Bahan kuliah Pend Seni Rupa PGSD IPI GARUT
Bahan kuliah Pend. Seni Rupa PGSD - IPI GARUT 2018
Estetika, prinsip seni rupa dan unsur‐unsur yang menyertainya. nnya. a g n a b m e k r e p n han da la a s a m r e p s a it if Kreat Lingk up p roses krea tif Bahasa rupa dan perkembangan seni rupa anak. Das ar a Pe lat a n a l ngena prea sias i sen an. h a b dan i rup a an ak
Pengertian Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan (Djelantik). Estetika adalah filsafat seni yang berisi segala macam pemikiran dan pembahasan mendalam (filosofis) tentang seni dan keindahan.
Lingkup Bahasan Estetika • Persoalan Nilai Estetis (esthetic value) menyangkut antara lain: apakah keindahan itu; apakah keindahan bersifat objektif atau subjektif; apakah yang menjadi ukuran baku keindahan, bagaimanakah peranan keindahan dalam kehidupan manusia; dan bagaimanakah hubungan keindahan dengan kebenaran dan kebaikan? • Persoalan Pengalaman Estetis (esthetic eksperience) menyangkut antara lain: apakah yang disebut pengalaman estetis; bagaimanakah sifat dasar atau ciri‐ciri suatu pengalaman estetis; apakah yang menyebabkan orang menghargai sesuatu yang indah; apakah yang merupakan rintangan dari pengalaman estetis; dan objek apakah yang dapat menjadi sasaran pengalaman estetis?
• Persoalan Perilaku Seniman menyangkut antara lain: apa dan siapakah seniman itu; bedakah seorang seniman dengan perajin; apakah yang mendorong seseorang menciptakan suatu karya seni; bagaimanakah proses penciptaan itu berlangsung dalam diri seseorang; dan bagaimanakah hubungan kepribadian seniman dengan karya seni ciptaannya? • Persoalan Seni menyangkut antara lain: apakah seni itu; bagaimanakah penggolongan seni yang tepat; apakah sifat dasar dan nilai‐nilai dari karya seni; manakah yang lebih penting antara bentuk dan isi dari karya seni; dan bagaimanakah hubungan seni dengan agama, filsafat, dan ilmu?
Pengertian Seni rupa merupakan sebuah cabang seni yang mengapresiasikan pengalaman artistik manusia ke dalam sebuah bentuk yang dapat diraba oleh tangan ditangkap oleh mata dan dapat dinikmati dalam jangka waktu yang lama atau berulang‐ ulang. Seni rupa merupakan realisasi imajinasi seseorang yang tanpa batasan sehingga tidak akan kehabisan ide serta dapat terus berimajinasi. Seni rupa atau seni yang terlihat adalah satu bentuk kesenian visual atau terlihat ada yang tidak hanya oleh indra penglihatan, tetapi juga bisa oleh indra peraba.
Unsur-Unsur Seni Rupa Seni rupa di bangun dari beberapa unsur yang saling membentuk sebuah kesatuan padu sehingga dapat di nikmati secara utuh. Unsur‐unsur seni rupa merupakan unsur yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur‐unsur seni rupa yaitu sebagai berikut :
Titik, adalah unsur seni rupa yang paling mendasar yang melahirkan suatu wujud dari beberapa inspirasi atau ide yang melahirkan garis, bentuk, atau sektor. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi dari berbagai jenis ukuran dan warna titik di kenal dengan sebutan Pointilisme.
Garis, adalah unsur seni rupa sebagai hasil dari penggambungan unsur titik. Berdasarkan jenisnya, garis dibedakan dari garis lurus, panjang, lengkung, pendek, vertikal, horizontal, diagonal, berombak, patah‐patah, siral, putus‐putus dan lain‐lain. Macam‐ macam garis tersebut akan menimbulkan kesan‐kesan tertentu seperti garis lurus berkesan tegak dan keras, garis patah‐patah terkesan kaku, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, serta garis spiral terkesan lentur. Tidak hanya itu, garis juga memberikan kesan watak sehingga dapat digunakan sebagai perlambaan contohnya : Garis tegak melambangkan keagungan, kestabilan. Garis halus, melengkung‐melengkung berirama mengesankan kelembutan kewanitaan. Garis miring, melambangkan akan kegoncangan, gerak, tidak stabil. Garis tegas, kuat, terpatah‐patah mengesankan atau melangmbangkan kekuasaan.
