BAB I PENDAHULUAN KOLONIALISME P D II INDONESIA
BAB I. PENDAHULUAN KOLONIALISME P D II INDONESIA MERDEKA PELAKSANAAN PEMBANGUN v Proyek merupakan unit operasional terkecil dari pembangunan nasional. Jadi keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan proyek. v Mempersiapkan proyek tidak hanya menyangkut aspek perencanaan dan pelaksanaan, tetapi masalah-masalah lain yng harus diprhatikan a. l : § Identifikasi tujuan pembangunan § Penentuan lokasi prioritas penanaman investasi § Kebijakan penggunaan sumberdaya yang efektif dan efisien § Dll. v Langkah yang paling penting dalam memutuskan pelaksanan suatu proyek adalah perencanaan yang cermat. v Kecermatan dalam perencanaan serta perhitungan yang tepat akan manfaat proyek merupakan hal yang sangat penting dalam penggunaan sumberdaya atau faktor produksi. 2
Ø Oleh karena keterbatasan ketersediaan sumber produksi/faktor produksi, maka agar menghasilkan manfaat yang sesuai dengan harapan, maka sebelum melakukan investasi berbagai unsur perlu dipersiapkan diuji. Ø Pengujian harus melalui serangkaian kegiatan penelaahan yang hasil akhirnya akan menc rminkan suatu studi kelayakan (feasibility study) yang akan menjawab apakah proyek yang akan dilaksanakan layak ( feasible) atau tidak. Dengan kata lain proyek itu menguntungkan atau tidak. Ø Penyusunan suatu studi kelayakan (feasibility study) merupakan pekerjaan yang cukup kompleks, masalahnya menyangkut kegiatan-kegiatan sbb : § Penelaahan (riset) § Analisis evaluasi § Membutuhkan suatu pengujian-pengujian (appraisal) berbagai aspek, misalnya aspek finansial, aspek ekonomi dan aspek non ekonomi. 3
BAB II. EVALUASI PROYEK 2. 1. Pengertian Tentang Proyek o Proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber agar memperoleh menfaat (benefit) atau suatu kegiatan dengan sejumlah pengeluaran biaya dengan harapan dapat memperoleh hasil pada waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai suatu unit. o Kegiatan suatu proyek selalu bertujuan untuk mencapai suatu tujuan (objective) dari titik awal (starting point) sampai suatu titik akhir (ending point), baik biaya maupun hasilnya harus dapat diukur. o Adapun kegiatan-kegiatan yang dimaksud dapat berbentuk investasi berupa : - Pembangunan pabrik - Pembuatan jalan - Pembangunan rumah sakit - Pembangunan gedung pendidikan - Pelatihan keterampilan - Survai, dll. Menurut J. Price Gittinger pengertian proyek adalah sebagai berilut ‘’ A Project is an investment activity where we ekpend capital resources to create a producing asset from which we can expect to realize benefits over an extended period of time, or the whole complex of activities in valued in using resources to gain benefits, is a project ‘’ 4
2. 2. Pentingnya Perencanaan § Kegiatan pelaksanaan proyek harus direncanakan secara sistimatis. Perencanaan dapat dianggap merupakan kumpulan keputusan-keputusan, dengan demikian mempunyai peranan yang sangat penting. § Pentingnya perencanaan sebelum pelaksanaan kegiatan proyek dapat dilihat dari keuntungan- keuntungan yang akan diperoleh sebagai berikut : • Timbulnya kegiatan yang teratur dan sistematis kearah pencapaian sasaran suatu proyek, karena perencanaan memberikan pengarahan kegiatan dan pedoman-pedoman bagi pelaksanaan kegiatan proyek. • Perencanaan akan memperhitungkan perkiraan-perkiraan ( forcasting) mengenai potensi-potensi dan prospek perkembangan manfaat proyek baik yang bersifat tangible maupun yang bersifat intangible. • Perencanaan memberikan metode yang tepat dan sistematis untuk memecahkan masalah-masalah lebih spesifik. • Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih yang terbaik dari berbagai alternatif atau menentukan kombinasi proyek dari sumberdaya yang tersedia. • Perencanaan memberikan dasar untuk pengawasan dan evaluasi. Partner perencanaan adalah pengawasan/evaluasi utk memastikan apakah perencanaan menimbulkan hasil sesuai dengan yang diidnginkan atau tidak. 5
• Perencanaan memberikan kesempatan untuk melakukan penyusunan skala prioritas, memilih unsur-unsur dari segi kepentingan – kepentingan yang perlu segera dilaksanakan atau diitunda dahulu. • Perencanaan menuntun pelaksanaan proyek dalam penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas keberadaannya, agar dimanfaatkan secara lebih efisien dan efektif. 2. 3. Tujuan dan Kegunaan Analisis Proyek § Dilaksanakannya suatu proyek karena mempunyai tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut proyek harus dilaksanakan secara baik agar mendapatkan manfaat di masa yang akan datang. § Dengan demikian maka perlu adanya analisis proyek dalam pelaksanaannya. § Tujuan dari analisis proyek adalah suatu upaya memperbaiki terhadap penilaian investasi yang ditanamkan dalam proyek. § Dengan kondisi sumber-sumber daya yang terbatas, maka pemilihan antar berbagai macam proyek yang ada sudah menjadi suatu keharusan. § Hal ini untuk menghindari terjadinya suatu kesalahan dalam pemilihan yang akan mengorbankan sumber-sumberdaya. Sehingga perlu analisi yang tepat dengan melihat manfaat ( benefit) yang akan dihasilkan serta dana (cost) yang diguanakan untuk menghasilkan manfaat tersebut. 6
