BAHASA Alasan bahasa di pelajari secara mendalam adalah
BAHASA
Alasan bahasa di pelajari secara mendalam adalah : 1. Tingkat perkembangan kemampuan verbal manusia jauh melampaui spesies lain. Jumlah kata-kata yang maknanya di ketahui oleh seseorang berkisar 60. 000 kata, bahkan bisa lebih besar dari angka tersebut. Bahasa memiliki hakikat yang dinamis. 2. Manusia adalah mahluk sosial, melaui bahasa manusia memiliki konsep seperti moral, agama, keindahan, peradaban, penghianatan dsb.
Bahasa (language), menurut para psikolog kognitif, adalah suatu sistem komunikasi yang di dalamnya pikiran-pikiran dikirimkan (transmitted) dengan perantaraan suara (sebagaimana dalam percakapan) atau simbol (sebagaimana dalam kata-kata tertulis atau isyarat-isyarat fisik).
Struktur bahasa dapat didasarkan pada : ØSistem suara (bicara), ØGestur (bahasa isyarat), ØGrafik atau simbol taktil (tulisan)
Pengantar Bahasa adalah elemen penting dalam sebagian besar aktivitas manusia, meliputi komunikasi, berfikir, pengindraan dan representasi informasi, kognisi tingkat tinggi dan neurologi
KOMUNIKASI PEMBICARA: UJARAN LISAN & TULISAN TRANSFER PROSES PEMAHAMAN PROSES KOGNITIF LAWAN BICARA: MELIHAT, MENDENGAR, MEMAHAMI
Definisi PROSES KOGNITIF Proses untuk memperoleh pengetahuan di dalam kehidupan yang diperoleh melalui pengalaman
Definisi (lanjutan) Pengalam an Indrawi Panca Indra
Panca Indra Penglihatan Pendengaran Pengecapan Penciuman Perabaan
HASIL PROSES KOGNITIF KOGNISI
PROSES BAHASA DALAM OTAK
Sistem Otak Manusia Otak Besar (Sereberum) Otak Kecil (Serebelum) Batang Otak
Otak & Bahasa Otak Proses Bahasa Korteks Serebral Otak Besar
Korteks Serebral Belahan Otak (Hemisfer) Kanan • Mengontrol proses informasi spasial & visual Belahan Otak (Hemisfer) Kiri • Mengontrol kegiatan berbahasa
Korteks Serebral (lanjutan) Heka Korpus Kalosum Heki
Hemisfer Kiri Area Broca • Pusat pengelola penyampaian lisan Area Wernicke • Pusat pemahaman lisan
Dasar Neurologis Bahasa Area Broca terlibat dalam produksi bahasa (language production) Area Wernicke terlibat dalam pemahaman bahasa (language comprehension)
• Pierre Paul Broca (1824 -1880) adalah ahli bedah berkebangsaan Prancis yang mempelajari perilaku pasien dan, ketika para pasen tersebut meninggal dunia, mengotopsi mereka. Dalam otak sebagian besar individu yang memiliki kelemahan wicara, Broca menemukan suatu lesi pada bagian posterior di lobus frontalis. • Perilaku utama yang diasosiasikan dengan pasien broca adalah kemampuan untuk produksi bahasa bersama dengan lemahnya kemampuan untuk berbicara secara runtut.
• Carl Wernicke (1848 -1904) adalah seorang neurog berkebangsaan Jerman yang menguji dan mencatat perilaku para pasien dalam otopsi menemukan bahwa pasien tersebut mengalami kerusakan pada lobus temporalis • Para pasien Wernicke mampu berbicara namun tidak dapat memahami bahasa.