Sedangkan, berdasarkan bentuk garisnya yaitu sebagai berikut: Garis riil, adalah garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung. Garis semu, yakni garis yang keluar karena terdapat kesan balance pada bidang, warna atau ruang.
Bidang, adalah pengembangan garis yang membatasi sebuah bentuk sehingga dapat membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang memiliki sisi panjang, dan lebar dengan memiliki ukuran.
Bentuk, adalah unsur seni rupa dari gabungan berbagai bidang. Bentuk dikelompokkan dalam 2 macam yaitu sebagai berikut : Bentuk Geografis, adalah bentuk yang terdapat ilmu ukur seperti Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok Bentuk silindris, contohnya tabung, bola dan kerucut. Bentuk Nongeometris, adalah bentuk yang meniru bentuk alam, seperti hewan, manusia dan tumbuhan.
Ruang, adalah unsur seni rupa dengan dua sifat. Dalam seni rupa dua dimensi, ruang bersifat semu sedangkan dalam seni rupa tiga dimensi, ruang bersifat riil. Ruang juga digolongkan menjadi dua yaitu Ruang dalam bentuk riil, seperti ruang kamar, ruang patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi) seperti ruang yang terkesan dari lukisan.
Warna, adalah unsur seni rupa yang menimbulkan kesan dari pantulan cahaya pada mata. Warna dikelompokkan dalam beberapa macam yaitu sebagai berikut ini : • Warna Primer, adalah warna dasar yang tidak diperoleh dari kombinasi warna lain. Warna primer terdiri dari warna merah, kuning dan biru. • Warna Sekunder, adalah warna yang dapatkan dari kombinasi dua warna primer dalam ukuran tertentu. • Warna Tersier, adalah warna yang didapatkan dari pencampuran warna sekunder
• Warna Analogus, adalah deretan warna yang letaknya berdampingan dalam satu lingkaran warna atau berdekatan, seperti deretan warna hijau ke warna kuning. • Warna Komplementer, adalah warna yang kontras dan letaknya bersebrangan yang dibuat dalam satu lingkaran warna, contohnya warna merah dengan hijau, warna kuning dengan warna ungu.
Tekstur, adalah karakter dan kondisi sebuah permukaan bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda memiliki karakter permukaan yang tidak sama. Struktur bisa dibedakan jadi struktur riil serta tekstur semu. Tekstur riil adalah nilai raba yang sama antara penglihatan serta rabaan. Sedang teksur semu yaitu kesan yang tidak sama pada pandangan dan perabaan.
Gelap Terang, adalah unsur yang bergantung dari intensitas cahaya. Semakin besar intensitas suatu cahaya semakin terang, sedangkan semakin kecil intensitas cahaya, akan semakin gelap. Dalam karya seni rupa dua dimensi, unsur gelap terang di buat menurut gradiensi dan pemilihan warna yang ada.
KRETAIFITAS
Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk memberi ide kreativ dalam memecahkan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan yang baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Pendapat Lain tentang kreativitas adalah segala kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
kreativitas pada dasarnya adalah kemampuan seseorang dalam membuat sesuatu yang baru yang relatif berbeda dari yang sudah ada, berdasarkan data yang ada yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, orisinalitas dalam berpikir dan kemampuan mengelaborasi. Produk hasil kreativitas ini bukanlah sesuatu yang benar‐ benar baru, tetapi dapat berupa gabungan dari data‐data atau unsur‐unsur yang telah ada sebelumnya sehingga menghasilkan sesuatu yang berbeda.
