BAB 4 VEKTOR Home VEKTOR y PENDAHULUAN PETA
BAB 4 VEKTOR Home
VEKTOR y PENDAHULUAN PETA KONSEP Vektor di R 2 a Vektor di R 3 Perkalian Skalar Dua Vektor 45 O o Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain x Soal-Soal Home
PENDAHULUAN Dalam ilmu pengetahuan kita sering menjumpai besaran yang dapat dinyatakan suatu bilangan disertai satuan yang dinamakan besaran skalar. Di samping itu ada besaran yang selain dinyatakan dengan suatu bilangan disertai satuan juga mempuai arah yang dinamakan Vektor digunakan sebagai alat bantu untuk menunjukan besar dan arah suatu gaya. Home
PETA KONSEP VEKTOR Vektor di R 3 Vektor di R 2 • Penulisan Vektor • Vektor Basis • Vektor Satuan • Penjumlahan • Pengurangan • Perkalian Vektor Operasi Aljabar pada Vektor Sifat-sifat Operasi Aljabar pada Vektor Proyeksi Ortogonal Vektor pada Vektor lain Perkalian Skalar 2 Vektor Home
Vektor di 2 R 1. PENGERTIAN VEKTOR DI R 2 Vektor di R 2 adalah vektor yang terletak pada bidang datar. Vektor di R 2 dapat digambarkan pada bidang kartesius. Secara geometri, suatu vektor digambarkan dengan anak panah yang mempunyai titik pangkal dan titik ujung. Home Next
Vektor di 2 R Panjang menyatakan anak besar panah vektor, sedangkan arah anak panah adalah arah vektor. Vektor pada gambar disamping merupakan vector dengan panjang 3 satuan dan arahnya 30 o dari sumbu X positif. Back Home Next
Vektor di 2 R A. NOTASI VEKTOR Suatu vektor dapat ditulis dengan beberapa cara ; 1. Menggunakan huruf kecil yang dicetak tebal, misalnya a, b , c, …. y, z 2. Menggunakan huruf kecil dengan tanda anak panah diatasnya, misalnya a , b , c, … 3. Menggunakan huruf kecil dengan tanda garis di bawahnya, misalnya a, b, c, … Back Home Next
Vektor di 2 R B. VEKTOR POSSISI Y D Diberikan suatu persegi panjang C OBCD yang terletak pada bidang X O cartesius dengan OB = 8 B satuan panjang dan BC = 6 satuan panjang seperti gambar di samping. Koordinat titik B adalah (8, 0) maka vektor posisi titik B terhadap O adalah b = ‹ 8, 0›. Koordinat titik C adalah Back Home Next
Vektor di 2 R C(8, 6) maka vektor posisi C terhadap O adalah c = ‹ 8, 6›. Koordinat titik D adalah D(0, 6) sehingga vektor posisi titik D terhadap O adalah d = ‹ 0, 6›. Dari hasil tersebut, yang dimaksud vektor posisi dari suatu titik terhadap O adalah vektor yang titik pangkalnya terletak pada pangkal koordinat O(0, 0) dan titik ujungnya adalah titik itu sendiri. Back Home Next
Vektor di 2 R Dari uraian diatas tampak bahwa suatu vektor di R 2 ditentukan oleh komponen mendatar dan komponen vertikal. Komponen mendatar bernilai positif jika arahnya dari kiri ke kanan dan negatif jika arahnya dari kanan ke kiri. Selanjutnya, komponen vertikal bernilai positif jika arah vektor dari bawah ke atas dan negatif jika arahnya dari atas ke bawah Back Home Next
Vektor di 2 R C. Panjang atau Besar Vektor y 6 Perhatikan gambar disamping. C Dengan X O 8 teorema menggunakan Phytagoras dapat ditentukan panjang atau besar vektor OC = √ 82+62 = √ 100 = 10 Back Home Next
