Bab 2 B Statistika Deskriptif Distribusi Proporsi Bab
Bab 2 B Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Bab 2 B STATISTIKA DESKRIPTIF: DISTRIBUSI PROPORSI A. Distribusi Proporsi 1. Proporsi • Proporsi diperoleh melalui perbandingan frekuensi suatu data dengan frekuensi total • Proporsi dapat dinyatakan dalam pecahan di antara 0 sampai 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persentase dari 0% sampai 100%
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- 2. Parameter Porporsi • Parameter adalah ciri tertentu pada kelompok populasi • Salah satu parameter pada populasi adalah proporsi (dapat dinyatakan dalam pecahan dapat juga dinyatakan dalam persentase) • Proporsi berkaitan dengan frekuensi data • Proporsi suatu data di dalam populasi adalah rasio frekuensi data itu terhadap seluruh frekuensi • Di sini, parameter proporsi pada populasi diberi notasi
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- 3. Rumus Proporsi • Jika suatu data memiliki frekuensi f sedangkan seluruh frekuensi adalah f, maka proporsi untuk data itu adalah • Batas nilai proporsi adalah 0 1 • Jumlah seluruh proporsi adalah = f / f = 1 • Apabila data bersifat dikotomi yang dinyatakan dengan 0 dan 1 (misalnya, 0 adalah gagal dan 1 adalah sukses), maka Proporsi sukses : Proporsi gagal : 1–
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- 4. Kumulasi Proporsi Kumulasi Umum • Seperti halnya pada frekuensi, proporsi untuk sejumlah data tertentu dapat dijumlahkan • Jumlah proporsi ini dikenal sebagai kumulasi proporsi Kumulasi Bawah • Jika kumulasi itu dilakukan bertahap menurutan data dari kecil ke besar maka kumulasi proporsi itu adalah kumulasi bawah Kumulasi Atas • Jika kumulasi itu dilakukan bertahap menurutan data dari besar ke kecil maka kumulasi proporsi itu adalah kumulasi atas
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 1 Data X 1: Data X 2: Data X 3: Data X 4: Data X 5: Data X 6: 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 = 5 / 10 = 0, 5 1– 1 = 1 – 0, 5 = 0, 5 2 = 7 / 10 = 0, 7 1 – 2 = 1 – 0, 7 = 0, 3 3 = 1 – 3 = 4 = 1 – 4 = 5 = 1 – 5 = 6 = 1 – 6 =
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 2 Data X Frek f 67 6 70 3 75 9 80 2 20 Prop (%) 6 / 20 = 0, 30 3 / 20 = 0, 15 9 / 20 = 0, 45 2 / 20 = 0, 10 1, 00 (30%) (15%) (45%) (100%) Contoh 3 Data X 4 5 6 7 8 9 Frek f 3 5 10 15 11 6 Prop 0, 06 (6%) 0, 10 (10%) 0, 20 (20%) 0, 30 (30%) 0, 22 (22%) 0, 12 (12%) 50 1, 00 Kum baw Kum atas 0, 06 (6%) 1, 00 (100%) 0, 16 (16%) 0, 94 (94%) 0, 36 (36%) 0, 84 (84%) 0, 66 (66%) 0, 64 (64%) 0, 88 (88%) 0, 34 (34%) 1, 00 (100%) 0, 12 (12%)
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 4 Data X Frek f 0 0 1 1 2 0 3 5 4 9 5 15 6 23 7 15 8 17 9 9 10 6 Prop X dari 2 sampai 8 : = X dari 5 sampai 9 : = X dari 3 sampai 5 : = Kum baw Kum atas
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 5 Data X Frek f 55 8 60 12 65 15 70 30 75 25 80 10 Prop Kum baw Kum atas Contoh 6 Kelompok 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Nilai kel 35, 5 45, 5 55, 5 65, 5 75, 5 85, 5 95, 5 Frek Prop Kum baw 2 3 5 14 25 18 13 Kum atas
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- 5. Grafik dan Ojaif Proporsi • Seperti halnya frekuensi, proporsi dapat ditampilkan dalam bentuk grafik • Ada banyak macam cara untuk menampilkan proporsi ke dalam grafik • Di sini kita hanya membatasinya pada grafik poligon dan histogram • Grafik poligon menghubungkan letak titik proporsi setiap data sehingga membentuk segi banyak • Grafik histogram menampilkan proporsi setiap data dalam ukuran luas • Ojaif proporsi adalah grafik poligon dari kumulasi bawah dan kumulasi atas
