Bab 8 HIDROLISIS A Konsep Hidrolisis Pencampuran larutan
Bab 8 HIDROLISIS
A. Konsep Hidrolisis Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Garam dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. 1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis sehingga larutan ini bersifat netral, p. H larutan ini sama dengan 7. Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH yang terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya dan HCl yang terionisasi menjadi H+ dan Cl-. Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, p. H < 7. Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4+) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3 O+) yang bersifat asam (p. H<7). Secara umum reaksi ditulis
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (p. H > 7). Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat Na. OH. CH 3 COONa akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO- dan Na+. Anion CH 3 COOberasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na+ berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. B. Menentukan p. H Larutan Garam Hidrolisis garam merupakan reaksi reversible (bolak-balik) sehingga reaksi ini mempunyai tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan hidrolisis (Kh). Besarnya Kh bergantung pada harga tetapan ionisasi asam (Ka) atau tetapan ionisasi basa (Kb). Tetapan hidrolisis dapat digunakan untuk menentukan p. H larutan garam.
C. Hidrolisis Garam dalam Kehidupan Sehari-Hari Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka p. H tanaman harus dijaga. p. H tanah di daerah pertanian harus disesuaikan dengan p. H tanamannya. Oleh karena itu, diperlukan pupuk yang dapat menjaga p. H tanah agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya, para petani menggunakan pelet padat (NH 4)2 SO 4 untuk menurunkan p. H tanah. Garam (NH 4)2 SO 4 bersifat asam, ion NH 4 + akan terhidrolisis dalam tanah membentuk NH 3 dan H+ yang bersifat asam.
- Slides: 6