memiliki informasi dan ketrampilan, kesalahan evaluasi terhadap situasi, generalisasi yang salah).