BIAYA BAHAN PERTEMUAN 2 BIAYA BAHAN BAKU Biaya
BIAYA BAHAN PERTEMUAN 2
BIAYA BAHAN BAKU Biaya bahan adalah satu dari tiga elemen biaya dari suatu produk dan biasanya merupakan bagian yang besar dan berarti dalam jumlah biaya produksi dari suatu perusahaan manufaktur. Biaya bahan yang dipakai dalam produksi menjadi bagian dari harga pokok produksi yang dihasilkan atau disebut harga pokok produksi (cost of goods manufactured). Jika barang dijual, maka biaya bahan menjadi bagian dari beban pokok penjualan (cost of goods sold) yang digunakan dalam menentukan laba.
Pengertian Bahan Baku Bahan baku adalah bahan mentah utama yang diperlukan untuk membuat barang hasil produksi. Bahan mentah ini kemudian akan diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan ke bentuk lain, baik barang jadi maupun barang setengah jadi lalu kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bagaimana cara mendapatkan barang baku? Barang baku bisa diperoleh dari berbagai cara, tergantung bahan apa yang diperlukan. Contoh bahan baku misalnya batu kapur untuk pembuatan semen. Jika bahan baku tersedia secara melimpah di alam seperti batu kapur ini, maka bisa diperoleh secara langsung di alam. Sedangkan bahan utama (baku) yang tidak tersedia di wilayah proses produksi dilakukan, maka bisa didatangkan dari luar kota atau bahkan luar negeri. Tentunya hal ini akan membuat biaya produksi semakin mahal yang berimbas pada harga jual barang jadi yang dihasilkan. Ada pula bahan yang harus diolah terlebih dahulu baru bisa digunakan untuk produksi, contohnya seperti biji besi.
Untuk jenisnya sendiri, bahan baku dibedakan menjadi dua sifat, yakni langsung dan tidak langsung. Bahan baku langsung adalah bahan yang akan menjadi bagian dari barang hasil produksi Bahan baku tak langsung adalah bahan yang berperan dalam pembuatan barang produksi, tetapi wujudnya tidak langsung terlihat pada barang yang dihasilkan. Contoh: pembuatan baju. Bahan langsung dalam pembuatan baju ini adalah kain Bahan tidak langsung adalah benang untuk menjahit dan kancing sebagai aksesori baju.
Pengertian Bahan Penolong Sama seperti bahan sebelumnya, bahan penolong juga merupakan bahan yang diperlukan untuk proses produksi, tetapi hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi saja. Bedanya dengan bahan tak langsung adalah jika bahan tak langsung tidak tersedia, maka proses produksi bisa terganggu. Sedangkan jika bahan penolong yang tidak tersedia, proses produksi barang masih bisa dilakukan. Namun hal ini biasanya menyebabkan penurunan kualitas barang. Contoh: Produk ayam goreng tepung. Bahan baku yang di perlukan adalah ayam, tepung, bumbu, dan minyak goreng. Bahan penolongnya bisa berupa tisu untuk mengelap minyak dan koran sebagai alas untuk mendinginkan sebelum dibungkus.
Perbedaan Mendasar Bahan Baku dan Bahan Penolong Dari contoh dapat dilihat bahwa kebutuhan akan bahan baku lebih besar. Tanpa adanya bahan utama ini, maka proses produksi tidak bisa dilakukan. Sedangkan tanpa bahan penolong, proses produksi masih bisa dilanjutkan tetapi dengan kemungkinan menurunnya efisiensi. Mengenai porsinya sendiri, tentu saja bahan utama (baku) memiliki porsi yang lebih besar, terutama yang bersifat langsung. Sedangkan bahan penolong memiliki porsi yang sangat kecil, bahkan pemakaiannya pun bisa dihilangkan atau diganti dengan bahan lain. Misalnya dalam contoh kasus ayam goreng di atas, tanpa tepung dan ayam maka proses produksi tidak akan bisa berjalan. Begitu juga dengan pembuatan baju. Jika tidak ada kain, apa yang akan diolah?
Karena bahan baku memiliki porsi yang dominan dalam penggunaannya, maka harga yang dikeluarkan pun juga lebih banyak. Jika harga bahan ini naik, maka akan berimbas pada harga jual barang yang dihasilkan. Berbeda dengan harga bahan penolong, meskipun naik maka imbas kenaikannya tidak begitu signifikan terhadap harga jual barang yang dihasilkan.
