BEDAH JANTUNG OLEH SLAMET SUMARNO 060307 11102020 Mar
BEDAH JANTUNG OLEH SLAMET SUMARNO 060307 11/10/2020 Mar 1
. Sejarah bedah jantung : n n 1. 1896 ahli bedah jerman, Ludwig Rehn, menolong korban luka tusuk jantung dan dilakukan jaitan jantung. (Sjamsuhidayat 1987). 2. 1925 Amerika serikat tindakan perbaikan stenosis katup jantung dan berhasil. 11/10/2020 Mar 2
. Sejarah bedah jantung : n n 3. 1953 mesin jantung paru sebagai pengganti kerja jantung paru selama pembedahan. 4. 1967 Indonesia penanganan kasus jantung koroner. 11/10/2020 Mar 3
BEDAH JANTUNG n n n Iptek timbulkan dampak +/- kes Negatif: penyakit akibat kurang gerak. Positif membantu pengobatan Jantung bekerja seumur hidup dan berhenti berarti mati : jaga dan dipelihara. Jantung tak sehat, aktivitas turun dan berhenti. Sakit janttung dibedakan bawaan dapatan. 11/10/2020 Mar 4
b. Indikasi bedah jantung. Jenis jantung bawaan : a. Ductus arteriosus batolli (Pattren ductus arteriosus) PDA. b. Obstruksi (Stenosis katup paru & aorta) c. Atrium septal defek. d. Ventrikel septal defek e. Tetralogi fallot. f. Tranpormasi pembuluh darah besar. 11/10/2020 Mar 5
Penyebab PJB. n n n Sering tak dapat diterangkan penyebabnya. Faktor yang mempengaruhi PJB: infeksi virus campak (rubela) pada ibunya, konsumsi obat, jamu penghambat pertumbuhan, alkohol. Keturunan (kelainan genetik). Sindroma Down (mongolism). Merokok saat hamil (lahir prematur). 11/10/2020 Mar 6
Penyakit jantung bawaan dan penanganan medis. Berdasarkan penampilan fisik pjb dibedakan menjadi: 1. PJB tidak sianosis (tidak biru). 2. PJB sianosis (biru). Berdasarkan anatomi dapat dibedakan Stenosis atau penutupn total di katup atau diluar jantung. Penyempitan ini menimbulkan gangguan aliran darah bahkan sampai berhenti total dan membebani kerja jantung. n 11/10/2020 Mar 7
1. Stenosis (penyempitan) katup pulmonal. n n 1. 2. 11/10/2020 Terjadi pembebanan jantung kanan dapat menimbulkan kegagalan jantung kanan. Makana ini bukan jantung gagal berdenyut, tetapi jantung tak mampu memompa darah sesuai kebutuhan tubuh atau darah balik tak sesuai. Tanda-tanda: Pembengkaan kelopak mata, tungkai, hati dan penimbunan cairan di rongga perut. Penanganan medis dilakukan pelebaran katup yang menyempit dengan balon (Ballon pulmonal valvotomy =BPV). Mar 8
Stenosis katup aorta. Terjadi pembebanan jantung kiri yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan jantung kiri yang ditandai dengan: 1. Sesak nafas, batuk kadang-kadang berdahak darah (akibat pecahnya pembuluh darah halus). n 11/10/2020 Mar 9
Tindakan medis pada penyakit jantung bawaan. Pendahuluan. Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan penyakit jantung yang dibawa sejak lahir, terjadi ketika bayi masih dalam kandungan. Pada kehamilan akhir minggu ke 7 pembentukan jantung sudah lengkap, jadi pembentukan jantung terjadi pada awal kehamilan. 11/10/2020 Mar 10
Lanjutan. Penyakit jantung bawaan: 1. Atrium septal defek 2. Ventrikel septal defek 3. Stenosis 4. Tetralogo fallot 5. Patern ductus arterisusu dll. n 11/10/2020 Mar 11
