BIODATA NAMA TEMPATTgl LAHIR PENDIDIKAN PENGALAMAN ALAMAT TLP
BIODATA NAMA TEMPAT/Tgl LAHIR PENDIDIKAN PENGALAMAN ALAMAT TLP e. Mail f : DIRMAWAN, Ir : Karanganyar 6 Agustus 1952 : Fak Teknik Geologi UGM : P 2 AT Kediri – Nganjuk P 2 AT Sulawesi Tengah Staf Subdit Air Tanah Ditgasi II Ass. Perenc. BPPAT Jateng Bagpro PAT Surakarta Bagpro Irigasi Bengawan Solo Bagpro PTGA Kastaf Proyek Irigasi Jawa Tengah Kastaf PAT Jateng Kasi Air Baku Air Tanah BBWS Pemali Juana Pensiun : Perumahan Graha Estetika Blok F No. 4 Semarang : (024) 746 2912; HP : 081 127 1520; 081 325 68 5253 : dirmawan@gmail. com : Lik_dir@yahoo. co. id
PERNYATAAN DAN KETENTUAN MATERI DALAM DOKUMEN INI SEMATA HANYA DIGUNAKAN DALAM LINGKUNGAN TERBATAS PADA : Pelatihan Perencanaan Teknis Airtanah DIKLAT PUPR SEMUA MATERI DALAM DOKUMEN INI DIMAKSUDKAN SEBAGAI MATERI ILMU PENGETAHUAN; TIDAK DIMAKSUDKAN UNTUK KOMERSIAL. JIKA TERDAPAT PRODUK PABRIKAN, MEREK DAGANG, PERUSAHAAN, LEMBAGA PABRIKASI, BARANG TER-REGRISTRASI, BROSUR, LEAFLET, IKLAN DAN SEMACAMNYA, DALAM DOKUMEN INI, TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI : ANJURAN, IKLAN, REKOMENDASI, PROVOKASI, KOMERSIALISASI ATAU SEJENISNYA, PENULIS TIDAK BERAFILIASI DAN TIDAK BEKERJASAMA UNTUK ITU, TETAPI SEMATA-MATA HANYA DIGUNAKAN SEBATAS CONTOH DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN & PENGETAHUAN NON KOMERSIAL PENGGUNAAN BARANG / PRODUK / REKOMENDASI KOMERSIAL OLEH PESERTA MEETING, ATAU SIAPAPUN PEMBACA DOKUMEN INI, BUKAN TANGGUNG JAWAB PENULIS IR. DIRMAWAN
PEMBORAN SUMUR
1. PENDAHULUAN o air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atau batuan dibawah permukaan tanah yang bersifat akifer o Banyak cara untuk mendapatkan air tanah, salah satunya perlu pembuatan sumur dengan cara pemboran o pemboran sumur produksi adalah pembuatan sumur dengan mesin bor (drilling machine/rig) untuk mendapatkan air dengan kuantitas dan kualitas yang direncanakan o agar memperoleh hasil seperti yang diharapkan, maka pemboran perlu dilaksanakan dengan peralatan pemboran (mesin bor, alat bantu & perlengkapannya) o pekerjaan pemboran merupakan kerja team, sehingga team yang padu merupakan hal yang sangat diperlukan
1. PENDAHULUAN o dalam pelaksanaannya. pemboran juga harus dilakukan dengan metode yang sesuai dengan formasi batuan atau kondisi geohidrologi setempat o peralatan pemboran yang akan digunakan harus mempunyai kapasitas yang sesuai untuk pelaksanaan pemboran dengan diameter dan kedalaman sumur yang ditentukan o dalam perencanaan, spesifikasi mesin bor, alat bantu dan perlengkapannya harus ditetapkan sesuai dengan rencana sumur yang akan dibuat dan methode yang akan diterapkan o alat bantu yang biasa dipergunakan adalah mud pump (pompa lumpur), kompresor, truck/truck crane.
2. METODE PEMBORAN Dalam Pemboran dikenal sangat banyak metode pemboran, secara garis besar : 1. Cable Tool 2. Rotary 3. Auger 4. Hollow rod 5. Jettting 6. Driving dll.
2. METODE PEMBORAN Perbandingan beberapa metode pemboran
2. METODE PEMBORAN Masing metode mempunyai varian yang banyak jenisnya diantaranya adalah pada metode rotary yang variasinya meninjau bagaimana cara sirkulasi mengangkat cutting, dan media pembawa cutingnya, diantaranya adalah : • Direct Circulation Mud Flush Rotary Drilling • Reverse Circulation Water Flush Rotary Drilling • Down Hole Air Hammer Rotary Drilling Dalam kesempatan ini hanya akan diuraikan pemboran dengan metode yang sangat umum di Indonesia, yaitu : Direct Circulation Mud Flush
TYPICAL ROTARY WELL CONSTRUCTION SEQUENCE 1 2 3 OVERSIZED BOREHOLE DRILLED IDENTIFY AQUIFER INSTALL CASING (& SCREEN) 6 5 4 YIELD TEST & WATER SAMPLING WELL DEVELOPMENT GROUT ANNULAR SPACE
3. PERALATAN Peralatan pemboran : 1. Drilling Rig 2. Mud pump atau 3. Air Compressor 4. Truck Crane 5. Mesin pompa 6. Alat-alat Bantu DRILLING RIG Th 1930 -AN DRILLING RIG HOMEMADE ASSEMBLY
3. PERALATAN : drilling rig o peralatan mesin bor (drilling rig) dengan alat bantu (mud pump/air compressor) dan perlengkapannya diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran. o drilling rig, pada dasarnya adalah pesawat pengangkat (crane) untuk mengangkat & menurunkan alat bor dan memutarnya o berdasarkan mobilitasnya drilling rig dibagi menjadi beberapa jenis : o Skid mounted o Tractor mounted, ada 2 macam : § Wheel tractor mounted § Crawler tractor mounted o Truck munted
3. PERALATAN : drilling rig Skid Mounted Drilling rig draw work spindle head mesin penggerak chuck panel operasi skid base
3. PERALATAN : drilling rig Wheel Tractor Mounted
3. PERALATAN : drilling rig Truck Mounted Drilling Rig Crawler Tractor Mounted
3. PERALATAN : drilling rig o Berdasarkan cara kerjanya drilling rig dapat dibagi dalam beberapa tipe : § rotary table § top drive § spindle head o pada rotary table, pemutar alat bor (drilling tools) berada dibawah master/menara bor, biasanya digerakkan secara mekanis dengan mesin penggerak (diesel) melalui drive shaft. pada tipe ini rotary table memutar kelly, yang selanjutnya memutar drilling tools (drill pipe/stang bor, stabilizer, drill collar dan drilling bit/mata bor) o pada tipe top drive, pemutar diletakkan di ujung atas dari drilling tool string (drill pipe dst) o sedangkan pada spindle head drill pipe diputar oleh spindle dengan menggunakan chuck
3. PERALATAN : drilling rig ROTARY TABLE RIG
