CHAPTER 2 WHAT IS INTERCULTURAL COMMUNICATION FLEXIBILITY DIYAH

CHAPTER 2: WHAT IS INTERCULTURAL COMMUNICATION FLEXIBILITY? DIYAH AYU AMALIA AVINA M. SI YUN FITRAHYATI M. I. KOM

TODAY’S MENU I. Defining Intercultural Communication: A Process Model II. Practicing Intercultural Communication Flexibility III. Developing Intercultural Communication Flexibility IV. Deepening Intercultural Process Thinking

I. DEFINING ICC: A PROCESS MODEL Intercultural communication: • symbolic exchange (digital, analogic) • process (transactional, irreversible) • Different cultural community • negotiate shared meanings (content, relational, identity meaning) • interactive situation (relational, psychological, physical) • embedded societal system (multilayered context) (Ting-Tommey and chung, 2012)

(1) KARAKTERISTIK KESELURUHAN. . . Symbolic Exchange • Simbol verbal • Simbol nonverbal Definisi Dasar Nature of the process • Transactional • Irreversible Pertukaran Simbolik Process (Ting-Toomey & Chung , 2012) Cultural community Different Cultural Communities • Batasan

Simbol-simbol Verbal SYMBOLIC EXCHANGE Penggunaan simbol verbal dan nonverbal di antara minimal 2 individu untuk mencapai makna bersama Simbol-simbol Nonverbal • Merepresentasikan aspek • Merepresentasikan digital dari pesan kita aspek analog dari pesan (content informasi yang kita pertukarkan kita sampaikan pada (analog: affective komunikan kita). meanings yang kita Hubungan di antara tanda sampaikan). Terdapat digital dengan kemiripan antara tanda interpretasinya bersifat nonverbal dengan arbitrer. interpretasi terhadapnya • Bersifat diskret (mempunyai awal dan akhir yang jelas) (Ting-Toomey & Chung, 2012) • Bersifat continous (berkelanjutan): tidak ada awal maupun akhir yang jelas

I. DEFINING ICC: A PROCESS MODEL Person A’s cultural frame of reference Person B’s cultural frame of reference

KARAKTERISTIK KAB Karakteristik Keseluruhan Intercultural exchange process Karakteristik Makna Spesifik Menelusuri karakteristik KAB, maka diperlukan pemahaman terhadap kata kunci dalam definisi KAB

KAB SEBAGAI PROSES. . . Sifat kesalingtergantungan (interdependent) dalam pertemuan antarbudaya – memasuki hubungan yang saling tergantung satu sama lain § Konsep proses mengacu pada 2 gagasan (Watzlawick, Beavin & Jackson, 1967) : § The transactional nature – proses encoding dan decoding yang berkelanjutan atas pesan yang dipertukarkan (encoding cocok dengan decoding – efektif) § The irreversible nature – pesan tidak dapat disampaikan secara sama persis, komunikator tdk bisa menunda pesan yg sudah didecode komunikan (Ting-Toomey & Chung, 2012)

§ Unit-unit terbatas dapat mengacu pada : § Area geografis dengan batasan yang tegas (misal: negara) dan/atau CULTURAL Serangkaian keyakinan dan nilai-nilai bersama yang dipegang oleh COMMUNITY. . . sekelompok orang meskipun berada pada wilayah geografis yang berbeda Komunitas kultural adalah (misal: umat muslim) kelompok individu yang saling berinteraksi di dalam unit-unit terbatas yang memegang seperangkat tradisi dan cara hidup bersama (Ting-Toomey & Chung, 2012)

(2) KARAKTERISTIK SPESIFIK. . . • Karakteristik spesifik berhubungan dengan karakteristik makna • Negotiate shared meanings • Interactive situation • Societal embedded system (Ting-Toomey & Chung, 2012) Meaning Societal embedded system nteractive situation

NEGOTIATE SHARED MEANING 1. Informasi faktual (digital) yang disampaikan pada komunikan melalui saluran oral maupun medium komunikasi lainnya • Content • 2. Menggambarkan hubungan antara Relationship kedua komunikator Kesepahaman makna hadir sebagai tujuan utama dari berbagai pertemuan KAB Negotiate – sifat give and take dalam proses komunikasi manusia Verbal- Nonverbal Message 3. Menunjukkan siapa saya dan siapa komunikan dalam episode interaksi Identity (Ting-Toomey & Chung, 2012)