Lanjutan. Penyakit jantung dapatan : 1. Jantung koroner, 2. Demam rematik, 3. MCI (myocardic infark). 4. Cardiopulmonal q Salah satu tindakannya: bedah jantung n 11/10/2020 Mar 12
Jenis jantung dapatan n n n a. Kelainan katup (indokarditis), katup mitralis atau katup aorta. b. Arterioskerosis (a. koronaria). c. Tumor. d. Perikarditisinfeksi e. Aneurisma dll. 11/10/2020 Mar 13
PDA. n n n 1. Hubungan antara aorta dan arteria pulmonalis yang hanya ada pada janin, hilang saat lahir, bila hubungan masih ada saat anak, akibatnya darah kaya O 2 di aorta masuk lagi ke arteria pulmonalis kaya CO 2 menuju paru. Darah aorta ke tubuh berkurang baik volume maupun O 2 nya. Akibatnya Pasien cyanosis berat atau ringan tergantung besar kecilnya lumen PDA nya. 11/10/2020 Mar 14
Obstruksi (Stenosis katup pulmonaris dan aorta). n n Katup pulmonalis/aorta menyempit saat darah dipompakan ventrikel ke paru/tubuh darah sulit ngalir akibatnya Stroke volume / COP turun baik ke paru/ tubuh. Tubuh kurang darah(O 2) Cyanosis atau paru kurang darah ke atrium kiri (turun) sehingga kemampuan tubuh menurun. Akibatnya ventrikel kiri membesar untuk kompensasi kekurangan darah(O 2) dengan menambah frekuensi denyut akibatnya myocardium kekurangan O 2 dan nutresi. 11/10/2020 Mar 15
Atrium septal defek Ada hub atrium d dan s akibat gagal pembentukan sekat Jenisnya: 1. Defek sinus venopsus dekat vena kava sup 2. Defek foramen ovale harusnya nutup stl lahir 3. Defek septum sekundum. 4. Defek septum Premum dekat sekat antar ventrikel pada bantalan endocard n Akibatnya darah mengalir sebagian dari kiri ke kanan, tapi bila kebalikannya keadaan lebih sulit dikatakan kontra indikasi pembedahan. q 11/10/2020 Mar 16
Ventrikel septal defek Hubungan antara ventrikel D/S pada sekat ventrikel Jenisnya : n Defek diatas atau dibawah krista supra ventrikularis, daerah katup trikus pidalis tak banyak timbul gejala, tapi dibawah krita supraventrikularis dapat menimbulkan gejala Eisenmenger dan dpt merupakan konntra indikasi bedah. kontra indikasi lain bila hipertensi pulmonal. Pembedahannya menutup defek sekat ventrikel dengan bedah jantung terbuka. n 11/10/2020 Mar 17
Tetralogi fallot n n (1) (2) (3) (4) (5) Gejala klinis bayi biru. Ada empat kelainan yaitu: Defek sekat ventrikel. Stenosis pulmonal. Muara aorta tergeserr kekanan. Hypertropi ventrikel kanan. Insiden 12% dari kelainan jantung bawaan. 11/10/2020 Mar 18
lanjutan (1) (2) (3) (4) Tindakan pembedahan terbuka dengan koreksi total dapat dilakukan bila umur penderita dan berat badannya sudah dianggap cukup untuk dapat menerima tindakan bedah besar. memenuhi syarat hukum Berat badan minimal 5 Kg. Umur 10 minggu. 11/10/2020 Mar 19
Tranpormasi pembuluh darah besar n n n Menyebabkansyanosis berat & gagal jantung Tertukarnya aorta dan a. pulmonalis. Darah dari ventrikel kanan ke aorta dan sebaliknya darah dari ventrikel kiri ke paru. Anak no oksigen kecuali duktus arterisus terbuka (defek atrioventri kularis). Tindakan sementara Septostomi buat lobang di sekat atrium dengan balon seharus nya menukar tempat aorta dengan a. pulmonalisnya dengan bedah terbuka. 11/10/2020 Mar 20
