BAB III GAGASAN AWAL TENTANG BELAJAR Nama HELGA
BAB III GAGASAN AWAL TENTANG BELAJAR Nama : HELGA ARISTAWATI Nim : 1824090045 Tugas : Individu membuat power point Bab 3 Mata Kuliah : Psikologi Kognitif Jam Kuliah : Selasa , 09. 30 – 11. 10 Dosen : RR. DINI DIAH NURHADIANTI. , S. PSI. , M. SI
�EPISTEMOLOGI DAN TEORI BELAJAR -Epistemology (epistemologi) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat pengetahuan -Nativsme Pandangan plato bahwa pengetahuan sudah ada di dalam diri manusia. -Rasionalitis Pemikiran yang harus terlibat aktif dalam pencarian pengetahuan -Empirisme Menekankan pentingnya pengalaman indrawi sebagai basis dari semua ilmu pengetahuan
PLATO � Plato ( 427 – 347 SM ) adalah murid paling terkenal dari filsuf Socrates. Sebenarnya Socrates tidak pernah menulis apapun tentang filsafatnya – ajarannya ditulis oleh Plato. Fakta yang paling signifikan dialog plato awal di desain terutama untuk menunjukan pendekatan Socratik terhadap pengetahuan dan sebagai kenangan tentang guru besar itu.
Pythagorean percaya bahwa alam semesta diatur oleh bubungan – hubungan numeric yang mempengaruhi dunia fisik. Angka dan berbagai kombinasinya menyebabkan peristiwa di dunia fisik terjadi. Dan kedua kejadian tersebut angka dan kejadian empiris menyebabkannya adalah riil Teori Pengetahuan Kenangan Menurut Plato setiap objek di dunia fisik memiliki “ide“ atau “bentuk“ Abstrak yang menyebabkan. Misalnya, ide abstrak untuk kursi berinteraksi dengan materi untuk membentuk apa yang kita namakan pohon
ARISTOTELES Aristoteles (384 – 322 SM) salah satu murid Plato , pada awalnya menganut ajaran Plato namun kemudian berbeda pendapat dengannya. Perbedaan dasar antara kedua pemikir itu adalah dalam sikap mereka terhadap informasi indrawi.
Laws Of Association (hukum asosiasi) Suatu teori pengetahuan Plato dengan Aristoteles. Pertama, hukum, bentuk, atau alam yang dikaji Aristoteles dianggap tidak memiliki eksistensi yang independen dari manifestasi, empirisnya seperti yang di asumsikan oleh Plato. Dalam menjelaskan teori empiristik Aristoteles merumuskan Laws Of Association (hukum asosiasi) Associationism ( asosiasionisme ) Dalam suatu filsafat berpendapat bahwa hubungan antar – ide dapat dijelaskan lewat hukum asosiasi ini yang di sebut dengan Associationism ( asosiasionisme )
AWAL PSIKOLOGI MODERN Rene Descartes (1596 – 1650) berusaha mengkaji semua penelitian filsafat dengan sikap ragu “ saya bisa meragukan segalanya, ” katanya “kecuali satu hal , yakni fakta bahwa saya itu ragu. Namun ketika saya ragu, saya berpikir; dan saat saya berpikir, saya pasti ada “ Thomas Hobbes ( 1588 – 1679 ) Menantang gagasan bahwa ide bawaan adalah sumber pengetahuan. Dia berpendapat bahwa kesan indra adalah sumber dari semua pengetahuan.
John Locke (1632 – 1704 ) Menentang gagasan ide – ide bawaan. Menurutnya, pikiran terdiri dari ide, dan ide dating dari pengalaman. Dia menunjukan bahwa jika ide adalah bawaan, maka orang di mana – mana akan memilikinya, namun nyatanya tidak. George Berkeley (1685 – 1753 ) Mengklaim bahwa Locke tidak melangkah cukup jauh. Masih ada semacam dualism pandangan Locke yang menyatakan bahwa objek fisik menimbulkan ide – ide tentang objek tersebut. Namun Berkeley mengklaim bahwa kitabhanya bisa merasakan kualitas sekunder. Tak ada eksis kecuali ia di persepsi ; jadi ada berarti dipersepsi.
David Hume (1711 – 1776) Mengemukakan bahwa argument tersebut lebih maju. Meskipun dia sepakat dengan Berkeley bahwa kita tak bisa merasa pasti tenang lingkungan fisik , dia menambahkan bahwa kita juga tak tahu pasti soal ide. Kita tak bisa merasa yakin dengan pasti tentang apa pun. Menurut Hume, tak lebih dari arus ide, memori, imajinasi, asosiasi, dan perasaan.