Vektor di 2 R 2. OPERASI ALJABAR PADA VEKTOR A. Kesamaan Dua Vektor Dua vektor dikatakan sama apabila keduanya mempunyai besar dan arah yang sama. Misalnya diberikan dua vektor u = ‹u 1 , u 2› dan v = ‹v 1 , v 2›. Vektor u = v jika u 1 = v 1 dan u 2 = v 2 Back Home Next
Vektor di 2 R B. Penjumlahan Vektor Misalkan vektor c adalah hasil a penjumlahan vektor a dengan b vektor b, ditulis c = a + b. Vektor c dinamakan resultan dari vektor a dan vektor b. Besar vektor c dapat ditentukan dengan aturan segitiga dan aturan jajargenjang. Back Home Next
Vektor di 2 R 1). Aturan segitiga Diketahui dua buah vektor a b c=a+b seperti gambar di atas. Untuk mendapatkan vektor c = a + b, vektor b dipindahkan sedemikian rupa, sehingga titik pangkalnya berimpit dengan titik ujung vektor a. vektor c = a + b adalah suatu vektor yang pangkalnya merupakan titik pangkal vektor a dan ujungnya merupakan titik ujung vektor b. Back Home Next
Vektor di 2 R 2). Aturan jajargenjang Cara lain untuk mendapatkan a vektor c = a + b adalah dengan c=a+b b memindahkan vektor b sedemikian rupa sehingga titik pangkalnya berimpit dengan titik pangkal vektor a. Vektor c = a + b yang kita cari adalah vektor yang titik pangkalnya dititik pangkal vektor a dan b serta berimpit dengan diagonal jajargenjang yang dibentuk oleh a dan b. Back Home Next
Vektor di 2 R C. Vektor nol dan lawan suatu vektor Vektor nol adalah suatu vektor yang panjangnya a sama dengan nol dan arahnya sembarang. Vektor -a nol dinotasikan dengan 0 = ‹ 0, 0›. Lawan suatu vektor a adalah suatu vektor yang apabila dijumlahkan dengan vektor a menghasilkan vektor 0. Lawan vektor a dapat ditulis –a yaitu suatu vektor yang panjangnya sama dengan vektor a tetapi arahnya berlawanan dengan vektor a, seperti gambar disamping. Back Home Next
Vektor di 2 R D. Sifat-sifat Penjumlahan Jika a, b, dan c, adalah vektor-vektor sembarang, pada operasi penjumlahan vektor berlaku sifat-sifat 1. Komutatif a + b = b + a 2. Asosiatif (a + b) + c = a + (b + c) 3. Terdapat unsur identitas, yaitu vektor o sehingga a+0=0+a=a 4. Setiap vektor mempunyai invers. Invers dari a adalah –a sehingga a +(-a)= -a + a = 0 Back Home Next
2 R Vektor di E. Pengurangan Vektor Pengurangan vektor dapat dilakukan dengan menggunakan pengertian invers jumlah suatu vektor. a a – b = a + (-b) b (a) a-b -b a (b) Misalkan diketahui vektor a dan b pada gambar (a). Vektor a – b diperoleh dengan cara menjumlahkan vektor a dengan lawan vektor b, seperti gambar (b) Back Home Next
Vektor di 2 R CONTOH SOAL Tentukan AB, CD, dan EF pada gambar disamping ! Penyelesaian ; Komponen mendatar 3 B Komponen vertikal 2 A C Vektor AB = (3, 2) Dengan cara yang sama, F D E diperoleh vektor CD= (5, 1) dan EF=(-4, 1) Back Home Next
Vektor di 2 R 3. Perkalian Vektor dengan Skalar A. Pengertian Perkalian Vektor dengn Skalar Jika a adalah suatu vektor dan k adalah bilangan real (skalar), perkalian antara vektor a dengan skalar k ditulis sebagai ka, yaitu suatu vektor yang panjangnya sama dengan |k| kali panjang vektor a dengan arah ; a. Untuk k>0 maka ka searah dengan vektor a. b. Untuk k<0 maka ka berlawanan arah dengan vektor a. Jika a = (a 1, a 2) maka ka = (ka 1, ka 2) Back Home Next