• Evaluasi proyek adalah suatu sistem analisis yang membandingkan antara biaya -biaya dengan manfaat-manfaat sebagai alat untuk menilai kewajaran dari suatu usulan proyek. • Kegunaan evaluasi proyek dalam pembangunan, baik yang bersifat individu maupun nasional diantaranya adalah s. b. b : a. Digunakan sebagai studi kelayakan (feasibility study) b. Sebagai bahan untuk mengajukan kredit ke Bank c. Sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan pembangunan. 2. 4. Identifikasi Proyek Ø Identifikasi proyek merupakan langkah pertama dan siklus proyek. Identifikasi proyek adalah mencari dan menemukan gagasan-gagasan atau saran-saran mengenai rencana proyek yang akan dilaksanakan. Ø G. Kloper, menyatakan bahwa untuk menggali ide-ide atau gagasan dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain : a. Metode Permintaan Pada metode permintaan ini, berhubungan dengan permintaan akan suatu barang dan jasa. 7
b. Metode Sumberdaya Metode ini berhubungan dengan potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang ada. c. Metode Teknologi Metode ini berhubungan dengan penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya yang ada. d. Metode Sasaran Pokok Metode ini berhubungan dengan suatu yang akan kita laksanakan itu dapat memudahkan pencapaian sasaran-sasaran tertentu baik nasional maupun regional. e. Metode Pengalaman Metode ini sangat penting sebab dengan adanya pengalaman pada proyek sebelumnya, maka dapat menjadi ukuran hasil yang diperoleh. 2. 5. Siklus Proyek (Project Cycle) 1. Perencanaan proyek, terdiri dari identifikasi proyek dan studi kelayakan proyek. 2. Pelaksanaan proyek 3. Evaluasi dari pelaksanaan proyek 8
2. 6. Jenis-jenis Proyek 1. Proyek fisik dan non fisik 2. Proyek pemerintah dan proyek individu 3. Proyek yang berorientasi sosial & proyek berorientasi ekonomis 4. Proyek skala besar dan proyek skala kecil 2. 7. Aspek-aspek Dalam Evaluasi Proyek Ø Perencanaan dan penganalisisan proyek agar efektif, perlu mempertimbangkan banyak aspek secara bersama-sama menentukan manfaat -manfaat yang akan diperoleh dari suatu penanaman investasi. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Aspek teknis Aspek ini berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran dari barang dab jasa yang akan digunakan dihasilkan dalam suatu proyek. 2. Aspek Organisasi Aspek ini memperhatikan hubungan antara administrasi proyek dengan administrasi pemerintah. 3. Aspek manajerial dan administrasi Aspek ini menyangkut kemampuan staff dalam menjalankan administrasi dan pengambilan keputusan yang tepat dan realistis. 9
4. Aspek Komersial Aspek ini menyangkut masalah permintaan faktor produksi dari suatu proyek dan penganalisisan penawaran produk yang akan diproduksi oleh proyek. 5. Aspek Finansial Aspek ini menyangkut masalah pengeluaran dan permintaan dari pelaksanaan proyek, atau menyangkut kemampuan proyek dalam mengembalikan dana-dana proyek. 6. Aspek Ekonomis Aspek ini menyangkut sampai sejauh mana sumbangan atau peranan proyek dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan, jadi dilihat dari segi pemerintah/Negara. 2. 8. Manfaat Proyek Ø Perencaan dan pelaksanaan suatu proyek diharapkan akan memperoleh manfaat ( benefit ). Manfaat proyek tersebut ada yang dapat dihitung atau dinilai dengan uang ( tangible) dan ada yang sulit dinilai dengan uang (Intangible ). Ø Manfaat juga ada yang secara langsung diterima dari kegiatan proyek ( direct benefit) dan ada juga yang tidak langsung ( indirect benefit ). 10
Macam-macam manfaat proyek untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema sebagai berikut. Meningkatkan nilai proyek Direct Benefit Tangible Benefit Indirect Benefit Menurunkan cost Multiplier Effect Economic of Scale Dynamic Secondary Effect Perbaikan lingkungan hidup Intengible Benefit Mengurangi kerawanan Meningkatkan Ketahan Nasional 11
Keterangan 1. Benefit adalah suatu manfaat yang diperoleh dari suatu proyek baik yang dapat dihitung atau dinilai dengan uang atau tidak dapat dinilai dengan uang, baik langsung ataupun tidak langsung. 2. Tangible benefit adalah manfaat yang diperoleh dari kegiatan proyek yang dapat dihitung atau dinilai dengan uang. 3. Intangible benefit adalah manfaat yang diperoleh dari kegiatan proyek yang tidak dapat dihitung atau dinilai dengan uang. 4. Direct benefit adalah manfaat yang diperoleh dari kegiatan proyek secara langsung. 5. Indirect benefit adalah manfaat yang diperoleh dari kegiatan proyek secara tidak langsung, biasanya manfaat ini berkenaan dengan pihak lingkungan sekitar proyek. Misalnya: a. Multiplier effect, adalah dengan adaanya proyek, maka pendapatan pada sektor lain di luar proyek akan meningkat. b. Economice of scale, adalah suatu keadaan dimana dengan adanya perluasan skla usaha, maka akan menurunkan biaya rata-rata. c. Dynamic secondary effect, yaitu adanya peningkatan produktivitas kerja, karena adanya peningkatan pengetahuan dan pengalaman di proyek. 12
2. 9. Biaya Proyek Ø Biaya proyek adalah seluruh biaya yang dikeluarkan proyek guna mendatangkan penghasilan ( return ) pada masa yang akan datang. Biaya proyek pada dasarnya dapat diklasifikasikan atas : a. Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai proyek tersebut dilaksanakan sampai proyek tersebut mulai berjalan (beropersi). Misalnya : § Pendirian bangunan pabrik § Pembelian mesin dan peralatannya § Tenaga kerja yang berhubungan dengan investasi § Dll. b. Biaya operasional Adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi itu berlangsung. Contohnya : § Pembelian bahan baku § Biaya tenaga kerja § Bahan Bakar § Dll. 13
