BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA ORGANISASI PROFESI Oleh Hariyono
BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA & ORGANISASI PROFESI Oleh : Hariyono JAKARTA , 3 DESEMBER
DRIYARKARA “Satu hal harus kita kemukakan, kita jagan lupa bahwa Pancasila adalah soal perjuangan. Pancasila tidak kita warisi dari nenek moyang menurut hukum Mendel. Pancasila adalah soal keyakinan dan pendirian yang asasi. Pancasila tidak akan bisa tertanam dalam jiwa kita jika kita sendiri masing-masing tidak berjuang. Baik untuk masyarakat dan negara maupun untuk setiap individu, usaha penanaman Pancasila harus berjalan terus menerus, tak ada hentinya. Tak seorang pun akan menjadi Pancasila kalau dia tidak membuat dirinya Pancasilais. Negara kita tidak akan menjadi negara Pancasila jika kita
PANCASILA & KEHIDUPAN BERNEGARA IDEALITAS, CITA LEITSTA R DINAMIS AT MASYARAK PANCASILA MEJA STATI S TATA KELOLA NEGARA DAN PEMERINTAHAN DASAR NEGARA PANDANGA N HIDUP MASYARAKA T YANG ADIL & MAKMUR E PEM A T RIN H REALITAS TA S S WA
DASAR, FUNGSI DAN CITA Tugas / Fungsi Negara 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 2. Memajukan kesejahteraan umum. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan perdamaian abadi dan keadilan social. Cita – Cita Negara Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil & Makmur. Dasar Negara 1. 2. 3. 4. Ketuhanan yang Maha Esa. Kemanusiaan yang adil & beradab. Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. 5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
MEMBANGUN KESADARAN NASIONAL Kebangsaan KESADARAN Negara-negara yang tidak memiliki ikatan kebangsaan, kenegaraan dan pemerintahan akan menjadi negara gagal, misal; Afganistan, Somalia, Kongo. Kenegaraan Pemerintahan Cara menghancurkan suatu ikatan kebangsaan dapat dilakukan dengan menjauhkan dari tradisi dan kebudayaannya, Mengaburkan sejarahnya, dan Memutus relasi spiritual
PENDIDIKAN & EKSISTENSI BANGSA “Pengajaran nasional itulah pengajaran yang selaras dengan penghidupan bangsa (maatschappelijk) dan kehidupan bangsa (cultureel). Kalau pengajaran bagi anak-anak kita tidak berdasarkan kenasionalan, sudah tentu anak-anak kita tak akan mengetahui keperluan kita, lahir maupun batin; lagi pula tak mungkin anak-anak itu mempunyai rasa cinta bangsa dan makin lama makin terpisah dari bangsanya, sehingga kemudian barangkali menjadi lawan kita” (Ki Hajar Dewantoro, 31
ILMU PENDIDIKAN BERBASIS BUDAYA “Apa yang terjadi dewasa ini mengenai ilmu Pendidikan di Indonesia ialah dia tidak bertumbuh atau ditumbuhkan berdasarkan pada pengetahuan yang mendasar mengenai hakekat manusia Indonesia dan hakekat kehidupan social budaya manusia Indonesia. Dengan demikian ilmu Pendidikan semacam itu merupakan suatu ilmu yang terlalu abstrak… Oleh karena itu, ilmu yang mengkaji mengenai manusia Indonesia di dalam kehidupan social budaya merupakan suatu hal yang mutlak bagi tumbuhnya ilmu Pendidikan Indonesia yang relevan. ” H. A. R. Tilar, 1995: 586
PENTINGNYA KARAKTER Kerugian terbesar dari proses imperialisme dan kolonialisme di Nusantara bukan sekedar hilangnya aset ekonomi yang dieksploitasi ataupun pemimpin yang dipenjara atau dibunuh. Kerugian terbesar; hilangnya karakter bangsa yang percaya diri dan biasa berpikir merdeka Manusia Indonesia kehilangan “jati diri” dan “imaginasi budaya”. Imperialisme, kapitalisme, kolonialisme dan feodalisme menyebabkan dua kemiskinan, yaitu kemiskinan ekonomi dan kemiskinan intelektual.