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- (a) Grafik Poligon Proporsi Setiap data dilukiskan sebagai titik di dalam grafik. Titik-titik dihubungkan sehingga membentuk gambar segi banyak atau poligon Contoh 7 Nilai ujian 4 5 6 7 8 9 Frekuensi 3 5 10 15 11 6 Proporsi 0, 06 (6%) 0, 10 (10%) 0, 20 (20%) 0, 30 (30%) 0, 22 (22%) 0, 12 (12%) Proporsi 0, 30 30% 0, 20 20% 0, 10 10% 4 5 6 7 8 9 Nilai ujian
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 8 Data 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Frek 0 1 0 5 9 15 23 15 17 9 6 Prop 0 Proporsi 0, 25 0, 20 0, 15 0, 10 0, 05 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 data
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 9 Kelompok 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Proporsi Nilai kel 35, 5 45, 5 55, 5 65, 5 75, 5 85, 5 95, 5 Frekuensi 2 3 5 14 25 18 13 Proporsi
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- (b) Grafik Histogram • Proporsi setiap data dilukis sebagai suatu luas di dalam grafik • Kumulasi proporsi diperoleh melalui penjumlahan luas di dalam grafik Contoh 10 Nilai ujian : 4 5 6 7 8 9 Frekuensi: 3 5 10 15 11 6 Proporsi : 0, 06 0, 10 0, 20 0, 30 0, 22 0, 12 Proporsi 0, 30 0, 20 0, 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai ujian
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 11 Data : 0 Frek : 0 Prop: 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 0 5 9 15 23 15 17 9 6 Proporsi 0, 25 0, 20 0, 15 0, 10 0, 05 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Data
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 12 Kelompok 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Proporsi Nilai kel 35, 5 45, 5 55, 5 65, 5 75, 5 85, 5 95, 5 Frekuensi 2 3 5 14 25 18 13 Proporsi
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- (c) Grafik Ojaif Grafik ojaif (ogive) merupakan grafik poligon untuk kumulasi proporsi bawah dan kumulasi proporsi atas Contoh 13 Data 4 5 6 7 8 9 Frek 3 5 10 15 11 6 Prop 0, 06 0, 10 0, 20 0, 30 0, 22 0, 12 Kum baw 0, 06 0, 16 0, 36 0, 66 0, 88 1, 00 Kum atas 1, 00 0, 94 0, 84 0, 64 0, 34 0, 12 Yang digambar di dalam grafik adalah kumulasi bawah dan, di sini, juga, kumulasi atas
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Proporsi 1, 00 0, 90 0, 80 0, 70 0, 60 0, 50 0, 40 0, 30 0, 20 0, 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Data
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 14 Data 0 Frek 0 Prop 0 Kum baw Kum atas 1 1 Proporsi 2 0 3 5 4 5 6 9 15 23 7 8 15 17 9 10 9 6
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 15 Kelompok 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Nilai kel 35, 5 45, 5 55, 5 65, 5 75, 5 85, 5 95, 5 Proporsi Frek Prop Kum baw 2 3 5 14 25 18 13 Kum atas
-----------------------------------Bab 2 B ------------------------------------ B. Peringkat Persentil 1. Dasar • Peringkat persentil suatu data adalah kedudukan data itu, lebih baik atau sama baik dari berapa persen jumlah data pada kelompok data • Tara peringkat persentil 50% berarti data itu lebih baik atau sama baik dari 50% data pada kelompok data • Dalam hal ini, data perlu disusun ke dalam urutan dari kecil ke besar, dihitung proporsi (persentase), dan dikumulasikan • Pada kumulasi itu tampak kedudukan suatu data terhadap data lain dalam bentuk proporsi atau persentase
-----------------------------------Bab 2 B -----------------------------------Kelompok data Contoh 16 Kelompok data diurut naik (sekor kecil ke sekor besar) Sekor Frek A f. A 0 1 1 1 2 2 3 4 4 7 5 9 6 15 7 12 8 5 9 3 10 1 Σ f = 60 Kum frek Σ fb 1 2 4 8 15 24 39 51 56 59 60
-----------------------------------Bab 2 B ------------------------------------ Peringkat Persentil (PP) Kelompok data Data rendah % Data A Data tinggi