• Metode eksperimental untuk mengukur lokalisasi fungsi dalam otak/”belah otak” ini disebut test Sodium Amital (SA) atau Wada. • Test Wada dirancang oleh John Wada (1949), meliputi penyuntikan zatzat barbiturat (umumnya Sodium Amital) kedalam arteri karotida internal kiri dan kanan. • Fungsi kognitif dapat diukur, selama pasien diminta mengingat serangkaian yang di kenal misal huruf-huruf atau alfabet. • Menemukan bahwa dalam mayoritas kasus ketika SA digunakan pada belahan otak kiri Pasien menjadi diam selama 1 -2 menit kemudian wicara secara bertahap. Sebaliknya, ketika belahan otak kanan dibius wicara tetap tidak berpengaruh.
• Kmaemuapn mbecmaa cpeat trkeiat eart dngean kmaemuapn mngelnaei ktaa. Mnuasia mngenelai breabgai ktaa lweat bkuu dan tlisaun ynag dbiacaayn. Ktaa-ktaa tbuesret dsimiapn dlaam mmorei oatk dan aakn dinalkei lbeih cpeat ktikea dtemuikan kmblaei pdaa baahn baacan ynag brau. • Libeh habet lgai tnyatera uturan ktaa tdiak tlaleru ptineng aslaakn psoisi hruuf preatma dan trekahir tdiak bruebah. Adna hnaya ckuup mngelnaei hruuf preatma dan trekahir tdai kmeduian dnegan kmemapaun laur baisa aakn mngeanilnya sbegaai sbeauh ktaa spereti ynag Adna bcaa skeranag. Ini mneuurt rsiet ynag prenah dlikaukan Uinvertisas Cmabrigde, Ingrigs.
Dibandingkan dengan teks Aslinya : • Kemampuan membaca cepat terkait erat dengan kemampuan mengenali kata. Manusia mengenali berbagai kata lewat buku dan tulisan yang dibacanya. Kata-kata tersebut disimpan dalam memori otak dan akan dikenali lebih cepat ketika ditemukan kembali pada bahan bacaan yang baru. • Lebih hebat lagi ternyata urutan kata tidak terlalu penting asalkan posisi huruf pertama dan terakhir tidak berubah. Anda hanya cukup mengenali huruf pertama dan terakhir tadi kemudian dengan kemampuan luar biasa akan mengenalinya sebagai sebuah kata seperti yang Anda baca sekarang. Ini menurut riset yang pernah dilakukan Universitas Cambridge, Inggris.
Psikoliguistik Natur vs Nurture • Teori Comsky yang paling kontraversial adalah gagasannya bahwa komponen yang paling penting dari bahasa bersifat bawaan (natur). • Berlawanan dengan hal itu, Skinner menyanggah bahwa bahasa diperoleh melalui pembelajaran (nurture).
Tahap Pemerolehan Bahasa Mendekut (Cooing) Mengoceh atau Berceloteh (Babbling) Ujaran satu kata (Holophrastic) Ujaran dua kata (Telegraphic)
Tahap Pemerolehan Bahasa (lanjutan) Babbling Cooing Holo phrastic Aspek Fono logis Tele graphic
Aspek Pemerolehan Bahasa Fonologis Sintaktis Semantis Pragmatis
Pemelajaran Bahasa Asing Faktor Psikologis Faktor Sosial • Struktur & aturan gramatikal • Keterampilan motorik • Situasi natural (alamiah) • Situasi di dalam lingkungan
Keterampilan Motorik Pada masa pertumbuhan. . . otak sebagai pengendali alat ucap anak masih sangat “lentur”, sehingga mempermudah anak untuk menirukan pengucapan kata-kata asing, karena anak masih melatih alat ucapnya. Pada orang dewasa. . . alat ucap, cara mengucapkan bunyi bahasa, dan persepsi mengenai bunyi bahasa sudah terbentuk dalam proses pemerolehan bahasa pertamanya, sehingga pemelajaran bahasa asing akan memakan waktu yang lebih lama.
