CARE Ns M SHODIKIN M Kep Sp Kep
- Slides: 57
CARE Ns. M. SHODIKIN, M. Kep, Sp. Kep. MB, CWC S
INTRODUCTION Luka di bidang keperawatan orthopedi dan traumatologi cukup banya kasusnya. Membutuhkan perhatian yang lebih komprehensif. Tidak hanya terfokus pada lukanya saja otot, sendi, tulang, vaskular, tendon. Realita ditatanan klinik pasien masih belum mendapatkan layanan perawatan luka dengan maksimal.
Gangguan penyembuhan luka membuat penderita butuh waktu panjang stres fisik dan emosi, menanggung beban pembiayaan tinggi ( keluarga dan atau sistem pelayanan secara umum )
? Terputusnya kontinuitas/diskontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera/pembedahan.
Penyebab Timbulnya Luka Asmussen. , 1995
Klasifikasi Luka. Akut: luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai waktu yang diperkirakan : Luka sayat, luka bakar, luka tusuk, crush injury Luka. Kronis: luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali : Ulkus dekubitus, ulkus diabet, ulkus varicosum dan juga luka bakar. Luka. Operasi: luka akut yang dibuat: luka jahit, skin graft
Klasifikasi Luka
PHASE WOUND HEALING I. Phase Homeostasis dan Inflamasi. II. Phase Proliferasi. III. Phase Remodelling.
Phase Homeostasis dan Inflamasi Dimulai sejak terjadi luka sampai hari ke 35. Vasokonstriksi dan retraksi pembulu darah akibat agregasi trombosit dan fibrin untuk pembekuan darah Reaksi Homeostasis. Komponen Homeostasis lepas dan aktifkan Epidermal Growth Factor ( EGF ) sitokin Insuline-Like Growth Facftor ( IGF ) Plateled-Derived Growth Factor (PDGF) Transforming Growth Factor Beta Kemotaksis neutrofil, makrofak, (TGF-B) sel mast, sel endotel, dan fibroblas.
Phase Proliferasi ( 5 – 2 MINGGU ) Agregat Trombosit dan makrofag mengeluarkan mediator Inflamasi Transforming Growth Factor Beta 1 ( TGFß 1) Mengaktifkan fibroblas mensintesa Kolagen Pada phase ini fibroblas mengalami proliferasi dan mensintesa kolagen. Terjadi pertumbuhan Granulasi, epitelisasi, dan kontraksi luka
Phase Remodeling q q q Phase terpanjang pada proses penyembuhan luka (minggu 3– 2 tahun ) Terjadi proses yang sangat dinamis dari kolagen, kontraksi luka, dan pematangan parut. Pada akhir phase remodeling didapatkan parut yang matang mempunyai kekuatan 80% dari kulit normal.
CARA MENGUKUR LUAS LUKA
Mengukur Luas Luka
CARA MENGAMBIL GAMBAR LUKA
Gb. 1. Luka diambil dengan “Proper Technicque” 1 4 3 2 6 5 Keterangan; 1. Kontraksi 2. Epitilezer 3. Epitelisasi 4. Granulasi 5. Slough 6. Necrotic
LUKA BASAH • AQUACEL Ag (infeksi) • KALTOSTAT MOIST • Duo. DERM Gel • Duo. DERM Paste Duo. DERM CGF Duo. DERM E. Thin Hydrocolloid Hydro fiber / Absorbent Menyerap cairan LUKA KERING Menjaga kelembaban Hydro Gel Memberi kelembaban
LUKA BASAH Menyerap Cairan LEMB AB LUKA KERING Menjaga kelembaban Memberi kelembaban Hydro Fiber Hydro Colloid Hydro Gel
Pemilihan Dressing Category Appearance of Wound Bed Black (Necrotic ) Yello w Hydro fiber Calcium Alginate + Slough Red (Moist) (Infection ) (Wet) (Bleeding ) (Dry) Foam Hydrocolloi d Appearance of Granulation Tissue ++ ++ +++ ++ ++ Pink/Purpl e (Healthy Granulation Reepithelisation) ++ Film Transp. +++ Enzymes +++ Hydro gel ++ + + +++
APPLICATION OF WOUND CARE IN ORTHOPEDIC NURSING
Luka Post ORIF v v v Gambaran umum : Luka Post ORIF Regio Cruris Sinistra. Penyebab : Trauma / Fraktur Tampilan klinis : lokasi pada cruris sinistra, tepi luka terjahit rapat, eksudat (-), kelembaban normal. Nursing Treatment : prinsip perawatan luka “mempertahankan kelembaban ”. Aplikasi Dressing Hydrocolloid. Terapi tambahan : ROM sendi
Duo. DERM Extrathin 24
Duo. DERM Extra Thin
Luka Post Operasi v v v Gambaran umum : Luka Post Op. Regio Cruris Dextra. Penyebab : Removed Platting Tampilan klinis : lokasi pada cruris dextra , tepi luka terjahit rapat, eksudat (+), Rembesan darah, odema. Nursing Treatment : prinsip perawatan luka “serap eksudat dan hentikan perdarahan”. Aplikasi Dressing Calcium Alginate. Terapi tambahan : Ankle Pump Exercise, latihan otot isometric, elevasi, Nutrisi, dan Therapi Compresi
Pin Site Care ini penting karena setengah dari “wire” masuk melewati kulit , soft tissue sampai masuk dalam tulang. Hal ini beresiko terjadi infeksi.
