Bab 11 ANGGARAN INDUK Tujuan Pembelajaran n n
Bab 11 ANGGARAN INDUK
Tujuan Pembelajaran n n Anggaran Induk Anggaran Laba Rugi Anggaran Neraca Anggaran Kas Anggaran Piutang
Definisi Anggaran Induk n Gabungan semua anggaran tingkat rendah yang dihasilkan oleh bermacam-macam bidang profesional perusahaan, yang menghasilkan laporan laba rugi dan neraca yang dianggarkan
ANGGARAN LABA-RUGI DAN PERAN PENTINGNYA Secara umum tujuan didirikannya setiap perusahaan adalah untuk menghasilkan laba. Untuk dapat menghasilkan laba usaha, setiap perusahaan harus memiliki produk yang dapat dijual kepada masyarakat. Produk perusahaan adalah segala sesuatu yang menjadi sumber pendapatan perusahaan. Produk tersebut dapat berupa barang berwujud atau jasa. Jadi pada dasarnya produk perusahaan hanyalah merupakan alat untuk mencapai tujuan umum perusahaan.
Anggaran Laba-Rugi Anggaran laba-rugi adalah perkiraan jumlah laba atau rugi yang akan ditanggung perusahaan melalui berbagai aktivitas operasional yang mencakup kegiatan produksi dan penjualan di dalam suatu periode tertentu.
Sumber informasi yang dibutuhkan dalam menyusun anggaran laba rugi adalah: n n n Anggaran Penjualan Anggaran Produksi Anggaran Biaya Produksi Anggaran Beban Operasi Tarif pajak penghasilan badan Anggaran Kas 6
Metode Secara umum, terdapat tiga metode yang dapat digunakan di dalam menyusun anggaran laba suatu perusahaan, yaitu: 1. Metode a posteriori 2. Metode a priori 3. Metode pragmatis
Metode A Posteriori adalah metode penyusunan anggaran laba dimana jumlah laba ditetapkan sesudah proses penetapan rencana (planning) keseluruhan, termasuk penyusunan anggaran operasional. Anggaran laba merupakan bagian dari keseluruhan perencanaan itu sendiri. Laba usaha akan diketahui dengan sendirinya setelah anggaran operasional disusun perusahaan. Itu berarti, metode ini menggunakan anggaran penjualan sebagai titik tolak penyusunan anggaran operasional.
METODE A POSTERIORI Anggaran Biaya Bahan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Anggaran Penjualan Anggaran Produksi Anggaran Biaya Overhead Anggaran Biaya Operasional Anggaran Laba
Proses Metode A Posteriori Dengan metode A Posteriori, prosedur penyusunan anggaran laba dimulai dengan menyusun anggaran penjualan, lalu dilanjutkan dengan anggaran produksi, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya operasional. Setelah seluruh anggaran operasional tersebut disusun, kemudian digabungkan menurut format anggaran laba diatas, maka akan menghasilkan anggaran laba dengan sendirinya. Artinya, perusahaan tidak menetapkan anggaran laba dari awal penyusunan anggaran, tetapi anggaran laba disusun setelah seluruh anggaran operasional ditetapkan. Dan laba dianggarkan merupakan hasil akhir dari seluruh anggaran operasional tersebut.
Metode A Priori adalah metode penyusunan anggaran laba dimana jumlah laba ditentukan terlebih dulu pada awal proses perencanaan (planning) secara keseluruhan. Berdasarkan jumlah laba yang telah ditentukan tersebut, perusahaan membuat anggaran komprehensif. Jumlah laba yang ditetapkan pada awal proses perencanaan, akan berpengaruh secara langsung terhadap seluruh anggaran operasional. Berarti, metode ini menggunakan anggaran laba sebagai titik tolak penyusunan anggaran operasional.