Berikut 10 langkah mudah untuk meningkatkan kreatiifitas. Ubahlah cara berpikir Anda dari negatif ke positif Semakin positif cara berpikir Anda, membuat Anda semakin percaya diri dan optimis dalam menghadapi permasalahan. Selanjutnya Anda akan semakin kreatif dalam mencari solusi segala permasalahan Anda. Biasakanlah Anda mengatakan “Ya ini merupakan kesempatan untuk menjadi lebih baik” dalam menghadapi sebuah rintangan. Tulislah secara detail mengenai situasi kesulitan yang Anda hadapi Tulislah segala hal yang berkaitan dengan tantangan Anda, Apa yang menjadi penyebab Anda tertekan? Apa yang Anda kuatirkan? Kenapa Anda tidak bahagia? Ini bukan berarti berpikir negatif, tapi dengan menulisnya Anda selanjutnya akan berpikir untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Selalu bertanya Jangan terlalu cepat puas dengan jawaban singkat dari permasalahan Anda. Berlatihlah juga untuk menjawab sebuah permasalahan atau pertanyaan dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya bisnis Anda sedang menurun, kenapa menurun? mengapa penjualannya menurun? apa karena semakin banyak kompetitor? atau karena produk Anda semakin menurun kualitasnya? Dengan semakin banyak pertanyaan yang dapat Anda buat, maka Anda akan terpacu untuk semakin kreatif mencari solusinya. Definisikan Batasan, Buat Alternatif Solusi Anda harus mampu mengidentifikasi apa saja yang menjadi batasan Anda untuk menyelesaikan permasalahan Anda. Kemudian Anda harus mencari alternatif‐alternatif solusi sesuai dengan batasan yang Anda miliki.
Lakukan keputusan yang terbaik dari beberapa alternatif solusi yang Anda buat Pilihkan keputusan yang terbaik setelah Anda membandingkannya dengan alternatif lainnya. Buatlah Planning bila keputusan terbaik Anda tidak berjalan sesuai harapan Anda harus menyiapkan rencana bila hasil evaluasi keputusan terbaik Anda tidak sesuai dengan tujuan awal Anda. Tetapkan satuan pengukuran dalam keputusan Anda harus menetapkan ukuran untuk mengetahui perkembangan pencapaian tujuan Anda. Bagaimana cara Anda dapat mengetahui bahwa Anda sudah sukses?
Menerima semua tanggung jawab dari keputusan yang telah dibuat. Anda harus berani menghadapi semua resiko dan hasil dari keputusan yang telah Anda buat. Tentukan deadline Anda harus menentukan deadline dari semua tujuan Anda. Misalkan Anda ingin tahun depan memiliki penghasilan per tahun sebesar 120 juta/tahun. Selanjutnya Anda mesti mem break‐down apa saja yang Anda lakukan tiap bulan, tiap hari, tiap jam, bahkan tiap menit untuk mencapai tujuan Anda.
Anda harus Take Action (Bertindak) Bertindaklah, sibukkanlah diri Anda, dan terus bergerak. Tentukan Prioritas Tujuan Anda. Semakin cepat Anda dan semakin jelas tujuan Anda, semakin kreatif diri Anda dalam mencapai tujuan Anda juga akan semakin banyak memiliki energi dan waktu untuk belajar. Semakin banyak belajar maka semakin cepat Anda dapat mengembangkan kapabilitas diri Anda dan mencapai sesuatu yang lebih baik bagi masa depan Anda.
Menjadi kreatif tidak serta merta seperti membalikkan telapak tangan. Ada yang bilang orang yang kreatif harus dimulai sejak dini. Ada yang memang kreatifitas sudah menjadi bakat mereka. Apakah menjadi kreatif sebuah hal yang hanya dimiliki orang tertentu saja? Jawabannya tentu tidak Kreatifitas bisa dipelajari, akan tetapi juga harus dijaga. Terkadang sebuah ide dari kreatifitas bisa muncul tiba layaknya petir tapi ide dari kreatifitas juga bisa didapatkan jika kita memiliki pandangan yang tepat.
Caranya: Terima masukan dari orang lain, tapi jangan diambil mentah. Teruslah ikuti apa yang menurut kita benar. Terkadang, masukan dari orang lain selalu kita ikuti tanpa pandang bulu dan memikirkannya dari sudut pandang yang lain. Seiring waktu, dengan lebih banyak meminta saran dari orang lain, kita akan tau mana saran yang memang cocok dari orang yang mengerti apa yang kita kerjakan maupun saran dari orang yang sama sekali mengkritik tanpa solusi.
Jangan menjadi seorang perfeksionis. Ada banyak cara agar berhasil menjadi orang yang kreatif. Ketidaksempurnaan pun juga lumrah, bahkan seniman yang paling kreatifpun akan melakukan sedikit kecacatan yang tidak diperbaiki secara sengaja. Menjadi seorang perfeksionis akan membatasi hasil karya kita. Kita akan takut untuk bereksperimen dalam menggunakan teknik baru dan hanya menghasilkan karya yang itu‐itu saja.