3. PERALATAN : drilling rig TOP DRIVE RIG
3. PERALATAN : drilling rig SPINDLE HEAD RIG draw work spindle head mesin penggerak chuck panel operasi skid base
3. PERALATAN : drilling rig o untuk mengetahui kemampuan drilling rig dalam melaksanakan pekerjaan pemboran yang direncanakan, perlu diketahui: § kapasitas angkat § torsi / daya putar o kapasitas angkat adalah kapasitas drilling rig untuk mengangkat seluruh drilling tools, sehingga dapat dihitung kedalaman sumur yang bisa di bor dengan drilling rig ini. o torsi adalah kemampuan memutar driling tools, sehingga dapat dihitung diameter sumur yang dapat di bor dengan drilling rig ini
3. PERALATAN : drilling rig o sebagai contoh : pabrik menyebutkan total kapasitas angkat 10 ton, maka ambil faktor keamanan 25%, sehingga kapasitas angkat yang bisa dipakai 0, 75 x 10 = 7, 5 ton. bila digunakan drill collar dengan berat 2 ton/6 m, sisa 5, 5 ton, maka dengan drill pipe dengan berat 50 kg/3 m, maka didapat 111 batang = 333 meter, sehingga total kedalaman = 333 + 6 = 339 meter o torsi : untuk dapat memutar drill bit, diperlukan torsi 150 lbs/ft per inch diameter bit ditambah dengan faktor keamanan 1/3. dengan demikian untuk pemboran dengan 10 inch bit, dibutuhkan 10 (inch) x 150 (lbs/ft) x 1. 33 (faktor keamanan) = 1995 lbs/ft. dari penjelasan ini dapat diketahui berapa diameter terbesar yang bisa di bor dengan suatu drilling rig.
3. PERALATAN : mud pump
3. PERALATAN : mud pump Pemboran dengan metode direct circulation mud flush (pembilasan sirkulasi langsung dengan lumpur bor) adalah pemboran dengan menggunakan lumpur bor sebagai pembilas sehingga diperlukan peralatan yang sesuai yaitu pompa lumpur atau Mud pump adalah perangkat piston yang bergerak secara berlawanan yang dirancang untuk mengedarkan cairan pembilas / lumpur bor dengan tekanan hingga 7. 500 psi =52. 000 k. Pa ditekan mengalir ke drill pipe dan naik kembali melalui anulus, keluar ke mud pit dan dihisap pompa lumpur kembali tersirkulasi.
3. PERALATAN : mud pump Klasifikasi Mud Pump BERDASARKAN TYPE ACTINGNYA Pompa lumpur dapat dibagi menjadi pompa acting tunggal - dan doubleacting tergantung pada satu siklus gerak piston bolak balik hisap dan buang BERDASARKAN KUANTITAS LINER / PISTON Terdapat berbagai ukuran dan konfigurasi mud pump, misalnya untuk rig khusus pemboran minyak jenis triplex (tiga piston / plunger) yang khusus juga. Mud pump duplex (dua piston / piston) umumnya telah digantikan oleh pompa triplex, namun masih umum di negara-negara berkembang. Dua perkembangan kemudian adalah pompa hex dengan enam, dan ada pula quintuplex dengan lima horisontal piston / plunger.
3. PERALATAN : mud pump Mud Pump Parts Sebuah mud pump terdiri dari banyak bagian diantaranya, liner, piston, modul, puller hidrolik, dan bagian lain. Bagian dari Mud Pump: 1. rumah, 2. Liner dengan packing, 3. Tutup dengan paking, 4. piston dan batang piston, 5. katup hisap dan katup buang dengan dudukanya, 6. kotak isian/stuffing box (hanya dalam pompa double-acting), 7. gland (hanya digunakan pada pompa ganda ), 8 peredam getar Parameters Performance Displacement dihitung dalam liter per menit, tergantung dengan diameter lubang pengeboran dan kecepatan kembalinya cairan pengeboran dari dasar lubang, yaitu semakin besar diameter lubang pengeboran, semakin besar displacement yang diinginkan. Kecepatan kembalinya cairan pengeboran harus memenuhi syarat dapat mencuci fragmen dan serbuk bor dari dasar lubang pada waktu yang tepat, dan diyakinkan membawa mereka ke permukaan tanahi. Dalam pengeboran inti geologi, kecepatan umumnya di kisaran 0, 4 -1, 0 m ^ 3 / min.
3. PERALATAN : mud pump Pressure (Tekanan) Ukuran tekanan pompa tergantung pada kedalaman pemboran, hambatan melewati saluran dan sifat cairan pemboran. Makin dalam lubang pemboran dan semakin besar hambatan dalam pipa maka semakin tinggi tekanan yang dibutuhkan. Bila terjadi perubahan diameter lubang pemboran dan kedalaman, maka displasemen pompa akan disesuaikan. Mud pump, dilengkapi gearbox atau motor hidrolik untuk menyesuaikan kecepatan displasemen. Untuk mrengetahui perubahan tekanan displasemen secara akurat mud pump dipasangi, flow meter dan pengukur tekanan. .
3. PERALATAN : mud pump Dua tipe dasar pompa untuk sirkulasi pemboran adalah • Pompa reciprocating (bolak – balik) • Pompa sentrifugal. Pompa reciprocating dapat beraksi tunggal atau ganda dengan menggunakan piston. Operasi piston dapat secara paralel. Jenis pompa piston : pompa simplex (1 silinder), • Pompa duplex (2 cylinders), dan • Pompa triplex (3 silinder).
3. PERALATAN : mud pump Operasi pompa lumpur reciprocating menjadi optimum jika: 1. Pipa hisap sependek mungkin. 2. Diameter penghisap cukup besar sehingga kecepatan fluida kurang dari 3 ft / sec. 3. Dipasang saringan pada intake dengan dua sampai empat kali luas selang hisap yang dipasang di ujung. 4. Diameter pipa buang cukup besar sehingga kecepatan fluida kurang dari 5 ft / sec. 5. kapasitas pompa harus mampu menghasilkan kecepatan lumpur keatas (uphole velocity) sebesar 70 ft/mnt (21 m/mnt) 6. Sebuah peredam dipasang di penghisap sedekat mungkin dengan pompa. 7. Kapasitas pompa yang dipilih harus mempunyai debit lebih tinggi dari kebutuhannya. 8. Waktu priming tidak melebihi 30 detik untuk meminimalkan kerusakan gesekan ke plunger.