Jenis kelainan jantung dapatan. n n 1. Katup (indokarditis), katup mitralis atau katup aorta terganggu Deman rematik (endokarditis reumatik) dapat menimbulkan komplikasi cacat katup jantung. Cacat biasanya insulfisiensi atau stenosis. Pada stenosis katup mitralis maupun katup aorta dapat dilakukan bedah terbuka denga tindakan Komisurotomi bila stenosis murni, atau denga rekuntruksi bentuk lain misalnya pemasangan katup mekanik yang tahan 810 tahun. 11/10/2020 Mar 21
Kelainan pembuluuh koroner. (Arterioskerosis a. koronaria). n n 1. Penyakit jantung koroner merupakan sindrom yang melanda kehidupan modern yang penuh stres dan rokok dengan pola makan kaya kolesterol. Penyempitan arteria koronaria akan menimbulkan iskemia atau Myocard infark (MCI). Tanda dan gejalanya : Nyeri angina pektoris disertai kelainan gambaran EKG. 11/10/2020 Mar 22
Kelainan pembuluuh koroner. (Arterioskerosis a. koronaria). n n Diagnosa yang baik dibantuan angiografi untuk menentukan penyumbatan dan penyempitan serta fungsi ventrikel kiri untuk menentukan tindakan bedah. Pembedahan umumnya berupa bedah pintas koroner dengan menggunakan v. safena magna, arteria mammaria interna. Hasil bedah ini sangat baik karena bila dua arteria dibuat pintas diperkirankan mempunyai kemampuan sampai 20 tahun. 11/10/2020 Mar 23
Ttrauma jantung Trauma jantung dapat berupa taruma tumpul atau tajam, tetapi pada umumnya berupa tusuk. Keduanya dapat mengakibatkan: memar otot jantung, Perdarahan ventrikel, MCI atau defek sekat atrium maupu ventrikel. Yang paling sering kena tusuk ventrkel kanan karena letaknya bagian depan. Luka tusuk perlu bedah darurat. 11/10/2020 Mar 24
Perikarditis infeksi n Akibat perikarditis akan meninggalkan jaringan ikat pada myocad sehingga kelenturan ventrikel terganggu atau stroke volume dan COP rendah. Tidakan pembedahan perlu dilakukan untuk memperbaiki ventrikel yang tidak fleksibel. 11/10/2020 Mar 25
Aneurisma n n 1. Aneurisma Robeknya pembuluh darah aorta sehingga dapat menyumbat aliran darah. Sistem sirkulasi aorta dengan adanya gelembung darah pada lapisan pembuluh darah, Sehingga perlu pembedahan untuk – perbaikan pembuluh darah aorta. 11/10/2020 Mar 26
Fisioterapi Sebelum operasi (Prae ops) A. Problem yang mungkin terjadi 1. Tanda-tanda vital: HR > 80/min, RR> 20/min BP: <80/60 >120/90 mm. Hg 2. Gangguan jalan nafas Seperti adanya sputum. 3. Ventilasi rendah a. Bentuk thorak (barel chest, dada burung). b. Gerakan nafas (ritmis cepat, tidak ritmis antara cepat dan dalam) c. Terbatasnya ROM thorak. 11/10/2020 Mar 27
Fisioterapi Sebelum operasi (Prae ops) 4. Gangguan sirkulasi: Cyanosis saat aktivitas ringan sampai sedang. 5. Sesak nafas (ventilasi rendah ) 6. Pengetahuan tentang penyakitnya dan kesehatan kurang. a. Tidak tahu tentang penyakitnya. b. Tidak tahu rencana operasinya. c. Tidak tahu apa yang harus dipersiapkan. d. Tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah operasi. 11/10/2020 Mar 28