Content Meaning • Menggambarkan informasi faktual (digital) terhadap pesan yang disampaikan Relationship Meaning • Berkaitan dengan informasi yang berkaitan dengan kondisi hubungan antara 2 orang dalam situasi KAB • Jika content meaning • Umumnya yang disampaikan tersampaikan melalui encoder secara akurat pesan nonverbal di-decode oleh • Menunjukkan power decoder, maka distance (equalterjadilah komunikasi unequal) maupun efektif relational distance (friendly-unfriendly) (Ting-Toomey & Chung, 2012) Identity Meaning • Menunjukkan siapa saya dan siapa Anda dalam suatu interaksi • Menunjukkan respectdisrespect maupun identity approvaldisapproval • Menggambarkan pula different shades of respect

INTERACTIVE SITUATION Relational Context Mengacu pada jenis hubungan tempat berlangsungnya KAB (family-romance, friendship- old and new- etc) Psychological Context Mengacu pada psychological moods, interpretasi, ekspektasi kita terhadap peran-peran dalam interaksi antarbudaya Physical Context Mengacu pada kondisi lingkungan fisik tempat berlangsungnya KAB (lokasi bertemu, suhu, tata letak ruang, ) (Ting-Toomey & Chung, 2012)

SOCIETAL EMBEDDED SYSTEM § Mengacu pada multilayered contexts (sejarah, ekonomi, kelas sosial) yg membentuk proses dan hasil dari pertemuan/ interaksi antarbudaya § Berbagai faktor tersebut turut mempengaruhi bagaimana KAB dilakukan (Ting-Toomey & Chung, 2012)

II. PRACTICING INTERCULTURAL COMMUNICATION FLEXIBILITY Flexible ICC Inflexible ICC Keterbukaan dalam pengetahuan maupun dalam perilaku yang dituangkan dalam praktik komunikasi sehari Penggunaan nilai 2 kultural kita untuk melihat dan menjudgement berbagai hal dalam proses komunikasi kita dengan orang dg budaya yang berbeda Menggambarkan perilaku ethnorelative Ethnocentric mindset

II. PRACTICING ICC FLEXIBILITY : ETHNOCENTRIC

II. PRACTICING ICC FLEXIBILITY Ethnocentric mindset • Stuck in own cultural worldviews, using our own cultural values as standards to evaluate others’ behaviors. •

II. PRACTICING ICC FLEXIBILITY Ethnorelative mindset • Understanding behavior from the other person’s cultural frame of reference.

II. PRACTICING ICC FLEXIBILITY A. Three Content Components: • Knowledge, • Attitude, • Skills B. Three Criteria: • Appropriateness, • Effectiveness, • Adaptability

3 KOMPONEN DALAM FLESIBILITAS KAB Knowledge Pembelajaran secara sadar dan sistematis terhadap– formal studying and informal immersion experience Attitude • • Cognitive layers (kemauan menghentikan ethnocentric judgement) Affective layers (komitmen emosional) (Ting-Toomey & Chung, 2012) Skill Kemampuan operasional untuk memadukan knowledge dan perilaku responsif di dalam praktik antarbudaya

3 KRITERIA FLEKSIBILITAS Appropriateness, • Sejauh mana mereka memandang “budaya lawan” sesuai dgn budaya mereka Effectiveness, • Sejauhmana pemaknaan sesuai dengan pesan yang disampaikan komunikator Adaptability • Kemampuan kita menyesuaikan dengan perilaku budaya lainsesuai dengan situasi yang ada.

III. DEVELOPING INTERCULTURAL COMMUNICATION FLEXIBILITY 1. Unconsciou s incompetenc e: blissfully ignorant 2. Conscious incompetenc e: semiawareness 3. Conscious competence: “full mindfulness” 4. Unconsciou s competence: “mindlessly mindful” Staircase Model: Four Stages of Flexible Intercultural Communication


III. DEVELOPING ICC FLEXIBILITY A Mindful Perspective: Flexible Communicators • Attune to their own internal assumptions, values, and expectations. • Attend to alternative assumptions, values, and expectations of the cultural strangers.

IV. DEEPENING INTERCULTURAL PROCESS THINKING : ICC PRINCIPLES Mismatched expectations stem from group differences. Involves degrees of biased intergroup perceptions, overgeneralizations, stereotypes. Simultaneous decoding and encoding of verbal/nonverbal messages. Multiple goal transactions: content, relational, identity. Calls for understanding of diverse communication approaches and styles. Often involves wellmeaning culture bumps or clashes. Always takes place in context and in embedded systems.

IV. DEEPENING INTERCULTURAL PROCESS THINKING Mindfulness Flexibility

- Slides: 27