Immanuel Kant (1724 – 1804 ) Mengatakan bahwa Hume telah menyadarkannya dari “kepastian dogmatik” dan menyebabkannya berusaha menyelamatkan filsafat dari skeptisime Hume. Kant berusaha mengoreksi ciri – ciri nonpraktis dari rasionalisme dan empirisme. Kant menganggap bahwa analisis yang cermat terhadap pengalaman kita akan mengungkapkan kategori pemikiran tersebut.
PENGARUH HISTORIS LAIN TERHADAP TEORI BELAJAR Thomas Reid (1710 – 1796 ) Menentang elementisme dari empiris, namun penentangannya mengambil bentuk yang berbeda dari penentangan John Stuart Mill. Seperti Kant, Reid percaya bahwa pikiran memiliki kekuatan sendiri, yang sangat memengaruhi cara kita memandang dunia. Dia mengemukakan 27 fakultas pikiran, yang kebanyakan di antaranya adalah bawaan. Keyakinan akan adanya fakultas seperti itu dalam pikiran kelak disebut Faculty Psychology
Franz Joseph Gall (1758 – 1828) membawa psikologi fakultas beberapa langkah lebih jauh. Pertama mengasumsikan bahwa fakultas itu terletak di lokasi tertentu di otak. Kedua percaya bahwa fakultas pikiran itu tidak sama untuk setiap individu. Ketiga percaya bahwa jika suatu fakultas pikiran berkembang baik, maka akan ada benjolan atau tonjolan di bagian tengkorak kepala ang berhubungan dengan tempat fakultas pikiran di otak itu. Jika fakultas itu tidak berkembang maka akan tampak cekungan di tengkorak. Berdasarkan asumsi ini, Gall mulai mengkaji bentuk tengkorak kepala orang.
Charles Darwin(1809 -1882)mendukung gagasan evolusi biologis dengan menyajikan banyak bukti, sehingga pandangannya dikaji secara serius. Gereja menentang keras pendapat Darwin sendiri merasa cemas dengan dampakdari hasil temuannya terhadap pemikiran religus sehingga ia ingin agar risetnya dipublikasikan setelah dirinya meninggal. Darwin mengubah semua pemikiran tentang sifat manusia. Manusia kini dilihat sebagai kombinasi dari warisan biologis dan pengalaman hidup. Asosiasinisme empiris murni dipasangkan dengan fisiologi dalam rangka mencari tahu mekanisme di balik pemikiran. Dan fungsi perilaku sebagai cara menyesuaikan diri dengan lingkungan mulai di kaji dengan intensif
Herman Ebbinghaus (1850 -1909) Konon telah membebaskan psikologi dari filsafat dengan menunjukan bahwa “proses mental yang lebih tinggi” dan belajar dan memori dapat di teliti secara eksperimental. Ketimbang mengasumsikan bahwa asosiasi telah terbentuk, dan mengkajikannya melalui refleksi. Jadi , dia secara sistematis bisa mempelajari kondisi-kondisi yang memengaruhi perkembangan asosiasi. Dia adalah priset yang amat cermat dan mengulangi eksperimentnya selama bertahun sebelum dia mempubliskan hasilnya pada 1885 Salah satu prinsip penting dari asosiasi adalah hukum frekuensi, yang menjadi fokus riset Ebbinghaus. Hukum frekuensi menyatakan bahwa semakin suatu sering pengalaman terjadi , semakin mudah pengalaman itu diingat atau di lakukan lagi. Dengan kata lain memori mendapat kekuatan dari repetisi. Untuk mengontrol efek dari pengalaman sebelumnya , dia menciptakan nonsense material (materi tidak bermakna)
MAZHAB PSIKOLOGI AWAL Voluntarisme mazhab psikologi pertam adalah viluntaism(voluntarisme), aliran ini didirikan oleh Wilhelm Maximillian Wundt (1832 -1920). Tujuan Wundt adalah mempelajari kesadaran sebagaimana ia dialami secara langsung dan mempelajari produk dari kesadaran seperti berbaagai pencapaian kultural. Wundt percaya bahwa kesadaran langsung dapat di pelajari secara ilmiah, yakni sebagai funsi sistematis dari stimulasi linkungan. Salah satu tujuan eksperimentalnya adalah menemukan elemen dasar yang menyusun pemikiran. Wundt mendirikan apa yang umumnya dianggap sebahgai laboratorium psikologi pertama pada 1879, dan tujuan utamanya adalah menemukan elemen pikiran dan proses dasar yang mengatur pengalaman kesadaran
Strukturalisme Saat aspek voluntarisme wundt di transfer oleh muridnya , aspek itu di modifikasi secara signifikan dan menjadi aliran structuralism(strukturalisme). Edward Titchener (1867 -1927) mendirikan mazhab strukyuralisme di cornell university. Subjek eksperimmental harus dilatih dengan hati-hati agar tidak salah menggunakan teknik introspeksi. Mereka dilatih untuk melaporkan immediate experience ( pengalaman langsung) saat mereka mempersepsi objek dan tidak melaporkan interpretasi atas objek itu Voluntarisme dan strukturalisme sama mencari elemen pikiran. Dalam mejelaskan bagaimana elemen-elemen itu dikombinasikan untuk membentuk pemikiran yang kompleks, voluntarisme menekankan pada kehendak , appersepsi, dan sintesis kreatif mengikuti tradisi rasionalistik.