LANJUTAN. Ketidak tahuannya timbulkan gangguan psikis. a. Cemas/ kawatir operasi berbahaya dan berat. b. Tidak nyaman fisik/psikis, gangguan tidur c. Tidak nyaman karena kematian. 7. 11/10/2020 Mar 29
LANJUTAN. 8. Gangguan gerak dan fungsi : a. Kemampuannya rendah/ cepat lelah/ tidak mampu kerja. b. Perkembangan anak lamban. c. Vital sign banyak menyimpang. d. Ketidak mampuan penyedian oksigen sesuai kebutuhan. 11/10/2020 Mar 30
Assesment. n n n n Anamnesa. Jam: Tanggal, bulan th pemeriksaan. Identitas Pasien. Riwayat keluhan. Provokator dan yang mengurangi keluan. Lingkungan. Sosial Pekerjaan. 11/10/2020 Mar 31
axamination Tanda-tanda vital. a. HR 1). Palpasi nadi radialis 30 detik X 2 atau 60 detik. 2). Auskultasi jantung dengan stetoskop 30 detik x 2 (60 detik). 3). Membaca monitor EKG, Puls meter. 4). Membaca kertas EKG Bila kecepatan kertas 25 mm/detik a). Bila EKG ritmis Hitung jarak R ke R untuk membagi 1500 mm. 1. 11/10/2020 Mar 32
axamination b). Bila tidak ritmis Hitung jumlah R sepanjang kertas 150 mm X 10 Yang perlu diperhatikan Rimis atau tidak. Atau bentuk pernafasan. a. BP lebih rendah dari 80/60 mm. Hg atau lebih tinggi 120/90 mm. Hg. b. RR > 20/min atau < 10. Bila dng stetoskope tak dapat didengar enya gunakan Palpasi hasil systole saja. 11/10/2020 Mar 33
Lanjutan. n n n n 2. Gangguan jalan nafas Seperti adanya sputum. Dengarkan dengan setoskope daerah mana (segmen) yang ada wizeing. Perhatikan sputum (lihat makalah PPOM). 3. Ventilasi rendah a. Bentuk thorak (barel chest, dada burung). b. Gerakan nafas (ritmis cepat, tidak ritmis antara cepat dan dalam) c. Terbatasnya ROM thorak. Lihat makalah PPOM. 11/10/2020 Mar 34
lanjutan 4. Gangguan sirkulasi. Cyanosis saat aktivitas ringan sampai sedang. a. Inspeksi warna kulit pucat. b. Periksa hasil Lab : Hb kurang dari 10, Lihat Analisa gas darah. 11/10/2020 Mar 35
lanjutan 5. Sesak nafas. a. Tanda vital b. Gangguan jalan nafas. c. Ventilasi rendah. d. Gangguan sirkulasi Analisa gas darah. (Cukup jelas). 11/10/2020 Mar 36
Lanjutan. 6. Pengetahuan penyakit kurang. a. Tidak tahu penyakitnya. minta pasien cerita penyakitnya untuk diukur pengetahuannya b. Rencana operasinya. c. Apa yg harus dilakukan untuk persiapan operasi. d. Yang harus dilakukan setelah operasi. 11/10/2020 Mar 37
Lanjutan. 7. Karena ketidak tahuannya tersebut menimbulkan gangguan psikis. a. Cemas/ kawatir operasinya berbahaya dan operasi berat. b. Tidak nyaman baik fisik atau psikis, kurang tidur atau tidak bisa tidur. 11/10/2020 Mar 38
Lanjutan. c. Tidak aman karena tidak tahu di poin 4 merasa deserang penyakit dan akan segera mati. Perhatikan foktor-faktor yang mendukung kecemasan, tidak nyaman dan tidak aman seperti: Gelisah, tidak bisa tidur, mengeluh takut dsb. Lihat Tingkah laku orang cemas, takut dan gelisah. 11/10/2020 Mar 39