Anggaran Biaya Bahan METODE A PRIORI Anggaran Biaya Tenaga Kerja Anggaran Laba Anggaran Penjualan Anggaran Produksi Anggaran Biaya Overhead Anggaran Biaya Operasional
Proses Metode A Priori Jadi dengan metode A Priori, laba ditetapkan pada tahap awal proses perencanaan, dan berdasarkan laba yang dianggarkan tersebut, perusahaan membuat anggaran operasional. Tetapi anggaran operasional perusahaan dapat pula disusun terlebih dulu, kemudian disusun anggaran laba berdasarkan anggaran operasional tersebut. Jika jumlah laba yang dihasilkan di dalam anggaran tersebut tidak sesuai dengan jumlah yang dikehendaki perusahaan, maka anggaran operasionalnya diubah dan disesuaikan lagi supaya target laba yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Metode Pragmatis adalah metode penyusunan anggaran laba, dimana jumlah laba yang direncanakan ditetapkan berdasarkan suatu standar tertentu yang telah teruji secara empiris dan didukung oleh pengalaman. Dengan menggunakan suatu tingkat target laba yang diperoleh dari pengalaman, pengharapan atau perbandingan, pihak manajemen menetapkan standar laba relatif yang dianggap memadai bagi perusahaannya.
Anggaran Biaya Bahan METODE PRAGMATIS Anggaran Biaya Tenaga Kerja Laba Empiris Anggaran Penjualan Anggaran Produksi Anggaran Biaya Overhead Anggaran Biaya Operasional
Proses Metode Pragmatis Menyusun anggaran laba dengan metode pragmatis dapat dimulai dengan menetapkan laba yang ingin diraih terlebih dulu, dan kemudian diikuti dengan menyusun anggaran operasional, atau dimulai dengan menyusun anggaran penjualan terlebih dulu dan diikuti anggaran operasional lainnya, yang akan berujung pada anggaran laba. Titik tolak penyusunan anggaran didasarkan pada pengalaman, perbandingan atau suatu standar tertentu yang dianggap layak bagi perusahaan.
Perbedaan Pokok Ketiga Metode Jadi perbedaan pokok dari metode pragmatis dan metode a posteriori dan metode a priori terletak pada titik tolak penyusunan anggaran laba. Titik tolak anggaran laba dengan metode a posteriori dimulai dengan volume penjualan yang disusul dengan anggaran operasional lainnya, sedangkan metode pragmatis dan metode a posteriori menggunakan jumlah laba yang diinginkan sebagai titik tolak.
Perbedaan Pokok Metode A Priori dan Metode Pragmatis Titik tolak anggaran laba dengan metode a priori dimulai dengan laba yang ditargetkan terlebih dulu, yang disusul dengan anggaran operasional lainnya. Perbedaan pokok antara metode pragmatis dan metode a priori adalah dari mana munculnya jumlah atau nilai rupiah laba yang menjadi titik tolak penyusunan seluruh anggaran tersebut. Metode pragmatis menetapkan laba yang ditargetkan untuk dicapai berdasarkan pengalaman masa sebelumnya. Sedangkan metode A Priori menggunakan laba yang memang dicanangkan tanpa dasar pengalaman sebelumnya.
Format Dasar Anggaran Laba Penjualan xxxx Harga Pokok Penjualan : Biaya Bahan Baku xxxx Biaya Tenaga Kerja Langsung xxxx Biaya Overhead xxxx - Biaya Produksi xxxxxx - Persediaan awal barang jadi xxxx - Persediaan total barang jadi xxxxxx - Persediaan akhir barang jadi (xxxx) - Harga Pokok Penjualan 1. Laba Kotor - Biaya Komersial / Operasional 1. Laba Usaha Sebelum Pajak (xxxxx) Xxxxx (xxx) xx
- Penjualan Xxxxxxx - Harga Pokok Penjualan : - Persediaan bahan baku, awal xxxxxx - Pembelian bahan baku xxxxxx - Persediaan total bahan baku - Persediaan bahan baku, akhir xxxxx ( xxxx ) - Biaya bahan baku langsung xxxxx - Biaya tenaga kerja langsung xxxx - Biaya pabrikase lain : - Biaya bahan penolong xxxx - Biaya tenaga kerja penolong xxxx - Biaya lain-lain xxxx - Biaya pabrikase total xxxxxxxx - Persediaan barang dalam proses, awal xxxx - Persediaan barang dalam proses, total xxxxx - Persediaan barang dalam proses, akhir ( xxxx ) - Harga Pokok Produksi xxxxx - Persediaan barang jadi, awal xxxxx - Persediaan barang jadi, total xxxxx - Persediaan barang jadi, akhir (xxxxx) - Harga Pokok Penjualan (xxxxx) - Laba Kotor xxxxx - Biaya Operasional : - Biaya Pemasaran xxxx - Biaya Administrasi dan umum xxxx - Biaya Operasional Total - Laba usaha sebelum pajak (xxxxx) xxxx
