Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia Direktorat
Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia Jakarta Disampaikan pada A to z Sharia Banking Training Bank KALBAR Pontianak, 6 – 8 Juli 2004 0
PENGANTAR • Perbankan syariah nasional sejak awal 1992 dan terutama setelah UU No. 10/1998 mengalami pertumbuhan pesat. Dalam rangka menjaga momentum pertumbuhan dan menjawab tantangans serta konsistensi arah dan tujuan pengembangan diperlukan adanya panduan pengembangan dalam bentuk cetak biru. • • DPb. S dan Satker terkait Bank Indonesia Institusi yang akan mengambil alih fungsi otoritas perbankan Pelaku industri keuangan syariah (termasuk calon pelaku) Pihak-pihak di luar BI yang memiliki peran dalam pengembangan perbankan syariah (baik institusi pemerintah maupun non-pemerintah) • Identifikasi permasalahan utama dalam pengembangan perbankan syariah Rumusan Visi-Misi dan Sasaran Pengembangan Inisiatif yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran, termasuk prioritas dan pentahapan implementasinya Kenapa diperlukan cetak biru? Siapa pengguna cetak biru ? Apa cakupan isi cetak biru? • • 1
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif I. Latar Belakang • • • II. Sejarah singkat dan kondisi terkini Tantangan pengembangan perbankan syariah Tujuan cetak biru Permasalahan Utama III. Misi, Visi dan Sasaran • • Visi dan Misi Sasaran 2002 -2011 IV. Inisiatif Untuk Mencapai Sasaran 1. 2. 3. 4. Paradigma kebijakan Tahapan implementasi Tahap 1: Meletakan landasan pertumbuhan (2002 -2004) Tahap 2: Memperkuat struktur industri(2004 -2008) 5. Tahap 3: Memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional (2008 -2011) Lampiran 2
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif I. Latar Belakang • • • II. Sejarah singkat dan kondisi terkini Tantangan pengembangan perbankan syariah Tujuan cetak biru Permasalahan Utama III. Misi, Visi dan Sasaran • • Visi dan Misi Sasaran 2002 -2011 IV. Inisiatif Untuk Mencapai Sasaran 1. 2. 3. 4. Paradigma kebijakan Tahapan implementasi Tahap 1: Meletakan landasan pertumbuhan (2002 -2004) Tahap 2: Memperkuat struktur industri(2004 -2008) 5. Tahap 3: Memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional (2008 -2011) Lampiran 3
Prinsip Pokok Ekonomi Syariah yg Menjadi Nilai Dasar Pengembangan Perbankan Syariah PERTUMBUHAN EKONOMI YG BERKELANJUTAN DAN BERKEADILAN (Rahmatan lil ‘alamin) MENGHINDARI KEGIATAN YG MERUSAK ADIL • Transparan dan jujur • Trasanksi yang fair, tdk boleh ada pemerasan • Persaingan yang sehat • Kontrak yang adil A KEMASLAHATAN • Produktif, • Tidak spekulatif • Efektif, efisien, berkelanjutan dlm penggunaan sumber daya (SD) • Akses yg sebesar 2 nya bagi masyarakat untuk memperoleh SD. • Larangan produkjasa yg merugikan & berbahaya • Larangan proses yang berbahaya • Tidak m’gunakan sumberdaya illegal & secara tidak adil Q I D A H 4
‘MILESTONE’ PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA SEJAK 1990 Lokakarya MUI 1992 Dual banking system Kesepakatan untuk mendirikan bank syariah • UU No. 7/1992 ttg Perbankan : Bank bagi hasil • Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama 1998 Dual system bank 1999 2000 Kebijakan Moneter Syariah Instrumen Moneter & Pasar Uang Syariah UU No. 10/1998 ttg Perbankan: • Bank Syariah • Bank konvensional dapat membuka KCS • UU No. 23/1999 ttg Bank Indonesia : BI menerapkan kebijakan moneter Syariah • Tim Syariah-DPNP BI • Komite Ahli Perbankan Syariah • BSM sbg Bank Umum Syariah kedua • UUS pertama : Bank IFI • • GWM Kliring PUAS SWBI 2001 Jaringan Kantor 2002 Arah Pengembangan Blue Print Perbankan Syariah PBI No. 4/1/2002 • • • 2003 Ketentuan Lanjutan • PBI No. 5/3/2003 ttg FPJPS • PBI No. 5/6/2003 ttg KAP & PBI No. 5/9/2003 ttg PPAP • Direktorat Perbankan Syariah - BI Konversi BUK menjadi BUS Konversi KCK menjadi KCS Konversi KCP/KK menjadi KCS Membuka window syariah di KCK Biro Perbankan Syariah – BI 5