BIAYA PEROLEHAN BAHAN Harga yang tercantum dalam faktur pemasok dan beban transportasi adalah biaya pembelian barang yang paling jelas. Biaya yang tidak terlalu jelas adalah biaya akuisisi yaitu biaya untuk melakukan fungsi pembelian, penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan dan akuntansi. Bahan baku dibukukan sesuai harga faktur Biaya akuisisi dimasukkan dalam Biaya overhead
BIAYA ANGKUT PEMBELIAN 1. SEBAGAI TAMBAHAN HARGA POKOK BAHAN DIBELI a) Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan yang dibeli b) Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan yang dibeli c) Tarif ditentukan dimuka 2. SEBAGAI BIAYA OVERHEAD PABRIK
SEBAGAI TAMBAHAN HARGA POKOK BAHAN DIBELI Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan yang dibeli Perusahaan membeli 3 macam bahan baku dengan jumlah harga dalam faktur sebesar Rp. 300. 000. Kuantitas masing-masing bahan baku yang tercantum dalam faktur adalah bahan baku A = 400 kg, bahan baku B = 350 kg; bahan baku C = 50 kg. Pembagian biaya angkut tiap jenis bahan baku sbb: Jenis BB A B B Berat Alokasi biaya agkutan (2) X Rp. 300. 000 Kg (1) % (2) = (1) : 800 400 350 50 50, 00 43, 75 6, 25 Rp. 150. 000 131. 250 18. 750 800 100, 00 Rp. 300. 000
Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan yang dibeli Perusahaan membeli 4 macam bahan baku dengan harga faktur tiap-tiap jenis bahan sebagai berikut: Bahan Baku A Rp. 100. 000, bahan baku B Rp. 150. 000, bahan baku C Rp. 225. 000 dan bahan baku D Rp. 125. 000. Biaya angkutan yang dikeluarkan untuk keempat jenis bahan baku tersebut sebesar Rp. 48. 000. Jika biaya angkutan dibagikan atas dasar perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku angkutan tersebut, harga pokok tiap jenis bahanbaku akan dibebani dengan tambahan biaya angkuta sebesar Rp. 0, 08 ( yaitu Rp. 48. 000 dibagi Rp. 600. 000
Jenis BB A B C D Harga Faktur Pembagian biaya angkutan Harga pokok bahan baku Rp. 100. 000 150. 000 225. 000 125. 000 Rp. 8. 000 12. 000 18. 000 10. 000 Rp. 108. 000 162. 000 243. 000 135. 000 Rp. 600. 000 Rp. 48. 000 Rp. 648. 000
Tarif ditentukan dimuka Biaya angkutan yang diperkirakan dikeluarkan dalam tahun 20 x 1 sebesar Rp. 2. 500. 000 dan jumlah bahan baku yang diangkut diperkirakan 50. 000 kg. Jadi tarif biaya angkutan untuk tahun 20 x 1 adalah Rp. 50 per kg Jenis BB Berat (kg) A B C 25. 000 10. 000 Harga faktur Biaya angkutan yang dibebankan atas dasar tarif Harga pokok bahan baku Rp. 5. 000 4. 500. 000 4. 000 Rp. 1. 250. 000 750. 000 500. 000 Rp. 6. 250. 000 5. 250. 000 4. 500. 000 Rp. 13. 500. 000 Rp. 2. 500. 000 Rp. 16. 000
Jika misalnya biaya angkutan yang sesungguhnya dibayar dalam tahun 20 x 1 sebesar Rp. 2. 400. 000 maka jurnal yang dibuat adalah Jurnal pembelian bahan baku Persediaan bahan baku Rp. 13. 500. 000 Utang dagang Rp. 13. 500. 000 Jurnal pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif Persediaan bahan baku Rp. 2. 500. 000 Biaya angkutan Rp. 2. 500. 000 Jurnal pencatatan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi Biaya angkutan Rp. 2. 400. 000 Kas Rp. 2. 400. 000 Jurnal penutupan saldo rekening biaya angkutan ke rekening harga pokok penjualan Biaya angkutan Rp. 100. 000 Harga pokok penjualan Rp. 100. 000