Vektor di 2 R B. Sifat-sifat Perkalian Vektor dengan Skalar Misalkan vektor a dan b adalah vektor sembarang, sedangkan k dan l adalah sembarang skalar. Perkalian vektor dengan skalar memenuhi sifat-sifat berikut ; 1. |ka|=|k||a| 4. (kl)a = k (la) = a (kl) 2. k(-a)=-ka 5. (k + l)a = ka + la 3. ka = ak 6. K(a + b) = ka + kb Back Home Next
Vektor di 2 R CONTOH SOAL Diketahui segitiga ABC dengan ruas 0 ruas garis berarah AC dan AB berturut-turut mewakili vektor c dan b. Ruas garis PQ menghubungkan titik P dan Q, dengan P adalah titik tengah AC dan Q adalah titik tengh BC. Nyatakan QC dalam b dan c. Penyelesaian ; C Perhatika QC = ½ BC P BC = AC – AB =c–b A Q B Dengan demikian QC = ½ (c – b) Back Home Next
Vektor di 2 R 4. Perkalian Skalar Dua Vektor A. Pengertian Perkalian Skalar Dua Vektor Perkalian vektor dengan vektor dinamakan perkalian skalar dua vektor atau perkalian titik antara dua vektor (dot product). Misalkan diberikan sembarang vektor bukan nol yaitu a dan b. hasil kali dari vektor a dan b ditulis a. b, didefinisikan sebagai berikut ; Back a. b = |a||b| cos θ Home Next
Vektor di 2 R Dengan θ sudut terkecil yang dibentuk oleh a dan b. Hasil kali titik dari vektor a dan b merupakan suatu skalar. Jika a = (a 1 , a 2) dan b = (b 1 , b 2) maka hasil kali titik dari vektor a dan b adalah a. b = a 1 b 1 + a 2 b 2 Back Home Next
Vektor di 2 R B. sifat-sifat Perkalian Skalar Dua Vektor Jika u, v dan w adalah vektor-vektor sembarang dan k suatu skalar , berlaku sifat-sifat sebagai berikut ; 1. u. v = v. u 2. u. (v + w) = u. v + u. w 3. k (u. v) = (ku). v = u. (kv) 4. 0. v = v. 0 = 0 5. u. u = |u|2 Back Home Next
Vektor di 2 R C. Teorema Ortogonalitas Dari rumus dot product, diperoleh teorema ortogonalitas yaitu dua vektor bukan nol dikatakan saling tegak lurus (ortogonal) jika dan hanya jika perkalian skalar kedua vektor itu hasilnya sama dengan nol. Jadi vektor u dan v tegak lurus jika dan hanya jika ; u. v=0 Back Home Next
Vektor di 2 R CONTOH SOAL Tentukan nilai a agar vektor u =(8, a) dan vektor v =(3, 4) saling tegak lurus. Penyelesaian ; Dua vektor tegak lurus jika hasil kali titik kedua vektor itu sama dengan nol, sehingga u. v = 0 24 – 4 a = 0 4 a = 24 ↔ a = 6 Back Home Next
Vektor di 2 R 5. Vektor Basis di R 2 Misalkan terdapat vektor î =(1, 0) dan ĵ = (o, 1). Dengan memandang komponen-komponen pada vektor tersebut tampak bahwa kedua vektor itu saling tegak lurus dan besar kedua vektor tersebut adalah |î| =|ĵ| = 1. setiap vektor u = (u 1, u 2) dapat dinyatakan secara tunggal oleh î dan ĵ, yaitu u= (u 1, u 2)= u 1(1, 0)+ u 2(0, 1)= u 1î + u 2ĵ Back Home Next
Vektor di 2 R Dalam hal ini, vektor î dan ĵ dinamakan vektor basis di R 2 pada arah sumbu X positif dan sumbu Y positif. Karena î dan ĵ mempunyai panjang satuan, vektor î dan ĵ berturut-turut disbut vektor satuan pada arah sumbu X positif dan sumbu Y positif. Back Home Next
