Biaya Proses Persediaan Unit Dalam Proses Awal Contoh

Biaya Proses Persediaan Unit Dalam Proses Awal

• Contoh Misalnya pada awal periode terdapat persediaan bahan baku sebanyak 100 kg yang harga pokoknya Rp 1. 000 per kg. Dalam periode tersebut terjadi pembelian bahan baku sebanyak 400 kg dengan harga Rp 1. 200 per kg. Jika pada akhir periode ternyata diketahui jumlah bahan baku yang dipakai sebanyak 250 kg, timbul masalah harga pokok yang mana yang akan digunakan untuk menghargai bahan baku yang dipakai tersebut. Dari Contoh tersebut, harga pokok mana yang digunakan untuk menentukan harga bahan baku Akuntansi Biaya 2

. Penggunaan Metode Masuk Pertama , Keluar Pertama Persediaan BB awal : 100 kg x Rp 1. 000 = Rp 100. 000 Pembelian BB selama periode : 400 kg x Rp 1. 200 = Rp 480. 000 Jumlah BB yang tersedia untuk dipakai Rp 580. 000 Harga pokok bahan baku yang dipakai selama periode yang ditentukan atas dasar metode MPKP adalah: Prioritize Authorize Monetize adipiscing elit. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. 100 kg x Rp 1. 000 = Rp 100. 000 150 kg x Rp 1. 200 = Rp 180. 000 Lorem ipsum dolor Rp 280. 000 sit amet, consectetur adipiscing elit. Persediaan bahan baku pada akhir periode adalah Rp 580000 – Rp 280000 = Rp 300. 000 Add a footer 3

Perbandingan Metode Rata -Rata Tertimbang dan FIFO Metode Rata – rata ini Metode Tertimba paling sesuai jikang hanya bahan baku, biaya konversi Perbedaan mendasar dan tingkat diantara kedua metode persediaan terutama berkaitan dengan perlakuan stabil terhadap persediaan awal barang dalam proses. Metode FIFO Digunakan (firstapabila In Out) tingkat. First harga bahan baku, biaya konversi atau tingkat persediaan berfluktuasi. Metode FIFO lebih disukai untuk kepentingan pengendalian, karena biaya per unit untuk setiap periode

METODE RATA - RATA MPKP Deskripsi Tidak membedakan antara unit selesai dari persediaan barang dalam proses awal dan unit selesai dari unit masuk proses pada periode yang bersangkutan Unit dan biaya persediaan barang dalam proses awal dilaporkan terpisah dari unit dan biaya periode yang bersangkutan Laporan Biaya Produksi 1 Data Kuantitas Prosedurnya sama dalam kedua metode 2. Unit Produksi Ekivalen Semua unit selesai selama satu periode dimasukkan ke dalam unit ekuivalen sebesai 100% selesai, berapun tingkat penyelesaian yang sudah dicapai oleh persediaan barang dalam proses awal Persediaan barang dalam proses awal dimasukkan ke dalam unit ekuivalen sebesar yang diperlukan untuk menyelesaikan unit tersebut pada periode yang bersangkutan 3. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Biaya persediaan barang dalam proses awal dijumlahkan dengan biaya yang ditambahkan selama periode yang bersangkutan untuk memperoleh “biaya yang harus dipertanggungjawabkan” Biaya persediaan barang dalam proses awal disendirikan dan tidak dimasukkan dalam perhitungan biaya per unit ekuivalen

4. Biaya yang ditransfer Pertanggungjawaban keluar dihitung biaya dengan mengalihkan unit ditransfer dengan biaya per unit ekuivalen (hanya ada satu jumlah biaya per unit ekuivalen) Keterangan Biaya ditransfer keluar diasumsikan pertama-tama berasal dari persediaan barang dalam proses awal dan kemudian dari unit masuk proses periode yang bersangkutan (terdapat dua jumlah biaya per unit ekuivalen – unit selesai dari persediaan barang dalam proses awal dan unit selesai dari unit masuk proses periode yang bersangkutan) MPKP memberikan informasi biaya produk

Metode Harga Rata – Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk Rata Tertimbang dalam proses awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang. Harga pokok rata tertimbang ini kemudian digunakan untuk First to Market menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya. Contoh 1 PT Risa Rimendi memproduksi produknya melalui dua departemen produksi. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 2011 di kedua departemen tersebut disajikan sebagai berikut: 7