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Kelompok data dapat dibagi menjadi tiga kelompok Data rendah < A (kurang dari A) A Data tinggi = A (sama dengan A) > A (lebih dari A) Ada tiga model untuk perlakuan terhadap kelompok sama dengan A (= A) yakni eksklusif, inklusif, dan semiinklusif
-----------------------------------Bab 2 B ------------------------------------ 2. Perhitungan Peringkat Persentil Model Peringkat Persentil • Peringkat persentil eksklusif atau lebih dari f. A eksklusif (tidak dihitung) • Perigkat persentil inklusif atau lebih dari atau sama dengan f. A inklusif (dihitung) • Peringkat persentil semiinklusif setengah f. A inklusif Pada umumnya digunakan model semiinklusif sehingga bila tidak disebut, maka model yang digunakan adalah model semiinklusif
-----------------------------------Bab 2 B -----------------------------------3. Model PP Eksklusif (Lebih dari) Tidak mengikutsertakan f. A A 0% % A < 100% A A eksklusif Minimal 0% Maksimal < 100%
-----------------------------------Bab 2 B -----------------------------------Contoh 17 Data A=4 A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Frek f. A 1 1 2 4 7 9 15 12 5 3 1 Σ f = 60 Kum frek Σ fb 1 2 4 8 15 24 39 51 56 59 60 Σfb = 8 Σfb 8 PP 4 = ------ 100% = 13, 33 % Σf 60
-----------------------------------Bab 2 B -----------------------------------4. Model PP Inklusif (Lebih dari dan sama dengan) Mengikutsertakan f. A A >0% % A A A inklusif Minimal > 0% 100% Maksimal 100%
-----------------------------------Bab 2 B -----------------------------------Contoh 18 Data A=4 A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Frek f. A 1 1 2 4 7 9 15 12 5 3 1 Σ f = 60 Kum frek Σ fb 1 2 4 8 15 24 39 51 56 59 60 Σfb + f. A Σfb+f. A 8+7 PP 4 = ---- 100% = ------ 100% = 25 % Σf 60
-----------------------------------Bab 2 B -----------------------------------5. Model PP Semiinklusif Mengikutsertakan separuh f. A A >0% % A A A separuh inklusif Minimal > 0% 100% Maksimal <100%
-----------------------------------Bab 2 B -----------------------------------Contoh 19 Data A=4 A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Frek f. A 1 1 2 4 7 9 15 12 5 3 1 Σ f = 60 Kum frek Σ fb 1 2 4 8 15 24 39 51 56 59 60 Σfb + ½ f. A Σfb+½f. A 8+3, 5 PP 4 = ----- 100% = 19, 17% Σf 60
-----------------------------------Bab 2 B -----------------------------------6. Perbandingan Tiga Model PP Pada contoh, untuk A = 4 • Eksklusif • Inklusif • Semiinklusif PP 4 = 13, 33% PP 4 = 25% PP 4 = 19, 17% Model yang umum digunakan adalah model semiinklusif Contoh 20 (untuk model semiinklusif) Data A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Frek f. A 1 1 2 4 7 9 15 12 5 3 1 Σ f = 60 Kum frek Σ fb 1 2 4 8 15 24 39 51 56 5 60 PP % 0, 83 2, 50 5, 00 10, 00 19, 17 32, 50 52, 50 75, 00 89, 17 95, 83 99, 17
-----------------------------------Bab 2 B -----------------------------------Contoh 21 (Model semiinklusif) Data A 2 3 4 5 6 7 Frek f. A 2 3 6 4 3 2 Kum frek Σfb 2 5 11 PP % Contoh 22 (Model semiinklusif) Data A 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Frek f. A 2 3 5 8 13 10 4 3 2 Kum frek Σfb 2 5 PP %
-----------------------------------Bab 2 B -----------------------------------Contoh 23 (Model semiinklusif) Data A 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 Frek f. A 1 3 6 8 10 9 6 4 2 1 Kum frek Σfb PP % Contoh 24 (Model semiinklusif) Data A 80 85 90 95 100 105 110 115 Frek f. A 1 3 5 5 4 3 3 1 Kum frek Σfb PP %
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- C. Parameter Modus 1. Dasar • Modus adalah data dengan frekuensi terbesar. Di dalam grafik, modus menunjukkan puncak pada poligon atau histogram • Dalam susun data tertentu, dapat saja terjadi, ada dua atau lebih modus