Vektor di Sebagai y vektor yang mewakili ruas garis berarah OP pada p x o contoh, 2 R gambar disamping dapat dinyatakan sebagai OP = (3, 2) atau OP = 3î + 2ĵ 6. Vektor Satuan Di R 2 Dalam subbab sebelumnya kita telah mengenal vektor-vektor yang searah sumbu X positif dan sumbu Y negatif, yaitu vektor satuan î dan ĵ. Back Home Next
Vektor di 2 R î = (1, 0) ; ĵ = (0, 1) Selanjutnya, kita juga dapat menentukan vektor satuan yang searah dengan vektor a yang bukan vektor nol. Vektor satuan yang searah dengan a adalah suatu vektor yang besarnya 1 satuan dan arahnya searah dengan vektor a. jika a =(x, y), vektor satuan dari a, ditulis â, adalah sebagai berikut. â = a = 2 1 2 (x, y) |a| √x + y Back Home Next
Vektor di 2 R CONTOH SOAL Tentukan vektor satuan dari vektor a = (-3, 4) Penyelesaian ; Panjang vektor a adalah |a| = √(-3)2 + 42 = √ 25 = 5 Vektor satuan dari a adalah â = (-3/5 , 4/5) Vektor â panjangnya 1 satuan. Hal ini dapat kita tunjukkan dengaan cara berikut ; |â| = √(-3/5)2 + (4/5)2 = 1 Back Home
Vektor di 3 R Jika vektor pada bidang dikatakan vektor d R 2, vektor pada ruang dikatakan vektor di R 3. 1. Sistem Koordinat Ruang Vektor-vektor dalam ruang dapat digambarkan dalam sistem koordinat ruang yang terdiri dari sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z yang saling berpotongan di titik pangkal O Home Next
Vektor di 3 R Sumbu X positif, sumbu Y positif dan sumbu Z positif ditetapkan dengan kaidah tangan kanan. Ketiga sumbu itu membentuk tiga bidang yaitu sumbu X dengan sumbu Y membentuk bidang XY, sumbu X dengan sumbu Z membentuk sumbu XZ, serta sumbu Y dengan sumbu Z membentuk sumbu YZ. Back Home Next
Vektor di 3 R 2. Penulisan Vektor di R 3 z Perhatiikan gambar disamping. E 3 2 H G D 4 C O A F B x Koordinat y titik A(3, 0, 0) vektor posisinya terhadap titik O adalah a = OA = (3, 0, 0). dengan cara yang sama diperoleh b = OB = (3, 4, 0); e = OE = (3, 0, 2); g = OG = (0, 4, 2). Back Home Next
Vektor di 3 R 3. Vektor Basis Di R 3 Vektor basis pada sumbu X dinyatakan dengan î, vektor basis pada sumbu Y dinyatakan dengan ĵ, dan vektor basis pada sumbu Z dinyatakan dengan k. dengan demikian, setiap vektor pada ruang dapat dinyatakan dalam bentuk v = v 1î +v 2ĵ +v 3 k dengan v 1, v 2, v 3 adalah komponen vektor dari vektor v. Back Home Next
Vektor di 3 R z G D 4 C O E 3 2 H F Pada gamba disamping, vektor y yang mewakili garis berarah OF dapat dinyatakan OF = (3, 4, 2) A x B Atau OF = 3î + 4ĵ + 2 k 4. Operasi Aljabar pada Vektor di R 3 A. Kesamaan Vektor Jika a = b maka a 1 = b 1, a 2 = b 2 dan a 3 = b 3 Back Home Next
Vektor di 3 R B. Penjumlahan Vektor a + b = (a 1 , a 2 , a 3) + (b 1 , b 2 , b 3) = (a 1+b 1 , a 2+b 2 , a 3+b 3) Pada penjumlahan terdapat ; 1. Unsur identitas, yaitu vektor O = (0, 0, 0) 2. Lawan dari vektor a adalah –a = (-a 1, -a 2, -a 3) C. Pengurangan Vektor a – b = (a 1, a 2, a 3) – (b 1, b 2, b 3) = (a 1 -b 1, a 2 -b 2, a 3 -b 3) Back Home Next