The calm pin site Tidak ada eksudat/ discharge, swelling, pain or tenderness pada daerah pin site. diumpamakan seperti tindik telinga.
The Irritated Pin Site q q Tampak kemerahan, ada rasa nyeri / tenderness disekitar wire /pin. Dimungkinkan ada cairan warna jerni dari pin-site. Timbul pada 2 minggu pertama post EF. Hal ini terjadi karena adanya gesekan dan tarikan pada kulit sekitar wire/pin, dimungkinkan juga tubuh masih adaptasi.
The Infected pin site Peningkatan rasa sakit di daerah wire/pin Eritema kulit semakin luas dan jelas disekitar wire. Peningkatan jumlah eksudat, warna kuning kemerahan. Odema bertambah. Ada peningkatan suhu tubuh.
Signs of pin site reaction, colonisation and infection Reaction ØRedness ØWarmth ØTenderness ØSwelling ØSerous or blood-stained Discharge Colonisation ØRedness ØWarmth ØIncreased discharge ØPain at the pin site ØMicrobes present (cultures taken) Infection ØRedness ØWarmth ØIncreased discharge ØIncreased pain Pus ØPin loosening ØIncreased microbial growth
PROTOCOL FOR SKELETAL PIN SITE CARE PERSIAPAN ALAT 1. Pin site care pack ( pincet anatomy, pincet sirurgy, gunting, arteri klem ). 2. Handscun Steril. 3. Primary Dressing sesuai dengan kondisi luka pin site. (Tuule, Hydrocolloid, Hydrofiber, Calciun Alginate, Hydrogel, dll ). 4. Scondary Dressing sebagai absorbent dan protect. 5. Kassa steril / Cotton buds steril secukupnya 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Action Rational 1. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan secara menyeluruh. 2. Bersihkan frame pin site secara aseptic dengan satu pin satu kassa. 3. Buka balutan pin site. 4. Bersihkan luka pin site dengan cairan antiseptic dan Na. Cl 0, 9 % sampai bersih satu pin site satu alat pembersih. 5. Berikan tekanan secara “gentel method” pada sekitar luka pin site kemudian bersihkan lagi bila ada eksudat atau debris. 6. Bersihkan pin dengan anti septic dengan cara menghapus kearah atas. 7. Pasang primary wound dressing sesuai kondisi luka pin site. 8. Pasang secondary wound dressing. 9. Pasang balutan fiksasi. 10. Cuci tangan dan keringkan secara menyeluruh 11. Dokumentasikan keadaan pin site dan dressing yang di gunakan. Sabun cair dan handuk. Cairan antiseptic. Na Cl 0, 9 % Plaster perekat hypoalergy. Gunting verban. Tas pembuangan limbah. Apron / Baju pelindung. Mencuci tangan adalah faktor yang paling penting dalam mencegah penyebaran infeksi. 2. Mencegah kontaminasi dari frame pin site ke dalam luka pin site. 3. Memudahkan proses pin site care. 4. Mencegah kontaminasi silang antara pin site. 5. Menstimulasi dan memfasilitasi keluarnya eksudat yang ada dengan tidak menimbulkan perlukaan dan nyeri. 6. Mencegah kontaminasi dari pin kedalam luka pin site. 7. Memelihara kelembaban dan mencegah kolonisasi bakteri penyebab infeksi. 8. Mencegah adanya benda asing atau debris masuk dalam luka pin site. 9. Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien. 10. Untuk mencegah infeksi silang. 11. Sebagai bentuk akontabilitas Ners. (Adapted from Bell and Bennett 2007)
TIBIAL OPEN FRACTURE v v v Gambaran umum : Luka Post OREF Regio Cruris Sinistra. Penyebab : Trauma / Fraktur Tampilan klinis : Luka akut, tepi luka terjahit rapat, eksudat (-), Kelembapan normal. Nursing Treatment : prinsip perawatan luka” menjaga kelembapan” Aplikasi Dressing : Hydrocolloid. Terapi tambahan : Ankle Pump Exercise, latihan otot isometric, elevasi.
v v v Gambaran umum : Luka Post OREF Regio Cruris Sinistra. Penyebab : Trauma / Fraktur Tampilan klinis : Luka akut, tepi luka terjahit rapat, eksudat (+), darah (+), luka basah. Nursing Treatment : prinsip perawatan luka” mengurangi eksudat” Aplikasi Dressing Calcium Alginat. Terapi tambahan : Ankle Pump Exercise, latihan otot isometric, elevasi.