Pt Risa Rimendi Data Produksi Dan Biaya Produksi Bulan Januari 2011 Data Produksi Dept. 1 Produk dalam proses awal : BBB 100% x BTK 40% 4000 kg BTK 20%; BOP 60% Dimasukan dalam proses bulan ini 40. 000 kg Unit yang di transfer ke Dept. 2 35. 000 kg 6000 kg Unit yang diterima dari Dept. 1 35. 000 kg Produk jadi yang ditransfer ke gudang 38. 000 kg Produk dalam proses akhir BBB 100%; BTK 70% BTK 40%; BOP 80% Dept. 2 9000 kg 3000 kg Harga pokok produk dalam proses awal: Harga pokok Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Rp 20. 200. 000 Rp 29. 775. 000 Rp. 37. 315. 0008 Rp 11. 150. 000 Rp 1. 152. 000 Rp 4. 140. 000 Rp. 77. 000 Rp 37. 068. 000 Rp 44. 340. 000 Add a footer Biaya bahan baku Rp 1. 800. 000 Biaya tenaga kerja Rp 1. 200. 000 Biaya overhead pabrik Rp 1. 920. 000 Biaya Produksi:

Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang Departemen Pertama Biaya Bahan Baku Yang • Biaya Bahan Baku Yang Melekat Pada Produk + Rumus perhitungan harga pokok per unit Dikeluarkan Dalam produk departemen pertama dengan Biaya Bahan Baku/Unit = Dalam Proses Awal menggunakan metode harga pokok rata-rata Priode Sekarang Unit Ekuivalensi Bahan tertimbang. Baku • Biaya Bahan Baku Yang Biaya Bahan Bakar Yang Melekat Pada Produk Dalam Biaya Tenaga Kerja/Unit = Dalam Proses Awal Sekarang Ekuivalensi Tenaga kerja • Biaya Bahan Baku Yang Melekat Pada Produk + Dikeluarkan Dalam Biaya Overhead Pabrik/Unit = Dalam Proses Awal Priode Sekarang Unit Ekuivalensi Overhead Pabrik Akuntansi Biaya 9 + Dikeluarkan Priode Unit

Yang Melekat Yang Dikeluarkan Unit Biaya Produksi Unsur Biaya Pada Produk Dalam Priode Ekuivalen Produksi = Dalam Proses + Sekarang (4: 5) Total Biaya Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 1. Harga pokok produksi selesai yang ditransfer ke dept. ke 2 35. 000 unit x 2. 200 =Rp 77. 000 Harga pokok persesediaan produk dalam proses akhir: BBB = 100% x 9. 000 unit x Rp 500 = Rp 4. 500. 000 BTK = 70% x 9. 000 unit x Rp 750 =Rp 4. 725. 000 BOP = 70% x 9. 000 unit x Rp 950 = Rp 5. 985. 000 Rp 15. 210. 000 Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept. 1 : Rp 77. 000 + Rp 15. 210. 000 = Rp 92. 210. 000 Akuntansi Biaya 10

Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang Deptartemen Setelah Departemen Pertama Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen produksi setelah departemen produksi yang pertama merupakan harga pokok kumulatif, yaitu merupakan penjumlahan harga pokok dari departemen sebelumnya dengan biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen yang bersangkutan. Total APProad/Satuan = BBB+BTK+BOP Unsur Biaya Produks (2+3) ( 2) HP yg Dari Dept 1 Yang Melekat Yang Dikeluarkan Biaya Produksi Pada Produk Dalam Periode Ekuipalen = Dalam Proses + Sekarang (2) (6) Total Unit Biaya (4: 5) (3) (4) (5) 11. 150. 000 77. 000 88. 150. 000 2150 Biaya yg Ditambah Dalam dapt 2 BTK 1. 152. 000 37. 068. 000 38. 220. 000 975 BOP 4. 140. 000 44. 340. 000 48. 480. 000 1200 (100% x 38. 000) + (100 % x 3. 000) = 41. 000 Akuntasi Biaya (100% x 38. 000) + ( 40% x 3. 000) = 39. 200 (100% x 38. 000) + ( 80% x 3. 000) = 40. 400 11 41. 000 39. 200 40. 400