Vektor di 3 R D. Perkalian Vektor dengan Skalar Jika c = ka maka c = k (a 1, a 2, a 3) = (ka 1, ka 2, ka 3) 5. Pembagian Ruas Garis A. Pengertian Perbandingan Ruas Garis Misalkan titik T terletak pada ruas garis AB sehingga membagi ruas garis tersebut dengan perbandingan AT : TB = m : n. Back Home Next
Vektor di 3 R Tanda positif atau negatif m dan n menentukan letak titik T pada ruas garis AB dengan pedoman ; 1. Jika m dan n bertanda sama (keduanya bertanda positif atau negatif) maka titik T terletak di antara titik A dan B (titik T membagi ruas garis AB). 2. Jika m dan n berlawanan tanda (m positif dan n negatif atau sebaliknya) maka titik T terletak di luar garis AB. Back Home Next
Vektor di A 5 4 1 T (a) 3 R 7 -2 B A B (b) -2 T T A (c) B Pada gambar diatas, titik T membagi ruas garis AB dengan perbandingan sebagai berikut ; 1. Pada gambar (a), titik T membagi ruas garis AB didalam, dengan perbandingan AT : TB = 1 : 4 2. Pada gambar (b), titik T membagi ruas garis AB di luar, dengan perbandingan AT : TB = 5 : -2 Back Home Next
Vektor di 3 R 3. Pada gambar (c), titik T membagi ruas garis AB di luar, dengan perbandingan AT : TB = -2 : 7 B. Rumus Pembagian Ruas Garis dalam Bentuk Vektor Misalkan ruas garis AB terletak pada bidang sehingga vektor posisi titik A dan B berturut-turut adalah a dan b. Titik T terletak pada ruas garis AB dengan perbandingan AT : TB = m : n. Back Home Next
Vektor di 3 R A Jika t adalah vektor posisi titik T, vektor t dapat ditentukan dengan rumus berikut ; a m t T n B b O t = na + mb , m + n ≠ 0 n+m Rumus ini juga berlaku apabila titik T membagi ruas garis AB di luar sehingga m dan n berlawanan tanda. Back Home Next
Vektor di 3 R C. Pembagian Ruas Garis dalam Bentuk Koordinat Misalkan titik A (x. A, y. A, z. A) dan B (x. B, y. B, z. B). Titik T (x. T, y. T, z. T) membagi ruas garis AB, dengan perbandingan AT : TB = m : n. Koordinat titik T dapat ditentukan dengan rumus berikut ; Back Home Next
Vektor di 3 R 6. Panjang Vektor dalam Ruang a 3 Misalkan vektor a terletak a didalam ruang sehingga a = a 1î + a 2ĵ + a 3 k tampak pada gambar disamping. z a 2 y a 1 x Panjang vektor a dapat ditentukan dengan rumus ; |a| = √a 12 + a 22 + a 32 Back Home Next
Vektor di 3 R 7. Jarak Antara Dua Titik di R 3 Misalkan titik A (x. A, y. A, z. A) dan B (x. B, y. B, z. B). AB = b – a = (x. A, y. A, z. A)- (x. B, y. B, z. B) = (x. A- x. B, y. A- y. B, z. A- z. B) Dengan demikian , panjang vektor AB adalah ; |AB|=√(x. A- x. B)2 + (y. A- y. B)2 + (z. A- z. B)2 Back Home Next
Vektor di 3 R 8. Vektor Satuan di R 3 Vektor satuan dari sembarang vektor a yang bukan vektor nol di R 3, yaitu vektor yang searah dengan vektor dan a besarnya 1 satuan. Jika vektor a=(x, y, z), vektor satuan dari a dapat ditentukan dengan rumus ; â= a = |a| Back 1 √x 2 + y 2 + z 2 Home (x, y, z) Next
Vektor di 3 R CONTOH SOAL Tentukan vektor Satuan a = (-2, 6, -3) Penyelesaian ; |a| =√(-2)2 + 62 + (-3)2 =7 â = 1/7 (-2, 6, -3) = (-2/7 , 6/7 , -3/7) Back Home