lanjutan 8. Kemampuannya rendah/ cepat lelah/ tidak mampu kerja sedang / berat. n a. Perkembangan anak lamban. n Periksa tumbuh kembang anak BB/TB sesuai umur. b. Vital sign tidak normal. n Cukup jelas. n c. Ketidak mampuan penyedian oksigen sesuai kebutuhan. n Gunakan test 6 menit jalan seperti di PPOM atau Dinamik Endurance test. n 11/10/2020 Mar 40
Evaluasi (menilai dengan standart normal). n n A. Analisa masalah. lihat hasil kajian anda dan bandingkan dengan standart normal dimana ada penyimpangan kumpulkan penyimpangan-penyimpangan itu. Susun secara sistematis mulai yang vital sampai fungsional. 11/10/2020 Mar 41
List of problem. Susun masalah dan pilih penyebab vital. Misal problem sesak nafas: Cari penyebab sesak nafas : 1. jalan nafas tergangggu karena spame bronkus, dahak, jalan nafas tidak terbuka (posisi kepala) 11/10/2020 Mar 42
List of problem. 2. Ventilasi rendah: a. Pengembangan thorak ( otot, ROM atau nyeri) b. pleurae terganggu fungsinya. 11/10/2020 Mar 43
Lanjutan. 3. SIRKULASI. a. Kadar Hb, darah Astrup (Pa. O 2) dan saturasi Kemampuan ikatan darah terhadap oksigen 100% ? . b. Fe c. SGPT, SGOT. d. Asidosis, alkalosis e. Tekanan darah. 11/10/2020 Mar 44
Diagnosa fisioterapi Contoh 1. HR> 80/min, RR> 32 /min karena kompensasi jaringan kekuranga O 2. 2. Sesak nafas , pucat, HR, RR tinggi potensial gagal nafas. 3. Pengetahuan penyakitnya rendah karena belum pernah tahu dan mendengar, . 4. Cemas karena takut operasinya gagal. 5. Kemampuan fisiknya rendah karena jaringan kekurangan oksigen. Dll 11/10/2020 Mar 45
TUJUAN. 1. Persiapkan operasi. a. Meningkatkan kemampuan paru. Tingkatkan ventilasi, kebersihan jalan nafas, cara batuk efektif, cara nafas dalam, cara menahan daerah operasi saat bernafas atau batuk agar tidak sakit. dan manfaat latihan. b. Peningkatan pengetahuan tentang penyakitnya, singkat operasi, apa yang harus dilakukan sebelum dan sesudah operasi meningkat. 11/10/2020 Mar 46
TUJUAN. c. Kurangi rasa takut, cemas , gelisah , tidak nyaman & aman. d. Tahu cara = suplai dan diman e. Pasien tahu sikap yang baik untuk mencegah pusture yang jelek. 11/10/2020 Mar 47
Rencana pelaksanaan. a. Meningkatkan kemampuan paru dengan melatih/ mengajarkan: 1). Pengaturan posisi yang menguntungkan dan efisien. 2). Deep , Pursed lips , lokal , diaprahgmatik breathing. 3). Latihan batuk efektif. 4). Pemberian tahanan saat batuk dan nafas pada daerah operasi. 11/10/2020 Mar 48
Rencana pelaksanaan. Dosis. 1. Frekuensi tiap hari. 2. Intensitas HR naik 10 -20 dari rest. 3. Time ((Waktu) 5 - 15 menit. 4. Tipe : Posisioning, bantuan nafas, latihan aerobik dll. 5. Repetisi: Satuan/min(irama normal). Repetisi breathing 12 -20/menit. 11/10/2020 Mar 49
Educatie. b. Edukasi : Tentang penyakit, tehnik operasi, yang harus dilakukan sebelum /sesudah ops serta yang tidak boleh c. Mobilisasi torak : Frekuensi, durasi, intensitas lihat (a). Ripitasi 20 -30/min d. Suport mental cukup jelas. e. Jelaskan cara suplai dan diman. O 2 f. Jelaskan sikap yang baik untuk mencegah pusture yang jele. 11/10/2020 Mar 50