v Biaya lain yang perlu di diperhatikan dipahami dalam evaluasi proyek : § Sunk cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pada masa lalu sebelum kegiatan proyek dilaksanakan. Dalam proyek tidak diperhitungkan, seperti penelitian-penelitian sampai studi kelayakan. § Depresiaisi/penyusutan adalah pengalokaian biaya untuk proyek pada setiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek. Dalam evaluasi proyek tidak dimasukkan dalam biaya proyek. § Bunga modal tidak diperhitungkan sebagai biaya dalam proyek. Tingkat bunga dijadikan pembanding dengan keuntungan proyek. § Contingency/Biaya lain-lain/Biaya tak terduga. Biaya ini disebabkan oleh kesalahan-kesalahan dalam mengestimasi pengeluaran suatu proyek. § Tanah. Biaya tanah dihitung dari produksi yang dikorbankan (production forgone) karena tanah digunakan dalam proyek. Adapun opportunity cost dapat berupa : o Nilai neto dari produksi yang hilang, yakni tanah itu sebelumnya menghasilkan. o Nilai sewa tanah (the rental value of land) o Estimasi langsung tentang tingkat kemampuan tanah untuk berproduksi 14 (the productive capability of land)
§ Tenaga kerja. Dalam menentukan biaya harus dibedakan antara tenaga kerja terlatih ( skilled labour) dan tenaga kerja tak terlatih ( unskilled labour). Hal ini karena tenaga kerja tak terlatih dinilai dngan upah bayangan ( shadow wage rate). o Contoh : upah buruh A dipedesaan Rp 30. 000, 00 per hari, ia biasanya bekerja 120 hari , maka upah bayangan tahunan Rp 3 600. 000, 00. Upah bayangan ini menggambarakan nilai ekonomi penghasilan tahunan tanpa proyek. § Biaya peralatan dan bahan-bahan untuk konstruksi. Biaya ini melihat apakah ada barang-barang yang diperdagangkan (traded goods). Jika terdapat barang yang diperdagangkan harus diperhitungkan sebagai biaya yakni harga perbatasan (border prices). Yakni c. i. f ( cost insurance and freight) untuk bahan-bahan yang diimport atau f. o. b (free on board) untuk bahan-bahan ekspor. § Biaya operasi dan pemeliharaan. Biaya ini merupakan biaya sesudah masa konstruksi yang secara rutin dikeluarkan selama umur ekonomis. § Biaya Pengganti (replacement cost). Biaya yang dikeluarkan pada proyek berumur panjang, misal 30 tahun, tetapi ada bagian-bagian yang perlu diganti pada tahun ke 20. 15
2. 10. Analisis Finansial dan Analisis Ekonomi Analisis Finansial 1. Harga yang dipakai adalah harga yang berlaku setempat ( market price) atau harga yang diterima pengusaha 2. Subsidi merupakan keringanan bagi biaya proyek, maka akan menambah benefit proye. Subsidi ini tidak diperhitungkan dalam proyek. 3. Pajak Besarnya pajak diperhitungkan dalam biaya proyek. 4. Upah yang digunakan adalah tingkat upah yang berlaku setempat. 5. Bunga Modal a. Bunga yang dibayarkan kreditor dianggap biaya b. Untuk bunga atas modal proyek tidak dianggap biaya Analisis Ekonomi Harga yang dipakai adalah harga bayangan (shadow price). Harga ini merupakan opportunity cost. Subsidi merupaksn biaya proyek, dengan demikian harus ditambahkan pada harga pasar barang-barang yg digunakan dalam proyek. Pajak merupakan transfer payment. Maka pajak tidak diperhitungkan dalam proyek. Upah yang digunakan adalah harga bayangan (shadow wage) yang merupakan opportunity cost. Besarnya bunga modal biasanya tidak dipisahkan atau dikurangkan dari hasil kotor sehingga tidak diperhitungkan dalam biaya proyek. v Dalam evaluasi proyek ada dua analisis yang biasa digunakan yaitu analisis finansial dan analisisi ekonomi. v Analisis finansial ini menitik beratkan pada pendekatan individu/perorangan/CV/ PT , dimana hasilnya disebut private return dengan orientasinya keuntungan. v Analisis ekonomi merupakan analisis dengan pendekatan negara, dengan melihat kegiatan proyek dari segi perekonomian makro. Hasilnya adalah the economic return , dengan orientasinya sosioal. 16
BAB III. TIME VALUE OF MONEY v Analisis suatu proyek biasanya memerlukan waktu yang lama, sehingga dimensi waktu harus dimasukkan dalam analisis melalui penggunaan diskonto. v Diskonto merupakan suatu ccara yang digunakan untuk “ menilai” manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan arus biaya menjadi “nilai masa sekarang” atau sebailiknya. v Berarti kita memperkirakan biaya dan benefit pada waktu sekarang dan yang akan datang ( Present Nominal Value and Future Nominal Value). v Investasi dalam suatu proyek menyangkut dimensi waktu. Dengan demikian pembahsan “ Time Value of Money” sangat penting dalam analisis evaluasi proyek. v Secara rasional, nilai uang saat ini lebih berharga dari pada waktu yang akan datang. Paling tidak ada dua hal yang perlu diperhatikan terkait nilai uang dan waktu, yaitu : a. Sejumlah uang yang sama, jika dikonsumsi saat ini akan memberi kepuasan lebih besar jika dibandingkan dengan jika dikonsumsi masa yang akan datang. b. Sejumlah uang kalau disimpan di Bank atau diusahakan, akan memberikan nilai yang lebih tinggi. 17
