Cerita Pendek Cerpen Hakikat Cerpen Cerita pendek cerpen

  • Slides: 19
Download presentation
Cerita Pendek (Cerpen)

Cerita Pendek (Cerpen)

Hakikat Cerpen Cerita pendek (cerpen) adalah satu diantara jenis karya sastra berbentuk prosa yang

Hakikat Cerpen Cerita pendek (cerpen) adalah satu diantara jenis karya sastra berbentuk prosa yang mengisahkan sepengal kehidupan tokoh yang menarik dan mengesankan. Sebagai karya sastra, cerpen bersifat fiktifimajinatif. , sehingga disebut pula karangan fiksi. Meskipun bersifat fiktif-imajinatif, tak jarang persoalan yang diangkat dalam cerpen bersumber dari kenyataan (fakta) sehari-hari. Namun demikian, kenyataan (fakta) tersebut diolah secara imajinatif oleh pengarang sehingga menjadi sebuah karya fiksi.

Secara fisik, cerpen pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Panjang ceritanya kurang lebih

Secara fisik, cerpen pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Panjang ceritanya kurang lebih 3 sampai 10 halaman 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. atau kurang dari 10 ribu kata. Terdapat tokoh dan peristiwa yang dialami tokoh Selesai dibaca dalam sekali duduk. Hanya terdapat satu insiden yang menguasai jalan cerita Terdapat konflik, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib pelakunya. Hanya terdapat satu alur cerita Perwatakan dan penokohan dilukiskan secara singkat Bersifat naratif (menceritakan)

Unsur Pembangun Cerpen Seperti halnya bentuk prosa lainnya, cerpen dibangun dari unsur intrinsik (unsur

Unsur Pembangun Cerpen Seperti halnya bentuk prosa lainnya, cerpen dibangun dari unsur intrinsik (unsur dari dalam cerpen) dan unsur ekstrinsik (unsur dari luar cerpen). UNSUR INTRINSIK Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik dalam karya sastra, khususnya cerpen dan novel, tema, meliputi tokoh/ penokohan, alur (plot), gaya bahasa, sudut pandang, latar (setting), dan amanat. UNSUR EKSTRINSIK Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan karya sastra. Walaupun demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkannya.

Unsur Intrinsik 1. TEMA Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide

Unsur Intrinsik 1. TEMA Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Tema dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secara keseluruhan. 2. Tokoh dan penokohan Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan penokohan yaitu cara pengarang menyampaikan watak, perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi seorang tokoh.

Tokoh Dibagi Menjadi Tiga Jenis Yaitu: 1. Tokoh Protagonis adalah tokoh yang kita kagumi,

Tokoh Dibagi Menjadi Tiga Jenis Yaitu: 1. Tokoh Protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. 2. Tokoh Antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis merupakan penentang tokoh protagonis. 3. Tokoh Tritagonis yaitu tokoh yang berada ditengah-tengah antara tokoh protagonis dan antagonis, tidak ada memihak antara keduanya. Dan berusaha menyelesaikan konflik yang terjadi antara tokoh protagonis dan antagonis.

Ada beberapa cara penggambaran karakter tokoh sebagai berikut: 1. Secara langsung ( analitik) karakter

Ada beberapa cara penggambaran karakter tokoh sebagai berikut: 1. Secara langsung ( analitik) karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh pengarang. 2. Secara tidak langsung ( daramatik), dialog antartokoh, reaksi tokoh lain, pikiran tokoh, lingkungan, bentuk fisik, sikap/tingkah laku

3. Latar (setting) Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan

3. Latar (setting) Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan a. Latar Tempat Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat -tempat dengan nama tertentu. b. Latar Waktu Latar waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya peristiwa yang diceritakan. c. Latar suasana berkaitan dengan suasana dalam cerita tersebut. Suasana apa yang digambarkan dalam cerita tersebut

4. Alur (plot) Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara logis. urutan peristiwa yang

4. Alur (plot) Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara logis. urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasa disebut juga susunan cerita atau jalan cerita.