Contoh Soal n PT. Rakindo adalah sebuah perusahaan produsen rak buku yang berlokasi di Malang – Jawa Timur. Pada akhir tahun 2009, perusahaan ini menyusun anggaran operasional untuk tahun 2010. Dari anggaran operasional yang telah disusun, dapat diringkas beberapa hal penting sebagai berikut : perusahaan merencanakan menjual sebanyak 5. 300 unit rak dengan harga jual sebesar Rp 300. 000 per unit, sehingga nilai penjualan dianggarkan sebesar Rp 1. 590. 000. , biaya bahan baku dianggarkan sebesar Rp 776. 500. 000. , biaya tenaga kerja langsung dianggarkan sebesar Rp 152. 000. , dan biaya overhead dianggarkan sebesar Rp 148. 0000. Sedangkan biaya operasional dianggarkan sebesar Rp 198. 000. untuk biaya pemasaran dan sebesar Rp 90. 500. 000. untuk biaya administrasi dan umum. Pada akhir tahun 2010 diperkirakan nilai persediaan yang ada sebesar Rp 125. 000. dan pada awal tahun 2010 nilai persediaan diperkirakan sebesar Rp 73. 500. 000.
Proyeksi Neraca n Proyeksi neraca adalah prediksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang saham, pada suatu periode tertentu di masa mendatang.
Dua Bagian Besar Neraca n Secara umum, neraca terdiri dari dua bagian besar, yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva. Sisi aktiva berisi daftar kekayaan perusahaan beserta rincian jenis dan jumlahnya. Sedangkan sisi pasiva berisi kewajiban perusahaan kepada pihak kreditor dan kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan
ANGGARAN PIUTANG 1. 2. 3. 4. Piutang adalah hak menagih (klaim) menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor yang bersedia melunasinya pada waktu mendatang. Jenis Piutang : • Piutang Surat Berharga • Piutang Wesel • Piutang uang muka • Piutang usaha Manfaat Anggaran Piutang (Usaha) : • Memperlancar dan meningklatkan omzet penjualan • Mampu bersaing • Memperluas pelanggan • Meningklatkan kemampulabaan perusahaan Faktor yang mempengaruhi Anggaran Piutang : • Volume barang yang dijual secara kredit • Standar Kredit • Jangka Waktu Kredit. Pemberian Potongan • Pembatasan Kredit • Kebijakan Penagihan Piutang
5. 6. Penyusunan Anggaran Piutang Usaha merupakan tanggung jawab Divisi Kredit (di bawah Manajer Kuangan) dan bekerja sama dengan Divisi Penjualan dalam menyusun anggaran piutang. Penyusunan Anggaran Piutang PT. “XYZ” mempersiapkan rencana tahunan, data yang dimiliki dalam triwulanan/bulanan, serta informasi lainnya sebagai berikut : • Rencana Penjualan (70% tunai) : Januari Rp. 90. 000; Februari Rp. 85. 000; Maret Rp. 85. 000; Tw. II Rp. 250. 000; Tw. III Rp. 230. 000 dan Tw. IV Rp. 300. 000 � Piutang yang tertagih setelah dikurangi piutang tak tertagih : 75% pada bulan penjualan, 15% sebulan berikutnya dan 10% pada dua bulan berikutnya. Untuk triwulanan 90% pada triwulana terjadinya penjualan dan 10% pada triwulan berikutnya. � Cadangan piutang ragu-ragu 1% dari kredit � Saldo awal tahun : • Piutang Rp. 20. 000 (ditagih Rp. 5. 000 pada Triwulan II, Rp. 7. 000 pada Triwulan IV) • Cadangan piutang ragu-ragu Rp. 7. 000 � Diminta : Anggaran Piutang