Ø Dalam hubungannya dengan time value of money yang paling berperan adalah besarnya tingkat bunga, artinya tingkat bunga yang memungkinkan kita membandingkan arus biaya dan manfaat dari proyek selama kurun waktu tertentu. 3. 1. Compounding/compound interest factors Ø Compounding adalah cara untuk mencari nilai yang akan datang ( Future) disingkat F, dari nilai uang saat ini (Present) disingkat P, jika diketahui tingkat bunga disingkat i , dan lamanya periode waktu, disingkat n. 1 n Compounding = (F/P) F =P(1+i) n 3. 1. 1. Compounding For 1 Per Annum Ø Compounding ini bertujuan untuk menghitung nilai uang yang akan datang ( F ), jika telah diketahui sejumlah uang tertentu yang akan di pinjamkan atau ditanamkan pada setiap akhir tahun selama umur proyek. n i (1 + i ) - 1 Compounding for 1 per annum = ( F/A) F = A ----------n i 18
3. 1. 2. Sinking Fund Ø Sinking fund digunakan untuk mencari nilai A (Annuity) jika telah diketahui nilai yang akan datang, tingkat bunga dan lamanya periode waktu. Ø Jadi cara ini digunakan untuk mencari jumlah uang yang harus ditanam pada setiap akhir tahun dengan memperhatikan tingkat bunga, agar jumlah investasi yang dicadangkan berjumlah F (pada waktu yang akan datang). i Sinking fund : (A/F) n i A = F ----------n (1 + i) - 1 3. 2. Discounting Ø Discounting adalah cara untuk mencari nilai sekarang (Present/ P) dari nilai uang pada waktu yang akan datang F, jika diketahui tingkat bunga dan lamanya periode waktu. Discounting : (P/F) i n 1 P = F --------n (1+i) 19
3. 2. 1. Present Worth/Value of an Annuity Ø Present worth of an annuity digunakan untuk mencari nilai saat ini (P) jika telah diketahui nilai A (Annuity), besarnya tingkat bunga dan lamanya periode waktu. i Present worth of an annuity = (P/A) n n (1+i) - 1 P = A ----------n i(1+i) 3. 2. 2. Capital Recovery Ø Capital recovery merupakan kebalikan dari present worth of an annuity, berarti kita akan mencari nilai A ( Annuity). i Present worth of an annuity = (A/P) n n i(1+i) A = P ---------n (1+i) - 1 20
3. 2. 3. Annuity Due Ø Annuity Due adalah untuk mencari nilai uang dimana pembayaran periode pertama A dihitung tersendiri dan selebihnya dihitung dengan memperhatikan Discount Rate. i Annuity Due : P = A + A ( P/A ) n 1 P = A + A ---------n (1+i) 3. 3. Menentukan Tingkat Bunga Ø Untuk menentukan besarnya tingkat bunga, maka kita harus mengetahui besarnya nilai sekarang ( P ), besarnya nilai yang akan datang ( F ) serta lamanya periode waktu (n). F n Besarnya tingkat bunga : ------ = (1 + i ) P 21
BAB IV. KRITERIA INVESTASI ( INVESTMENT CRITERIA ) § Dalam analisis proyek ada beberapa kriteria untuk menentukan apakah suatu usulan proyek diterima atau tidak, atau untuk menentukan pilihan antara berbagai macam usulan proyek. § Dalam suatu kriteria investasi baik manfaat (benefit) maupun biaya (cost) dinyatakan dalam nilai sekarang ( the present value). § Kriteria investasi yang biasa digunakan dalam evaluasi proyek diantaranya : 1. Net Present Value (NPV) 2. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C) 3. Gross Benefit Cost ratio ( Gross B/C) 4. Internal Rate of Return (IRR) 5. Profitability Ratio (PR) 4. 1. Net Present Value (NPV) § Net Present Value (NPV) adalah nilai bersih sekarang dari suatu proyek. Nilai ini merupakan nilai sekarang Present Value/PV) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost ( biaya) pada tingkat discount rate tertentu. § N P V menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost (biaya) 22
§ Jika present value (PV) benefit lebih besar dari pada present value biaya, berarti proyek tersebut layak atau menguntungkan. § Dengan kata lain jika NPV > 0, maka proyek tersbut menguntungkan. Sebaliknya jika NPV< 0, berarti proyek tersebut tidak layak. § Cara perhitungan NPV sebagai berikut : t=n B - C t t NPV = -----t t=0 (1 + i ) t=n NPV = t=0 ( B - C ) (D F) t t (Net Benefit) (D F) Keterangan : B = Benefit pada tahun ke t C = Biaya pada tahun ke t t t D F = Discount faktor i = Tingkat bunga yang berlaku n = Lamanya periode waktu 23
• Contoh Analisis Finansial (dalam ribuan rupiah) Tahu n Benefit Cost Net Benefit (2 – 3) DF (10%) NPV (10%) (4 x 5) PV (B) ( 2 x 5) PV(C) (3 x 5) DF (13%) NPV (13 %) (4 x 9) DF (15%) NPV (15%) (4 x 11) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 6 20 25 32 60 68 70 70 65 60 95 33 22 12 13 15 17 19 20 28 30 1, 000 0, 909 0, 826 0, 751 0, 683 0, 621 0, 564 0, 513 0, 467 0, 424 0, 385 ( 95 ) (24, 55) 35, 04 1, 000 0, 885 1, 000 0, 870 10, 73 (2, 73) 24
4. 2. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C ) § Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan NPV negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benfit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan. § Cara perhitunagn Net B/C adalah sebagai berikut : t = n B t- C t t = n ( B t- C t) ( D F). . . = ---------t ( C - B ) ( D F) t = 0 (1 + i ) t=0 t t Net B/C = ----------( Net Benefit Positif) ( D F ) t=n B - C = ------------------t t. . . ( Net Benefit Negatif ) ( D F) t t=0 (1 + i ) t=n N P V Positif t=0 Net B/C = ---------------t=n N P V Negatif t=0 25