Tantangan dan Peluang Pengembangan Perbankan Syariah Saat ini Tantangan Faktor makro ekonomi Industri perbankan syariah Infrastruktur saat ini Peluang • Periode pemulihan ekonomi dg pertumbuhan ekonomi yg relatif lambat • NPL Perbankan yg tinggi krn sektor riil yg stagnan • Menyediakan alternatif instrumen keuangan/perbankan berdasarkan sistem bagi hasil (bukan bunga) • Keterbatasan jaringan kerja • Belum efisien • Pelayanan yg belum optimal • Kurang memasuki pasar korporat • Peluang pasar yg relatif besar bagi produk/jasa perbankan syariah. • Strategi diversifikasi pangsa pasar retail dan korporat • Kurang berperannya beberapa institusi o Depkeu o DPS o Sekuritas dan sistem penjaminan pembiayaan • Masyarakat dan institusi akan memilik peran yg lebih signifikan untuk perkembangan industri perbankan syariah jika mereka lebih bersikap pro-aktif 6
Bank Syariah Bermanfaat Bagi Perekonomian baik Secara Makro maupun Mikro: MAKRO – e. g. Kondisi Perbankan Nasional Pada Masa Krisis Menghadapi bbg Tantangan dan Kesulitan dalam Penyaluran Kredit …. Pertumbuhan PDB (%) Dana Pihak III (Rp Trilyun) Aset bank (Rp Trilyun) Kredit yadib dan kapasitas kredit bank (Rp Trilyun) Fungsi intermediasi tidak berfungsi dg baik: • Suku bunga tinggi untuk menarik penabung/deposan • Namun bank enggan melakukan ekspansi kredit karena NPL tinggi dan restrukturisasi sektor usaha (korporasi) yg lambat 7
…. Industri Perbankan Syariah Menunjukan Kondisi yang Relatif Resisten dalam Periode Krisis NPL Bank Syariah lebih rendah dan cepat melakukan recovery dibandingkan bank konvensional dalam pasca krisis ekonomi LDR bank konvensional masih tetap di bawah 50% dan bank syariah telah kembali di atas 100% 8
LAJU PERTUMBUHAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA RELATIF CEPAT KHUSUSNYA SEJAK TAHUN 1999 Total DPK, Pembiayaan dan Aset Bank Syariah (dlm Rp. Milyar) Asset CAGR ‘ 99 -’ 01 = 54% Asset CAGR ‘ 92 -’ 99 = 38% BMI berdiri BSM + UUS Bank IFI Berdiri Persentase DPK, Pembiayaan dan Aset B. Syariah terhadap Total Perbankan Nasional Asset Penetration = 0. 06% Asset Penetration = 0. 26% Asset Penetration = 0. 03% 9
LAJU PERTUMBUHAN JARINGAN KANTOR Jumlah Bank dan KC Bank Syariah Pelaku Industri Bank Syariah Nasional (Des 2001) Bank Syariah Bank Umum Syariah (full) Unit Usaha Syariah Bank Konvensional 2 3 Jumlah Kantor Cabang 39 12 Jumlah Bank BPR Syariah 81 - Total Jumlah 86 % thdp Total Bank Nasional 3. 97 51 (tersebar di 18 Provinsi) 0. 84 10
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif I. Latar Belakang • • • II. Sejarah singkat dan kondisi terkini Tantangan pengembangan perbankan syariah Tujuan cetak biru Permasalahan Utama III. Misi, Visi dan Sasaran • • Visi dan Misi Sasaran 2002 -2011 IV. Inisiatif Untuk Mencapai Sasaran 1. 2. 3. 4. Paradigma kebijakan Tahapan implementasi Tahap 1: Meletakan landasan pertumbuhan (2002 -2004) Tahap 2: Memperkuat struktur industri(2004 -2008) 5. Tahap 3: Memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional (2008 -2011) Lampiran 11