3. PERALATAN : mud pump Mud Pump : o kecepatan uphole velocity/anullar velocity sebesar 70 ft/menit pada viscositas lumpur 40 detik, dianggap batas kecepatan minimum untuk dapat membawa cutting bor keatas. o bila hal ini tidak dipenuhi, dikhawatirkan tidak seluruh cutting terangkat, dan dapat menyebabkan mata bor terjepit akibat turunnya cutting kebawah saat operasi dihentikan atau berhenti tiba-tiba. o kekentalan lumpur harus selalu dikontrol, sekurangnya tiap jam sekali o contoh perhitungan annular velocity seperti tabel berikut :
3. PERALATAN : mud pump drill pipe diameter a guide to annular velocities IGPM US GPM CFM 5" 113 134 772 4 1/2" 52 62 360 124 147 850 3 1/2" 19 23 131 30 36 208 71 85 490 143 170 981 2 7/8" 19 34 196 40 47 274 81 96 556 152 181 1046 2 5/8" 32 38 219 43 51 296 84 100 578 156 185 1069 2 3/8" 35 41 240 46 55 317 87 103 599 4 1/2" 5" 6 1/2" 8 1/2" hole diameter drill pipe diameter a guide to annular velocities IGPM US GPM CFM 5" 173 205 1185 298 354 2044 458 545 3148 670 795 4598 4 1/2" 184 219 1263 309 367 2121 470 558 3226 681 809 4676 3 1/2" 203 241 1394 328 390 2252 2 7/8" 213 252 1459 2 5/8" 2 3/8" 9 7/8" 12 1/4" 14 3/4" hole diameter 17 1/2"
3. PERALATAN : Kompresor Type compressor yang Umum dipakai: 1) Reciprocating 2) Rotary Screw 3) Rotary Centrifugal
3. PERALATAN : Kompresor Classification COMPRESSOR INTERMITTENT FLOW POSTIVE DISPLACEMNT ROTARY SLIDING VANE LIQUID PISTON HELICAL LOBE SCREW LOBED BLOWER RECIPROCATING MECHANICAL PISTON CONTINOUS FLOW DYNAMIC RADIAL FLOW CENTRIFUGAL EJECTOR MIXED FLOW AXIAL
Peralatan : Drilling Bits : Jenis-jenis Bits (Mata Bor) Fixed cutter bits PDC – polydiamond crystaline Hole Opener Roller Cone Tricone Diamond bit Hard formations Very expensive Hole Opener D: bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long. pdf
3. PERALATAN : Alat bantu dan pelengkap Button Bits 1''-12'' Low To High Pressure Downhole Hammer Bit Drill Pipe stabilizers Chevron-type Drag Bits Three wings drag bit
Peralatan : Drilling Bits : ROLLER CONE BITS CARA KERJA ROLLER CONE § When the drillpipe rotates the three cones will roll on the ”formation” and crush the rock. § A certain WOB (weight on bit) is applied D: bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long. pdf
Peralatan : Drilling Bits : ROLLER CONE BITS
Peralatan : Drilling Bits : PDC (POLY DIAMOND CRISTALINE) BITS CARA KERJA PDC cuts rock The cutter is placed with a certain angle (backrake) which affects how aggressive the bit will be. (cutter orientation) D: bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long. pdf
Peralatan : Drilling Bits : PDC (POLY DIAMOND CRISTALINE) BITS Application areas
Peralatan : Drilling Bits : HYBRID BITS ( TEKNOLOGI MUTAKHIR ) R BATUAN KERAS BIASA DIBUAT AKIK D: bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long. pdf
Peralatan : Drilling Bits : NATURAL DIAMOND BITS Applicable for hard formations (e. g. where roller cone is too slow or har too short lifetime) • Not applicable for chert and pyrite (will break into pieces and may destroy the diamonds) • Not applicable for very hard broken formations (may break the diamonds) • D: bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long. pdf
4. BAHAN : Pembilas Pemboran / Drilling Mud G: mudeng. pdf
4. BAHAN : Fungsi Lumpur Bor FUNGSI LUMPUR PEMBORAN 1. Mengangkat cutting dari dalam sumur 2. Mengontrol tekanan formasi batuan 3. Melarutkan dan menghancurkan cutting 4. Menutup pori batuan permeabel / mengurangi resapan 5. Menjaga stabilitas lubang 6. Memperkecil kerusakan lubang bor 7. Pendingin, pelumas dan menambah daya tahan mata bor, memudahkan bongkar pasang matabor, dan stang bor 8. Meneruskan energi hidrolik ke peralatan dan mata bor 9. Mempermudah evaluasi sample 10. Mencegah korosi 11. Memudahkan penyemenan dan penyelesaian 12. Mengurangi dampak lingkungan
4. BAHAN : Polymer • Secara solid mencegah penyebaran dan menyelubungi serpih untuk menghambat runtuhan, meningkatkan kekentalan dan mengurangi kehilangan cairan. • Berbagai jenis polimer : akrilamida, selulosa dan perekat berbasis alami • Menghambat reaksi garam 2 an seperti KCl atau Na. Cl untuk mendapatkan stabilitas shale / serpih yang besar. • Sistem ini biasanya mengandung jumlah minimum bentonit, sensitif terhadap kation divalen seperti kalsium dan magnesium. • Kebanyakan polimer memiliki batas suhu di bawah 150 OC G: mudeng. pdf
4. BAHAN : Produk Dan Kegunaan 1. A i r / Water § Zat tunggal yang sangat penting yang terlibat dalam pengeboran teknologi cairan. Merupakan komponen utama dalam lumpur (berdasarkan volume). • Sifat khusus air jika dibandingkan dengan cairan lain : - tegangan permukaan tertinggi, - Dielektrik konstan, - panas peleburan, dan penguapan - kemampuan unggul melarutkan berbagai zat. • Pemisahan/disosiasi garam, asam & basa terjadi di air • Reaksi antara air dan bidang permukaan lempung serta pengaruh elektrolit terlarut pada interaksi antara lempung -air sangat dibutuhkan sebagai sifat lumpur bor. G: mudeng. pdf