4. 3. Gross Benefit Cost Ratio ( Gross B? C) § Gross B/C adalah perbandingan antara jumlah Present Value Benefit (PV B) dengan Present Value dari Cost (PV C). Perhitungan Gross B? C adalah sebagai berikut : t=n Net B/C Bt. . . t (1 + i) t=0 = ----------t=n C t. . . t t=0 (1 + i ) t=n ( B t ) ( D F) = --------( C ) ( D F) t t=0 t=n (PV) (B) t=0 Gross B/C = -----------t=n ( PV) ( C) t=0 4. 4. Internal Rate of Return ( IRR ) § Dalam evaluasi proyek ada dua analisis yang biasa dilakukan yaitu Analisis Finansial dan Analisis Ekonomis. Dengan demikian maka Internal Rate of Return ada dua yaitu Financial Internal Rate of Return (FIRR) dan Ekonomic Internal Rate of Return (EIRR) 26
§ IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengetahui prosentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahun. IRR ini juga dapat dijadikan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. § IRR pada dasarnya merupakan Discount Factor (DF) dimana besarnya NPV sama dengan nol ( NPV = 0). Dengan demikian untuk mencari besaran IRR, kita harus mencari Discount Factor (DF) hingga di peroleh NPV = 0. § Berdasarkan hal – hal tersebut maka langkah-langkah perhitungan IRR sbb: a. Pertama siapkan Cash Flow dari proyek Memilih b. Discount Factor (DF) tertentu untuk mencapai Jika NPV pilihan 0. DF = pertama menghasilkan NPV positif, maka memilih Discount Factor (DF) yang lain sampai diperoleh NPV yang negatif. c. Karena NPV yang diperoleh nilainya positif dan negatif, maka dibuat interpolasi antara DF dengan NPV positif dan DF dengan NPV negatif, agar diperoleh NPV = 0. NPV+ IRR = i 1 + ------------------ ( i 2 - i 1 ) NPV+ - NPV – Dimana : i 1 = D F pertama dimana diperoleh NPV positif i 2 = D F kedua dimana diperoleh NPV negatif 27
4. 5. Profitability Ratio (PR) § Profitability ratio adalah perbandingan antara Present Value dari Net benefit (PV benefit di luar investasi) dengan Present Value dari Investasi (PV Investasi). P V Net Benefit Profitability Ratio = ------------P V Investasi 28
BAB. V. PEMILIHAN PROYEK 5. 1. Mutually Exclusive v Dalam berusaha maka memungkinkan munculnya peluang-peluang usaha yang menguntungkan yang dapat kita lakukan, dengan mengingat masih tersedianya sumberdaya yang belum dimanfaatkan sepenuhnya. v Dengan demikian perlu dibuat rencana dari berbagai kemungkinan yang ada lebih dari satu pilihan agar ada alternatif lain sebagai pilihan. v Dilain pihak dana yang terbatas dan tidak mungkin melaksanakan semua proyek. Dengan demikian kita perlu memilih satu atau beberapa proyek saja dari berbagai alternatif proyek yang ada, dengan meilih proyek dengan memberikan benefit (manfaat) yang paling besar. v Dengan memilih satu proyek maka meniadakan proyek yang lain, hal ini dinamakan Mutually Exclusive ini dilakukan biasanya disebabkan oleh beberapa hal, a. l : a. Adanya keterbatasan sumberdaya yang akan digunakan proyek. b. Antara proyek-proyek tersebut tidak dapat berjalan secara bersamaan. c. Dari berbagai proyek, memang hanya satu yang akan diinvestasikan. v Dalam Mutually exlclusive, paling tidak ada tiga hal yang perlu diperhatikan : a. NPV proyek – proyek tersebut. b. Net B/C proyek – proyek tersebut. 29 c. I R R dari proyek-proyek tersebut.
Contoh : Kasus I Kriteria Investasi NPV Net B/C IRR Kasus 2 Proyek A (Besar) Proyek ( Kecil) 200 juta 1, 80 23% 160 juta 1, 25 20 % Kriteria Investasi NPV Net B/C IRR Proyek A (Besar) Proyek ( Kecil) 150 juta 1, 85 18 % 100 juta 1, 40 23 % Pada kasus 1: Proyek A (Besar) dipilih karena semua kriteria mununjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan proyek B (kecil ). Pada kasus 2 : Apabila melihat dari hasil NPV dan Net B/C, jelas akan memilih proyek A (Besar) karena kedua kriteria ini menunjukkan nilai yang lebih besar. Tetapi nilai IRR proyek B ( Kecil ) lebih tinggi dari proyek A ( Besar ). v. Apabila terjadi seperti pada kasus 2, maka memilih proyek yang akan dilaksanakan harus dilakukan analisis IRR selisih net benefit dari kedua proyek tersebut. Prosedur perhitungan s. b. b ; 30
Tabel I : Analisi Finansial Proyek A (Besar) Tahun Benefit Cost Net Benefit DF (5%) NPV (5%) DF (10%) NPV (10%) DF (15%) NPV (15%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 01 02 03 04 05 1. 000 2. 000 4. 000 6. 000 5. 600 1. 000 0, 952 0, 907 0, 864 0, 823 0, 783 0, 909 0, 826 0, 751 0, 683 0, 621 0, 869 0, 756 0, 657 0, 571 0, 497 Jumlah Tabel II : Analisis Finansial Proyek B (Kecil) Tahun Benefit Cost Net Benefit DF (5%) NPV (5%) DF (10%) NPV (10%) DF (15%) NPV (15%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 01 02 03 04 05 5. 000 3. 000 2. 000 1. 000 5. 540 1. 000 0, 952 0, 907 0, 864 0, 823 0, 783 0, 909 0, 826 0, 751 0, 683 0, 621 0, 869 0, 756 0, 657 0, 571 0, 497 Jumlah 31
§ Langkah selanjutnya kita membandingkan hasil perhitungan dari kedua proyek tersebut. Kriteria investasi NPV Net B/C IRR Proyek A ( Besar ) Proyek B ( Kecil ) - - § Dari hasil perbandingan tersebut maka untuk memilih proyek yang akan dipilih, dilakukan perhitungan IRR dari selisih net benefit. Tahun Net Benefit Proyek A Net Benefit Proyek B Selisish Net Benefit DF (5%) NPV 5% Selisih Net Benefit DF ( 15% ) NPV 15% Selisih Net Benefit 1 2 3 4 5 6 7 8 01 02 03 04 05 Jumlah § Untuk menentukan proyek terpilih, nilai IRR selisih Net benefit tersbut dibandingkan dengan Social Opportinity Cost of Capital, yaitu berasal dari luar proyek A dan B, atau 32 besaran bunga bank yang berlaku.