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- 2. Letak modus pada data diskrit • Pada data diskrit, modus terletak tepat pada data dengan frekuensi terbesar Contoh 25 Data X : 4 Frek : 3 5 6 7 8 5 10 15 11 9 6 Modus : Mo = 7 Contoh 26 Data X: 40 50 Frek 5 20 60 10 70 8 80 15 90 9 Modus: Mo = 50 dan Mo = 80
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 27 Data diskrit: 4 4 5 5 6 6 6 7 7 7 8 8 9 Mo = Contoh 28 Data diskrit: 4 6 7 7 8 Mo = 4 6 7 7 8 4 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 7 7 8 9 6 7 7 8
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- 3. Letak modus pada data kontinu • Pada data kontinu, biasanya modus perlu dihitung melalui interpolasi, sesuai dengan letak puncak pada grafik • Rumus modus b = batas bawah kelas modus p = panjang kelas modus b 1 = frekuensi kelas modus minus frekuensi kelas interval segera sebelumnya b 2 = frekuensi kelas modus minus frekuensi kelas interval segera sesudahnya
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Kelas Batas bawah 31 – 40 30, 5 41 – 50 40, 5 51 – 60 50, 5 61 – 70 60, 5 71 – 80 70, 5 81 – 90 80, 5 91 – 100 90, 5 b = 70, 5 p = 10 Batas 40, 5 50, 5 60, 5 70, 5 80, 5 90, 5 100, 5 Frek 1 2 5 15 25 20 12 b 1 = 25 – 15 = 10 b 2 = 25 – 20 = 5 b 1 b b 2 p Interval sebelumnya Kelas modus Interval sesudahnya
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 29 Pada data sebelum ini, modus adalah Contoh 30 Kelompok 11 – 20 21 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 Mo = Batas bawah Batas Frekuensi 2 3 5 14 25 18 13
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 31 Data berikut adalah data kontinu Data : 4 Frek : 3 5 5 6 7 10 15 8 11 9 6 Mo = Contoh 32 Data berikut adalah data kontinu Data : 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Frek : 0 1 0 5 9 15 23 15 17 9 6 Mo =
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- D. Parameter Median 1. Dasar • Median adalah data yang membagi dua sama besar distribusi frekuensi atau distribusi proporsi (histogram) • Proporsi di sebelah menyebelah median adalah masing-masing 0, 5 median 0, 5 median
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- 2. Median pada Data Deret Hitung Pada data deret hitung atau distribusi seragam, median terletak di tengah-tengah deret Contoh 33 3 4 5 6 7 8 9 Median M = 6 2 3 4 5 6 7 8 9 Median M = 5, 5 20 25 30 35 40 45 Median M = 32, 5
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- 3. Median pada Data Umum • Median terletak pada data yang menghasilkan kumulasi proporsi sebesar 0, 5 • Dapat dibantu dengan interpolasi Tanpa interpolasi Batas 45 55 65 75 85 Data 40 50 60 70 80 90 Frek 2 4 4 6 3 1 Prop 0, 10 0, 20 0, 30 0, 15 0, 05 Median M = 65 Kum Prop 0, 10 0, 30 0, 50 median 0, 80 0, 95 1, 00
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Dengan interpolasi Batas 4, 5 5, 5 6, 5 7, 5 8, 5 Data Frek 4 2 5 4 6 6 7 5 8 2 9 1 Prop 0, 10 0, 20 0, 30 0, 25 0, 10 0, 05 Kum Prop 0, 10 0, 30 0, 60 0, 85 0, 95 1, 00 Kelompok tempat median Median terletak di antara 5, 5 dan 6, 5, dicari melalui interpolasi 5, 5 0, 30 i c b a 0, 50 0, 60 M 6, 5 a = 0, 50 - 0, 30 = 0, 20 b = 0, 30 i=1
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Tampak pada diagram Median M = 5, 5 + c Selanjutnya c : i = a : b Median atau c = (a / b) i M = 5, 5 + (a / b) i = 5, 5 + (0, 20 / 0, 30). 1 = 6, 17 Pada umumnya, batas bawah 5, 5 disebut k a = 0, 50 – kumulasi di bawah kelompok median = 0, 50 – b b = proporsi pada kelompok median = M Rumus umum median