4. BAHAN : Produk Dan Kegunaan 2. Aluminium Stearate • Bubuk serbuk putih • Digunakan sebagai de-foamer yaitu mengurangi aksi dan pengaruh buih • Tidak larut dalam air 3. Bactericide • Untuk mengontrol Bio-Degradasi pada bahan tambahan/ additive organik alami dalam lumpur polimer • Secara kimiawi merupakan aldehyde atau amina dan sebagai pembunuh bakteri. • Dosis : 0. 1% (1000 ppm). • Mudah menguap dan berasap dan iritativ • Jangan Kontak dengan kulit. Hati hati menggunakanya. G: mudeng. pdf
4. BAHAN : Produk Dan Kegunaan 4. Bentonite • Minimum 85% montmorillonite): Sp. gr. -2. 45 -2. 55. terdapat sebagai endapan alami • Klasifikasinya Sodium Bentonite dan Calcium Bentonite tergantung pertukaran kation. Dalam performenya diklasifikasikan sebagai high yield & low yield bentonite. • Merupakan kebutuhan utama sebagai lumpur bor. • Untuk mengurangi resapan air ke formasi yang permeabel • Untuk meningkatkan kapasitas pembersihan lubang bor • Untuk membentuk “mud cake” pada permeabilitas rendah dan membentuk stabilitas pada formasi batuan lepas • Membantu mecegah terjadinya “loss of circulation” hilangnya lumpur bor. • Dosis: (A) 3 to 7%; (B) 7 to 10% untuk stabilitas lubang caving/berongga; (C) 8 to 11% untuk kondisi loss of circulation. • Pencampuran dengan air tawar sebagai hidrasi • Tidak boleh dicampur dengan air bergaram / payau / laut G: mudeng. pdf
4. BAHAN : Produk Dan Kegunaan Barite Bentonit CMC
4. BAHAN : Produk Dan Kegunaan 5. Barite(Ba. So 4) § Serbuk abu 2 97% lolos saringan mesh 200; (95± 5) % lolos saringan mesh 300. Sp. gr 4, 2 -4, 5 § Tidak larut dalam air tidak bereaksi dengan komponen lumpur lain. Kadang terdapat pengotoran gipsum § Terdapat secara alami, digunakan untuk meningkatkan Sp. gr lumpur bor guna mengontrol tekanan fotmasi, caving. § Maksimum Sp. gr dengan barite 2, 2 § Dosisnya sesuai keperluan Material pemberat lainya untuk memperoleh sp. gr. Lebih dari 2. 2 are: • Hematite, an Iron ore Fe 2 O 3 , self sp. gr. -4. 7 • Galena (Pb. S) with self sp. gr. -7, 4 -7, 7. Sangat mahal G: mudeng. pdf
4. BAHAN : Produk Dan Kegunaan 8. CMC(Sodium carboxymethyl cellulose) • Dibuat dengan modifikasi kimia dari selulose • Dispersible dalam air, tak berwarna, tak berbau, tak beracun tidak terfermentasi, ada 2 type : 1) CMC-LVG dan 2) CMC HVG • Polimer anionik , terserap oleh lempung, uuntuk menaikkan kekentalan mengurangi kehilangan filtrasi • Lumpur bor yang mengandung kalsium dapat dikentalkan dengan sedikit cmc. • Dosis 0, 75 - 1 % Masih banyak macam bahan Additive lain G: mudeng. pdf
4. BAHAN : Casing Material H: 4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION. pdf
4. BAHAN : Casing Material D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
4. BAHAN : Screen
4. BAHAN : Screen
4. BAHAN : Type Screen Three general types of well screens are available for well construction: • • Continuous wire wrap Bridge-slot. Slotted, Louvered, D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
4. BAHAN : Screen Bentuk Slot pada Screen Pada screen continuous-slot dengan bentuk V (gb-a) maka slot tidak akan tersumbat karena kearah dalam makin melebar, partikel akan melewati denga mudah dan masuk ke sumur lalu di cuci. Pada (gb-b) partikel tidak segera terlepas, tatapi akan menyumbat dan screen akan mudah buntu a b
4. BAHAN : Screen
4. BAHAN : Screen
4. BAHAN : Screen
4. BAHAN : Blank Casing Caracteristics H: 4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION. pdf
4. BAHAN : Centralizer Untuk menjaga casing/screen tetap ditengah anulus agar semua rongga anulus dapat terisi gravel pack saat konstruksi maupun semen saat grouting Jarak spasi Centraliser pada casing plastik lebih pendek dari casing metal Centralizer dibuat dari pelat baja ukuran 1 -1/2 X ¼ -5/16 in dibuat bengkok cembundan di las ke casing baja atau di klem stainless steel dan diberi clearance ¼ - ½ in terhadap dinding lubang bor. Pemasangan klem tidak boleh sekrup/baut yang mudah korosi Untuk casing fibreglass tersedia centralizer khusu. Centralizer dapat juga dibuat dari bambu dan kayu yang tahan tertendapma air H: 4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION. pdf Papan kayu penahan Bilah bambu Dinding lubang bor Casing
PELAKSANAAN PEMBORAN TAHAPAN/LANGKAH -2 PEMBORAN PERSIAPAN MOBILISASI MOBILASASI PERSIAPAN SITE PEMBORAN LUBANG PILOT DESKRIPSI SAMPLE LOGGING GEOFISIK PEMORAN REAMING INSTALASI KONSTRUKSI GRAVEL PACKING DEVELOPMENT / AIR LIFT PUMPING TEST
PELAKSANAAN PEMBORAN Macam-macam Metode Pemboran
1. METODE DIRECT CIRCULATION MUD FLUSH (DCMF) Mekanisme pemboran metode ini adalah : o Mata bor lengkap dengan stabilizer dan bila diperlukan ditambah drill collar dimasukkan sambil diputar bersamaan dengan : o lumpur bor dialirkan dengan cara dipompa dari mud pit (kolam lumpur) ke drill pipe, selanjutnya ke mata bor, keluar, mengalir naik melalui rongga antara dinding sumur dan drill pipe (anulus) ke permukaan menuju mud pit dan dipompa (sirkulasi) ke drill pipe lagi o Lumpur yang keluar dari anulus membawa cutting / serbuk bor yang diendapkan dalam mud pit. o Dengan demikian metode ini memerlukan peralatan pompa lumpur atau dikenal dengan Mud Pump.
