Bab III Konteks Sosial dan Perkembangan Sosioemosional By
Bab III Konteks Sosial dan Perkembangan Sosioemosional By : Yoga Barata, S. Psi, M. Psi, Psikolog https: //www. mastershadow. com
A. Contemporary Theories 1. Teori Ekologi Bronfenbrenner Urie Bronfenbrenner (1917 – 2005), seorang psikolog perkembangan mengemukakan teori ekologi, yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal, dan orang-orang yang mempengaruhi si anak Membagi 5 sistem yang dapat mempengaruhi perkembangan anak: 1. Mikrosistem 2. Mesosistem 3. Eksosistem 4. Makrosistem 5. Kronosistem
Mikrosistem • Maksud dari mikrosistem adalah Bagaimana dan dimana anak tersebut mengahabiskan banyak waktu luang. • Sistem ini adalah anak yang lebih berinteraksi kepada semua orang termasuk keluarga, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. • Sehingga pada sistem ini adalah, anak bukanlah sebagai penerima pasif melainkan anak tersebut menimbal balik apa yang dikatakan orang lain
Pengaruh mikrosistem (pola pengasuhan keluarga) terhadap perkembangan Sosioemosional umur 2 -5 tahun • Pengasuhan Otoriter ialah suatu gaya membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah -perintah orang tua dan menghormati pekerjaan dan usaha. • Orang tua yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar pada anak untuk berekspresi. Pengasuhan yang otoriter diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak-anak. • Sedangkan Pengasuhan Otoritatif mendorong anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka. • Musyawarah verbal yang ekstensif dimungkinkan, dan orang tua memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang kepada anak-anak. Pengasuhan yang otoritatif diasosiasikan dengan kompetensi sosial anak-anak.
P E R M I S I F • Permisif indifferent yaitu suatu gaya di mana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Tipe pengasuhan ini diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak khususnya kurangnya percaya diri, pengendalian diri yang buruk, dan harga diri yang rendah • Permisif indulgent yaitu suatu gaya pengasuhan dimana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi menetapkan sedikit batas atau kendali terhadap mereka. Pengasuhan ini diasosiasikan kurangnya kendali diri, selfishness, dan ceroboh. (Karena anak terbiasa melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan akibatnya anak-anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan agar semua kemauannya dituruti)
Mesosistem • Maksud dari mesosistem adalah hubungan yang saling terkait antar-mikrosistem • Sebagai contoh adalah bagaimana anak tersebut mandapatkan pengalaman dalam keluarga dengan diluar keluarga seperti pengalaman yang didapat dari sekolah / teman sebaya • Hal tersebut di combine • Sehingga memungkinkan anak walaupun masih duduk dikelas 8 SMP tetapi pola pikirnya seperti anak yang sudah duduk dikelas 9 SMP ke awal SMA (Epstein, 1983)
Pengaruh Mesosistem terhadap perkembangan Sosio emosional umur 2 -5 tahun: • Relasi yang baik antar teman sebaya melalui permainan dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak • Permainan dapat meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan, meningkatkan perkembangan kognitif, memberi tempat berteduh yang aman bagi prilaku yang secara potensial berbahaya • meningkatkan bahwa anak akan berbicara dan berinteraksi satu sama lain, anak-anak memperaktikkan peran yang mereka akan laksanakan dalam hidup masa depannya.