Berpikir layaknya orang dewasa, bertindak seperti anak kecil. Orang dewasa memiliki kumpulan peraturan tentang apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Peraturan ini akan membatasi hasil karya kita, akan tetapi bukan berati peraturan ini buruk. Hanya sekedar peringatan agar kita tidak ceroboh dalam mengambil keputusan. Jika kita berpikir seperti anak kecil, kreatifitas kita akan meningkat secara drastis. Anak kecil banyak bertanya dan mencoba memahami dunia sekitar mereka. Kitapun harusnya begitu, jangan berhenti belajar.
BAHASA RUPA
BAHASA RUPA Pada dasarnya bahasa rupa sama dengan bahasa kata. Dalam ‘bahasa kata’ terdapat kata dan tata bahasa, sedangkan pada ‘bahasa rupa’ terdapat imaji dan tata ungkapan. Istilah imaji memiliki makna yang luas, mencakup imaji kasat mata dan imaji khayalan. Maka dalam bahasa rupa istilah imaji disamakan dengan menggunakan istilah ‘wimba’. Sedangkan tata ungkapan dibagi menjadi dua yaitu tata ungkapan dalam dan tata ungkapan luar.
Bahasa rupa dibedakan antara wimba (image) dengan tata ungkapan (grammar). Wimba dibedakan ‘Isi Wimba’ dengan ‘Cara Wimba’. • Isi wimba adalah obyek yang digambar. Gambar ayam menggambarkan obyek ayam, maka ayam = isi wimba. • Cara wimba adalah cara obyek tersebut digambar. Gambar pada satu bidang umumnya merupakan susunan berbagai wimba, masing‐masing dengan cara wimbanya.
Tata ungkapan dalam adalah cara menyusun berbagai wimba dan cara wimbanya agar gambar tersebut bisa bercerita. Misalnya burung onta yang digambar lebih besar dari pemburu yang menjeratnya: pesannya yang penting dalam cerita itu adalah burung ontanya, sedang manusianya kurang penting. Tata ungkapan adalah cara menyusun perbedaan tata ungkapan dalam antar gambar yang satu dengan gambar berikutnya yang terangkai dalam sebuah urutan sehingga gambar dapat bercerita. Tata ungkapan luar dapat ditemukan pada gambar seri
PERKEMBANGAN SENI RUPA ANAK-ANAK
Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar Anak Sekolah Dasar (SD) berusia sekitar 6 – 12 tahun sebagai masa sekolah, perlu didukung oleh guru agar masa peka ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para siswa. Tahap‐tahap perkembangan menggambar/seni rupa secara garis besar dapat dibedakan dua tahap karakteristik, yaitu kelas I sampai dengan kelas III ditandai dengan kuatnya daya fantasi‐imajinasi, sedangkan kelas IV sampai dengan kelas VI ditandai dengan mulai berfungsinya kekuatan rasio.
Ada dua cara untuk memahami perkembangan seni rupa anak‐ anak. Pertama, mengkaji teori‐teori yang berkaitan dengan perkembangan senirupa anak menurut para ahli. Kedua, mengamati dan mengkaji karya anak secara langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan karya anak berdasarkan rentang usia yang relevan dengan teori yang telah kita pelajari. Melalui kegiatan ini, diharapkan kita bisa memahami perkembangan seni rupa anak secara komprehensif.
Periodisasi Perkembangan Seni Rupa anak‐anak Pembagian masa/periodisasi dimaksudkan untuk lebih mengenal karya seni rupa anak dalam hal melakukan kegiatan dan penilaian. Pada umumnya semua periodisai yang dikemukakan oleh para ahli memiliki kesamaan, misalnya dimulai dari dua tahun.
Periodisasi masa perkembangan seni rupa anak menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam: Creative and Mental Growth adalah (1) Masa mencoreng (scribbling) : 2‐ 4 tahun (2) Masa Prabagan (preschematic) : 4‐ 7 tahun (3) Masa Bagan (schematic period) : 7‐ 9 tahun (4) Masa Realisme Awal (Dawning Realism) : 9‐ 12 tahun (5) Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12‐ 14 tahun (6) Masa Penentuan (Period of Decision) : 14‐ 17 tahun.