2. PROSES PEMBORAN Garis besar, urutan pekerjaan pemboran : 1. persiapan medan, termasuk pembuatan jalan masuk ke titik bor 2. mobilisasi peralatan, termasuk penyetelan rig (mendirikan master/menara rig), persiapan pemboran dilanjutkan dengan pemasangan temporary casing. 3. persiapan pemboran, termasuk pembuatan landasan/ pondasi untuk mesin bor, pembuatan bak lumpur dengan salurannya, bantalan untuk stang bor, barak/direksi keit (kalau disyaratkan), dsb 4. pemboran pilot hole 5. electric logging
A. PROSES PEMBORAN -2/2 Garis besar, urutan pekerjaan pemboran : 6. reaming (pelebaran lubang bor) 7. pemasangan pipa konstruksi sumur dengan gravel pack 8. verticality test (test ketegak lurusan) 9. development (pencucian sumur) 10. pengujian sumur (pumping test) 11. penurunan master/menara dan demobilisasi 12. pemulihan lapangan termasuk pembetonan dan pemasangan patok sumur 13. semua kegiatan dicatat pada form pelaksanaan pemboran
2. PROSES PEMBORAN ROAD MUD PUMP / COMPRESSOR Mud pit DRIL LING RIG TRUCK / CRANE 30 Drill pipe m & casing Mud pit Stores/office § membuat denah medan, dimana mud pit dan kanal. § penguatan dengan balok/ perkerasan landasan rig dan alat bantunya sehingga mesin bor berada pada landasan yang kuat tidak ambles/ miring/ bergeser dsb pada saat operasi. § pembuatan jalan masuk ke lokasi pemboran, lebar dan panjang disesuaikan peralatan mesin bor, tempat penyimpanan barang/bahan 20 m Fence
2. PROSES PEMBORAN Mobilisasi Peralatan § mobilisasi peralatan, yakni memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi sebelumnya atau gudang kelokasi baru dan ditempat kan sesuai dengan denah yang telah dibuat § Menempatkan rig pada titik yang ditentukan, § Mendirikan Master dan menata alat bantu lain (mud pump, pompa, dril pipe dll)
2. PROSES PEMBORAN Mobilisasi Peralatan
2. PROSES PEMBORAN Persiapan site § Drilling rig ditempatkan sesuai rencana titik lubang bor, § pemasangan temporary casing § ukuran mud pit 3 x volume total lubang bor, yang dibagi menjadi suction pit 1/3 dan settling pit 2/3 § saluran antara lubang bor dan kolam-kolam lumpur, dibuat panjang hingga cutting sempat mengendap sebelum masuk suction pit A SETTLING PIT CANAL SUCTION A PIT MUD PIT RIG WELL A SETTLING PIT SUCTION PIT DIRECTION OF FLOW A
2. PROSES PEMBORAN Persiapan site
2. PROSES PEMBORAN Persiapan Pemboran
2. PROSES PEMBORAN Pemboran Pilot Hole o selanjutnya lakukan pemboran pilot hole, dengan diameter dan kedalaman yang telah direncanakan, perlu diperhatikan dicatat dalam log pemboran: − jenis dan diameter bit (mata bor) − penggunaan bahan pembuat lumpur pemboran (bentonite, bio polimer, cmc dll. ) − kekentalan, berat jenis dan ph lumpur bor harus diukur setiap jam − pengambilan cutting/sample pemboran, pemberian tanda dan penyimpanannya. − kecepatan penetrasi pemboran − bila kedalaman telah sesuai rencana, lakukan pembilasan hingga sumur bersih dari cutting, untuk persiapan logging
D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
2. PROSES PEMBORAN Check Ketegak Lurusan SWIFEL WATERPAS Pada Dasarnya Ketegak Lurusan Drillpipe Dipas tikan Dengan Mengguna kan Waterpas Atau Tali Unting. Dilakukan Pada Saat Terpasang Siap Drilling BENANG DRILL PIPE UNTING
1 2 3 Kotak Sample Siap Drilling Pilot Hole Mud Balancer
2. PROSES PEMBORAN Kecepatan Pemboran
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran Densitas Lumpur Bor • Densitas lumpur diukur dengan alat mud balance dengan satuan lb/gal. • Jika densitas meningkat maka efek mengapungkan cutting meningkat dan dapat terangkat terbawa ke mud pit, tetapi di sisi lain dalam pit proses pengendapan jadi menurun • Meningkatnya densitas akan menambah tekanan lubang bor sehingga mencegah terjadinya caving (longsor), densitas yang tinggi juga dapat menyebabkan terjadinya lost circulation, dapat diatasi dengan menurun kan densitas. Densitas yang dianjurkan adalah sebesar 9 lb/gal. • Densitas dapat dinaikkan dengan menambah bahan aditiv “barite” • Penambahan densitas memaksa Mud Pum bekerja lebih berat. • Rumus Tekanan hidrostatik : P = 0, 052 ed; dimana P = Tekanan Hydrostatik (psi), e = densitas (lb/gal); d = Kedalaman (ft)
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran Viskositas Lumpur Bor • Viskositas / kekentalan lumpur bor berkaitan dengan kemaampuan mengangkat cutting dalam lubang bor ke atas, kemudian mengendapkanya dalam mud pit serta membentuk gel /selai • Bentonite dengan air akan menjadi lebih kental jika ditambah polymer dan menjadi kurang kental jika ditambah Fosfat • Untuk dikenali, air murni mempunyai funnel viscosity 26 seconds/quart (s/qt) • Lumpur pemboran yang cukup baik mempunyai funnel viscosity antara 32 – 38 s/qt. • Funnel viscosity dipengaruhi oleh berat jenis dan jenis material tersuspensi. • Pasir yang berbentuk membundar akan menurunkan viskositas 10 s atau lebih tetapi viskositas yang sebenarnya hanya sedikit terpengaruh. • Driller berpengalaman akan dapat mengevaluasi kondisi tersebut.
