BERGEMBIRA DENGAN RAMADHAN HADITS DHAIF hadits di atas
BERGEMBIRA DENGAN RAMADHAN • HADITS DHAIF – ﻣﻮﺿﻮﻉ / ﻻ ﺍﺻﻞ ﻟﻪ ﻭ ﺍ ﺍﻟﻠ ﻟ ﺍﻟ ﺍ hadits di atas dalam kitab Durrah al-Nashihin itupun tidak disertai sanad hanya menyandarkan riwayat tersebut pada Rasulullah. Kitab ini merupakan buah karya Utsman Ibn Hasan ibn Ahmad asy-Syakir al-Khubawi wafat tahun 1241 H atau bertepatan dengan 1824 M. Al-Khubawi adalah seorang penasehat dan penghikayat, bukan seorang ahli hadis. Ia tidak punya karya lain kecuali hanya kitab Durrah al-Nashihin, dan di dalamnya syaikh al-Khubawi (pengarang) mengintruksikan untuk melihat Kitab al-Hayat.
BERGEMBIRA DENGAN RAMADHAN ● ● ● ﻣﺮﺣﺒﺎ = ﺭﺣﺐ sesuatu yg dilapangkan / diluaskan tanpa sekat / dibebaskan sepenuhnya ﺗﺮﺣﻴﺐ
• ﻣﻦ ﻗﺎﻡ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺍﻳﻤﺎﻧﺎ ﻭﺍﺣﺘﺴﺎﺑﺎ ﻏﻔﺮ ﻟﻪ ﻣﺎﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺩﻧﺒﻪ Karena Allah, bukan imamnya, bukan = • ﺍﻳﻤﺎﻧﺎ karena yang kultumnya bagus, bukan karena masjidnya enak, bukan karena ta’jilannya lezat, dimanapun dan bagaimanapun situasinya dia mencari yg terbaik karena ukurannya Allah bukan dunia
● ● ● ﻭﺍﺣﺘﺴﺎﺑﺎ Di sela-sela rukunya, sujud, di antara dua sujudnya, dia bermuhasabah menghitung dosanya, mengingat-ingat sampai malam itu perbuatan dosa apa yang telah dilakukannya. Berdoa di malam itu, berlinang airmata ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻧﻚ ﻋﻔﻮ ﺗﺤﺐ ﺍﻟﻌﻔﻮ ﻓﺎﻋﻒ ﻋﻨﻰ
● ● ● ﻏﻔﺮ ﻟﻪ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺩﻧﺒﻪ = ﻏﻔﺮ fi’il madi artinya sudah diampuni(past tense dan kalimat pasif) maknanya menunjukkan makna yg kuat dan pasti. ﺣﺮﻑ ﻣﻮﺻﻮﻝ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺎﻣﻴﺔ = ﻣﺎ
• Bahkan jika bertepatan dg malam lailatul qadar, kebaikannya dilipatkangandakan setara dengan 1000 bulan (80 tahun). } ﺍ ﻧﺰﺍ : ﻭﻗﺎﻝ. [1 : } ﺍ ﻧﺰﺍ ﻱ ﺍ { ]ﺍﻟﻘﺪﺭ : • ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ ،[3 : ﻱ ﺍ { ]ﺍﻟﺪﺧﺎﻥ
CARA MELAPANGKAN HATI MENYAMBUT RAMADHAN DALAM KEBAIKAN • 2 TUNTUNAN NABI SEBELUM RAMADHAN TIBA 1. TARHIB SEBELUM RAMADHAN TIBA (BULAN SYA’BAN) 2. TARHIB SAAT RAMADHAN TIBA
● ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺃﻬﻠﻪ ﻋﻠﻴﻨﺎ Ya allah mohon hadirkan awal ramadhan pada kami ( )ﻧﺤﻦ jamak isyarat kepada kita agar saat akan melakukan kebaikan sekalipun hanya berbentuk doa maka jangan baik /soleh sendiri, sertakan orang lain dalam doa kita atau kebaikan ini. Maka di qur’an atau di hadits umumnya doa menggunakan kata ganti jamak ﻧﺤﻦ. Yang diminta pada saat tarhib adalah: = ﺑﺎﻟﻴﻤﻦ ketenteraman / ketenangan karena boleh jadi ada orang yg tidak tenang saat ramadhan akan tiba (misal motif ekonomi, atau karena psikologis karena tidak biasa puasa) = ﻭﺍﻹﻳﻤﺎﻥ dan kekuatan iman / spirit ibadah / semangat ada isyarat bahwa seakan-akan saat ramadhan akan tiba umat muslim cenderung menurun semangatnya.
● ● ﻭﺍﻟﺴﻼﻣﺔ Berikanlah kesehatan dan keselamatan. Mintakan kepada Allah agar senantiasa disehatkan sampai ramadhan berakhir. ﻭﺍﻹﺳﻼﻡ dan dengan kekuatan Islam. Bedanya dengn kekuatan iman adalah semangatnya, kalau kekuatan islam ragam ibadahnya, jenisnya, banyak sediktnya, kuantitasnya. Karena itu rukun Islam selalu terkait dg ibadah.
Mengerjakan beragam amal yg bernilai ibadah, bahkan sekedar memberi makan dan minum orang berpuasa pun pahalanya berlipat ganda. Maka para ulama tidak suka dengan hadits palsu yg sering disebarkan. ﻧﺌﺎﻡ ﺍﻟﺼﺎﺋﻢ ﻋﺒﺎﺩﺓ hadits palsu ini menghapus kesempatan kita untuk beribadah.