Penjelasan periodisasi perkembangan seni rupa anak diatas adalah sebagai berikut: Masa Mencoreng (scribbling) : 2‐ 4 tahun Goresan‐goresan yang dibuat anak usia 2 – 3 tahun belum menggambarkan suatu bentuk objek. Pada awalnya, coretan hanya mengikuti perkembangan gerak motorik. Biasanya, tahap pertama hanya mampu menghasilkan goresan terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal ini tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik anak masih menggunakan motorik kasar. Kemudian, pada perekembangan berikutnya penggambaran garis mulai beragam dengan arah yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis melingkar.
Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: 1) corengan tak beraturan, 2) corengan terkendali, 3) corengan bernama. Ciri gambar yang dihasilkan anak pada tahap corengan tak beraturan adalahbentuk gembar yang sembarang, mencoreng tanpa melihat ke kertas, belum dapat membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
Corengan terkendali ditandai dengan kemampuan anak menemukan kendali visualnya terhadap coretan yang dibuatnya. Hal ini tercipta dengan telah adanya kerjasama antara koordiani antara perkembangan visual dengan perkembamngan motorik. Hal ini terbukti dengan adanya pengulangan coretan garis baik yang horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
Corengan bernama merupakan tahap akhir masa coreng moreng. Biasanya terjadi menjelang usia 3 ‐ 4 tahun, sejalan dengan perkembangan bahasanya anak mulai mengontrol goresannya bahkan telah memberinya nama, misalnya: “rumah”, “mobil”, “kuda”. Hal ini dapat digunakan oleh orang tua atau guru pada jenjangpendidikan usia dini (TK) dalam membangkitkan keberanianan anak untuk mengemukakan kata‐kata tertentu atau pendapat tertentu berdasarkan hal yang digambarkannya.
Masa Prabagan (preschematic) : 4‐ 7 tahun Kecenderungan umum pada tahap ini, objek yang digambarkan anak biasanya berupa gambar kepala‐berkaki. Sebuah lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri‐ ciri yang menarik lainya, pada tahap ini yaitu telah menggunakan bentuk dasar geometris untuk memberi kesan objek dari dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang. Aspek warna belum ada hubungan tertentudengan objek, orang bisa saja berwarna biru, merah, coklat atau warna lain yang disenanginya.
Penempatan dan ukuran objek bersifat subjektif, didasarkan kepada kepentingannya. Ini dinamakan dengan “perspektif batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini.
Masa Bagan (schematic period) : 7‐ 9 tahun Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar masih tetap berkesan datar dan berputar atau rebah (tampak pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian kiri rebah ke kiri, bagian kanan rebah ke kanan). Pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line).
Penafsiran ruang bersifat subjektif, tampak pada gambar “tembus pandang” (contoh: digambarkan orang makan di ruangan, seakan‐akan dinding terbuat dari kaca). Gejala ini disebut dengan idioplastis (gambar terawang, tembus pandang). Misalnya gambar sebuah rumahyang seolah‐olah terbuat dari kaca bening, hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.
Masa Realisme Awal (Dawning Realism) : 9‐ 12 tahun Pada periode Realisme Awal, karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek dalam lingkungan. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Namun demikian, dalam menggambarkan objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya. Pemahaman warna sudah mulai disadari. Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon. Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.
Ada perbedaan kesenangan umum, misalnya: anak laki‐laki lebih senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.
Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12‐ 14 tahun Pada masa naturalisme semu, kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci.
Masa Penentuan (Period of Decision) : 14‐ 17 tahun. Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan diri. Perbedaan tipe individual makin tampak. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru banyak menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam kehidupan. Seni bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari‐hari
Apresiasi dalam Pendidikan Seni Rupa
Dalam bahasa sederhana, apresiasi berarti menerima, menghargai melalui proses yang melibatakan rasa dan fikir. Kegiatan apresiasi seni di masyarakat kita, begitu juga dalam penyelenggaraan pendidikan seni di kelas, sampai saat ini masih terbatas sekali dalam arti belum banyak dikembangkan. Walaupun sesungguhnya pada masa sekarang, anak‐anak memiliki lebih banyak peluang untuk meningkatkan apresiasi dibandingkan dengan zaman dahulu. Kini teknologi elektronika, khususnya reproduksi dan percetakan sudah maju. Karya‐karya terkenal dapat diperlihatkan guru kepada para siswa di sekolah. Pameran‐ pameran seni juga lebih sering diselenggarakan.