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran Sand Content Sand content / kandungan pasir pada lumpur bor akan mempengaruhi densitas lumpur dan apparent viscosity. Mempengaruhi mud pump, matabor, swifel jadi mudah aus karena abrasi. Dengan kerusakan peralatan akan mengurangi kecepatan pemboran sampai merusak formasi batuan. Pengukuran dilakukan dengan mencuci lumpur bor dengan saringan 200 mesh, pengukuran dilakukan dengan hati dengan hasil ditampung dalam gelas kerucut. Kandungan pasir batas maksimum adalah 2 % volume. Pengukuran sand content dilakukan di beberapa titik untuk mengetahui bagian saluran / pit yang tidak terjadi pengendapan. Pengukuran dilakukan secara teratur, dan makin sering pada formasi berpasir. Kelebihan sand conten harus menguras mud pit dan membuat lumpur baru
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran Filter Cake Ketika lumpur berada dalam lubang bor, Tekanan dalam anulus akan mengarah ke formasi batuan yang porous. Lempengan lempung akan terbentuk pada formasi batuan dinding lubang bor sehingga mengurangi hilangnya cairan. Lempeng lempung ini disebut filtercake. Kehilangan air dan tebal filtercake diukur dengan standart API filter press. Kertas filter ditaruh pada standart sel yang diisi lumpur dan ditekan bertahan sebesar 100 psi dengan tabung gas bertekanan. Jumlah air yang lolos dalam waktu 30 menit diukur dan filter cake yang terbentuk pada kertas filter diukur dalam 1/32 inci-an. Sifat yang di perlukan adalah 15 cm 3/30 min dan ketebalan 2/32 in
2. PROSES PEMBORAN Electric Loging Electric Logging o electric logging dilakukan setelah pilot hole selesai dan telah dibersihkan dari cutting pemboran dengan sirkulasi terus menerus • peralatan logging dan operatornya sudah harus siap dilapangan pada saat penyelesaian pilot hole, agar dinding sumur tidak runtuh saat logging dikarenakan terlalu lama menunggu peralatan dan operator logging. • pastikan bahwa peralatan logging dalam kondisi siap operasi dan telah dikalibrasi
2. PROSES PEMBORAN Reaming reaming (pelebaran lubang bor) reaming yaitu memperbesar diameter lubang bor dilakukan setelah logging selesai, sesuai dengan desain konstruksi sumur yang berdasarkan hasil logging. setelah target diameter dan kedalaman reaming dicapai, bersihkan sumur dari cutting untuk pesiapan instalasi sumur.
Hole opener
MMASALAH DALAM PEMBORAN
3. INSTALASI / KONSTRUKSI o pemasangan pipa jambang, pipa buta dan screen (instalasi sumur) dilaksanakan setelah reaming selesai dan sumur dibersihkan dari cutting dengan : • mengukur panjang pipa secara teliti dan membersihkan ujung pipa/screen untuk penyambungan • panjang pipa/screen harus betul sesuai dengan desain yang dibuat
3. INSTALASI / KONSTRUKSI Bottom plug centralizer
3. INSTALASI / KONSTRUKSI Pelat penguat
3. INSTALASI / KONSTRUKSI INSTALASI MUTLAK DILAKUKAN PENGAWASAN KETAT
3. INSTALASI / KONSTRUKSI
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Cek Ketegak Lurusan Casing KONDISI PIPA BOBIN TAMPAK ATAS LUBANG PERSPEKTIV PIPA PLAT TEBAL LURUS MIRING DOG LEG DIAMETER LUAR BOBIN = DIAMETER DALAM CASING PANJANG BOBIN (L) MINIMAL 2 - 3 METER PLAT TEBAL TAMPAK SAMPING
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Cek Ketegak Lurusan Casing Some engineers feel that 6 in. /100 ft is excessive and allow only 3 in. /100 ft (Roscoe Moss Co. , 1985). Theproposed 15 th edition of the Hydraulics Institute's Standard for Well Straightness states "shall not deviate more than 1 in. /100 ft and be without double bend" (Cherry, 1987). H: 4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION. pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI • setelah semua pipa/screen masuk sumur dengan benar, dilanjutkan dengan pengisian gravel pack. Ukuran, jumlah & syarat-2 gravel harus sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen Instalasi screen partial penetration kurang efisien. Partial penetrations jika bagian intake lebih kecil dari seluruh ketebalan aquifer. Hal ini akan menyebabkan distorsi aliran dan memperbesar head losses D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen Kondisi : A : Bagian kasar cukup tebal B : Bagian kasar hanya tipis C : Bagian kasar terletak diatas bagian halus D : Lapisan selang seling Lempung dan pasir berbgai ukuran, umumnya di daerah glacial till (di Indonesia pada endapan aluvial tebal bekas braided stream) Disain posisi screen dalam berbagai kondisi D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen Homogeneous Confined (Artesian) Aquifer Pedoman umum pada aquifer tertekan : • Ketebalan aquifer kurang dari 8 m. Dipasang saringan 70 % • Ketebalan aquifer 8 -16 m, dipasang saringan 75 % • Ketebalan aquifer lebih dari 10 m, dipasang 80 % Untuk mengurangi konvergensi aliran, pada saringan yang tebal, pemasangan screen dibagi merata guna mengurangi head loos / menambah debit D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf Pada aquifer berlapis heterogen, maka screen dipasang antara 80 – 90 % dari lapisan permeabel.
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen Kriteria dan Fungsi Screen : 1. Kriteria : • Persen Open Area besar • Slot tidak tersumbat • Tahan Korosi • Tahan tekanan dan kolom 2 Fungsi “ • Mudah dicuci / develop • Tendensi Incrustasi kecil • Head loss masuk screen kecil • Mampu mengontrol sand pumping pada semua jenis aquifer D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Disain susunan screen Pada Formasi batuan yang terdiri dari pasir homogen, maka ukuran slot adalah 50 – 60 % lolos saring atau 40 -60 tertinggal. Nilai 60 % passing jika air tanah tidak korosiv, sedang 50 % passing jika air tanah bersifat korosi Secara umum dengan teknik analisa butir dapat dipakai untuk aquifer heterogen atau berlapis, kecuali sbb : • Jika lapisan kompak diatas aquifer yg dievaluasi, dipakai slot 70 % pass • Jika lapisan lepas diatas aquifer yg dievaluasi, dipakai 50% pass • Jika menggunakan multiple screen dan material halus diatasnya material kasar maka : Perpanjang 0, 9 m screen yang didisain untuk material halus masuk kedalam material kasar Slot pada material kasar tidak boleh lebih lipat dua dari slot untuk material halus diatasnya. D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Disain Susunan Screen Selection of screen slot size for uniform sand D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen (a) Susunan batuan yang akan diinstalasi. (b) Sket rencana Instalasi Garis biru (putus 2) adalah garis pergantian lapisan batuan Garis merah (penuh) adalah garis pesambungan screen yang direncanakan D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