Perkalian Skalar Dua Vektor 1. Pengertian Perkalian Skalar Dua Vektor Misalkan diberikan sembarang vektor bukan nol yaitu a dan b. hasil kali titik vektor a dan b, ditulis a. b didefinisikan sebaai berikut ; a. b = |a||b| cos θ Jika a =(a 1, a 2, a 3) dan b=(b 1, b 2, b 3) maka hasil kali titik vektor a dan b adalah a. b = a 1 b 1 + a 2 b 2 + a 3 b 3 Home Next
Perkalian Skalar Dua Vektor 2. Sifat-sifat Perkalian Skalar Dua Vektor Jika a, b dan c adalah sembarang vektor dalam ruang, sedangkan k adalah sembarang bilangan real, berlaku sifat ; a. Komutatif, a. b = b. a b. Distributif terhadap penjumlahan dan pengurangan, a. (b + c) = a. b + a. c a. (b – c) = a. b – a. c c. k(a. b) = ka. b = a. kb d. a. a = |a|2 ≥ 0 Back Home Next
Perkalian Skalar Dua Vektor 3. Sudut Antara Dua Vektor Misalkan a dan b adalah vektor di R 2 dan θ adalah sudut yang dibentuk oleh a dan b. hasil kali skalar kedua vektor ini adalah a. b = |a||b|cos θ. Dari rumus ini diperoleh rumus sebagai berikut ; Cos θ = Back a. b |a||b| Home Next
Perkalian Skalar Dua Vektor Dalam bentuk vektor, rumus diatas sama dengan di R 2. hanya yang berbeda adalah bentuk aljabar. Jika a =(a 1, a 2, a 3) dan b = (b 1, b 2, b 3) maka berlaku rumus ; Cos θ = Back a 1 b 1 + a 2 b 2 + a 3 b 3 √a 12 + a 22 + a 32 x √b 12 + b 22 + b 32 Home Next
Perkalian Skalar Dua Vektor CONTOH SOAL Jika u dan v masing-masing adalah vektor satuan dan sudut yang dibentuk antara 60 o, tentukan nilai berikut ; a. u. v b. u. (u + v) Penyelesaian ; a. u. v = |u||v| cos θ = 1. 1 cos 60 o =1/2 b. u. (u + v) = u. u + u. v = 1 + ½ = 3/2 Back Home
Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada Vektor Lain Dalam geometri bidang, proyeksi A ortogonal suatu ruas garis pada ruas gari lain tampak seperti O gambar disamping. B C Proyeksi titik O dan titik A pada ruas garis OB masing-masing adalah titik O sendiri dan tiitik C. oleh karena itu, proyeksi ortogonal ruas garis OA pada ruas garis OB adalah ruas garis OC. Home Next
Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada Vektor Lain 1. Panjang Proyeksi Ortogonal A Pada gambar disamping, ruas garis berarah OA mewakili vektor a θ O c C B b a, ruas garis berarah OB mewakili vektor b , dan ruas garis berarah OC mewakili vektor c. sudut yang dibentuk oleh vektor a dan vektor b adalah θ. Proyeksi ortogonal OA pada OB adalah OC. Back Home Next
Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada Vektor Lain Dari gambar diatas, tampak bahwa|c|=|a|cos θ, sedangkan berdasarkan rumus antara dua vektor, a. b kita ketahui ; Cos θ = |a||b| Oleh karena itu, |c|=|a| a. b = a. b |a||b| Nilai |c| ini adalah panjang proyeksi dari vektor a pada vektor b. karena a. b mungkin bernilai negatif, sedangkan |c| tidak boleh bernilai negatif, Back Home Next
Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada Vektor Lain maka pada ruas kanan rumus panjang proyeksi ortogonal vektor a pada vektor b di atas diberi tanda mutlak. Oleh karena itu , kita dapat rumuskan sebagai berikut. Jika |c| adalah panjang proyeksi ortogonal dari vektor a pada vektor b maka berlaku rumus ; |c| = Back a. b |b| Home Next
Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada Vektor Lain 2. Proyeksi Vektor Ortogonal A a Perhatikan gambar disamping, ruas garis berarah OC mewakili θ O c C B b vektor c sehingga c merupakan proyeksi vektor a pada b. vektor c dinamakan proyeksi ortogonal dari a pada b. vektor c merupakan hasil kali |c| dengan vektor satuannya, yaitu vektor yang panjangnya 1 satuan dan searah dengan c. Vektor satuan dari c Back Home Next
Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada Vektor Lain dinotasikan ĉ. Karena c searah dengan b, vektorsatuan dari c sama dengan vektor satuan dari b. karena ĉ = b maka diperoleh rumus ; c = |c|b a. b b c= |b| Jadi dapat kita simpulkan sebagai berikut, Jika c adalah vektor proyeksi dari vektor b maka berlaku rumus ; Back Home a pada c = a. b 2 b |b| Next
Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada Vektor Lain CONTOH SOAL Diketahui a = (2, 3, -1) dan b (3, -4, 5) a. Panjang proyeksi ortogonal vektor a pada b ! b. Proyeksi a pada b ! Penyelesaian ; a. |u|= b. Back Home
Soal-Soal • Soal 1 • Soal 6 • Soal 2 • Soal 7 • Soal 3 • Soal 8 • Soal 4 • Soal 9 • Soal 5 • Soal 10 Home Sekian
Soal-Soal 1. Diketahui A(3, 5, 2) dan B(1, -2, 6). Vektor posisi AB adalah ? a. (2, 7, 4) d. (2, -7, -4) b. (-2, -7, 4) e. (2, 7, -4) c. (-2, -4, -7) 2. Jika v = 2î + 4ĵ -√ 5 k, panjang vektor tersebut adalah ? a. 5 c. 7 e. 4 b. 6 d. 4√ 5 Soal-soal
Soal-Soal 3. Agar vektor v = pî - 2ĵ + k dan u = 2 pî + pĵ – 4 k saling tegak lurus, nilai p adalah ? a. p= 1 atau p= 2 d. p= -1 atau p= -2 b. p=-2 atau p= 1 e. p= -1 atau p= 2 c. p= 1 atau p= -1 4. Jika P(3, -1, 2), Q(2, 4, 0) dan R(1, 3, -2) maka nilai PQ. QR =…… a. 12 c. 14 b. 13 d. 16 e. 0 Soal-soal
Soal-Soal 5. Diketahi titik A(1, 0, 2) dan B(4, 2, -3). Titik P terletak pada AB sedemikian rupa sehingga AP : PB = 2 : 3. Jika p vektor posisi titik P maka p =……… a. (9/5 , 4/5 , -12/5) d. (11/3, 4/3 , -4) b. (11/5 , 4/5 , -12/5 ) e. (2 , -6 , 11/2) c. (11/7 , 4/7 , -12/7) Soal-soal
Soal-Soal 6. Panjang dari proyeksi vektor u=-√ 3 î + 3ĵ +k pada vektor v= √ 3 î + pĵ +3 k adalah 3/2. nilai p = ………. . a. 2 atau -2 c. -1 atau 1 b. 2 atau -1 d. 2 atau 1 e. 2 atau 3 7. Titik A(3, 2, -1), B(1, -2, 1) dan C(7, p-1, -5) segaris untuk nilai p =………… a. 13 c. 5 b. 11 d. -11 e. -13 Soal-soal
Soal-Soal 8. Diketahui vektor a =(3, -2, 4) dan b=(-5, 4, -1). Vektor c untuk c = 2(3 a-b) adalah…. a. (-22, 20, 16) c. (-22, 10, 18) b. (-11, 20, 8) e. (28, -20, 26) d. (22, -10, -16) 9. Vektor PQ = (2, 0, 1) dan vektor PR=(1, 1, 2). Jika PS=1/2 PQ maka vektor RS=…………… a. (0, -1, -3/2) c. (3/2, 1, 0) e. (1, -1, 1) b. (-1, 0, -3/2) d. (1/2, 0, 1) Soal-soal
Soal-Soal 10. Jika vektor a dan vektor b membentuk sudut 60 o , |a|=4, |b|= 3 maka a. (a – b)=………. a. 2 d. 8 b. 4 e. 10 c. 6 Soal-soal
SELAMAT BELAJAR Home
BENAR…!!! SOAL-SOAL
SALAH !!!! SOAL-SOAL
- Slides: 70