Tetapi yang lebih penting lagi, peningkatan apresiasi dapat dilakukan dari tingkat dasar yang sederhana, dari karya‐karya siswa sendiri dan teman‐temannya, dilakukan guru di dalam kelas. Peningkatan kepekaan apresiasi merupakan gabungan antara aspek : mata (pengamatan) dan rasa (penghayatan), melalui teknik bertanya dan menunjukkan unsur‐unsur menarik dari suatu karya.
Secara lebih luas, apresiasi dilakukan bukan hanya terhadap karya seni tetapi juga terhadap keindahan di alam. Siswa diajak “melihat” keindahan yang ada di mana‐mana. Keindahan atau kemenarikan hasil karya ditunjukkan guru (lebih tepat: disarankan), dengan catatan bukan mutlak harus diterima siswa. Dengan banyaknya melihat unsur‐unsur yang indah/artistik, maka terciptalah pola gambaran mental pada dirinya tentang apa‐apa yang dianggap kebanyakan orang sebagai hal yang indah/seni. Selanjutnya ia akan memilih, hal‐hal apa yang secara individual menarik bagi dirinya. Di sinilah letak kebebasan siswa untuk menerima atau menolak, menyenangi atau kurang menyenangi sesuatu yang memungkinkan dirinya memiliki kepekaan individual (sebagai apresiator) maupun gaya individual (jika ia berkarya).
Menurut Lowenfeld (1982), diskusi tentang aspek‐aspek desain (harmoni, keseimbangan, ritme, kesatuan, pusat perhatian, dsb) akan membentuk kesadaran anak terhadap kualitas baik‐buruk karya seni dan dengan demikian apresiasi seni akan terbentuk. Judul‐judul atau objek yang digambarkan: apa yang tampak, apa yang aneh, apa yang menarik. Pada tahap usia SD, yang disukai anak umumnya penggambaran secara visual yang “hidup”, bukan karya‐karya abstrak atau yang memerlukan renungan mendalam. Warna. Dipertanyakan mana yang disukai, mana warna yang kurang kuat (kabur), mana yang menurut mereka aneh atau ganjil. Penempatan. Dipertanyakan, bagaimana kesesuaian ukuran gambar dengan bidang gambar, distimulasi perlunya keseimbangan, untuk meningkatkan kepekaan komposisi. Pemanfaatan media. Dipertanyakan kemungkinan‐kemungkinan teknik penggunaan media, sifat khas media serta cara‐cara orang lain yang berhasil menggunakannya.
Perlu dikemukakan di sini bahwa pengembangan apresiasi seni untuk SD hendaknya lebih diutamakan secara terpadu dengan kegiatan praktek, jadi bukan tersendiri misalnya dua jam pelajaran memberi ceramah tentang macam‐macam apresiasi seni. Anak dapat dibimbing untuk mendiskusikan karyanya sendiri atau mengapresiasi karya temannya
BAHAN DAN ALAT
1. Bahan habis pakai a. Berdasarkan fungsinya : · Bahan utama (medium) · Bahan penunjang : kanvas dan cat : kayu dan paku b. Berdasarkan sumber bahan dan proses pengolahannya · Bahan baku alami : Digunakan secara langsung tanpa proses pengolahan secara kimiawi di pabrik atau industri terlebih dahulu. · Bahan baku olahan/ sintetis : bahan‐bahan alam yang telah diolah melalui proses industri tertentu menjadi bahan baru yang memiliki sifat dan karakter khusus.
c. Berdasarkan sifatnya · Bahan lunak · Bahan cair : Pastel dan Krayon : Tinta Bak, cat air, cat minyak
2. Alat a. Alat utama : alat membentuk, manggambar, mewarnai, dan mencetak b. Alat bantu : alat yang diperuntukan tidak secara khusus untuk kegiatan berkarya seni rupa tetapi sangat diperlukan. Contoh : alat pemotong (pisau, gunting), alat pengering, alat pengukur.
- Slides: 60