WELL SCREEN SELECTION CRITERIA • Maximize % open area BEST CONTINUOUS SLOT WIRE WOUND WORST SAW – CUT OR GAUZE-COVERED • Non-clogging openings • Corrosion resistance STAINLESS STEEL vs. PVC PLASTIC • Column & collapse strength
SCREEN SELECTION CRITERIA Screen opening size based on aquifer material size: SIEVE ANALYSIS vs. S. W. A. G. NATURALLY-DEVELOPED WELL: 40% RETENTION OF AQUIFER MATERIAL FILTER-PACKED WELL: 90% RETENTION OF FILTER SAND Screen diameter: BASED ON CASING SIZE PROVIDE WATER ENTRANCE VELOCITY OF… MINERAL INCRUSTATION <0. 1 FT. /SEC. Lower velocity reduces mineral incrustation EXTENDS WELL SERVICE LIFE
ENTRANCE VELOCITY = PUMPING RATE SCREEN OPEN AREA Example: 6 in. Pipe Size X 8 ft. length 10 slot Continuous slot SS 10 SLOT = 10/1000 IN. OPENING Pumping rate = 75 GPM Screen open area (from manufacturer) = 0. 21 ft 2/lin ft Total screen area = 8 ft x 0. 21 ft 2/lin ft = 1. 68 ft 2 CONVERT GPM TO FT 3/SEC 75 GPM x 1 ft 3/7. 48 gal x 1 min/60 sec = 0. 167 ft 3/sec / 1. 68 ft 2 = 0. 099 ft/sec Is an entrance velocity of 0. 099 ft/sec acceptable? CROSS-SECTION OF SCREEN WIRE
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Gravel Pack, Definisi dan Fungsi Definisi • Untuk memudahkan penjelasan, perlu didefinisikan : • Dx : Adalah Ukuran butir x % lebih kecil yaitu (100 -x)% tertinggal di ayakan • Koefisien Uniform : Perbandingan antara ukuran D 60 terhadap ukuran D 10. Jika nilainya rendah berarti material itu cukup uniform • Pack-Aquifer Ratio (PA ratio) adalah perbandingan ukuran D 50 dari gravel pack dengan D 50 aquifer. Fungsi Gravel Pack • Menyangga (support) formasi aquifer dan mencegah runtuh kedalam lubang sumur • Menahan sekeliling casing sehingga memperkuat casing • Mencegah pergerakan material halus dari aquifer masuk kedalam sumur • Dalam kondisi Normal koefisien uniform < 3 • Aquifer disebut halus bila D 10 formasi < 0, 25 mm D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Natural Gravel Packs / gravel pack alami • Gravel pack yang dihasilkan melelui developmen pada formasi itu sendiri • Aquifer yang dapat menghasilkan gravelpack alami ini umumnya berbutir kasar dan jika mempunyai koefisien uniform lebih dari 3. • Untuk ini ukuran slot adalah antara D 10 dan D 60 (biasanya dipakai D 40). • Pemilihan slot harus meyakini kebenaran sample • Tidak direkomendasikan menggunakan ukuran slot lebih kecil dari 0, 5 mm D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Syarat Utama Gravel Pack • Bersih, bebas dari sampah, bebas benda organik, bebas benda yang mudah lapuk, misalnya ranting. • Bentuk butir membundar. Gradasi baik • Bebas dari material yang mudah larut dalam air misalnya gamping • Diusahakan material silika-an/kuarsa-an D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Contoh konfigurasi (a) Gravel pack alami yang di develop dengan benar akan menjadi stabil (b) Artificial gravel pack dalam susunan ukuran dan ketebalan yang benar sesuai dengan ukuran lubang slot screen, maka developmen menjadi efektif sehinggasumur menjadi efisien dan stabil (c) Ukuran Gravelpack yang tidak diinginkan karena terlalu besar. Pasir aquifer sering migrasi menerobos kedalam sumur dan menyebabkan sand pumping atau pemompaan pasir D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Contoh konfigurasi Ketebalan gravel pack • Secara teoritis ketebalan gravel pack 2 atau 3 butir dapat menahan partikel formasi. • Batas ketebalan gravel pacak adalan 20 cm. , tetapi ini akan menyulitkan saat development dan membutuhkan banyak biaya. • Ketebalan gravel pack 5 cm sudah dapat menstabilkan formasi aquifer, tetapi kurang efektif sebagai filter • Dalam prakteknya dipakai ketebalan 10 cm asal merata menyelubungi semua bagian casing dan screen. D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Contoh konfigurasi D: 5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design. pdf
4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Maksud dan Tujuan • Development • Maksud development adalah: • Untuk pembersihan sumur dari sisa lumpur bor, pasir halusyang masuk dari formasi batuan sekeliling sumur • Meningkatkan performance dan mengurangi sand pumping • Kesalahan prosedur atau kecelakaan akan berakibat pengurangan debit serah sebesar 50 % lebih atau tak dapat berproduksi • Tidak terbatas pada sumur baru, dimaksudkan juga untuk merestorasi dan memperbaiki kondisi formasi batuan selama konstruksi sumur • Meningkatkan permeabilitas formasi disekitar sumur • Menstabilkan formasi pasir yang terdapat disekitar screen / gravel pack untk mendapatkan air yang jernih / bersih • Pekerjaan ini harus dilakukan oleh Driller • Harus dilakukan segera setelah instalasi selesai • Tidak dianjurkan menggunakan pompa biasa, air yang kotor brtpasir berlumpur merusak pompa
4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Beberapa metode development : 1. Overpumping 2. Backwashing atau Rawhiding 3. Surging 4. Air Lifting : Surging & Pumping 5. Double Packer Air Lifting 6. High-Velocity Jetting D: mud bentonite! ground water exploitation- an introductionppt. . pdf
4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Overpumping • Pemompaan dengan debit besar • Tidak efisien untuk screen yang panjang • Hanya mendevelop / mencuci zona yang paling permeabel • Aliran air hanya satu arah masuk ke dalam saringan atau sumur • Hanya sebagian formasi batuan yang stabil • Pasir yang masuk kedalam sumur hanya sebagian dan bagian lain akan tidak stabil • Pompa yang digunakan menjadi cepat rusak karena memompa pasir atau material abrasif
4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Backwashing atau Rawhiding • Ketika pompa start mulai dioperasikan dan ketika air keluar ke permukaan pompa di stop, sehingga air yang telah tertarik ke atas akan jatuh kembali kebawah sehingga mengocok sumur • Aliran balik akan mengacau partikel, tetapi hal ini tidak selalu berhasil efektif • Tidak efisien untuk sumur dengan screen yang panjang • Kecenderunganya driller akan tancap gas pompa, sehingga pompa banyak menyedot air dengan banyak pasir yang berakibat abrasi • Mudah merusak pompa karena abrasi dan operasi yang berat.