5. 2. Cross Over Discount Rate v Pemilihan suatu proyek yang akan dilaksanakan, adakalanya merupakan hasil pilihan dari dua proyek. Kemungkinan yang harus dipilih dari dua proyek, dengan gambaran proyek s. b. b : a. Dua proyek dengan biaya yang sama, benefit berbeda, b. Dua proyek dengan benefit yang sama biaya berbeda. 5. 2. 1. Dua proyek dengan biaya sama, berarti harus memilih proyek yang memberikan benefit yang lebih besar. NPV 30 Proyek A 20 15 Cross Over Discount Rate Proyek B 0 5 10 20 33
5. 2. 2. Dua proyek dengan benefit sama, berarti harus memilih proyek yang dengan memperhitungkan biaya efektif ( Cost Effectiveness). Berarti kita harus memilih proyek dengan penggunaan biaya yang lebih kecil. P V Biaya (Rp) Proyek C 50 40 Proyek A Cross Over Discount Rate Proyek B 20 0 15 20 30 Discount Rate 34
BAB. VI. BEBERAPA ISTILAH DALAM EVALUASI PROYEK 6. 1. Multi Purpose Project Ø Multi purpose project dapat dikatakan merupakan proyek yang serba guna, berarti bahwa proyek tersebut mempunyai berbagai macam kegunaan. Contoh proyek Jatiluhur untuk pembangkit tenaga listrik, pengairan (irigasi) dan PAM. Ø Single purpose project adalah proyek yang mempunyai satu kegunaan. Ø Pada Proyek serba guna akan memperoleh benefit relatif lebih besar jika semua kegiatan dalam proyek menguntungkan. Ø Namun demikian dalam proyek serba guna ada kelemahannya, a. l : 1. Jika ada kegiatan dalam bagian proyek yang tidak menguntungkan, kadang tidal terlihat, tertutupi oleh kegiatan yang menguntungkan. 2. Kemungkinan kesulitan di dalam memisahkan biaya untuk tiap jenis kegiatan karena adanya joint cost. 6. 2. Sensitivity Analysis Ø Dalam perencanaan proyek, maka biaya yang akan digunakan dan benefit yang akan diperoleh merupakan nilai-nilai perkiraan. Ø Dengan demikian mungkin akan terjadi ketidak tepatan dalam perkiraan biaya maupun benefit. 35
§ Ketidak tepatan perkiraan itu di antaranya : 1. Adanya kenaikan biaya, terutama biaya operasional ( cost overrun) 2. Penurunan harga produk yang disebabkan semakin meningkatnya jumlah produk hasil dari proyek. 3. Mundurnya waktu produksi sehingga menurunkan benefit. 4. Dll. § Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis). Contoh dengan menggunakan asumsi-asumsi s. b. b: a. Jika biaya naik 15 % dari perkiraan, dimana benefit tetap. b. Jika benefit turun 10% dari perkiraan, sedangkan biaya tetap. c. Menurunnya jumlah produksi 10%. d. Dll. § Tiap asumsi yang digunakan, dibuat analisis kepekaannya. 6. 3. Payback Periods § Payback periods diartikan sebagai jangka waktu yang dibutuhkan untuk kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui benefit yang diperoleh dari proyek. § Semakin cepat suatu proyek dalam pengenbalian investasi, proyek semakin baik. 36
Ø Kelemahan dari Payback Periods adlah : a. Paybeck periods digunakan untuk mengukur kecepatan kembalinya dana, dan tidak mengukur keuntungan proyek tersebut. b. Payback periods mengabaikan benefit yang diperoleh sesudah dana investasi itu kembali. Ø Cara Perhitungan payback periods : 1. Dengan Net benefit kumulatif : Tahun Benfit Cost Net Benefit Net Benfit Kumulatif 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 6 20 25 32 60 68 70 70 65 70 100 30 10 5 4 5 6 8 8 5 10 (100) (24) 10 20 28 55 62 62 62 60 60 (100) (124) (114) (94) (66) (11) 51* 113 175 235 295 37
11 Payback periods = 5 tahun + ------- ( 12 bulan ) 62 Payback periods = 5 tahun 2 bulan 2. Dengan menggunakan Net Benefit rata-rata tiap tahun : Investasi Rumus Payback periods : ------------------------Net benefit rata-rata tiap tahun 100 Payback periods = ----- = 3, 7 tahun 26, 8 Payback periods = 3 tahun 8 bulan 6. 4. Domestic Resources Cost ( DRC ) Ø Pemenuhan kebutuhan produk : a. Membuat sendiri dengan menggunakan sumberdaya dalam negeri b. Import c. Sebagian import dan sebagian menggunakan sumberdaya dalam negeri. Ø Hal yang paling penting, apakah penggunaan sumberdaya dalam negeri menguntungkan atau tidak. Ø Maka untuk itu perlu analisis DRC (Domestik Resources Cost). 38
Ø Dalam analisis DRC diasumsikan bahwa produk yang dihasilkan merupakan barang tradeable. Jadi produk tersebut bisa dieksport dan kalau diperjual belikan di dalam negeri berarti menghemat devisa. Ø Dalam DRC ada beberapa yang harus diperhatikan yaitu : a. Sunberdaya dalam negeri yang digunakan dalam proyek (Domestic cost), yang dinilai dalam satuan rupiah (RP). b. Bahan-bahan yang berasal dari luar negeri (import) yang digunakan dalam proyek, dinilai dalam satuan dollar ($). c. Hasil produksi (ouput) dari proyek dinilai dalam dollar ($) Domestik Cost (Rp) Rumus : DRC = -------------------------Nilai Output ($) - Imported input ($) Ø Jadi DRC menunjukkan biaya yang dikeluarkan dengan menggunaka sumberdaya dalam negeri untuk menghasilkan 1 dollar ($). Ø Untuk melihat kelayakan proyek, maka DRC yang diperoleh harus dibandingkan dengan Shadow Exchange Rate (SER). Jika DRC< SER, maka proyek tersebut layak. Sebaliknya jika DRC > SER, maka proyek tidak layak. 39