Macam bedah jantung. Pada dasarnya bedah jantung dibedakan dua macam : A. Bedah jantung tertutup bila jantung tidak dibuka atau tanpa menghentikan fungsi jantung dan paru misalnya pada kondisi: PDA, stenosis aorta. . B. Bedah jantung terbuka bila perlu menghentikan fungsi jantung dan paru misal. Nya pada kasus: Perbaikan septal defek, tetralogi fallot, Koronaria by past. C. Bentuk insisi: 1. Vertikal media sternum. 2. Tranversal setinggi iga 3 – 4. 3. Antero lateral/ postero lateral. D. Kateterisasi. 11/10/2020 Mar 51
A. Problem Post bedah. 1. Tanda-tanda vital ada perubahan dari normal. a. HR > 90/min ( tachicardia, fibrilasi bahkan kardiak arest). HR< 50 ( bradicardia, kardiak arest). b. RR kurang dari 12 atau lebih dari 24 /min. c. BP kurang dari 120/90 mm. Hg bahkan sintole dibawah 60 mm Hg. d. Suhu lebih tinggi dari 36, 5 derajat C ( demam atau panas). 2. Luka insisi yang tidak enak ( sakit diam saat bernafas, bergarak). 3. Adanya alat batu yang membuat tidak nyamam sepert: Sande, tube, slang oksigen, darinage, alat monitor jantung, alat bantu respirasi dll. 11/10/2020 Mar 52
Lanjutan. 1. Sputum yang bertambah. 2. Penurunan fungsi paru dan jantung. 3. Gerakan nafas dan fungsi nafas. terganggu. 4. Ventilasi thorak menurun. 5. Gerakan sendi thorak menurun. 6. Gelisah, cemas, takut bergerak atau bernafas bebas bahkan merasa tidak aman. 7. Pengetahuan latihan yang menurun, yang memperberat dan memperingan keluan. 8. Kemampuan aktivitas : Self care, self dreesing, ADL menurun. 9. Komplikasi : a). Gagal nafas, insulfisiensi b). cardiac arest , c). Aritmia, d. Infeksi. d). Gagal ginjal. e). Penurunan fungsi syaraf. f). TIA. g). Emboli paru/ pembuluh darah. h). Tidak stabilnya tulang sternum. 11/10/2020 Mar 53
A. Pengkajian: 1. Vital sign Cukup jelas. 2. Inspeksi : apakah ada perdarahan atau bersih pada penutup luka. 3. Perhatikan alat-alat : Draenage, Osigenasi( respirator), Monitor EKG berfung dengan baik. 4. Timbulnya koomplikasi Infeksi, deep vena thrombosis, udem tungkai, cardiac arest, gagal nafas (demam, bengkak tungkai, Vital sign). 5. Dahak : Lakukan auskultasi. Penurunan fungsi paru dan jantung (Vital sign) ritme dan frekuensinya 11/10/2020 Mar 54
Lanjutan. 1. Penurunan kemamuan berfikir. 2. Gerakan nafas dan fungsi nafas (lihat di PPOM dan Prae ops). Terutama lihat hasil analisa gas darah bila ada. 3. Ventilasi Cukup jelas). 4. Gerakan sendi thorak sudah jelas. 5. Psikis cukup jelas. 6. Kemampuan fungsional Lihat PPOM atau test denga dinamik endurance test. 11/10/2020 Mar 55
A. Perencanaan: Ft direncanakan untuk empat tahap: Tahap I. Masa akut hari ke dua sampai 5. Tahap II. Masa penyembuhan 5 s/d 14 hari. Tahap III. Masa dirumah 15 – 2 bulan). Tahap IV. Masa pemeliharaan dan penyesuaian kerja. Setelah 2 bulan. 11/10/2020 Mar 56
Dosisi latihan. Th Frek Durasi Intensitasi Ripitasi RR Type Ft. I Tiap hari 5 -10 min + 20 dari HRR 20 -30/min Posisioning II 5 X Mg 10 -15 min + 30 dari HRR 12 -24/min Breathing III 3 X/Mg 15 -30 min 65%-75% HRM 8 -12/min Aktif aerobik IV 3 x/Mg 30 -60 min 72%-87% HRM 8 -12/min Jalan/joging 11/10/2020 Mar 57