ANGGARAN KAS 1. 2. 3. 4. 5. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dan mempunyai kedudukan sentral dalam menjaga kelancaran operasi perusahaan. Jumlah Kas yang berlebihan akan menyerap dana modal kerja yang mahal, sehingga menaikan beban tetap perusahaan. Kekurangan kas dapat mengakibatkan tidak terbayarnya kewajiban perusahaan seperti hutang gaji, bunga bank, hutang dagang dan sebagainya, akibatnya selanjutnya akan menurunkan produktivitas kerja serta merugikan nama baik perusahaan di mata para pemasok. Anggaran Kas adalah anggaraqn yang menunjukkan perubahankas dan memberikan alaan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas dibelanjakan (digunakan) sehingga tampak kelebihan dan kekurangan kas, dan saldo kas selama periode tertentu dari suatu organisasi. Tujuan Perencanaan dan Pengendalian Kas • Menentukan posisi kas pada berbagai waktu, dengan memperbanding kan uang kas masuk dengan kas keluar. • Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus
Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek atau jangka panjang • Sebagai dasar kebijaksanaan pemberian kredit • Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan • Anggaran kas yang sudah ada juga berfungsi sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya. Kegunaan Anggaran Kas • Dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas secara terus menerus • Dasar pengambilan keputusan pinjaman jangka pendek atau pinjaman jangka panjang atau dengan tambahan modal sendiri untuk menutupi defisit kas • Dasar kebijakan pemberian kreditmenentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham • Meningkatkan kemampuan membayar kewajiban jangka pendek • Memperkuat posisi dalam penawaran Pendekatan dalam penyusunan Anggaran Kas : • Metode penerimaan dan pengeluaran kas (metode terpadu) • Metode aliran kas menurut lapoaran perhitungan laba-rugi (metode pendapatan neto yang disesuaikan) • 6. 7.
8. 9. 10. Faktor yang mempengaruhi Anggaran Kas : • Kegiatan Operasi : kegiatan perusahaan yang bersifat rutin dan terus menerus dilakukan • Kegiatan Investasi : kegiatan yang dapat meningkatkan dan menurunkan aset tak lancar yang digunakan perusahaan • Kegiatan Pendanaan : kegiatan yang berkaitan dengan utang dan modal sendiri Tahap penyusunan Anggaran Kas : • Tahap pertama, menyusun taksiran penerimaan kas dan pengeluaran kas meneurut rencana operasional perusahaan • Tahap kedua, menyusun taksiran kebutuhan dana yang diperlukan untuk menutup defisit dan menyusun taksiran pembayaran bunga utang beserta waktu pelunasan kembali utang tersebut • Tahap ketiga, menyusun kembali taksiran seluruh penerimaan dan pengeluaran kas, yang merupakan anggaran kas final. Pendekatan dalam penyusunan Anggaran Kas : • Anggaran Kas Jangka Pendek, merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari dan jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan, serta berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas ke luar secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya
� Anggaran 11. Kas Jangka Panjang, merupakan anggaran yang jangka waktunya lima sampai sepuluh tahun serta kegunaan utama adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah dana dari sumber-sumber intern dan memperkirakan saldo kas pada akhir setiap tahun anggaran. Anggaran Kas Jangka Pendek Penyusunan anggaran kas jangka pendek dengan cara menelusuri berbagai kegiatan yang mengakibatkan terjadinya arus fisik (masuk dan keluar). Arus balik dari berbagai arus fisik masuk akan mengakibatkan terjadinya arus kas ke luar, sebaliknya arus balik dari berbagai arus fisik ke luar akan mengakibatkan terjadinya arus kas masuk. a. Penyalur dan Penerima Dana Dalam Anggaran Kas Tahunan • Perusahaan, melaksanakan proses produksi barang/jasa sebagai pihak pertama dan pengambil inisiatif atas terjadinya seluruh arus kas dan arus fisik • Para rekanan/pemilik faktor produksi, pihak yang bergerak dalam pasaran faktor produksi yang dibutuhkan perusahaan digunakan dalam proses produksi, • Konsumen/pembeli produk perusahaan, pihak yang membutuhkan produk perusahaan untuk dikonsumsi sendiri atau dijual kembali, • Pemilik Dana/Pemerintah, pihak yang mempercayakan modalnya untuk digunakan perusahaan