Fungsionalisme Fungsional juga muncul di AS dan pada awalnya berdampingan dengan strukturalisme. Meskipun keyakinan fungsional berangam, penekanan mereka selalu sama – kegunaan kesadaran dan perilaku dalam menyesuaikan diri dengan ligkungannya. Fungsional jelas amat dipengaruhi oleh teori evolusi darwin. Pada umumnya, yang dianggap pelopor gerakan fungsional adalah William James (1842 -1910). Dalam bukunya yang sangat berpengaruh , The principles of psychology (1890) , James membahas strukturalis. Selain james, ada dua anggota gerakan fungsionalis lain yang berpengaruh, yakni John Dewey (1895 -1952) dan James R. Angell ( 1869 -1949). Dalam artikel dewey (1896) yang trekenal, “The Reflex Are Concept in Psychology”, dia menyerang kecenderungan psikologi untuk mengisolasi hubungan respon stimulus demi kepentingan studi
Behaviorisme Pendiri aliran behaviorism (behaviorisme) adalah John B. Watson (1878 -1958), yang mengatakan bahwa kesadaran hanya dapat dipelajari melalui introspeksi, sebuah alat riset yang tidak bisa diandalkan. Agar ilmiah, ilmu psikologi perlu pokok persoalan yang cukup stabil dan dapat diukur secara reliabel, dan pokok persoalan itu adalah perilaku ( behavior ). Watson menganggap bahwa perhatian utama psikolog seharusnya adalah peilaku dan bagaimana perilaku bervariasi berdasarkan pengalaman yang beragam Perilaku adalah apa yang dapat kita lihat dan karenanya perilaku adalah apa yang kita pelajari. Menurut Watson (1913),
Psikologi sebagaimana dilihat behavioris adalah cabang eksperimen objektif murni dari ilmu alam. Tujuan teoritisnya adalah prediksi dan kontrol prilaku. Intropeksi bukan bagian esensial dari metodenya , nilai ilmiah dari datanya tidak tergantung pada keseipiannya untuk diinterpretasikan dalam term kesadaran. Behavioris. dalam usahanya untuk mendapatkan skema respon hewan, tidak mengakui adanya perbedaan antara manusia dan binatang. Perilaku manusia, dengan semua kecanggihan dan kompleksitasnya, hanyalah bagian dari skema total penelitian behaviors. ( h. 158)
Di tempat lain Watson mengtakan ( Watson & Mc. Dougall, 1929) Behavioris tidak dapat menemukan kesadaran dalam tabung uji ilmu pengetahuannya. Dia tidak menemukan bukti adanya arus kesadaran , bahkan bukti dari apa yang dikatakan secara meyakinkan oleh Willian James. Tetapi dia menemukan bukti yang meyakinkan dari aliran perilaku. (h. 26)
RINGKASAN DAN ULASAN Dari sejarah ringkas yang di sajikan bab ini, dapat dilihat bahwa teori belajar memiliki warisan yang kaya dan beragam. Sebagai akibat dari warisan ini, dewasa ini banyak sudut pandang tentang proses belajar. Di bab 2 kita mengemukakan sudut pandang yang dianut oleh sejumlah ilmuan sebagai paradigma. Setidaknya lima sudut pandang dapat diidentifikasi dalam teori belajar. paradigma ini mesti dilihat sebagai kategori kasar karena sulit menemukan teori belajar yang sesuai persis dengan salah satu dari kategori itu. Kita meletakkan satu teori dalam paradigma tertentu berdasarkan penekanan utamanya
- Slides: 21