Eksosistem (exo not eco) [BUKAN]EXO yang ini • Dalam sistem ini, anak tidak berperan aktif • Eksosistem melibatkan pengalaman / intervensi individu yang berperan terhadap anak. • Si anak “gak tau apa” • Contohnya : • pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya • Seorang papa kantoran yang super sibuk menuntutnya melakukan lebih banyak perjalanan bisnis yang dapat meningkatkan konflik perkawinan dan perubahan pola interaksi orang tua-anak
Pengaruh Eksosistem terhadap perkembangan Sosio emosional umur 2 -5 tahun: • Pengalaman kerja seorang ibu dapat mempengaruhi perkembangan sosial anaknya, ibu yang banyak bekerja diluar rumah biasanya menitipkan anaknya pada pembantu rumah tangga (baby sitter). Perubahan pola interaksi antara orang tua dan anak. • Papa yang super sibuk, jarang pulang dapat menyebabkan. . • Seorang guru yang punya masalah di rumah kemudian membawa masalah itu ke tempat kerja, dapat mempengaruhi. . (murid)
Makrosistem • Makrosistem meliputi kebudayaan dimana individu hidup • Kebudayaan mengacu pada pembentukan pola perilaku, keyakinan, dan semua produk lain dari sekelompok manusia yang diteruskan dari generasi ke generasi • Makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, dll. • Anak yang hidup di daerah yang masih banyak dipengaruhi adat istiadat, perilakunya dalam bersosialisasi tentu berbeda dengan anak yang memiliki pola sebaliknya
Kronosistem • Kronosistem, meliputi pemolaan (patterning) peristiwa-peristiwa lingkungan dan transisi sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris. • Kronosistem merupakan rangkaian perubahan / pertumbuhan dalam suatu tempo masa • Misalnya, bocah zaman now lebih berfokus kepada permainan berteknologi selaras dengan arus information age sehingga perkembangan sosioemosi mereka. . . • Sedangkan bocah zaman old. . ?
Mendidik Anak Berdasarkan Teori Brofenbrenner (Santrock 2 nd Ed, Pg 86) • Pandanglah anak sebagai sosok yang terlibat dalam berbagai sistem lingkungan dipengaruhi oleh sistem-sistem itu. Lingkungan itu antara lain sekolah dan guru, orang tua dan saudara kangdung, komunitas dan tetangga, media, agama, budaya. • Perhatikan hubungan antara sekolah dan keluarga. Jalin hubungan ini melalui saluran formal dan informal • Sadari arti penting dari komunitas, status sosioekonomi, dan budaya dalam perkembangan anak. Konteks sosial yang luas ini bisa sangat mempengaruhi perkembangan anak
2. Teori Life-Span Erikson • INSERT COIN(s) • [BUKAN]Sony Ericsson [BUKAN]Colonel Sanders !!!
B. Konteks Sosial dalam Perkembangan Insert Coin(s)
C. Perkembangan Sosioemosi • adalah proses berkembangnya kemampuan anak untuk menyesuaikan diri terhadap dunia sosial yang lebih luas • Dalam proses perkembangan ini anak diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan, dirasa dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain tersebut, tanpa “kehilangan” dirinya sendiri
Saat anak berusia 4 -5 tahun, yaitu usia-usia persiapan masuk sekolah, hampir sebagian besar dari mereka mempercayakan pada orang tuanya tentang informasi dunia sekitarnya • Baru ketika mereka masuk sekolah, hubungan dengan orang lain lebih diperluas dan kompetensi mereka makin bertambah. • Pada masa sekolah ini, hubungan antar teman menjadi sangat penting. Diterima oleh kelompok dan menjadi anggota kelompok merupakan tujuan utama. Kemudian antara umur 7 -9 tahun membentuk persahabatan yang erat dengan kelompoknya yang sejenis.
• Selama tahun-tahun sekolah, anak -anak juga mempercayakan kelompok mereka sebagai sumber informasi dan mungkin menggunakannya sebagai standar untuk mengukur diri mereka sendiri. Pada umur 7 -8 tahun, anak cenderung untuk melihat kelompok mereka sebagai model tingkah laku dan sebagai social reinforcement, seperti yang sering mereka lihat pada keluarga mereka sendiri.