Ada dua jenis alur dalam rangkaian peritiwa yaitu: a. Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan

Ada dua jenis alur dalam rangkaian peritiwa yaitu: a. Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai penyelesaian. Susunan yang demikian disebut alur maju. Biasanya memiliki tahapan Ø Perkenanal Ø munculnya konflik Ø mulai memuncak Ø Klimaks Ø Pemecahan Masalah Ø Penyelesaian

b. Alur sorot balik (flashback) atau alur mundur. Pengarang dapat memulainya dari peristiwa terakhir

b. Alur sorot balik (flashback) atau alur mundur. Pengarang dapat memulainya dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian menengok kembali pada peristiwa yang mendahuluinya. c. Alur campuran yaitu pengarang menceritakan banyak tokoh utama dan masalah yang diceritakan sehingga cerita yang satu belum selesai kembali ke awal untuk mencerikan tokoh yang lain.

5. Sudut Pandang (Point Of View) Adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang

5. Sudut Pandang (Point Of View) Adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang yang biasa digunakan dalam cerita antara lain: a. sudut pandang orang pertama, pengarang sebagai tokoh utama cerita. (ditandai dengan kata ganti ‘aku atau saya’ b. sudut pandang orang ketiga, pengarang sebagai pencerita. Pengarang hanya menceritakan suatu kejadian yang dialami seorang tokoh yang bukan dirinya. Pengarang berada di luar cerita. (ditandai dengan kata ganti ‘ia’, ‘dia’, atau ‘nama orang’)

6. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah cara yang khas dalam menyatakan sesuatu dengan bahasa

6. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah cara yang khas dalam menyatakan sesuatu dengan bahasa sebagai medianya. Penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan interaksi antar tokoh. Penggunaan bahasa yang tidak tepat dapat menimbulkan suatu suasana. Bahasa dapat pula gigunakan oleh pengarang untuk menandai karakter tokoh.

7. Amanat Yaitu pesan atau ajaran moral yang ingin di sampaikan pengarang kepada pembaca

7. Amanat Yaitu pesan atau ajaran moral yang ingin di sampaikan pengarang kepada pembaca baik secara eksplisit (tersurat) maupun implisit (tersirat). Amanat juga menyangkut bagaimana pembaca mamahami dan meresapi karya sastra yang dibaca.

Unsur Ekstrinsik 1. latar belakang pengarang, seperti pendidikan, kondisi keluarga, jenis kelamin, usia, riwayat

Unsur Ekstrinsik 1. latar belakang pengarang, seperti pendidikan, kondisi keluarga, jenis kelamin, usia, riwayat hidup pengarang. 2. Latar belakang politik, ekonomi, sosial, agama, budaya.

Nilai-nilai yang termasuk dalam karya sastra, yaitu: 1. Nilai Agama, yaitu nilai yang berhubungan

Nilai-nilai yang termasuk dalam karya sastra, yaitu: 1. Nilai Agama, yaitu nilai yang berhubungan dengan 2. Nilai Moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan etika 3. Nilai Budaya, yaitu nilai yang berhubungan dengan 4. Nilai Sosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan ajaran-ajaran agama seperti hubungan antara manusia dengan tuhannya. prilaku, kesopanan dalam masyarakat. adat kebiasaan suatu masyarakat atau adat istiadat masyarakat tertentu. hubungan manusia dengan manusia lainyanya dalam kehidupan bermasyarakat.

CERPEN A 5 TIMES NEW ROMAN 1, 5 SPASI JUDUL (KAPITAL) (14) CERPEN (12)

CERPEN A 5 TIMES NEW ROMAN 1, 5 SPASI JUDUL (KAPITAL) (14) CERPEN (12) RATA-KANAN KIRI (JUSTIFY) MARGIN (NORMAL) DIBERIKAN HALAMAN

DIKUMPULKAN Cerpen dikumpulkan ke Editor tanggal 26 November 2019 Editor mengumpulkan cerpennya ke PJ

DIKUMPULKAN Cerpen dikumpulkan ke Editor tanggal 26 November 2019 Editor mengumpulkan cerpennya ke PJ tanggal 1 Desember 2019 PJ mengumpulkan softcopy ke guru bahasa indonesiamya tangal 16 Desember 2019 Minggu kedua bulan Januari 2020 hardcopy cerpennya diserahkan ke guru bahasa indonesia.

Selesai

Selesai