6. 5. Effective Rate of Protection (ERP) Ø Pemenuhan kebutuhan konsumen akan suatu barang, tergantung pada kebijakan pemrintah, apakah import atau membuat di dalam negeri. Ø Pemerintah dapat melakukan kebijakan proteksi dalam bentuk beban bea masuk untuk barang jadi maupun bahan yang diperlukan untuk barang tersebut. Ø Untuk melindungi industri dalam negeri pemerintah dapat memberikan beban bea masuk lebihn ringan bagi bahan-bahan yang diperlukan industri di dalam negeri dan beban bea masuk tinggi barang jadi. Ø Maka jika ERP relatif tinggi , maka industri tersbut lebih menguntungkan untuk dikembangkan di dalam negeri, dengan mengolah bahan menjadi barang jadi. bx - Pxi b. Xi Ø ERP = --------- x 100% 1 - Pxi Dimana : ERP = Effective rate of Protection (Tingkat Proteksi Efektif) bx = Tingkat bea masuk barang jadi X b. Xi = Tingkat bea masuk untuk bahan-bahan untuk barang X Pxi = Perbandingan hargabahan-bahan barang X yang diimport dengan harga barang jadi X. 40
Soal : Hasil analisis suatu usahatani perkebunan diperoleh data sebagai serikut: Tahun pertama, biaya yang dikeluarkan sebesar 105 juta rupiah, Tahun kedua, biaya yang dikeluarkan sebesar 60 juta rupiah, Tahun ketiga, biaya yang dikeluarkan sebesar 34 juta rupiah, Tahun keempat, biaya yang dikeluarkan sebesar 28 juta rupiah, dan padatahun ini petani mulai mendapatkan hasil usaha perkebunan sebanyak 36 Ton. Tahun kelima sampai tahun ke delapan, biaya yang dikeluarkan sama rata-rata sebesar 20 juta rupiah per tahun, dan hasil usaha perkebunan rata-rata sebanyak 42 Ton per tahun. Tahun kesembilan sampai tahun ke dua belas, biaya yang dikeluarkan sebesar 18 juta rupiah per tahun, dengan hasil usaha perkebunan rata-rata sebanyak 56 Ton per tahun. Tahun ketiga belas sampai ke lima belas, biaya yang dikeluarkan sebesar 21 juta rupiah per tahun, mendapatkan hasil usaha perkebunan sebanyak 32 Ton per tahun. a. Dana usaha perkebunan yang di jalankan bersumber dari pinjaman jangka panjang dengan bunga pertahun sebesar 9 %. Jika harga hasil produksi perkebunan Rp. 1000, 00 per Kg, buatlah analisis finansial dari data di atas. b. Jika biaya naik rata-rata sebesar 5 % selama usaha dijalankan dan harga jual hasil produksi turun rata-rata 5% selama usaha berjalan, apa yang akan terjadi pada analisis finansial di perusahaan tersebut. Jelaskan. 41
Dari hasil analisis usahatani diperoleh data sbb: No Benefit Cost 0 0 14. 375. 000 1 0 7. 500. 000 2 2. 850. 000 13. 680. 000 3 15. 250. 000 14. 000 4 18. 250. 000 12. 500. 000 5 18. 500. 000 12. 500. 000 6 39. 000 15. 800. 000 7 45. 200. 000 15. 800. 000 42
• 6. 6. Cash Flow • Cash flow atau aliran kas adalah rincian yang menggambarkan aliran uang masuk ( cash in ), dan aliran uang keluar ( cash out ). Di bawah ini garis besar cash flow dalam suatu usatahani : No Uraian A Cash in (Penerimaan) B Cash out (Biaya) Tahun ke 0 ( Rp ) Tahun ke 1 ( Rp ) Tahun ke. . . dst ( Rp ) - Biaya Investasi - Biaya oprerasional C Total Cash Out ( Total Biaya ) D Pendapatan ( A – C) 43
1. Tabel Rincian Biaya Investasi No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan ( Rp ) Jumlah (Rp) Sub Jumlah ( Rp ) Jumlah Total Biaya Investasi 2. Tabel: Rincian Biaya Operasional Tahun ke. . . No. Keterangan Satuan Jumlah Harga (Rp) Jumlah Total Biaya Operasiuonal 44
Tahun Benefit Cost Net Benefit . . . . 45
BAB VII. PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN § Pertambahan penduduk yang pesat mendorong penggunaan sumberdaya alam yang berlebihan dan penggunaan teknologi yang mencemari ( Polluting Technology) dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia. § Pencemaran yang timbul sebagai dampak upaya pemenuhan kebutuhan hidup dan terkadang menjurus pada komsumsi mewah ( Affluent Consumption ) menyebabkan kemorosotan kualitas lingkungan. § Faktor pendorong kemerosotan kualitas lingkungan a. l : - Kebijakan pembangunan yang kurang tepat - Masalah kemiskinan - Kerawanan sosial, dll 7. 1. Pencemaran dan Kemerosotan Lingkungan § Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pembangunan sektor industri mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat. § Keadaan ini akan mendorong pula eksploitasi sumberdaya yang berlebihan yang pada akhirnya akan mendatangkan kemerosotas kualitas lingkungan. § Kemerosotan lingkungan pada khirnya menjadi beban biaya masyarakat umum yang seharusnya ditanggung oleh proyek. 46
§ Pencemaran yang timbul sebagai dampak dari pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan a. l: a. Mutasi gen manusia terselubung - Karena radiasi dan penggunaan bahan-bahan kimia b. Efek rumah kaca - Penggunaan bahan bakar yang menimbulkan polusi udara berupa asap dan gas akan menghasilkan zat CO 2 yang akan mempengaruhi sinar matahari masuk ke bumi. Hal ini akan menyebabkan adanya perubahan iklim secara keseruruhan yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas di bidang pertanian, peternakan dan perikanan. c. Hujan asam - Industri akan mengeluarkan CO 2, NO 2 dan SO 2. Jika terjadi hujan makan bereaksi dengan Asam Sulfat, Asam Nitrat dan Asam Karbonat yang mengakibatkan air p. H rendak sekitar 5, 6, yang akan merusak hutan dan tanaman, Logam cepat berkarat , marmer cepat rusak dll d. Lubang lapisan Ozon - Lapisan Ozon (O 3) yang menyelimuti bumi pada ketinggian K. l. 30 kilometer diatas bumi semakin lama menipis. Fungsi lapisan ozon ini sebagi penahan radiasi Sinar Ultra Violet yang berbahaya bagi kehidupan manusia. 47