Perawatan Stump Amputasi Jika tampilan luka masih timbul perdarahan minimal aplikasikan dengan dressing Calsium Alginate
Post Amputasi Dengan Balutan Spika
Cara memasang Bandage pada Stump Amputasi
Tampilan luka stump amputasi seperti ini gunakan Hydrocolloid.
Pada pasin dengan tindakan Amputasi above knee. Risiko Tinggi terjadi Hip Fleksi yang berlebihan. Cegah dengan latihan Hip Ekstensi ( Tidur tengkurap 1 jam setiap 8 jam / hari ).
Fasiotomi Medial Leg and Forarm
Perawatan Luka fasiotomi Luka jangan ditutup setelah tindakan fasiotomi “Second look “ debridement dengan pertimbangan untuk dilakukan penutupan setelah 48 -72 jam � Resiko untuk terjadinya pembengkakan limb (-) � Stabilisasi sudah adekuat � Skin graft � Penutupan luka secara langsung dimungkinkan bila pembengkakan sudah hilang Goal : penutupan secara definitive dalam 7 -10 hari � FTSG/STSG/flap jika saraf, pembuluh darah, dan tulang terexpose. � Prinsip perawatan mempertahankan moist dan cegah
SKIN GRAFT Beberapa proses akan Terjadi setelah graft ditempelkan : : Proses Imbibisi Plasma ( 8 -12 jam) Proses Inoskulasi ( 22 jam – 72 jam ) Proses Angiogenesis / Revaskularisasi Maturasi (hari 4 - hari 9)
Take Graft : Skin graft yang ditanam hidup ( dinyatakan dalam % terhadap seluruh luas skin graft yang ditanam) Bridging phenomen: Proses epitelisasi diantara pulau-pulau skin graft karena proses epitelisasi.
Ganti balutan pada hari ke 5 – 7. Evaluasi Take Graft dan membuka jahitan/benang fiksasi. Bila ada hematom/serum/bekuan darah drainase cairan. Bila Take Graft baik, ganti balutan tiap 2 -3 hari, bersihkan graft dari debris dan krusta. Bila graft telah matur, graft bisa ditutup Hydrocolloid / transparan felm. Applikasi Dressing : Tule Hydro gel Absorbent
03 -12 -2013 14 -12 -2013 06 -12 -2013 18 -12 -2013 10 -12 -2013 04 -01 -2014
22 Mei 2016
29 Mei 2016
7 Juni 2016
21 Juni 2016
10 Juli 2016
Matur Suwun
- Primary secondary tertiary care nursing
- Kep resmi
- Köszönöm a figyelmet kép
- Ptt kep eyp dosyası oluşturma
- Domború lencse képalkotása
- Dupak teknik pengairan
- Kep adresi örnek
- Trgovacka knjiga primer
- Medencevégű fekvés kép
- Pengertian kewarganegaraan
- Ngh ghép hay ngh kép
- Keresés kép alapján
- Kaytl
- Kaytl
- 63/kep/mk.waspan/10/1999
- Sudoku megoldások
- Tác dụng của dấu ngoặc kép
- Keptürk
- Skep dirjen dikti no. 38/dikti/kep./2002
- Türkkep giriş maaş bordrosu
- Relációs jelek kisebb nagyobb
- Keresés kép alapján
- Knjigovodstvena evidencija
- Tác dụng của dấu ngoặc kép
- 63/kep/mk.waspan/10/1999
- Formzs
- Jabatan fungsional pengawas jalan dan jembatan
- đại diện hệ tuần hoàn hở
- Reticularis kötőszövet
- Trộn bột kép
- Knjiga evidencije prometa
- Anyaggyűjtési mód
- Pttkep e-imza api
- Keputusan menteri pupr no. 1044/kep/m/2018
- Standard 13 health and safety answers
- Palliative care versus hospice care
- Hip fracture clinical care standard
- Animale care nasc pui vii
- Health and social care unit 2
- Duty of care certificate
- Care sunt simturile prin care sunt evocate
- Cum se atrag magnetii
- Perbedaan home care dan home visit
- Pyloric valve
- Oncology care model participants
- Impozitele indirecte
- Unit 10 sociological perspectives
- Prehospital emergency care 11th edition
- Rainbow model of integrated care
- Remote care
- Regnul fungi mediul de viata
- Safeguarding children care certificate
- Tracey whitley
- Care sunt cele 7 minuni ale lumii antice
- Cambridge nationals key dates
- Chapter 33 delivering dental care
- Family centered care definition
- Ecare ed