BAB III KODE ETIK AKUNTAN Fungsi kode etik
BAB III KODE ETIK AKUNTAN
Fungsi kode etik • Sebagai sistem fungsi moral dan pelaksaan aturan yang memberi pedoman akuntan dalam berhubungan deng masyarakat, dan akuntan lainnya. • Sarana untuk memberi keyakinan kepada klien, pemakai LK dan masyarakat tentang kualitas jasa akuntan.
Kode Etik Akuntan Indonesia • Kepribadian – Menjaga nama baik (pasal 1) – Menjaga integritas dan objectivitas (pasal 2) • Kecakapan – Selalu meningkatkan kecakapan secara optimal (psl 3) – Tidak boleh memberi pernyataan pendapat (psl 4) • Tanggung jawab – Tanggung jawab moral, sosial dan profesional (psl 5) – Menjaga kerahasiaan klien (pasal 6) – Bertanggungjawab terhadap mutu hasil kerja (psl 7) • Pelaksanaan kode etik (psl 8, 9, 10) • Penafsiran dan penyempurnaan kode etik (psl 11)
Kode Etik Akuntan Publik • Kepribadian – Mempertahankan independensi (pasal 12, 13, 14) • Kecakapan profesional – Ketelitian dalam memilih asisten dan tenaga ahli (psl 15) – Tidak menerima tugas kalo merasa tidak mampu (psl 16) – Menaati Norma Pemeriksaan Akuntansi dan aturan pemberian tanda tangan (psl 17) – Mencegah namanya dikaitkan dengan setiap ramalan transaksi masa datang, yang memberi kesan bahwa ia menjamin terwujudnya ramalan tersebut (psl 18)
• Tanggung jawab kepada klien – Menjaga kerahasian informasi klien (psl 19) – Dilarang menerima keuntungan selain honorarium atas pekerjaan profesionalnya. • Tanggung jawab kepada rekan seprofesi – Memelihara hubungan baik dengan akuntan publik (KAP) lainnya (psl 21) – Tidak boleh membajak karyawan KAP lain (psl 22) • Tanggung jawab lainnya – Tidak boleh mengiklankan diri (psl 23) – Dalam menerima penugasan dilarang memberikan imbalan kepada pihak-pihak yang turut menentukan penugasannya (psl 24) – Tidak boleh menawarkan jasanya secara tertulis kepada klien, kecuali diminta (psl 25)
- Slides: 5