Bentukbentuk Eksploitasi Seksual Anak Oleh ECPAT Indonesia Bentukbentuk
Bentuk-bentuk Eksploitasi Seksual Anak Oleh ECPAT Indonesia
• Bentuk-bentuk Umum Eksploitasi Seksual Anak • Bentuk-bentuk Baru Eksploitasi Seksual Anak
Bentuk-bentuk Umum Eksploitasi Seksual Anak
Prostitusi Anak • Protokol opsional KHA: Prostitusi anak berarti penggunaan seorang anak dalam aktivitas-aktivitas seksual untuk mendapatkan upah atau bentuk pertimbangan lain. Prostitusi anak mencakup menawarkan, memperoleh, mendapatkan atau menyediakan seorang anak untuk pelacuran anak. • Bentuk eksploitasi ini mencakup seorang anak yang melakukan sebuah tindakan seksual untuk mendapatkan upah (sebuah janji) atas sesuatu yang bernilai (uang, benda, tempat tinggal, makanan, obat-obatan, dan sebagainya). • Pihak yang menerima benda yang dijadikan sebagai upah tidak selalu anak tersebut, sering kali pihak ketiga. • Disamping itu, benda yang dijadikan upah tersebut sebenarnya tidak selalu diberikan; janji kosong untuk memberi upah seringkali sudah cukup, bahkan jikalau pun janji tersebut tidak pernah ditepati.
Prostitusi anak -> eksploitasi anak untuk prostitusi? • Penggunaan istilah “prostitusi anak” telah dipertanyakan karena istilah tersebut bisa ditafsirkan bahwa pekerjaan seks anak adalah hal yang sah atau bahwa anak tersebut telah memberi persetujuan yang telah diberitahu sebelumnya untuk melacurkan diri. • Untuk menghindari risiko memberikan stigma pada anak-anak yang dieksploitasi dalam/untuk pelacuran, atau dengan sembrono mengesahkan praktik-praktik seperti itu, lebih dipilih untuk menggunakan istilah selain “pelacuran anak”. • “eksploitasi anak untuk prostitusi” cenderung dianggap lebih tepat dan lebih berpihak pada korban
Pornografi Anak • Protokol Opsional KHA: Pornografi anak adalah setiap pertunjukkan, dengan cara apapun, seorang anak terlibat dalam aktivitas-aktivitas seksual nyata atau eksplisit atau pertunjukkan bagian-bagian seksual seorang anak terutama untuk tujuan-tujuan seksual. • Bagian-bagian pokok pornografi anak: membuat, mendistribusikan, menyebarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, menjual atau memiliki pornografi anak.
Pornografi Anak -> Materi Kekerasan/Eksploitasi Seksual Anak? • Istilah “pornografi anak” tertanam kuat dalam instrumen-instrumen hukum yang diadopsi pada abad ke-21. • Namun muncul kritik atas istilah ini berasal dari fakta bahwa “pornografi” semakin dianggap normal dan (dengan sembrono atau tidak) bisa berkontribusi untuk mengurangi atau meremehkan kegawatan dari kekerasan seksual dan/atau eksploitasi seksual anak. • Istilah yang mulai digunakan adalah Materi Kekerasan Seksual Anak atau Materi Kekerasan/Eksploitasi Seksual Anak yang dianggap lebih tepat.
Perbedaan Materi Kekerasan Seksual Anak dan Materi Eksploitasi Seksual Anak (masukkan istilah dalam bahasa inggris (CSAM dan CSEM) • Materi Eksploitasi Seksual Anak (MESA) adalah kategori yang lebih luas yang mencakup materi yang menunjukkan kekerasan seksual anak dan konten lain yang diseksualkan yang menunjukkan anak-anak • “materi kekerasan seksual anak” dapat digunakan sebagai alternatif untuk “pornografi anak” untuk materi yang menggambarkan tindakan -tindakan kekerasan seksual dan/atau yang fokus pada alat kelamin anak tersebut. Istilah “materi eksploitasi seksual anak” dapat digunakan dalam arti yang lebih luas untuk memasukkan semua materi yang diseksualkan yang menggambarkan anak-anak.
Perbedaan MESA dan MKSA Materi kekerasan seksual anak sudah pasti adalah materi eksploitasi seksual anak. Namun, materi eksploitasi belum tentu materi kekerasan seksual anak. MESA MKSA
Perbedaan Materi Kekerasan Seksual Anak (Child Sexual Abuse Material) dan Materi Eksploitasi Seksual Anak (Child Sexual Exploitation Material) MATERI KEKERASAN SEKSUAL ANAK MATERI EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK Mempertontonkan atau mempertunjukan organ seksual Bisa jadi memperlihatkan organ seksual dan bisa juga anak (vagina atau penis) secara eksplisit tidak memperlihatkan organ seksual anak. Adanya aktivitas seksual di dalam materi tersebut secara Bisa jadi tidak ada aktivitas seksual, bergantung pada eksplisit pemanfaatan oleh pihak ketiga, misalnya fantasi seksual pihak ketiga. Secara hukum jelas ada pelanggaran hukum Berada di wilayah abu-abu.