2. Tarhib saat ramadhan • Amalan malam 1. Qiyam ramadhan setelah isya sampai menjelang subuh QS al-muzammil (73): 20 qiyamul lail QS al-isra (17): 79 -81 Tahajud SIFAT KEDUANYA DI B ULAN RAMADHAN DISEBUT TARAWIH (TENANG BACAAN DAN GERAKAN) 2. Bacaan qur’an 3. Beristigfar saat sahar aktifitasnya disebut sahur 30 menit sebelum fajar QS Ad-Dariyat (51): 18 ﻭﺑﻼﺳﺤﺎﺭﻫﻢ ﻳﺴﺘﻐﻔﺮﻭﻥ
Keutamaan taraweh bersama imam • Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda, • ﺍ ﺍﻹﺍ ﻯ ﺍ • “Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh. ” (HR Nasa’i no 1604) Hal ini sekaligus merupakan anjuran agar kaum muslimin mengerjakan shalat tarawih secara berjama’ah dan mengikuti imam hingga selesai.
Sedekah di bulan ramadhan • Dalam shahihain, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, ﺍ ﻳ – ﺍﻟ ﻻ ، ﻳ ﺍ ﻳ ، ﺍ ﻭ ﻯ ﺍ ، • ﺍ ﺍﻟ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺍﻟ ﺍ ﺍ ﺍآ ﻭ ﺍﻟ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺍ ﺍﻟ ﻳ ﺍ ، – ﺍ ﻯ ﺍ • “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup. ” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307) • Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Al juud berarti rajin dan banyak memberi (berderma)” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 291). Jadi maksud hadits adalah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– rajin memberi sedekah pada orang lain di bulan Ramadhan.
alasan • • 1 -Bulan Ramadhan adalah waktu yang mulia dan pahala berlipat ganda pada bulan tersebut. » ﺍ آ ﺍ ﺍ ﺍﺍ ﻯ ﺍ ﺍ ﺍﻟ ﻻ ﺍﻟ ﻯ ﺍ ﻯ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺍ ﺍ ﻭ ﺍﻟ - ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﻯ - – ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ. « ﻭ ﻳ ﺍﻟ ﻳ ﺍ. ﺍ ﺍ ﻯﻟﺍﺍ 2 - Rajin berderma pada bulan Ramadhan berarti membantu orang yang berpuasa, orang yang melakukan shalat malam dan orang yang berdzikir supaya mereka mudah dalam beramal. Orang yang membantu di sini akan mendapatkan pahala seperti pahala mereka yang beramal. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan keutamaan orang yang memberi makan buka puasa, ﻻ ﺍﻟ ﺍ ﺍ ﺍﺍ ﺍ • “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga. ” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192, dari Zaid bin Khalid Al-Juhani. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al. Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). 3 - Di bulan Ramadhan, Allah juga berderma dengan memberikan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka, lebih-lebih lagi di malam Lailatul Qadar.
• Menggabungkan antara puasa dan sedekah adalah sebab seseorang dimudahkan masuk surga. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut, ﺍ ﺍ ﻭ ﺍﻟ ﺍ » ﺍ ﺍﻻ. « » ﻯ ﺍ ﺍ ﻯ ﻭﺍ ﻭﺍ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺍ ﺍ ﺍﻟ • « ﺍﻟ ﺍ ﺍ ﺍﻟ ﺍ ﻯ ﺍﻟ ﺍﻟ ﺍ ﺍ • Dari ‘Ali, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di surga ada kamar yang luarnya bisa dilihat dari dalamnya dan dalamnya bisa dilihat dari luarnya. ” Lantas orang Arab Badui ketika mendengar hal itu langsung berdiri dan berkata, “Untuk siapa keistimewaan-keistimewaan tersebut, wahai Rasulullah? ” Beliau bersabda, “Itu disediakan bagi orang yang berkata yang baik, memberi makan (kepada orang yang butuh), rajin berpuasa, dan melakukan shalat di malam hari ketika manusia terlelap tidur. ” (HR. Tirmidzi no. 1984 dan Ahmad 1: 155. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
• 5 - Menggabungkan antara sedekah dan puasa adalah sebab kemudahan meraih ampunan dosa dan selamat dari siksa neraka. Lebih-lebih jika kedua amalan tersebut ditambah dengan amalan shalat malam. • Disebutkan bahwa puasa adalah tameng (pelindung) dari siksa neraka, • ﺍﻟ ﺍ ﺍﺍ • “Puasa adalah pelindung dari neraka seperti tameng salah seorang dari kalian ketika ingin berlindung dari pembunuhan. ” (HR. Ibnu Majah no. 1639 dan An Nasai no. 2232. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). • Mengenai sedekah dan shalat malam disebutkan dalam hadits, • ﺍﻟ ﺍﻳ ﺍ ﺍﺍ ﺍﻟ ﺍ ﻻ ﺍﻟ ﺍﻟ • “Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana api dapat dipadamkan dengan air, begitu pula shalat seseorang selepas tengah malam. ” (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973. Abu Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
• 6 - Dalam puasa pasti ada cacat dan kekurangan, sedekah itulah yang menutupi kekurangan tersebut. Oleh karenanya di akhir Ramadhan, kaum muslimin disyari’atkan menunaikan zakat fitrah. Tujuannya adalah menyucikan orang yang berpuasa. Disebutkan dalam hadits, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, ﺍ ﺍ ﻟ ﺍ ﺍﻟ ﺍﻟ ﺍﻳ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - • ﻭ ﺍﻟ • “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari kata yang sia-sia dan dari kata-kata kotor, juga untuk memberi makan kepada orang miskin. ” (HR. Abu Daud no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1827. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
- Slides: 36