e. Pencemaran oleh limbah f. Kemerosotan Kualitas dan kuantitas sumberdaya 7. 2. Pembangunan yang memperhatikan lingkungan § Setelah Perang Dunia ke – 2, tuntutan pembangunan terus meningkat untuk memenuhi tuntutan hidup seperti. Kebutuhan pokok hidup ( Basic Needs ), pemerataan sosial ( social equitability), kualitas hidup ( Quality of life ), dan pembangunan yang berkesinambungan ( Sustainable Development ). § Langkah – langkah yang perlu diambil a. l : 1. Integrasi Studi Kelayakan dengan Pengelolaan Lingkungan. - AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) harus merupakan bagian terpadu dari studi kelayakan. 2. Pengelolaan kualitas lingkungan 3. Memilih teknologi yang tepat - Hemat sumberdaya - Sumberdaya yang pulih kembali ( renewable) - Bahan yang dipakai ulang 48
- Limbah yang didaur ulang - Umur produk - Substitusi - Hindari manipulasi selera konsumen - Teknologi Berorientasi rakyat banyak 49
Soal latihan UAS Dari hasil rekapitulasi data pengeluaran dan penerimaan suatu usahatani perkebunan diperoleh data sebagai serikut: A. Pengeluaran untuk biaya sbb: Tahun ke-0, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja 35 juta rupiah; pembelian bibit 30 juta rupiah dan prmbrlian pupuk serta obat-obatan 30 juta rupiah. Tahun ke-1, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar 20 juta rupiah; sedangkan untuk pupuk, obat-obatan dan peralatan sebsar 15 juta rupiah. Tahun ke-2, biaya yang dikeluarkan untuk tekerja sebesar 12 juta rupiah, biaya pupuk dan obatan sebesar 10 juta rupiah. Tahun ke-3, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar 10 juta rupiah; sedangkan untuk pupuk dan obat-obatan sebesar 2 juta rupiah. Tahun ke-4, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar 10 juta rupiah; sedangkan untuk pupuk dan obat-obatan sebesar 3 juta rupiah. Tahun ke-5, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar 10 juta rupiah; sedangkan untuk pupuk dan obat-obatan sebesar 6 juta rupiah. Tahun ke-6, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar 12 juta rupiah; sedangkan untuk pupuk dan obat-obatan sebesar 5 juta rupiah. Tahun ke-7, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar 12 juta rupiah; sedangkan untuk pupuk dan obatan sebesar 8 juta rupiah. Tahun ke-8, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar 13 juta rupiah; sedangkan untuk pupuk dan obatan sebesar 9 juta rupiah. Tahun ke-9, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar 16 juta rupiah; sedangkan untuk pupuk dan obatan sebesar 12 juta rupiah. 50
Tahun ke-10, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar 16 juta rupiah; sedangkan untuk pupuk dan obatan sebesar 14 juta rupiah. Tahun ke-11, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar 16 juta rupiah; sedangkan untuk pupuk dan obatan sebesar 15 juta rupiah. Tahun ke-12, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar 17 juta rupiah; sedangkan untuk pupuk dan obatan sebesar 15 juta rupiah. B. Penerimaan sbb: Harga output per Kg dihitung untuk produk utama sebesar Rp 10. 000, 00; sedangkan untuk produk sampingan sebesar Rp. 3 000, 00. Tahun ke-3, jumlah hasil produksi utama sebesar 2. 500 Kg; sedangkan produk sampingan 850 Kg. Tahun ke-4, jumlah hasil produksi utama sebesar 3. 500 Kg; sedangkan produk sampingan 1. 300 Kg. Tahun ke-5, jumlah hasil produksi utama sebesar 6. 000 Kg; sedangkan produk sampingan 2. 700 Kg. Tahun ke-6, jumlah hasil produksi utama sebesar 6. 500 Kg; sedangkan produk sampingan 3. 400 Kg. Tahun ke-7, jumlah hasil produksi utama sebesar 7. 300 Kg; sedangkan produk sampingan 1. 600 Kg. Tahun ke-8, jumlah hasil produksi utama sebesar 7. 200 Kg; sedangkan produk sampingan 1. 650 Kg. Tahun ke-9, jumlah hasil produksi utama sebesar 6. 700 Kg; sedangkan produk sampingan 1. 950 Kg. 51
Tahun ke-10, jumlah hasil produksi utama sebesar 6. 300 Kg; sedangkan produk sampingan 1. 450 Kg. Tahun ke-11, jumlah hasil produksi utama sebesar 4. 300 Kg; sedangkan produk sampingan 950 Kg. Tahun ke-12, jumlah hasil produksi utama sebesar 3. 600 Kg; sedangkan produk sampingan 900 Kg. Jika dana usaha perkebunan yang di jalankan bersumber dari pinjaman jangka panjang dengan bunga pertahun sebesar 12 %. Buat cash flow dan analisis finansial dari data di atas. 52
Contoh Analisis Finansial (dalam ribuan rupiah) Tahun Benefit Cost Net Benefit (2 – 3) DF (10%) NPV (10%) (4 x 5) PV (B) ( 2 x 5) PV(C) (3 x 5) DF (15%) NPV (15 %) (4 x 9) DF (25%) NPV (25%) (4 x 11) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 25 35 42 50 58 85 70 65 50 80 34 20 12 14 15 17 19 20 24 28 1, 000 0, 909 0, 826 0, 751 0, 683 0, 621 0, 564 0, 513 0, 467 0, 424 0, 386 Lakukan analisis finansial dengan melihat nilai NPV, NET B/C DAN IRR Catatan: Bunga pinjaman 15% per tahun 53
- Slides: 52