3 POKOK ILMU PENDIDIKAN 1. Mengapa perlu mengembangkan Manusia Indonesia seutuhnya? “Indonesian dream ? ” Konsepsi mahkluk individu dan mahkluk social prasyarat bersatunya elemen bangsa Pancasila sebagai meja statis 2. Apa yang disampaikan untuk menumbuhkembangkan Manusia Indonesia seutuhnya. “Relevansi ilmu ? ” bukan berorientas materi pelajaran tetapi bagaimana mengembangkan kapasitas belajar Membangun imaginasi yang dapat menjadi bintang penuntun (Leitstar dinamis) 3. Bagaimana menyampaikannya? “Proses keterlibatan” yang sesuai dengan konstruksi masa depan Menggali
PENDIDIKAN KRITIS & TRANSFORMATIF Imanensi (dunia tanpa pandangan dunia) Transendensi; Mempertanyakan “paspor budaya” yang berlaku Penjajahan yang segregatif, eksplotatif Inklusif & memberdayakan Membangun “dunia yang mungkin” dengan melakukan perubahan Menembus situasi batas. Realitas bagian dari “realisasi diri dan dunia” Pendidikan sebagai agen transformasi. Pengetahuan Teknik Etika mikro Etika Makro
MENEGUHKAN KEMBALI PANCASILA Pemahaman Pancasila perlu didasarkan pada data dan sumber sejarah yang utuh agar tidak bersifat regimentatif. Tata kelola negara dan pemerintahan, regulasi dan kebijakan negara harus dikembalikan pada nilai Pancasila. Pandangan hidup Filsafat Bangsa (manusia dan masyarakat) Filsafat Pendidikan Cita-cita bangsa. Nilai- nilai Pancasila harus diperjuangkan sebagai laku hidup sebagai “DIALOG KERJA” dan “DIALOG TEORETIS”.
PENDIDIKAN PROGRESIF Pancasila menjadi landasan jiwa (geest), kemauan (will) dan Tindakan (daad). Zonder kemauan manusia tidak bisa ada kemauan nasional, zonder kemauan nasional tidak bisa ada perbuatan nasional. Semuanya tidak terwujud zonder Pendidikan transformatif. Pendidikan bagian dari merawat jiwa yang berkelindan dengan nilai-nilai kenegarawanan, “Kalos Kagathos” yang berbasis pada nilai-nilai luhur bangsa. Mengembalikan martabat dan harga diri pribadi dan bangsa yang berkebudayaan.
MENYEMAI NILAI-NILAI Materi pelajaran Sejarah Kapasitas Belajar (SDM Unggul) Pendidik Dialog Subyek Didik Sesanti Tri Koro Darmo: “Sakti, Budi dan Bekti”. Lima (5) Pikiran yang Perlu dimiliki (H. Gardner): 1. Disiplin, 2. Sintesis, 3. Mencipta, 4. Respek, 5. Etik Empat (4) Jenis Kecerdasan (K. Schwab); 1. Kontekstual – Pikiran 2. Emosional – Hati 3. Kehendak – Jiwa 4. Fisik - Tubuh
MEMIKUL & DIPIKUL KEBUDAYAAN Perspektif masa depan berpijak pada pemahaman kebudayaan yang dinamis Dari opini (doxa) ke sains (episteme) Manusia adalah objek dan subyek kebudayaan. Konsep Diri dan Lingkungann ya Kebudayaan adalah perubahan dari realitas yang sedang bekerja
PERAN ORGANISASI PROFESI Bersama elemen negara dan bangsa yang lain ikut mengamalkan & mengamankan Pancasila Ikut mengakselerasi “mencerdaskan kehidupan bangsa”, tanpa suatu bangsa yang cerdas luas wilayah, kekayaan alam hingga jumlah penduduk tidak dapat menjadikan bangsa Indonesia bersatu dan maju. Membantu menyemai nilai-nilai Pancasila terutama yang terkait dengan “toleransi” sebagai perekat persatuan, “integritas” terkait dengan kejujuran & keadilan dan “inovasi” terkait dengan kemajuan. Penguasaan dan pengelolaan IPTEKS menjadi
TERIMA KASIH
- Slides: 16