Permasalahan #1: Kerangka pengaturan perbankan syariah belum lengkap dan sesuai dengan keunikan karakteristik perbankan syariah NEEDED REGULATION AND POLICY EXISTING REGULATION AND POLICY • UU Perbankan No. 10 th. 1998 Ketentuan mengenai • UU Bank Indonesia No. 23 th. 1999 • Risk Management • Ketentuan pengaturan kelembagaan dan jaringan kantor bank syariah • Capital Adequacy Ratio (CAR) • Legal Lending Limit (LLL) Ketentuan pengaturan penyelenggaraan kliring lokal, Giro Wajib Minimum (GWM), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), dan infrastruktur Pasar Uang Antar-bank berdasarakan prinsip Syariah (PUAS) • Posisi Devisa Netto • Tingkat Kesehatan Bank • Transparansi Kondisi Keuangan Bank • Laporan Bulanan Bank-Bank • Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI) • • • Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek bagi Bank Umum Syariah (FPJPS) Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) 12
Permasalahan #2: Jaringan kantor masih terbatas yang membatasi akses perbankan syariah terhadap nasabah potensial CONTOH GAMBARAN PELUANG PENGEMBANGAN KANTOR BANK SYARIAH: KASUS HASIL PENELITIAN DI JAWA BARAT (1/2) Nasabah bank konvensional yang memiliki preferensi untuk memilih bank syariah* 42% Ekspektasi pengalihan/ diversifikasi Total DPK pada KC menggunakan bank Bank syariah , jika ada KCS Konvensional** yg terjangkau Rp. 74 Trilyun 5% Potensi pengalihan Rp 1. 55 Trilyun*** * Hasil survey in W. Java 2001 by IPB and Bank Indonesia, KBI West Java ** Penghimpunan dana di Wilayah KBI Bandung (April, . 2003) *** 42% x Rp. 74 Trilyun x 5% = Rp. 1. 55 Trilyun 13
Permasalahan #2 (lanjutan): Jaringan kantor masih terbatas yang membatasi akses perbankan syariah terhadap nasabah potensial CONTOH GAMBARAN PELUANG PENGEMBANGAN KANTOR BANK SYARIAH: KASUS HASIL PENELITIAN DI JAWA BARAT (1/2) Potensi Pengalihan Rp. 1. 55 Trilyun Rata 2 DPK per KC di Jabar Estimasi # KCS yg diperlukan untuk melayani potensi DPK +/-50 Rp. 30 Milyar Syarat Perlu : • Tabungan KC Bank syariah dapat memberikan keuntungan yg lebih baik (risk-return) Jumlah KC Syariah yang ada saat ini 5 (BMI, BSM, BNI, Jabar & BRI • Sosialisasi dan promosi untuk meningkatkan awareness penggunaan jasa bank syariah Source: Result of customer survey in W. Java 2001 by IPB and Bank Indonesia, KBI West Java 14
Permasalahan #3: Potensi pasar relatif besar namun pengetahuan dan pemahaman masyarakat secara umum tentang produk, jasa dan keuntungan perbankan syariah relatif rendah Propinsi Jumlah responden Jawa Barat 1022 Jateng & Yogyakarta 1500 Jawa Timur 1503 Sumatera Barat 1060 Jambi 500 Total 5585 Bunga haram Setuju dg sistem bagi hasil Percent N. A. ** Mengakui keberadaan bank syariah Percent Memahami produk dan manfaat bank syariah Percent N. A. ** rata 2*= 40% N. A. ** rata 2*= 68% N. A. ** rata 2*= 78% rata 2*= 11% 15
Permasalahan #4: Institusi pendukung belum lengkap dan efektif BANK INDONESIA Badan Arbitrase Syariah Sertifikat IMA*** PUAS** SWBI BPR Syariah BUK LKBB Syariah UUS BUS Ikatan Akuntan Indonesian Transaksi Supervisory, Regulatory and Licensing Penyelesaian permasalahan hukum Standardisasii Notes DPS* DPS DPS Dewan Syariah Nasional-MUI : *DPS: Dewan Pengawas Syariah ** PUAS : Pasar Uang Antar-bank Berdasarkan Prinsip Syariah *** IMA: Investasi Mudharabah Antar Bank 16
Permasalahan #5: Perlunya peningkatan kinerja keuangan dan kualitas pelayanan secara berkesinambungan agar dapat berdaya saing, memperbesar pangsa pasar, menarik SDM profesional dan permodalan Kinerja Keuangan ROE Bank Syariah (%) ROE Bank Syariah, Bank Konvensional dan Jakarta Islamic Index selama th. 2001 17
