Besar Sampel Uji Hipotesis dua proporsi PERTEMUAN 10
Besar Sampel Uji Hipotesis dua proporsi PERTEMUAN 10 Nanda Aula Rumana Kesmas/ Fikes
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan menjelaskan, dan menghitung besar sampel untuk uji beda proporsi
Perhitungan Besar Sampel utk Uji Hipotesis Beda rata T Independen 3 T Dependen Beda Proporsi Korelasi Chi Square
Perhitungan Besar Sampel utk Uji Hipotesis Beda Proporsi ( Chi square) Cross sectional 4 Kohort Kasus kontrol Eksperimen
Terminologi pada Perhitungan Besar Sampel utk Uji Hipotesis 5 P 1 = Estimasi proporsi pada kelp. 1 P 2 = Estimasi proporsi pada kelp. 2 CI = Confidence Interval (1 -alpha) Power = Kekuatan Uji (1 -beta)
SEBAB Terpaja n Tidak Terpaja n q. Data katagori q. Skala nominal dan ordinal AKIBA T outcome Bukan outcome q. Data katagori q. Skala nominal dan ordinal
Besar sampel uji hipotesis beda proporsi 2 kelompok P 1 dan P 2 bergantung pada desain (didapat dari hasil penelitian terdahulu) n =Jumlah sampel untuk masing-masing kelompok P = (P 1+P 2)/2 P 1 -P 2 = perbedaan minimal yang dianggap bermakna secara substansi (berdampak pada kesehatan masyarakat)
Uji hipotesis One tail (satu sisi) Two tail (dua sisi)
Bermakna secara Statistik vs. bermakna secara Substansi Tidak ada hubungan minum teh dengan PJK Namun, jika sampelnya ditingkatkan 20 kali lipat, ada hubungan bermakna Peneliti perlu mempertimbangkan apakah perbedaan kejadian penyakit jantung koroner sebesar 2% memang bermakna dari segi ilmu kesehatan? 9
P 1 dan P 2 pada cross sectional, kohort dan eksperimen Pajanan Ada Tidak Jumlah Ada a c a+b Penyakit Jumlah Tidak ada b a+b d c+d b+d a+b+c+d P 1= a/(a+b) proporsi ada penyakit pada yang terpajan P 2= c/(c+d) proporsi ada penyakit pada yang tidak terpajan
Besar sampel untuk penelitian kasus kontrol dapat ditentukan berdasarkan nilai odds ratio(OR) Pajanan Ada Tidak Jumlah Penyakit Ada Tidak ada a b c d a+b b+d Jumlah a+b c+d a+b+c+d • P 1 = a/(a+c) proporsi subjek yang terpajan (exposed) pada kelompok yang sakit • P 2 = b/(b+d) proporsi subjek yang terpajan (exposed) pada kelompok yang tidak sakit
“Hubungan antara anemia dengan BBLR” Pajanan BBLR Tidak BBLR Jumlah Pajanan Penyakit Jumlah Anemia Tidak anemia a b a+b c d c+d a+b b+d a+b+c+d Penyakit Anemia Tidak Anemia BBLR a b Tidak BBLR c d Jumlah a+b b+d Disain kohort/cross sectional/ eksperimen Jumlah a+b c+d a+b+c+d Disain kasus kontrol
Contoh P 1 dan P 2 “Hubungan antara anemia dengan BBLR” q Pada disain kohort/cross sectional/ eksperimen P 1: Proposi BBLR pada ibu anemia P 2: Proposi BBLR pada ibu tidak anemia q Pada disain kasus-kontrol P 1: Proporsi ibu anemia pada BBLR P 2: Proporsi ibu anemia pada non BBLR Kesalahan penetapan P 1 dan P 2 sering terjadi pada desain kasus-kontrol 13
Masalah dalam Penentuan Besar Sampel q Jika hipotesis tidak fokus, misalnya: “Faktor-faktor yang berpengaruh pada kejadian BBLR” q P 1 dan P 2 variabel yang mana ? q Solusi: 1. Pilih faktor utama saja, faktor lain dianggap confounder 2. Hitung sampel untuk tiap faktor, kemudian ambil jumlah sampel terbesar q Perbedaan P 1 dan P 2 harus berdasarkan perbedaan yang dianggap secara subtansi bermakna, bukan hanya dari penelitian terdahulu saja 14
Contoh: Penelitian tentang “Faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR” Faktor utama yang ingin diuji: Anemia Merokok Hipertensi Status Ekonomi Maka perlu informasi tentang: Prop BBLR pada anemia dan pada non anemia Prop BBLR pada perokok dan pada non perokok Prop BBLR pada hipertensi dan pada non hipertensi Prop BBLR pada ibu miskin dan pada ibu non miskin Kemudian, p Hitung besar sampel utk tiap variabel p Sampel terbesar yang diambil p 15
Mungkinkah dalam satu judul penelitian ada beberapa hitung sampel? MUNGKIN
Tugas Judul penelitian : hubungan aktivitas fisik dengan kejadian menarche pada siswi SMP X Sebutkan P 1 dan P 2 pada disain penelitian cross sectional, kohort, eksperimen, dan kasus kontrol
- Slides: 17