Faktor Sosial Situasi Natural (Alamiah) Situasi di dalam Kelas Seorang anak lebih mudah belajar bahasa asing dalam situasi yang sangat alami, misalnya dalam situasi bermain. Bagi anak-anak, beradaptasi dengan lingkungan yang baru akan lebih mudah, jika dibandingkan orang dewasa. Untuk orang dewasa, situasi kelas bahasa asing lebih cocok dalam proses pemelajaran berbahasa, karena mereka “dikondisikan” untuk berbicara dalam bahasa asing. Arahan & bimbingan guru yang tepat membuat mereka merasa “aman” jika kesalahan pada saat melafalkan atau menuliskan kata diperbaiki.
Pengantar Orang yang mampu berbicara dalam dua bahasa disebut bilingual atau dwibahasawan, dwibahasawan sedangkan orang yang mampu berbicara dalam lebih dari dua bahasa disebut multilingual atau anekabahasawan
Gangguan Berbahasa berarti berkomunikasi dengan menggunakan suatu bahasa. Untuk dapat berbahasa diperlukan kemampuan mengeluarkan kata-kata. Oleh sebab itu daerah broca dan wernicke harus berfungsi dengan baik, karena kerusakan pada daerah tersebut dan sekitarnya menyebabkan terjadinya gangguan bahasa yang disebut dengan Afasia.
a. Afasia Motorik • Kerusakan pada belahan otak yang dominan yang menyebabkan terjadinya afasia motorik bisa terletak pada lapisan permukaan daerah broca, pada lapisan di bawah permukaan daerah broca, juga di daerah otak antara daerah broca dan daerah wernicke. 1) Afasia Motorik Kortikal • Afasia Motorik kortikal berarti hilangnya kemampuan untuk mengutarakan isi pikiran dengan menggunakan perkataan. Penderita afasia kortikal ini masih bisa mengerti bahasa lisan dan bahasa tulisan. Namun, ekspresi verbal tidak bisa sama sekali, sedangkan ekspresi visual
b. Afasia Sensorik Penyebab afasia sensorik ini adalah akibat adanya kerusakan pada lesikortikal di daerah wernike. Kerusakan di daerah ini tidak hanya menyebabkan pengertian dari apa yang didengarnya terganggu, tetapi pengertian dari apa saja yang dilihatnya pun ikut terganggu. Namun, ia masih memiliki verbal meskipun hal itu tidak dapat dipahami oleh dirinya sendiri maupun orang lain.
2) Afasia Motorik Subkortikal • Penderita Afasia Motorik subkortikal adalah orang yang tidak dapat mengeluarkan isi pikirannya dengan menggunakan perkataan tetapi masih bisa mengeluarkan perkataan secara membeo. Selain itu pengertian bahasa verbal dan visual tidak terganggu dan ekspresi visual pun berjalan normal. 3) Afasia Motorik Transkortikal • Para penderita afasia motorik transkortikal dapat mengutarakan perkataan yang singkat dan tepat, tetapi masih mungkin menggunakan perkataan substitusinya. Misalnya, untuk mengatakan `pensil` sebagai jawaban atas pertanyaan `Barang yang saya pegang ini apa namanya? ` dia tidak mampu mengeluarkan perkataan itu. Namun, mampu untuk mengeluarkan parkataan `itu, tu, untuk menulis. ` afasia jenis ini juga sering disebut dengan afasia nominatif.
Ciri ketelambatan Berbahasa • Bayi tidak mau tersenyum sosial sampai 10 minggu • Tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban pada usia 3 bulan. • Tanda lainnya tidak ada perhatian terhadap sekitar sampai usia 8 bulan, • Tidak bicara sampai usia 15 bulan • Tidak mengucapkan 3 -4 kata sampai usia 20 bulan
• Anda pernah berjumpa dengan seseorang untuk yang pertama kalinya, dan sebentar kemudian, Anda punya perasaan mendasar bahwa Anda menyukai…. atau tidak menyukai orang itu…. namun tidak mengerti apa yang menyebabkannya, tentu kita semua pernah mengalaminya. . ? • Mereka yang mencapai puncak kedudukan atau jabatan tertentu, nampaknya tahu kapan mengatakan hal yang tepat, di waktu yang tepat. Mereka mampu bereaksi secara positif pada orang lain, karena mereka telah mengembangkan kemampuan untuk bisa membaca tanda-tanda non-verbal …. yaitu Bahasa Tubuh.