Pinsip latihan. 1. Tahap I. (masa akute) ICCU (ICU). a. Latihan daya tahan jantung paru. b. Prinsip latihan progresif. c. Buat dosis lat & monitor selama latihan. d. Cukup tidur dan Cermati obat yang menurunkan frekuensi nadi (Beta blok, obat analgetik. e. Monitor Vital sign, gejala yang muncul sebelum, selama, sesudah (2 min) latihan . 11/10/2020 Mar 58
A. Pelaksanaan fisioterapi. A. Pase I ICCU (ICU). Lihat perencanaan. 1. Bebaskan jalan nafas. Bersihkan dari sputum dengan suction atau posisikan semi ektensi dan rotasi leher, bila mungkin pengasatan dan latihan batuk dengan menahan daerah sakit. Dilakukan pada hari kedua setelah ops. 11/10/2020 Mar 59
A. Pelaksanaan fisioterapi. 2. Lakukan pasif movemen dari sedi proksimal baru distal dan usahakan banyak sendi bergerak. 3. Sedangkan latihan aktif dimulai dari distal baru sendi proksimal. Bila latihan nafas dari diaprahgmatik breathing baru segmental. 11/10/2020 Mar 60
Tujuan : a. Bebaskan jalan nafas. b. Mencegah komplikasi: infeksi, Deep vena trombosis, cardiac arest, atau gagal nafas c. Menyesuaikan aktivitas dengan kemampuan fungsi paru dan jantung. d. Mengingatkan cara yang telah diajarkan sebelum operasi. e. Melatih mobilisasi dan ambulasi sampai mampu berdiri. f. Edukasi. 11/10/2020 Mar 61
Pelaksanaan fisioterapi. A. Pase I ICCU (ICU). Lihat perencanaan. 1. Bebaskan jalan nafas. Bersihkan dari sputum dengan suction atau posisikan semi ektensi dan rotasi leher, bila mungkin pengasatan dan latihan batuk dengan menahan daerah sakit. Dilakukan pada hari kedua setelah ops. 11/10/2020 Mar 62
Pelaksanaan fisioterapi. 2. Lakukan pasif movemen dari sedi proksimal baru distal dan usahakan banyak sendi bergerak. 3. Sedangkan latihan aktif dimulai dari distal baru sendi proksimal. Bila latihan nafas dari diaprahgmatik breathing baru segmental. 11/10/2020 Mar 63
Lanjutan. 4. Menyesuaikan aktivitas dengan kemampuan fungsi paru dan jantung. Bila diberikan latihan breathing nadi naik tidak lebih 20 dari nadi awal pada hari ke dua sudah boleh duduk, lakukan gerak dinamik dan mulai dari distal menuju pproksimal dengan metode 10 macam gerakan masing-masing lima gerakan. Latihan dihentikan apabila: 1). Ada aritmia lebih dari 6 x /min. 2). Tanda vital mencapai target, 3). Ada keluhan didukung tanda vital . 11/10/2020 Mar 64
Lanjutan. 5. Melatih mobilisasi : Pada hari ke 3 sudah boleh dudu bahkan bila target belum ada gangguan sudah boleh berdiri dengan bantuan. 6. Berikan bantuan suport agar pasien perjaya diri, tampa mengabaikan keluan sakit. 7. Edukasi tentang yang memperingan dan memperberat kondisinya. 11/10/2020 Mar 65
Phase II. 1. Bentuk pada Phase I dapat dipakai, perhatikan. 2. Tingkatkan ke phase II secara progresif dengan dosis phase II. 3. Modivikasi bentuk latihan misalnya latihan deep breathing dengan jumlah latihan nafas ditambah atau ripitasi latihan lebih sedikit atau lebih dalam dengan ekspirasi lebih lama. 11/10/2020 Mar 66