Metode FIFO atau MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) Metode masuk pertama, keluar pertama ( MPKP ) menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru First to Market kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimsukkan dalam proses dalam periode sekarang. Untuk ekuivalen bahan baku Departemen 1 (dalam. Karena tingkat penyelesaian biaya bahan baku dalam persediaan produk dalam proses awal adalah 100%, maka biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam periode sekarang sebesar Rp. 200. 000 di Departemen 1 tersebut tidak lagi diserap untuk penyelesaian persediaan produk dalam proses awal. Dengan demikian biaya bahan baku tersebut hanya digunakan untuk menyelesaikan 31. 000 kg (35. 000 kg – 4. 000 kg) produk selesai yang ditransfer ke Departemen 2 dan 9. 000 unit produk yang pada akhir periode masih dalam proses di Departemen 1. 12

PENENTUAN BIAYA PROSES (PROCESS COSTING)

CIRI METODE HP. PROSES • Produknya standart • Produknya dari bulan ke bulan adalah sama • Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi tentang rencana produksi produk standar dalam jangka waktu tertentu • Contoh : Perusahaan semen

METODE HP. PROSES >< PESANAN No Perbedaan HP Pesanan 1. Pengumpulan Berdasarkan biaya Pesanan produksi HP Proses Per departemen produksi periode akuntansi 2. Total biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu dibagi jumlah produk yang dihasilkan selama periode ybs & dilakukan setiap akhir periode akuntansi (biasanya akhir bulan) Perhitungan HP. Produksi per satuan Total biaya yang dikeluarkan utk pesanan ttt dibagi jumlah pesanan ybs & dilakukan saat pesanan selesai diproduksi

METODE HP. PROSES >< PESANAN No Perbedaan HP Pesanan HP Proses 3. Penggolongan biaya produksi Dipisahkan menjadi BPL(B. Prod. Lgsg) dan BPTL(B. Prod. Tdk Lgsg) BPL dibebankan pada produk berdasar biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan BPTL ditentukan bdsk tarif yang ditentukan dimuka Sering tidak diperlukan pembedaan BPL & BPTL (terutama jika hanya memproduksi satu macam produk). Biasanya BFOH dibebankan pada produk berdasarkan pada biaya yang sesungguhnya terjadi 4. Unsur biaya yang dikelompokkan dalam B. FOH BFOH tdr dari : BB Penolong, BTKTL, B. Produksi lain selain BB. Penolong dan BTKTL. BFOH dibebankan pada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka BFOH tdr dari B. Produksi selain BBB BB. Penolong dan BTK (L&TL). BFOH dibebankan pada produk berdasrkan pada biaya yang sesungguhnya terjadi

MANFAAT INFORMASI HP. PRODUKSI Menentukan harga jual produk Memantau realisasi biaya Menghitung laba atau rugi periodik Menghitung HP. Persediaan Produk Jadi dan Produk dalam Proses yang akan disajikan dalam neraca

Menentukan Harga Jual Produk

Memantau realisasi biaya ÓManajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi ketika rencana untuk jangka waktu tertentu tersebut telah diputuskan Ó Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi tersebut (apakah total biaya produksi sesuai dengan yang telah diperhitungkan (sesuai rencana) atau tidak ÓMetode yang dilakukan adalah HP. Proses

Rumus :

Menghitung Laba Atau Rugi Periodik Ò Informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan produksi perusahaan dalam periode tertentu menghasilkan laba atau justru rugi Ò Laba atau rugi digunakan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan Laba atau rugi Ò Metode HP. Proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan pada periode tertentu guna menghasilkan informasi Laba atau rugi pada tiap periode.

Rumus :

Menghitung HP. Prsd. Produk Jadi dan Produk dlm Proses yang akan disajikan dalam neraca Ò Lap. Keuangan sbg pertanggungjawaban manajemen (salah satunya adalah neraca) Ò Dlm neraca harus ada informasi HP. Prsd. Prdk. Jadi dan HP. Produk yang ada pada tanggal neraca masih dalam proses, shg perlu catatan biaya produksi tiap periode Ò Catatan biaya produksi tiap periode berguna bagi manajemen untuk menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual (HP. Prsd. Prdk Jadi) dan produk yang masih dalam proses pengerjaan (HP. Prsd. Prdk. Dlm Proses) pada tanggal neraca

Metode HP. Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk dalam Proses Awal Perusahaan yang produknya diolah melalui satu departemen Perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan HP. Produksi per satuan, dengan asumsi : 1. Produk hilang pada awal proses 2. Produk hilang pada akhir proses

Metode HP. Proses Produk melalui satu departemen (TIDAK ADA BDP AWAL) Contoh : Berikut ini adalah jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Februari 200 X oleh PT. Tiara Permata yang mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi

Data Biaya Produksi

Bagaimana menghitung HP. produk jadi yg ditransfer ke gudang dan HP. Prsd. Produk dlm Proses yg pada akhir periode Belum selesai

Perhitungan HP Per Satuan * Unit Ekuivalensi : produk jadi + (produk dalam proses x % penyelesaian)


Laporan Biaya Produksi

Jurnal Pencatatan Biaya Produksi

Jurnal Pencatatan Biaya Produksi

Metode HP. Proses Produk melalui lebih dari satu departemen (TIDAK ADA BDP AWAL) Untuk Departemen I, perhitungan biaya produksinya sama dengan untuk satu departemen Untuk departemen berikutnya perhitungannya bersifat kumulatif HP. Produk departemen setelah departemen I meliputi : Biaya produksi yang dibawa dari departemen I dan Biaya produksi departemen setelah departemen I (Dep. ybs) Contoh : Berikut ini adalah jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Februari 200 X oleh PT. Tiara Permata yang mengolah produknya melalui dua departemen (A & B)

Data biaya produksi departemen A & B

Perhitungan HP. Per Satuan departemen A

Perhitungan Hp. Produk Selesai Yang Ditransfer Ke Departemen B Dan Persediaan Produk Dalam Proses

Laporan Biaya Produksi Departemen A

Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen A

Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen A

Perhitungan HP. Per Satuan departemen B

Perhitungan Hp. Produk Jadi Dan Produk Dalam Proses Departemen B

Laporan Biaya Produksi Departemen B

Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen B

Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen B

Prosedur Perhitungan Harga Pokok Proses (Ada persediaan BDP awal) 1. Mengumpulkan data produksi untuk periode tertentu. Produk selesai dihitung dg formula sbb: Persediaan BDP awal xxx Produk masuk proses periode ini Total unit yang diproses Persediaan BDP akhir Produk selesai xxx (xxx) xxx

Contoh: PT Aquana memproduksi air mineral dengan merk “Fresh”. Perusahaan ini memiliki BDP per 1 Januari 2008 sebanyak 10. 000 liter dan dalam bulan Januari 2008 perusahaan memproses 50. 000 liter. Pada akhir bulan Januari 2008 perusahaan memiliki BDP akhir sebanyak 20. 000 liter. Diminta: berapa liter produk selesai selama bulan Januari 2008?

Jawab: Produk selesai dihitung dg formula sbb: Persediaan BDP awal 10. 000 l Produk masuk proses periode ini 50. 000 l Total unit yang diproses 60. 000 l Persediaan BDP akhir (20. 000 l) Produk selesai 40. 000 l

2. Menghitung unit setara (equivalent units). 3. Mengumpulkan BBB, BTKL dan BOP selama periode tertentu. 4. Menghitung HP per unit untuk setiap unsur biaya produksi. 5. Menghitung HP produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau departemen berikutnya dan harga pokok produk yang belum selesai pada akhir periode (persediaan BDP akhir).

Perlakuan Persediaan BDP awal • Persediaan BDP awal adalah persediaan yang berasal dari produk yang diproses pada periode lalu dan belum selesai sampai akhir periode. • Perlakuan dengan metode rata-rata (average cost method) dan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP/FIFO).

Metode HP rata-rata 1. Produk selesai dan BDP akhir tidak dibedakan apakah berasal dari BDP awal atau produk masuk proses periode ini. 2. Total biaya untuk setiap elemen biaya produksi dihitung dengan menambahkan masing-masing elemen biaya BDP awal (biaya yang terjadi periode lalu) dengan biaya produksi yang terjadi periode ini.

Metode MPKP / FIFO 1. Persediaan BDP awal diasumsikan diproses lebih dahulu dan setelah selesai baru dilakukan pemrosesan terhadap produk masuk proses periode ini. 2. Biaya produksi (harga pokok) BDP awal dipisahkan dari biaya produksi yang terjadi periode ini.

Laporan Harga Pokok Produksi • Digunakan untuk menghitung harga pokok produksi. • Terdiri dari 3 bagian: - Data produksi - Biaya dibebankan - Elemen biaya produksi

Formula data produksi: Produk Masuk Proses + BDP awal = Produk Selesai + BDP Akhir Elemen biaya produksi dg metode HP rata-rata: HP BDP Awal Biaya Produksi Periode ini Total Biaya Produksi BBB xxx xxx BTKL xxx xxx BOP xxx xxx TOTAL xxx xxx

Elemen biaya produksi dg metode FIFO: HP BDP Awal Biaya periode ini: BBB BTKL BOP TOTAL Total Biaya Produksi xxx xxx xxx

• Unit setara (equivalent units) adalah perkiraan unit selesai dengan menggunakan biaya yang telah terjadi. • Persentase penyelesaian adalah persentase penyerapan biaya produksi oleh persediaan BDP Misal persediaan BDP akhir 20. 000 liter dengan tingkat penyelesaian BB, BTK dan BOP 40%. Unit equivalen?