• Studi yang dilakukan oleh Birdwhistell dan Mehrebian menunjukkan bahwa komunikasi tatap muka dapat digolongkan menjadi 3 medium khusus. • Perkataan, • Vokalitas (intonasi), • Bahasa Tubuh.
PERKATAAN • Pengaruh maksimum kata-kata dalam komunikasi kita, menurut studi ini, hanya sebesar 7% saja. Ingat, ini maksimumnya. • Kita ambil bahasa Inggris sebagai contoh. Saat ini bahasa Inggris dalam kamus Oxford memiliki lebih dari 750. 000 perkataan. Saat ini orang-orang kebanyakan baik di Inggris maupun di Amerika hanya memiliki 5. 000 perbendaharaan kata; itu berarti, mereka hanya bisa memahami 5. 000 kata. Dari ke 5000 kata ini, mereka kira-kira hanya menggunakan 1. 200 kata dalam sehari. Jumlah itu merupakan perbendaharan kata dari anak berusia 12 tahun. • Orang yang mengenyam pendidikan tinggi mempunyai 8000 lebih perbendaharaan kata. Orang yang haus akan ilmu pengetahuan, dan siap merujuk pada kamus bila mereka tidak tahu arti sebuah kata, akan memiliki lebih banyak perbendaharaan kata. • Para pengacara, jurnalis, proof-reader; orang yang membutuhkan lebih banyak kata-kata, memiliki lebih dari 12. 000 kata. Kalau Anda ingin mengukur perbendaharaan kata Anda, ambil sebuah kamus ukuran biasa yang berisi paling tidak 100. 000 kata.
• BAHASA TUBUH • Bahasa Tubuh merupakan KOMUNIKASI NON-VERBAL. Itu adalah cara umat manusia menyampaikan sinyal, pesan dan informasi, melalui isyarat-tubuh, gerak-gerik, ekspresi, jarak, sudut dan sikap tubuh yang dilakukan secara sadar maupun secara tidak sadar. Bahasa Tubuh memiliki 3 manfaat utama: • Secara sadar menggantikan kata-kata. • Menguatkan kata-kata. • Menunjukkan suasana hati atau sikap tertentu.
• Bahasa Kepala - Condong ke arah Anda: tertarik, setuju. - Menjauh secara mendadak: curiga, tidak percaya. - Topang dagu: bosan. - Mengangguk: setuju. - Banyak menoleh: tidak sabar, ingin menyudahi pembicaraan. Bahasa Mata - 60 persen menatap langsung: tertarik. - 80 persen tatapan langsung: tertarik secara seksual. - 100 persen tatapan langsung: perlawanan. - Penghindaran tatapan: me¬nyem¬bunyikan sesuatu. - Lensa mata membesar: sangat tertarik. - Tatapan jatuh ke bawah dan melirik ke kiri/kanan: tertarik pada Anda. - Lirik kanan/kiri langsung: bosan. - Kedipan cepat: tidak setuju.
• Bahasa Tangan - Telapak terbuka ke atas: jujur terbuka. - Telapak di saku atau tertutup: menyembunyikan sesuatu. - Mengepal: tegang, tidak nyaman, marah. - Menutup mulut/hidung: indikasi berbohong. - Membentuk kerucut: percaya diri atau yakin. - Tangan di atas meja: siap untuk setuju. - Jari mengetuk-ngetuk: bosan atau ingin bicara. Gerakan Lain - Dada atau pinggul didekatkan: tertarik secara seksual. - Kaki mengetuk lantai: ingin bicara atau bosan. Nada atau Kecepatan Bicara - Lambat dan nada akhir turun: yakin dan menguasai. - Penekanan kata: otoritatif. - Nada dan kecepatan meninggi: emosi, tegang, atau menyembunyikan sesuatu.