b. Bentuk Anggaran Kas Jangka Pendek : � Sumber Kas : • Hasil penjualan produk secara tunai • Hasil penagihan piutang dagang • Pendapatan lain (bunga bank, jasa giro, deviden) • Penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai • Penerimaan bukan penghasilan (kredit bank, penjualan obligasi, hutang jangka pendek) • Penambahan modal sendiri dari pemilik, dan lain-lain � Pengeluaran Kas : • Pembayaran keperluan operasi perusahaan sehari-hari (pembelian bahan baku, pembayaran gaji, berbagai BOP, biaya penjualan dan adm) • Pembayaran pada para kreditur, berupa bunga dan angsurannya, • Pembayaran pada para kreditur (bunga dan angsurannya) • Pembelian aktiva tetap • Pembayaran deviden atau pengembalian modal • Pembayaran pada Pemerintah (pajak, cukai, meterai, dll. )
c. Contoh : PT. “XYZ” mempersiapkan rencana tahunan, data yang dimiliki dalam triwulanan/bulanan, serta informasi lainnya sebagai berikut : 1) Rencana Penjualan (70% tunai) : Januari Rp. 90. 000; Februari Rp. 85. 000; Maret Rp. 85. 000; Tw. II Rp. 250. 000; Tw. III Rp. 230. 000 dan Tw. IV Rp. 300. 000 2) Piutang yang tertagih setelah dikurangi piutang tak tertagih : 75% pada bulan penjualan, 15% sebulan berikutnya dan 10% pada dua bulan berikutnya. Untuk triwulanan 90% pada triwulana terjadinya penjualan dan 10% pada triwulan berikutnya. 3) Saldo awal tahun : • Piutang Rp. 20. 000 (ditagih Rp. 5. 000 pada Triwulan II, Rp. 7. 000 pada Triwulan IV) • Cadangan piutang ragu-ragu Rp. 7. 000 • Kas Rp. 15. 000 4) Rencana Pengeluaran Modal : • Membeli mesin Maret Rp. 2. 500, Tw III Rp. 6. 000 • Pembentukan untuk gedung Desember Rp. 30. 000 • Pembelian lainnya Triwulan I Rp. 600, Triwulan II Rp. 500, Triwulan III Rp. 500 dan Triwulan IV Rp. 7. 000
5) 6) 7) 8) 9) Penerimaan dan Pengeluaran lainnya : Periode Pendapatan Lain Pengeluaran Lain Januari Rp. 1. 500 Rp. 2. 000 Februari 1. 000 2. 000 Maret 1. 000 1. 500 Triwulan II 3. 000 5. 000 Triwulan IV 4. 000 6. 000 Cadangan piutang ragu-ragu 1% dari kredit 7. Pembelian Januari Rp. 14. 500, Februari Rp. 16. 200, Maret Rp. 15. 200, Triwulan II Rp. 46. 400, Triwulan III Rp. 39. 300 dan Triwulan IV Rp. 48. 500 Anggaran Expenses (non Cash items seperti penyusutan dll bernilai Rp. 4. 500 setiap bulan harus dikeluarkan) Januari Rp. 70. 900, Februari Rp. 67. 700, Maret Rp. 70. 100, Tw. II Rp. 200. 600, Tw. III Rp. 174. 600 dan Tw. IV Rp. 212. 000 Pengeluaran lainnya : polis asuransi juni Rp. 750; Pajak kekayaan Februari Rp. 1. 400; Maret membayar bunga 4% dari Rp. 50. 000 dan mengangsur pinjaman Rp. 20. 000; Deviden dibayar Juni Rp. 20. 000; Fee ahli hukum Rp. 150 setiap bulannya; Fee Akuntan Rp. 2. 500 bulan februari; Pajak keuntungan April Rp. 21. 000, November Rp. 3. 000 dan Desember Rp. 3. 000
12. Anggaran Kas Jangka Panjang Anggaran kas jangka panjang disusun dengan cara membandingkan neraca yang disusun antara dua periode anggaran dan perhitungan laba rugi perusahaan yang terjadi selama periode antara kedua neraca itu. a. Bentuk Anggaran Kas Jangka Panjang § Sumber-sumber Kas (Penambahan) • TR> TC = Laba • Akumulasi Penyusutan • Penambahan utang jangka pendek dan utang jangka panjang • Bertambahnya equity (modal disetor, cadangan, laba ditahan) � Penggunaan Kas (Pengurangan) • TC > TR = Rugi • Pembelian aktiva tetap baru • Berkurangnya utang jangka pendek dan utang jangka panjang • Berkurangnya equity (modal disetor, cadangan, laba ditahan) b. Contoh : PT. Sunter. Tiga merencanakan untuk mengadakan perluasan kapasitas mesin-mesinnya, tambahan modal yang dharapkan berasal dari kemampuan sendiri. Apabila pinjam dari bank, bunganya tinggi dan akan menambah beban biaya yang akan mengurangi daya saing perusahaan.