MASIH BANYAK NASABAH YANG BELUM PUAS DENGAN PELAYANAN JASA DAN PRODUK PERBANKAN SYARIAH Hasil survey konsumen di Jawa Barat menunjukkan bahwa 53. 7% responden yang memiliki rekening di bank konvensional dan bank syariah berpendapat bahwa kualitas pelayanan bank syariah relatif lebih rendah dari bank konvensional karena: • Kurangnya informasi mengenai produk dan jasa bank syariah • Pemahaman yang kurang memadai dari pegawai bank syariah mengenai sistem operasional bank syariah. Sharia • Fasilitas yang tidak memadai • Ketidakjelasan perhitungan bagi hasil Hasil survey di Sumatra Barat • 73% responden berpendapat bahwa pelayanan bank syariah lebih baik • 56% berpendapat bahwa kelemahan bank syariah terletak pada kurang tersedianya informasi mengenai produk dan jasa perbankan syariah Sumber : Bank syariah perlu secara konsisten menerapkan prinsip syariah, meningkatkan kualitas pelayanan dan melayani lebih banyak segmen masyarakat hasil Penelitian Customer survey in W. Java, C. Java and Yogyakarta, dilaksanakan oleh BI – 2000/2001 18
Permasalahan #6: Portofolio pembiayaan belum mencerminkan hakekat bank syariah – dominasi yang besar pembiayaaan non bagi hasil PORTOFOLIO BANK SYARIAH SAAT INI LEBIH BANYAK PADA ‘DEBT FINANCING’ DARI PADA ‘QUASI-EQUITY FINANCING’ Komposisi produk bank syariah (%) • Bagaimana agar porsi dari quasi-equity financing (profit sharing) diperbesar untuk semakin meningkatkan peran bank syariah dalam menggerakkan sektor riil? • Munculnya kebutuhan lembaga penjamin pembiayaan? Murabahah Mudharabah Istishna’ Musharakah Other • Debt financing products: Murabahah, Istishna, Ijarah, Salam • Equity financing products: Mudharabah and Musharakah 19
Permasalahan #7: Agar dapat berkompetisi dalam era globalisasi penting kemampuan untuk mengadopsi best practices dan standar keuangan internasional Opportunities for global business for sharia banks and units Challenges in capturing global business Entrance into IIFM • Foreign direct investment from other moslem countries • Remittance business from Indonesian workers in moslem countries • Idle fund placement • Foreign exchange transaction • L/C and trade finance for export-import • IIFM, International Islamic Financial Market • Providing alternative placement for sharia banks’ fund in order to minimize their idle funds. Accepted by global community by adopting IFSB standard • IFSB, Islamic Financial Service Board • Establish international standard in regulation and risk management for Islamic Financial Institutions that can be adopted by IFSB’s member countries Indonesian sharia banks need to demonstrate high performance in order to gain access into IIFM Indonesian sharia banks need to comply with these standards to enhance their capability to conduct business globally 20
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif I. Latar Belakang • • • II. Sejarah singkat dan kondisi terkini Tantangan pengembangan perbankan syariah Tujuan cetak biru Permasalahan Utama III. Misi, Visi dan Sasaran • • Visi dan Misi Sasaran 2002 -2011 IV. Inisiatif Untuk Mencapai Sasaran 1. 2. 3. 4. Paradigma kebijakan Tahapan implementasi Tahap 1: Meletakan landasan pertumbuhan (2002 -2004) Tahap 2: Memperkuat struktur industri(2004 -2008) 5. Tahap 3: Memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional (2008 -2011) Lampiran 21
KERANGKA BERFIKIR DALAM PENETAPAN MISI, VISI, DAN SASARAN PENGEMBANGAN BANK SYARIAH NASIONAL Nilai-Nilai Dasar Perspektif Mikro Perspektif Makro Misi dan Visi Kondisi Aktual Paradigma Kebijakan Faktor Berpengaruh dan Tren Perkembangan Permasalahan Utama Sasaran Manfaat bagi Makro dan Mikro Berdayasaing dan effisien Istiqomah dlm Memenuhi prinsip syariah Prinsip Kehati-hatian dan and good corporate governance Initiatif 2 untuk Mencapai Sasaran Inisiatif Strategis Tahapan Implementasi 22