Bahasa Penolakan - Kaki atau tangan bersilang. - Melirik ke kiri/kanan, kepala menoleh ke kiri atau kanan. - Tatapan langsung minimal. - Mengetukkan jari atau kaki. Arah kaki tidak kepada Anda. - Postur tubuh tertutup. Bahasa Keterbukaan - Tatapan langsung banyak dengan lensa mata membesar. - Tangan menangkup membentuk menara. - Arah kaki kepada Anda. - Postur tubuh terbuka.
• Bahasa Siap Menerima - Kontak mata lebih 60 persen dan banyak senyum lepas. - Tubuh atau kepala mencondong kepada Anda. - Banyak anggukan dan wajah menghadap langsung ke Anda. - Tangan terbuka di atas meja. Bahasa Curiga - Postur tubuh tertutup - Tangan berada di saku atau posisi menyilang. - Tatapan melalui sudut mata (lirikan) berulang kali. - Arah kaki menyerong. Bahasa Tidak Jujur - Banyak menatap ke samping khususnya pada bagian kata atau kalimat bohong. - Tangan sering menutup mulut atau hidung, atau meraba hidung atau telinga. - Postur tidak nyaman - Menutup mulut dan terbatuk - Menyentuh hidung - Memalingkan pandangan - Menggosok mata - Lebih sering mengedip - Memalingkan wajah - Menggaruk leher - Nada suara berubah
Ilmu Bahasa • Sosiolinguistik ialah disiplin ilmu yang mengkaji bahasa sebagai yang digunakan dalam masyarakat • Psikolinguistik ialah disiplin ilmu yang mengkaji aspek-aspek yang berkaitan dengan bahasa, tingkah laku bahasa dan akal budi manusia
Membaca Menjelang akhir abad ke-19, saat psikologi eksperimen sedang dikembangkandalam laboratorium-laboratorium di Jerman, Inggris, dan Amerika, seorang peneliti Prancis bernama Émile Javal (1878) menemukan fenomena mengamati tidaklah manusia bahwa membaca, mata proses dalam huruf demi huruf secara berurutan, melainkan bergerak dalam loncatan kecil gerak sakadik (saccades) dengan disertai fksasi sesaat di titik-titik tertentu. James Mc. Keen Cattell (1886 a, 1886 b) berupaya menemukan seberapa banyak yang dapat dibaca manusia normal selama sebuah periode fiksasi visual. Pemrosesan Teks: Bukti dari Studi Pelacakan Pergerakan Mata
Lexical-Decision Task (LDT) Sebuah pendekatan yang inovatif terhadap masalah dampak konteksual dalam identifkasi kata telah diperkenalkan oleh Meyer dan rekan-rekannya (Meyer & Schvaneveldt, 1971; Meyer, Schvaneveldt, & Ruddy, 1974 a, 1974 b). Para peneliti tersebut menggunakan LDT (lexical-decision task; tugas pengambilan keputusan secara leksikal), yakni sejenis tugas priming (lihat bab-bab sebelumnya mengenai eksperimen priming) yang didalamnya para peneliti mengukur kecepatan para partisipan dalam menentukan apakah Sepasang “kata” adalah kata-kata yang memang dikenal dalam kosakata bahasa Inggris
Dukungan Neurosains Kognitif Data dari studi yang melibatkan pemindaian PET. Data tersebut menampilkan area-area tempat pemrosesan kata-kata visual dan auditorik.
• Rosch mengemukakan pengalaman kita dengan warna dan bagaimana kita mengelompokkan warna-warna tertentu kedalam kategori nama, sekaligus menyiratkan bahwa pengalaman kita dengan dunia membentuk katagori -katagori linguistik kita. • Contoh : • suku Dani 2 kata untuk warna, “mola” warna-warna terang dan “mili” Warna-warna gelap, teduh.
• Sangat mungkin bahwa semakin signifikan suatu pengalaman bagi kita, • semakin banyak cara pengalaman tersebut diekspresikan dalam bahasa kita dibanding sebaliknya.
- Slides: 50