4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Surging • Menekan dan menghisap air masuk dan keluar screen sumur • Dioperasikan dengan menaik-turunkan surge block dalam casing seperti piston dalam slinder • Sedimen dalam sumur harus sering dikeluarkan • Efektivitas hanya terkonsentrasi pada saringan bagian atas
1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Air Lifting : Surging & Pumping Air Lift Pumping • Digunakan untuk menghilangkan sedimen dari sumur dan memompanya sampai air bebas pasir • Sangat bagus dengan meniupkan udara bertekanan tinggi dan volume yang besar melalui pipa udara masuk ke sumur Air Surging • Untuk memulai surging, katup udara dibuka cepat, sehingga air keluar lewat celah / slot screen masuk ke formasi. • Ketika air sebagian terdorong keatas / top casing, udara tekanan tinggi di stop dengan menutup valve sehingga sisa air dalam casing diatas akan jatuh turun • Sangat singkat tapi penuh tenaga tekan Air Surging – Air Pumping bergantian Pada periode tidak dipompa akan membentuk siklus efektif Siklus diulang pada kedalaman yang berbeda dalam screen sumur sampai air relatif bersih dari pasir.
1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Double Packer Air Lifting • Hampir sama dengan Air Lift Pumping & Surging tetapi terkonsentrasi pada bagian kecil screen dan formasi yang di isolasi dengan dua packer (sekat) • Setelah zona tersebut selesai di develop dengan surging & air lift pumping, peralatan dipindahkan turun ke ruas dibawahnya • Surge-block dobel dapat pula dinaikkan diturunkan secara cepat untuk menhasilkan turbulen didalam atau sekitar saringan • Sangat efektif pada susunan screen yang panjang karena development terkonsentrasi pada suatu zona aquifer sepanjang akuifer scara bertahap.
1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : High-velocity Jetting High-Velocity Jetting • Development yang sangat efektif dan penuh tenaga, sering jadi mahal. • Air di “jettingkan” (semburkan dengan tekanan tinggi) dengan kecepatan tinggi kedalamm sumur sehingga air memancar dari slot opening dan gravelpack masuk ke dalam formasi untuk melepaskan dan menghancurkan sisa lumpur bor dan penstabil formasinya disekeliling sumur • Peniupan menggunakanpipa konduktor dengan ujung dilengkapi jetting tool, pengoperasianya dengan memutar dan menaikturunkan jetting tool didalam sumur pada screen • Sangat efektif untuk screen yang panjang, energi akan terpusat pada zona yang pendek • Efektivitasnya tergantung juga pada open area screen dan konfigurasinya serta pelaksanaanya
1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : High-velocity Jetting
5. PEMOMPAAN UJI / PUMPING TEST pumping test dilakukan setelah development selesai, dengan tujuan untuk mengetahui karakter dari akifer dan sumur. dengan pumping test dapat diketahui debit air yang dapat diambil dari sumur tersebut. pumping test dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut :
5. PEMOMPAAN UJI / PUMPING TEST • • • uji surutan bertingkat (step draw down test) yakni memompa sumur dengan debit tertentu dan dicatat penurunan muka airnya. pengujian debit tetap, dilakukan setelah muka air kembali sebelum pemompaan. pada pengujian ini dilakukan pemompaan dengan debit tetap yang ditentukan dari hasil pengujian bertingkat, selama 72 jam tanpa henti, atau setelah steady state dicapai (muka air tidak turun lagi) uji pemulihan (recovery test) setelah uji debit tetap selesai, pompa dimatikan dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap kenaikan muka air kembali seperti sebelum dilakukan pemompaan atau sekurang-kurangnya dalam waktu 24 jam
6. GROUTING Semen kedap air atau bentonite clay slurry dimsukkan dalam ruang anulus antara lubang bor dan casinguntuk : u mencegah kontaminasi GROUT TOP VIEW u menjaga batas akifer u menahan head artesis CASING BOREHOLE
6. GROUTING : Kebocoran Tanpa Grouting INFILTRATION FROM SURFACE CONTAMINANTS STATIC WATER LMUKA AIR TANAH AKIFER TAK TERTEKAN KONTAMINAN LAPISAN PENEKAN RUANG ANULUS TANPA SEKAT /GROUTING AKIFER TERTEKAN Bocoran kebawah BOCORAN KEATAS AKIFER BEBAS KERUGIAN PADA KONSTRUKSI SUMUR TANPA GROUTING
6. GROUTING : Well Grouting Materials TYPE BENTONITE SLURRY COMPOSITION POWDERED BENTONITE & WATER GRANULAR BENTONITE, POLYMER & WATER PORTLAND CEMENT & WATER NEAT CEMENT CONCRETE GROUT PORTLAND CEMENT, SAND & WATER CHARACTERISTICS §FLEXIBLE LOWER STRENGTH SEAL §MAY SUBSIDE IN VADOSE ZONE §MOST POPULAR DUE TO LOWER COST AND TARGETED MARKETING §WASH-OUT UNDER ARTESIAN PRESSURE §NO HEAT OF HYDRATION §MORE WIDELY USED IN OIL FIELD THAN WATER WELLS §HIGHER STRENGTH RIGID SEAL §BEST CHOICE FOR BEDROCK WELLS & FLOWING WELLS §HEAT OF HYDRATION & MICROANNULUS CONCERNS §MORE PERMEABLE THAN NEAT CEMENT GROUT §MORE DIFFICULT TO PUMP (ABRASIVE) §GOOD CHOICE FOR LARGE DIAMETER WELLS
7. PENYELESAIAN • • • Penyemenan / Grouting Anulus Penurunan Master Rig, Packing peralatan Pemulihan medan site pemboran Pemasangan tutup casing atas Pemasangan Patok Identitas / tanda nomor sumur, tanggal selesai nama pemilik, nama penyedia jasa • Pemeriksaan akhir.
Pemboran Pembuatan Sumur Selesai terimakasih
in the well which again cause a kick. • Reasons: – Naturally fractured formations (Karst, dolomite, limestone) • Maybe UBO must be used to drill this type of prospect – Too high ECD -> Fracture pressure exceeded • Reduce pump rate and mudweight – Surges • Avoid tripping to fast • Break mud gel before initiating circulation. Lost circulation • LCM – Lost circulation material pills are pumped (marbles etc ) to try to plug the fractures. • Note that a lost circulation incident can have some very negative consequences – Increase Kick probability – Reduced cuttings transport -> possible G: drilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long BIT. pdf stuck pipe
JARAK LINGKUNGAN
G: REFF DRILLINGDRILLING W WELLpdf waterwell drillingHCA Well Manual May 2002
G: REFF DRILLINGDRILLING W WELLpdf waterwell drillingHCA Well Manual May 2002
CONVERSION
- Slides: 142