Break Even Point Titik Impas Apa itu Break
Break Even Point Titik Impas
Apa itu Break Even Point (BEP) ?
Break Even Point atau BEP dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR=TC) Pengertian BEP menurut Yamit (1998: 62) impas adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi, dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja Pengertian BEP menurut Mulyadi (1997: 72)
BEP atau titik impas adalah volume penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba maupun rugi bersih Pengertian BEP menurut Simamora (2012: 170) Break Even Point adalah tingkat penjualan dimana laba sama dengan nol, atau total penjualan sama dengan total beban atau titik dimana total margin kontribusi sama dengan total beban tetap Pengertian BEP menurut Garrison (2006: 335)
Break Even Point is where total revenues equal total costs, the point is zero profits” atau dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi Break Even Point adalah di mana total pendapatan biaya total yang sama, intinya adalah nol keuntungan Break Even Point adalah suatu kondisi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian artinya semua biaya yang telah dikeluarkan untuk operasi produksi bisa ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk Pengertian BEP menurut Hansen dan Mowen (1994: 16) Pengertian BEP menurut Harahap (2004)
Kesimpulan Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.
Komponen BEP Break Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini: Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Manfaat Break Even Point (BEP)
BEP sangat berguna bagi perusahaan untuk menentukan besaran jumlah produksi yang akan dihasilkan dan nilai harga jual barang tersebut. Dengan menerapkan analisa BEP, perusahaan dapat melihat laba, kerugian, harga jual, produksi, keuntungan, dan lain sebagainya yang telah dapat diprediksi sebelumnya, sehingga mempermudah bagi pemimpin perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan. Selain itu, kegunaan lain dari BEP adalah sebagai berikut: 1. Alat perencanaan untuk hasilkan laba 2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan 3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan 4. Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.
• BEP (dalam Unit) = Break Even Point dalam unit (Q) • BEP (dalam Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah (P) • Biaya Tetap (Fixed Cost) = biaya yang jumlahnya tetap (baik sedang berproduksi atau tidak) • Biaya Variabel (Variable Cost) = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain • Harga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan. • Biaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit (TVC/Q) • Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit – biaya variable per unit (selisih) Inventalisir yuk istilah BEP
Biaya burger untuk 20 pcs : Roti 14. 000 Daging burger 60. 000 Selada 6. 000 Timun 6. 000 Saus Sambal 12. 000 Saus Tomat 12. 000 Mayonaise 16. 000 Sterofoam 5. 000 Gas 20. 000 Margarin 7. 000 Kantong Plastik 2. 000 + TOTAL 160. 000 BEP (Rp) = Rp. 160. 000 / 20 pcs = Rp. 8. 000 / pcs Harga jual = Rp. 11. 000 Pendapatan 20 x. Rp. 11. 000= Rp. 220. 000 Biaya Rp. 160. 000 Profit Rp. 60. 000 Profit per pcs = Rp. 60. 000/ 20 pcs Rp. 3. 000/pcs STUDI KASUS ROTI BURGER Dasar Unit Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas: BEP = FC /(P-VC) Dasar Penjualan Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas: FC/ (1 – (VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit
- Sayuran mudah layu - Roti mudah berjamur - Banyak yang memesan dengan delivery order yang lokasinya tidak bisa kami jangkau - Dengan membungkus sayuran di kertas dengan rapat - Dengan membeli roti sedikit, tidak banyak sekaligus - Dengan menggunakan jasa ojek online (go-send)
Terimakasih
- Slides: 13