VISI & MISI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH NASIONAL (10 Tahun Kedepan) VISI Terwujudnya sistem perbankan syariah yang kompetitif, efisien, dan memenuhi prinsip kehati-hatian yang mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan berbasis ekuitas dalam kerangka tolong menolong dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan masyarakat. MISI Mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan perbankan syariah yg sehat dan konsisten menjalankan prinsip syariah dan mampu berperan dalam sektor riil, yang meliputi: • Melakukan penelitian/kajian mengenai kondisi, peluang dan kebutuhan bank syariah; • Menyiapkan ketentuan dan infrastruktur lainnya yang memungkinkan bank syariah dapat beroperasi sesuai dengan karakteristiknya. • Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap bank syariah • Perizinan bank syariah 23
5 FAKTOR PENDORONG & MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH Nasabah/Masyarakat • Pasar terbesar UKM • Minat meningkat ttp pemahaman minim Pelaku Industri • Pemain terbatas • Akan masuknya pemain lokal/internasional • Jaringan terbatas tapi akan berkembang dengan diterapkannya satu bank dual system Pertumbuhan industri Perbankan Syariah yg sejalan dengan kebutuhan pasar Regulator, Institusi Pemerintah dan badan lainnya • Dukungan BI dengan membentuk BPS • Dukungan internasional IDB, AOIFI • Terbatasnya dukungan Pemerintah (Depkeu) dan lembaga lainnya Kompetitor / Subtitusi • Perbankan konvensional • Kesulitan menarik tenaga profesional berkualitas karena keterbatasan insentif Pasar / infrastruktur • Masih terbatasnya finacial market • SAK syariah dalam pengembangan • Keterbatasan dana sosialisasi 24
SASARAN PENGEMBANGAN (10 Tahun Kedepan) Bank Syariah yang mampu memberikan manfaaat optimal bagi masyarakat luas melalui: Melayani seluruh segmen pasar Aktif mendukung sektor riil terutama UKM 5% market share dari total banking system 40% pembiayaan berupa financing of P&L financing Bank Syariah yang kokoh, berdayasaing dan efisien melalui: Menyediakan produk/jasa sesuai kebutuhan masyarakat SDM berkualitas Didukung infrastruktur yg lengkap dan efisien Bank Syariah yang istiqomah menjalankan prinsip syariah melalui: Kerjasama erat dg dan mendorong peningkatan peran dan fungsi DSN Mendukung mengembangan lembaga peradilan dan aspek hukum yg sesuai syariah Bank Syariah yang melaksanakan prinsip kehati-hatian melalui: Peraturan kehati-hatian yang diterapkan secara efektif dan pengelolaan risiko-risiko Mempromosikan transparansi dan akuntabilitas melalui accounting dan auditing system serta good corporate governance Sistem pengawasan dan pemeriksaan yang handal, efektif dan efisien 25
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif I. Latar Belakang • • • II. Sejarah singkat dan kondisi terkini Tantangan pengembangan perbankan syariah Tujuan cetak biru Permasalahan Utama III. Misi, Visi dan Sasaran • • Visi dan Misi Sasaran 2002 -2011 IV. Inisiatif Untuk Mencapai Sasaran 1. 2. 3. 4. Paradigma kebijakan Tahapan implementasi Tahap 1: Meletakan landasan pertumbuhan (2002 -2004) Tahap 2: Memperkuat struktur industri(2004 -2008) 5. Tahap 3: Memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional (2008 -2011) Lampiran 26