Perhitungan unit equivalen dengan menggunakan metode HP rata-rata: Unit equivalen = produk selesai + (persd. BDP akhir x persentase penyelesaian)

• Contoh: PT A quana memp. persediaan BDP awal 10. 000 liter (BB 100%, BTK 50% dan BOP 40%), produk masuk proses 50. 000 liter, produk selesai 40. 000 liter dan persediaan BDP akhir 20. 000 liter (BB 100%, BTK 60% dan BOP 30%). Berapa unit equivalen untuk masing-masing elemen biaya produksi dengan metode harga pokok rata-rata?

Jawab: • Unit equivalen = produk selesai + (persd. BDP akhir x persentase penyelesaian) • BB = 40. 000 l + (20. 000 l x 100%) = 60. 000 l • TKL= 40. 000 l + (20. 000 l x 60%) = 52. 000 l • BOP= 40. 000 l + (20. 000 l x 30%) = 46. 000 l

Perhitungan unit equivalen dengan menggunakan metode FIFO: Unit equivalen = Persediaan BDP awal x %-tase penyelesaian yang diperlukan + produk selesai dari proses periode ini + persediaan BDP Akhir x %-tase penyelesaian

Dengan contoh yang sama hitung unit ekuivalen dengan metode FIFO • Unit equivalen = Persediaan BDP awal x %-tase penyelesaian yang diperlukan + produk selesai dari proses periode ini + persediaan BDP Akhir x %-tase penyelesaian • BB = (10. 000 x 100%) + 40. 000 + (20. 000 x 100%) = 70. 000 • TKL = (10. 000 x 50%) + 40. 000 + (20. 000 x 60%) = 57. 000. BOP = (10. 000 x 40%) + 40. 000 + (20. 000 x 30%) = 50. 000

• Harga Pokok Produk per unit Biaya per unit untuk setiap elemen produksi = Total biaya utk setiap elemen biaya prod. Unit equivalen

Misal dari contoh sebelumnya (PT Aquana), diketahui biaya produksinya sbb: Biaya periode TOTAL lalu ini (HP BDP awal) BBB 3. 000 15. 000 18. 000 BTK 1. 200. 000 4. 000 5. 200. 000 BOP 3. 200. 000 6. 000 9. 200. 000 Total 7. 400. 000 25. 000 32. 400. 000 Berapakah HP produk per unit dengan menggunakan metode HP rata dan MPKP/FIFO?

Jawab: Metode Rata-rata • • • Biaya yg dibebankan ke Dep: Persediaan awal: Total By UE By/unit BB 3 jt TKL 1, 2 jt BOP 3, 2 jt 7, 4 jt Biaya periode berjln BB 15 jt 60. 000 300 TKL 4 jt 52. 000 100 BOP 6 jt 46. 000 200 25 jt Total biaya 32, 4 jt 600

Jawab: Metode FIFO • • • Biaya yg dibebankan ke Dep: Persediaan awal: Total By UE By/unit BB 3 jt TKL 1, 2 jt BOP 3, 2 jt 7, 4 jt Biaya periode berjln BB 15 jt 70. 000 214. 29 TKL 4 jt 57. 000 70. 18 BOP 6 jt 50. 000 120 25 jt Total biaya 32, 4 jt 404. 47

• Masih dengan contoh PT Aquana, hitung Biaya yang diperhitungkan (dengan metode HP rata dan MPKP) dan buat Laporan HP Produksi dengan 2 metode tersebut.

Pengaruh Produk Hilang Dalam Proses Terhadap Perhitungan HP. Produk Per Satuan ÓTidak semua produk yang diolah dapat menjadi produk yang baik dan memenuhi standart yang ditetapkan, ada kemungkinan terjadinya produk yang hilang ÓBerdasarkan saat terjadinya kehilangan : * Hilang di awal proses * Hilang di akhir proses

Produk Hilang di awal proses

Produk Hilang di awal proses
- Slides: 68