BIAYA ANGKUTAN SEBAGAI BIAYA OVERHEAD PABRIK Biaya angkutan tidak diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku, namun diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Pada awal tahun anggaran, jumlah biaya angkutan yang akan dikeluarkan selama satu tahunditaksir. Jumlah taksiran biay angkutan ini diperhitungkan sebagai unsur biaya overhead pabrik dalam penentuan tariff biaya overhead pabrik. Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan kemudian dicatat dalam sebelah debit rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dasar pembebanan biaya pembelian tiap bagian yang terkait dalam pengadaan bahan baku Bagian Dasar pembebanan Tarif pembebanan biaya pembelian Pembelian Jumlah frekuensi pembelian atau volume pembelian Tarif per transaksi pemeblain atau tarif setiap jumlah harga faktur pembelian Penerimaan Jumlah macam bahan yang diterima Tarif per macam bahan yang diterima Gudang Jumlah macam bahan, kuantitas atau nilai rupiah Tarif per macam bahan, per meter kubik atau per nilai rupiah bahan baku yang disimpan di gudang Akuntansi Persediaan Jumla frekuensi pembelian Tarif per transaksi pembelian
Unsur baiay yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang diimpor Harga pokok bahan baku yang diimpor terdiri dari Harga FOB Rp. xxx Angkutan kaut (ocean freight) Rp. xxx Harga C & F Rp. xxx Biaya asuransi (marine insurance) Rp xxx Biaya C, I & F Biaya bank Rp. xxx Bea masuk dan bea pabean lain Rp. xxx Biaya penjualan impor Rp. xxx Biaya gudang Rp. xxx Biaya ekspedisi muatan kapal laut Rp. xxx Biaya transport local Rp. xxx Harga pokok bahan baku Rp. xxx
PROSEDUR PEMAKAIAN DAN ALOKASI BIAYA BAHAN 1. Permintaan bahan baku dan bahan tidak langsung kepada bagian penyimpanan atau gudang biasanya berasaldari bagian produksi. Permintaan bahan dilakukan menggunakan bukti permintaan bahan yang harus disetujui oleh pejabat yang berwenang kepala departemen 2. Bukti permintaan bahan, karyawan pemegang kartu persediaan bahan mencatat pada bagian keluar dan selanjutnya dibukukan ke kartu harga pokok pesanan dan laporan biaya produksi atau daftar BOP per deparemen.
JURNAL TRANSAKSI PEMAKAIAN BAHAN Barang dalam proses-bahan baku xx Persediaan bahan xx Bagian produksi CV Perintis meminta bahan untuk proses produksi senilai Rp. 10. 000 dengan rincian sbb : Bahan baku Rp. 8. 500. 000 Bahan Penolong Rp. 1. 500. 000 Jumlah. Rp. 10. 000 Pemakaian bahan oleh CV Perintis dijurnal sbb : Barang Dalam Proses-BB Rp. 8. 500. 000 BOP ses Rp. 1. 500. 000 Persediaan bahan Rp. 10. 000
Pengembalian Bahan Bagian produksi CV Perintis mengembalikan sebagian bahan penolong yang tidak jadi dipergunakan untuk proses produksi karena kebutuhannya telah terpenuhi. Bahan penolong yang dikembalikan tersebut senilai Rp. 500. 000 Jurnal : Persediaan bahan BOP ses Rp. 500. 000
Hal 310 soal 4 PT Eliona membeli 4 macam bahan baku seharga Rp. 8. 200. 000 dengan rincian kuantitas dan harga sbb: Jenis BB A B C D berat 500 650 750 2. 500 harga Rp. 3. 000 4. 000 2. 000 4. 000 Total harga Rp. 1. 500. 000 2. 400. 000 1. 300. 000 3. 000 Rp. 8. 200. 000 Biaya angkut yang dibayar untuk ke empat jenis bahan baku Rp. 1. 640. 000 a. Buat jurnal untuk mencatat harga pokok bahan baku yang dibeli tersebut b. Hitung harga pokok per kilogram tiap jenis bahan baku, jika berdasarkan perbandingan kuantitas c. Hitung harga pokok per kilogram tiap jenis bahan, jika berdasarkan harga belinya
Hal 310 soal 5 PT Rimendi menganggarkan biaya nagkutan untuk tahun anggaran 20 x 2 Rp. 54. 000 Dalam tahun anggaran diperkirakan harg afaktur bahan baku yangakan dibeli Rp. 600 juta. Data realisasi anggaran dalam tahun 20 x 2 adalah sebagai berikut: Jumlah harga faktur bahan baku yang dibeli Rp. 550 juta Buaya angkutan yangsesungguhnya dibayar Rp. 60 juta Diminta: a. Hitung tariff biaya angkutan dalam tahun anggaran 20 x 2 yang dioerhitungkan dalam harga pokok bahan baku b. Buat jurnal: 1. Pembebanan biaya angkutan kepada bahan baku 2. Pencatatn biaya angkut sesungguhnya 3. Penutupan selisih biaya angkut dalam harga pokok penjualan
- Slides: 22