PARADIGMA YANG DIADOPSI DALAM PENYUSUNAN INISIATIF PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH NASIONAL • Mekanisme Pasar (Market driven) • Perlakuan yang Adil (Fair treatment) • Bertahap dan berkesinambungan (Gradual and sustainable approach) • Memenuhi prinsip syariah (Comply to sharia principles) 27
PENTAHAPAN PENCAPAIAN SASARAN PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH NASIONAL (2002 -2011) Meletakan Fondasi Pertumbuhan Phase 1 (2002 – 2004) Memperkuat Struktur Industri Phase 2 (2004 – 2008) Melengkapi dan menyempurnakan peraturan yg sesuai dg karakteristik BS Melengkapi dan memperkuat infrastruktur pendukung Meningkatkan pemahaman masyarakat ttg perbankan syariah Meningkatkan kompetensi, skill dan profesional lembaga dan pelaku perbankan syariah Mendorong pertumbuhan kantor keseluruh wilayah yang potensial dan penetrasi pasar Meningkatkan fungsi intermediasi, efisiensi dan daya saing industri perbankan syariah Mememenuhi standar keuangan dan mutu pelayanan Internasional Phase 3 (2008 – 2011) Meningkatkan kinerja BS agar minimal setara dengan Bkonv dan Bank syariah Internasional Meningkatkan service excelent dan ketaatan thdp prinsip syraiah Mendorong peningkatan pembiayaan PLS dg performa baik 28
PROGRAM JANGKA PENDEK : MEMBANGUN FONDASI UNTUK PERTUMBUHAN Tujuan Manfaat pada level makro dan mikro Blue Print Initiatives 2002 - 2004 • Memdorong masuknya pemain baru Blue Print Initiatives 2002 - 2004 Kepatuhan thd prinsip syariah • Pengembangan jaringan • Memfasilitasi pengembangan unit pengaduan masyarakat (DSN) atas pelanggaran pelaksanaan prinsip syariah oleh • Inisiatif membentuk communication board Meningkatkan efisiensi dan dayasaing BS • Meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM • Mendukung DSN untuk mengembangan training bagi anggota DPS dan DSN. Prudent dan good corporate governance • Pengkajian terhadap perbankan konvensional selama periode krisis untuk meningkatkan mutu kebiiakan dan pengaturan. • Kerjasama antar LK syariah dan lembaga lain 29
PROGRAM JANGKA MENENGAH: MEMPERKUAT STRUKTUR INDUSTRI Objectives Manfaat pada level makro dan mikro Meningkatkan efisiensi dan dayasaing BS Blue Print Initiatives 2004 - 2008 • Menyiapkan lembaga penjamin pembiayaan • Mendorong PLS financing • Studi mengenai potensial efek bila diterapkan pembatasan pembiayaan Murabahah • Mengembangkan standar penilaian kinerja bank syaraiah • Mengembangkan kerangka peningkatan kualitas SDM • Mendorong aliansi strategis di bidang TI Kepatuhan thd prinsip syariah • Melanjutkan upaya peningkatan kualitas DPS • Memfasilitasi pendirian peradilan syariah untuk komersial Prudent dan good corporate governance • Mengembangkan dan memelihara corporate governance standard bagi perbankan syariah • Mengembangkan risk management standard bagi perbankan syariah 30
PROGRAM JANGKA PANJANG : MENJADIKAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DENGAN MUTU DAN KINERJA YANG SEPADAN DG COUNTERPART INTERNASIONAL Tujuan Manfaat pada level makro dan mikro Meningkatkan efisiensi dan dayasaing BS Kepatuhan thd sharia principles Pruden dan good corporate governance Blue Print Initiatives 2008 - 2010 • Mendorong pembiayaan PLS dengan mengadopsi incentive scheme atau enforcing policy yang didasarkan pada riset pada periode jangka menengah Melanjutkan langkah yg ditempuh jk pendek dan menengah yg mengarah kepada efek pertumbuhan yg maksimum dan berkesinambungan 31
Akhir Presentasi Terima Kasih Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia Telp. : 381 7513 – Fax. 350 1989 E-mail : dpbs@bi. go. id 32
- Slides: 33