Berawal dari Pembentukan Konsep Diri • Kesadaran anak usia sekolah terhadap dirinya sendiri mulai meningkat • dimulai dengan pengenalan diri melalui karakteristik eksternal, seperti ciri-ciri fisiknya, beralih pada pengenalan diri melalui karakteristik psikologinya • Try to Ask Them. . “Coba Jelaskan tentang Dirimu Dong” • Anak yang lebih muda biasanya menjawab dengan menekankan pada karakteristik fisik: “saya rambutnya keriting, baju saya kuning, agak gendut, etc” • Anak usia sekolah memiliki jawaban yang berbeda, yang berkembang secara bertahap sesuai dengan kedalaman pengenalan diri sendiri, mengikuti perkembangan usia • Pada Saat Berumur 8 Tahun, Lazimnya anak akan menjawab seperti : ”Saya anak yang pintar dan punya banyak teman”, atau “saya anaknya agak nakal, tapi temen seneng sama saya”
Terbentuknya Harga Diri • Dengan semakin terlibatnya anak dengan orang di lingkunganya. Anak mulai melakukan perbandingan-perbandingan antara dirinya dengan mereka • Hal ini mendorongnya untuk mempelajari dan menguasai berbagai kemampuan dan keterampilan yang bisa meningkatakan perasaan “mampu bersaing”. • Erikson, menyatakan bahwa perkembangan anak usia sekolah merupakan pertentangan antara dua kutub, yaitu industry versus inferiority
Industry (mencapai keberhasilan) adalah tema dominan pada tahapan usia ini, ketika anak menjadi sangat tertarik untuk mencoba berbagai bidang dan menguasainya sekaligus Kegagalan berulang yang dialami dapat membuat anak merasa inferior, rendah diri Identitas berkelompok yang dimiliki anak juga mempengaruhi harga diri mereka. Anak usia ini memang mulai mengidentifikasikan dirinya pada kelompok tertentu dan menganggap dirinya bagian dari kelompok tersebut. Jika kelompoknya memiliki “nilai lebih” dibanding kelompok lain, hal ini akan ikut menghasilkan citra positif pada diri anak.
Harga diri anak terbentuk melalui berbagai pengalaman yang dialaminya. Pada dasarnya harga diri anak dapat dikelola melalui : • Dukungan Emosional Dukungan emosional dari orang-orang terdekat meningkatkan harga diri anak. Anak yang tidak mendapat dukungan emosional karena bermasalah dengan orang tuanya, biasannya bisa mendapatkan dukungan ini dari guru, pelatih, atau orang dewasa lain yang dipercayainya.
• Pengakuan Terhadap Prestasi yang dicapai juga dapat meningkatkan harga diri anak. Apa yang akan anda lakukan jika anak anda dapat nilai 100? • Belajar menyelesaikan Masalah Anak yang dibiasakan / terbiasa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri Atau saat dirinya berhasil memecahkan suatu masalah akan menimbulkan perasaan positif dalam dirinya. • Menggalang Hubungan dengan Teman Sebaya Sejalan dengan kegiatanya bersekolah, perlahan-lahan anak mulai melepaskan ketergantungannya pada kedua orang tuanya Anak mulai membutuhkan ruang gerak yang lebih luas. Ia membutuhkan kebebasan untuk mencoba hal-hal baru
• Inilah saat untuk memperluas jaringan pergaulannya, keluar lingkup keluarga untuk bersiap-siap menghadapi pergaulan yang lebih luas kelak. • Pada saat inilah anak membutuhkan dorongan orang tua yang memotivasinya untuk memperluas pergaulannya. • Hubungan anak usia 6 – 9 tahun dengan temannya biasanya belum begitu erat • Anak usia ini biasanya saling membutuhkan untuk sama-sama menjalankan suatu kegiatan. Sedangkan untuk kegiatan yang lain mereka berhubungan dengan anak-anak yang lain lagi, • sehingga semakin banyak kegiatan, biasanya semakin bercabang-cabang pula jaringan sosial anak tersebut • Pada umumnya hubungan yang lebih dalam baru dimulai setelah anak memasuki akhir usia sekolah dasar (10 -12 tahun).
Epilogue Perkemb. Sosioemosi • Hal lain yang perlu disimak pada usia ini adalah, anak juga mulai memperluas hubungan dengan orang dewasa lain (konotasi positif) selain orang tuanya • Misalnya : kepala sekolah, guru, pelatih pramuka / eskul, dll, yang masing-masing mempunyai karakteristik dan kewenangan yang berbeda-beda. • Pengalaman anak berhubungan dengan banyak orang disebut akomodasi sosial • Melalui cara ini anak belajar bahwa setiap orang adalah individu yang berbeda dengan dirinya • Mereka juga belajar menjaga hubungan timbal balik dan mengatasi masalah yang timbul dalam hidupnya, baik personal maupun relasional
- Slides: 26