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 34 Data Batas bawah 1 0, 5 2 1, 5 3 2, 5 4 3, 5 5 4, 5 6 5, 5 7 6, 5 8 7, 5 9 8, 5 10 9, 5 11 10. 5 Batas Frek Prop Kum atas prop 1, 5 2 0, 01 2, 5 2 0, 01 0, 02 3, 5 6 0, 03 0, 05 4, 5 2 0, 01 0, 06 5, 5 6 0, 03 0, 09 6, 5 62 0, 31 0, 40 7, 5 64 0, 32 0, 72 8, 5 26 0, 13 0, 85 9, 5 18 0, 09 0, 94 10, 5 8 0, 04 0, 98 12, 5 4 0, 02 1, 00 Kelompok median k (pada kelompok median) = 6, 5 b (kumulasi di bawah kelompok median) = 0, 40 M (proporsi pada kelompok median) = 0, 32 i (interval pada data) = 1 M = 6, 5 + ((0, 5 – 0, 40) / 0, 32). 1 = 6, 81
---------------------------------------Bab 2 B ---------------------------------------Contoh 35 Data Batas bawah Batas 4 5 6 7 8 9 Frek Prop Kum prop 3 5 10 15 11 6 Median M = Contoh 36 Data Batas bawah Batas Frek 1 2 3 4 5 6 7 1 0 5 9 15 23 15 8 9 10 17 9 6 Median M = Prop Kum prop
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 37 Kelompok Nilai data kel 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Batas Frek Prop bawah atas 2 3 5 14 25 18 13 Median M = Kum prop
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- E. Parameter Kuartil 1. Dasar • Kuartil adalah data yang membagi distribusi frekuensi atau distribusi proporsi ke dalam empat bagian sama besar • Proporsi setiap bagian adalah 0, 25 • Mereka menjadi kuarti pertama (K 1), kuartil kedua (K 2) yang sama dengan median M, serta kuartil ketiga (K 3) 0, 25 K 1 K 2 = M 0, 25 K 3
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- 2. Rumus Umum • Kalau median terletak pada kumulasi proporsi 0, 5, maka K 1 terletak pada kumulasi proporsi 0, 25 serta K 3 terletak pada kumulasi proporsi 0, 75 • Dengan mengganti 0, 5 pada rumus median dengan 0, 25 diperoleh rumus umum untuk K 1 • Dengan mengganti 0, 5 pada rumus media dengan 0, 75 diperoleh rumus umum untuk K 3
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 38 Data Batas bawah 1 0, 5 2 1, 5 3 2, 5 4 3, 5 5 4, 5 6 5, 5 7 6, 5 8 7, 5 9 8, 5 10 9, 5 11 10. 5 Batas Frek Prop Kum atas prop 1, 5 2 0, 01 2, 5 2 0, 01 0, 02 3, 5 6 0, 03 0, 05 4, 5 2 0, 01 0, 06 5, 5 6 0, 03 0, 09 6, 5 62 0, 31 0, 40 7, 5 64 0, 32 0, 72 8, 5 26 0, 13 0, 85 9, 5 18 0, 09 0, 94 10, 5 8 0, 04 0, 98 12, 5 4 0, 02 1, 00 k (pada kelompok K 1) = 5, 5 b (kumulasi di bawah kelompok K 1) = 0, 09 M (proporsi pada kelompok K 1) = 0, 31 i (interval pada data) = 1 K 1 = 5, 5 + ((0, 25 – 0, 09) / 0, 31). 1 = 6, 02 K 3 = 7, 5 + ((0, 75 – 0, 72) / 0, 13). 1 = 7, 73 Kel K 1 Kel median Kel K 3
---------------------------------------Bab 2 B ---------------------------------------Contoh 39 Data Batas bawah Batas 4 5 6 7 8 9 Frek Prop Kum prop 3 5 10 15 11 6 K 1 = K 3 = Contoh 40 Data Batas bawah Batas Frek 1 2 3 4 5 6 7 1 0 5 9 15 23 15 8 9 10 17 9 6 K 1 = Prop K 3 = Kum prop
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 41 Kelompok Nilai data kel 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 K 1 = Batas Frek Prop bawah atas 2 3 5 14 25 18 13 K 3 = Kum prop
--------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- 3. Jarak Interkuartil Jarak interkuartil adalah jarak di antara K 1 dan K 3 K = K 3 – K 1 Jarak interkuartil menunjukkan penyebaran data. Makin besar jarak interkuartil, maka makin menyebar data itu K 1 K 3
--------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- Contoh 42 Pada contoh 38 K = K 3 – K 1 = 7, 73 – 6, 02 = 1, 71 Pada contoh 39 K = Pada contoh 40 K = Pada contoh 41 K =
---------------------------------------Bab 2 B --------------------------------------- 4. Fraktil – Titik pembagi dua sama luas dinamakan median – Titik pembagi empat sama luas dinamakan kuartil – Kita dapat membuat titik pembagi seberapa saja (misalnya, 5, 10, 50, 100) sama luas dan dinamakan secara umum: fraktil – Titik pembagi sepuluh sama luas dinamakan desil – Titik pembagi seratus sama luas dinamaka sentil atau persentil
- Slides: 58