Ilustrasi contoh MKSA dan MESA • MKSA: • Gambar/foto anak telanjang • Gambar/foto aktivitas seksual anak dengan orang dewasa. • MESA: • Gambar/foto anak laki-laki menggunakan kaos kutang yang didistribusikan ke grup predator anak dan dijadikan fantasi seksual oleh mereka.
Pariwisata Seks Anak -> eksploitasi seksual anak dalam (konteks) perjalanan dan pariwisata • Istilah yang digunakan saat ini adalah eksploitasi seksual anak dalam (konteks) perjalanan dan pariwisata sebagai alternatif untuk istilah pariwisata seks anak yang digunakan secara luas. • Istilah tersebut mencakup ide tentang “perjalanan” yang secara tidak langsung menunjukkan tindakan bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk tujuan apapun tetapi yang tidak selalu menunjukkan pariwisata). • Walaupun mencakup konsep pariwisata tradisional dan industri pariwisata, istilah ini juga mencakup perjalanan bisnis, bentuk-bentuk pertukaran budaya atau pertukaran lain, pekerja yang melakukan perjalanan dan transit jangka panjang di luar wilayah/negara asal seseorang.
Karakteristik eksploitasi seksual anak dalam konteks perjalanan dan pariwisata • Ada keterlibatan pihak ketiga, bisa berupa perantara, germo, dan pihak lain yang menawarkan anak. • Pelaku bisa preferensial dan situasional. • Sebagian besar pelakunya adalah bukan penduduk lokal. • Dapat terjadi di dalam kunjungan (dinas, kunjungan keluarga, tugas, bisnis), atau terjadi di daerah/fasilitas pariwisata
Ilutrasi eksploitasi seksual anak dalam (konteks) perjalanan dan pariwisata • Masukkan video speak out detection of children • https: //drive. google. com/file/d/17 Ug 58 o 5 JIGaf. FLz. Zuy 0 n. R 5 AGi. A 0 RAs. L/view? usp=sharing
Bentuk-bentuk Baru Eksploitasi Seksual Anak
Eksploitasi seksual anak di ranah daring • • • Materi kekerasan seksual pada anak Grooming online Sexting Sexual extortion dampaknya ke penyebaran materi. Live streaming seks dengan anak. • Bentuk lainnya : eksploitasi anak untuk prostitusi melalui ranah daring.
Grooming online • Grooming online untuk tujuan seksual adalah sebuah proses untuk menjalin atau membangun sebuah hubungan dengan seorang anak melalui penggunaan Internet atau teknologi digital lain untuk memfasilitasi kontak seksual online atau offline dengan anak tersebut.
Grooming Online Pintu Awal Terjadinya Eksploitasi Sebuah proses untuk menjalin atau membangun sebuah hubungan dengan seorang anak melalui penggunaan Internet atau teknologi digital lain dengan maksud untuk memancing, memanipulasi atau menghasut anak agar anak bersedia melakukan kegiatan seksual
Sexting • ’Sexting’ didefinisikan sebagai ‘pembuatan gambar seksual sendiri’, atau ‘penciptaan, pembagian, dan penerusan gambar telanjang atau nyaris telanjang yang menggoda secara seksual melalui telepon genggam dan/atau internet’ • Sexting’ merupakan sebuah praktik yang lazim dilakukan di kalangan orang muda dan sering menjadi aktivitas yang disepakati bersama antar teman sebaya.
Sextortion • Pemerasan seksual, disebut juga “sextortion”, adalah pemerasan terhadap anak dengan bantuan gambar anak tersebut (yang dibuat sendiri) untuk mendapatkan imbalan seks, uang atau keuntungan lain dari orang tersebut dibawah ancaman akan disebarkan tanpa persetujuan dari anak tersebut.
Siaran/Tayangan Langsung • Siaran langsung kekerasan seksual terhadap anak merupakan aktifitas secara online yang melibatkan anak dalam aktifitas seksual yang di tayangkan secara langsung dengan pengunaan teknologi camera video saat ini seperti live streaming, video call, apps online meeting dsb. • Sering kali, orang yang menonton dari jauh tersebut adalah orang-orang yang telah meminta dan/atau memesan kekerasan terhadap anak tersebut, yang mendikte apa yang harus dilakukan oleh si anak.
Mengenali perilaku pelaku kejahatan seksual anak online • Pelaku bisa siapapun (usia, status pekerjaan, status ekonomi, suku dll) • Pelaku menggunakan teknologi untuk berlindung dari kejahatannya • Pelaku selalu mencoba untuk anonim (tidak dikenali identitasnya) misalnya menggunakan nama samaran, profil dan gambar yang menarik perhatian korban. • Pelaku berjejaring dengan sindikat international atau pelaku melakukan kejahatan sendiri. • Pelaku selalu membangun komunikasi intensif dengan korban, kemudian secara bertahap melakukan komunikasi lebih tertutup dan meningkatkan pembicaraan ke arah seksualitas. • Pelaku memainkan psikologis anak, membangun hubungan emosional dengan anak, melakukan bujuk rayu, memberi hadiah, atau dengan ancaman.
- Slides: 22