Bullying Ratna Dyah Suryaratri MSi Psikologi Pendidikan FIPUNJ
Bullying Ratna Dyah Suryaratri, MSi. Psikologi Pendidikan FIP-UNJ
Contoh Kasus • D, siswa kelas IV SD, mogok sekolah selama hampir 2 minggu. Hal ini disebabkan sering diolok temannya sebagai anak manja, cengeng, dan selalu ingin diperhatikan gurunya. Ia juga pernah dimintai uang oleh temannya. D lambat belajar dan kurang percaya diri.
Bullying • Bullying tindakan yang mengganggu orang lain, dilakukan secara sengaja dan sifatnya berupa agresi fisik ataupun psikologis. • Bullying: – Bullying fisik – Bullying verbal – Bullying psikologis
Bullying fisik - memukul; menampar; mencubit; atau memalak. Bullying verbal - memaki; menggosip; atau mengejek. Bullying psikologis - mengintimidasi; mengabaikan dan tindakan diskriminatif.
Penggencetan atau olok-olok tradisi. • Hazing kegiatan yang biasanya dilakukan oleh anggota kelompok senior, berupa keharusan bagi yunior untuk melakukan tugas-tugas yang memalukan, melecehkan bahkan menyiksa dan menimbulkan ketidaknyamanan fisik maupun psikologis, • Hazing sebagai syarat penerimaan anggota baru sebuah kelompok.
Peran-peran dalam bullying • Bully pemimpin yang berinisiatif dan aktif terlibat dalam perilaku bullying. • Asisten Bully terlibat aktif, namun cenderung tergantung atau mengikuti perintah bully. • Reinforcer ikut menyaksikan; menertawakan korban; memprovokasi bully; mengajak siswa lain untuk menonton; dll. • Victim korban • Defender ? pembela? • Outsider orang yang tahu hal tersebut, namun tidak melakukan apapun, seolah-olah tidak peduli.
Siapa pemalak? • Tidak selalu didasari kebutuhan uang • Mencari kekuasaan yang lebih atas orang lain • Menjadi raja kelas; pemimpin geng • Kepuasan tersendiri bagi pemalak ketika berhasil memaksa orang lain menyerahkan miliknya.
Ciri-ciri korban? • Anak yang lemah; slow learner • Lemah secara fisik; sakit-sakitan • “Anak mami” selalu diantar jemput dan ditunggui ibunya.
Dampak bagi Anak • School phobia – Takut untuk sekolah – Motivasi berprestasi turun – Merasa cemas • Konsep diri rendah – Anak merasa lemah; merasa bodoh; merasa pantas ‘dikerjai’ oleh temannya.
Solusi • Guru: – Ajarkan cara berkomunikasi asertif (tegas menolak) Sikap asertif: mampu mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara wajar; mengekspresikan hak, pikiran, perasaan, dan kepercayaan secara langsung, jujur, terhormat dan tanpa menyakiti orang lain. – Tidak hanya mengajar; berkeliling memantau keadaan sekolah; menjalin hubungan yang dekat dengan siswa • Sekolah: menciptakan suasana sekolah yang nyaman.
Solusi • Orangtua – Ajarkan pada anak untuk mandiri dan percaya diri – Latih anak berani berkata ‘tidak’ – Ajarkan anak membangun sosialisasi yang baik dengan teman-temannya – Menjalin komunikasi dengan guru dan pihak sekolah • Siswa – Jika ada teman/kakak kelas minta uang, jangan diberikan; tanya alasannya – Jangan takut untuk melaporkan pada guru atau orangtua – Hati-hati jika diajak ke tempat yang sepi oleh orang tak dikenal – Jangan ragu berteriak minta tolong.
NO BULLYING!!
- Slides: 12