Phase II. 4. Jumlah gerakan sendi ditingkatkan dan perhatikan prinsif bernafas jangan menimbulkan latihan dengan menahan nafas. Pada prinsipnya semua gerakan yang menimbulkan kompresi thorak disertai ekspirasi dan gerakan yang mingkatkan ventilasi disertai inspirasi. Contoh: a. Pasien tidur terlentang gerak pasif abd bahu disertai inspirasi dan saat ADD disertai ekspirasi. b. Saat fleksi sendi bahu inspirasi dan saat ektensi ekspirasi. c. Saat hip fleksi, knee fleksi ekspirasi dan saat ektensi inspirasi. 11/10/2020 Mar 67
Lanjutan 5. Hindarkan kontraksi isometrik dan tahan nafas. 6. Pasien boleh pulang bila dengan latihan 5 -10 menit mampu menaikna nadi sampai 110120 / min tampa menimbulkan keluhan. 7. Pasien boleh hubungan suami istri bila pasien sudah mampu latihan 10 menit nadi mencapai 120 /min tanpa menimbulkan keluan 11/10/2020 Mar 68
Lanjutan 8. Anjuran dalam melakukan hubungan sedapat mungkin hemat energi atau dilarang melawan gerak gravitasi {gerak dibidang hori zontal (nilai otot 2). atau diam}. 9. Anjurkan datang ke fisioterap 3 -5 kali seminggu selama istirahat dirumah. 10. Hubungi fisioterapi atau bagian bedah sewaktu -waktu ada keluan yang tidak lazim. Sebelum pulang lakukan test kemampuan fungsional (toleransi test 11/10/2020 Mar 69
Phase III. 1. Latihan di klinik 3 x seminggu untuk latihan bersama, sesama kundisi bedah jantung untuk lebih percaya diri. 2. Didik untuk dapat memahami latihan dengan benar dan dilakukan dengan baik. 3. Latihan disesuaikan dengan aktivitas kerjanya dan dosis latihan lihat kolom diatas serta. Hindarkan faktor pemberat dan lakukan yang memperbaiki kondisi fisik dengan teratur dan terukur. 11/10/2020 Mar 70
Phase III. 4. Atur jadwal latian dan anjurkan masuk kelompok senam jantung. datang. 5. Didik latihan aerobik yang benar, teratur, terukur. 6. Hindarkan emosional pengin cepat kuat kembali dengan latihan over dosis, bahaya lebih besar dan sangat fatal. 11/10/2020 Mar 71
Phase IV. 1. 2. 3. 4. 5. Phse setelah dua bulan dirumah atau masa pemeliharaan. Dalam kelompok ini dibedakan tiga tahap terutama bedah jantung koroner, karena untuk bedah jantung bawaan biasanya anak berkembang sesuai pertumbuhanya. Kelompok I. Kelompok kemampuannya baik dan memeng sudah terlatih. . Kelompok II. Kelompok kemapuan sedang karena baru pulang rawat. 11/10/2020 Mar 72
Phase IV. 6. 7. 8. 9. 10. Kelompok III. Kelompok kurang baik , karena kemappuannya menurun oleh usia atau faktor lain. Latihan senam aerobik, permainan, renang, atau rekreasi. Dosis latihan lihat kolom diatas. Latihan harus memegang prinsip latihan : ada pemanasan, latihan inti dan pendinginan. 11/10/2020 Mar 73
Rumus test 6 menit wolk test. (0, 06 Xjarak tempuh(meter)-(0, 104 X Usia(th) +(0, 052 X Berat Badan(kg) + 2, 9 : 3, 5 = 0, 06 jarak tempuh – 0, 104 usia +0, 052 BB +2, 9 : 3, 5 = mets. Contoh: Tuan A. Umur : 61 th, B B : 71, 5 Kg, TB: 170 Cm Jarak tempuh selama 6 menit= 523 m (0, 06 x 523)-(0, 104 x 61)+(0, 052 X 71, 5)+2, 9 = 9, 04 Mets. 3, 5 11/10/2020 Mar 74
Sekian dan trimakasih n sampai jumpa. 11/10/2020 Mar 75
11/10/2020 Mar 76
11/10/2020 Mar 77
11/10/2020 Mar 78
11/10/2020 Mar 79
- Slides: 79