Untuk maksud tersebut, perusahaan mencoba menyusun Anggaran Kas Jangka Panjang dalam jangka 3 tahun mendatang. Data perkiraan yang berhasil dikumpulkan sebagai berikut : 1) Bagian Pemasaran � Rencana penjualan untuk 3 tahun yang akan datang : tahun 2006 = 10. 000 unit, tahun 2007 = 11. 000 unit dan tahun 2008 = 12. 000 unit � Harga jual tahun 2006 = Rp. 1. 000, - per unit dan seterusnya akan dinaikkan Rp. 250, - setiap tahunnya dan untuk itu bagian promosi diharapkan berperan 2) Bagian Produksi a) Struktur Biaya Variabel 75% dari nilai penjualan, Biaya Tetap 10% dari nilai penjualan dan ¼nya adalah biaya penyusutan, b) Pembelian mesin baru secara berturut-turut selama 3 tahun adalah tahun 2006 = Rp. 500. 000, -, tahun 2007 = Rp. 1. 000, - dan tahun 2008 = Rp. 1. 500. 000, 3) Bagian Keuangan dan Akuntansi melaporkan : � Kebutuhan Modal Kerja 10% dari nilai penjual an setiap tahun � Awal 2006 tersedia uang tunai Rp. 500. 000, - sisanya berupa modal kerja non kas. Jumlah kas akan dipertahankan sama dari tahun ke tahun � Pajak keuntukan 40% dari laba sebelum pajak � Kebutuhan membayar hutang yang jatuh tempo Tahun 2006 = Rp. 500. 000, -Tahun 2007 = Rp. 1. 000, - dan tahun 2008 = Rp. 500. 000, � Penerimaan kas lainnya tahun 2006 = Rp. 100. 000, -, taun 2007 = Rp. 150. 000, - dan tahun 2008 = Rp. 50. 000, -
Sesuai data di atas diminta bantuannya untuk : 1) Menyusun Proyeksi Laba rugi tahun 2006 – 2008 2) Menentukan jumlah kebutuhan serta komposisi dari modal kerja tahun 2006 -2008 3) Menyusun Anggaran Kas Tahun 2006 -2008
13. Latihan Soal 1. Perusahaan “Terus Maju” mempunyai data perencanaan Kas Jangka Panjang sebagai berikut : Selanjutnya perusahaan mempunyai rencana untuk menentukan penjualan tahun 2007 -2009 dengan keterangan/perkiraan sebagai be rikut : Keterangan a. 2005 2006 Penjualan Total Biaya Rp. 12. 000 Rp. 9. 000 Rp. 15. 000 Rp. 10. 500. 000 Laba Rp. 4. 500. 000 3. 000 Vol. penjualan tahun 2007 akan sama seperti tahun 2006 dengan harga jualnya mengalami kenaikan sebesar 25%. Penjualan tahun 2008 s/d 2009 akan mengalami kenaikan secara tetap sebesar 10% dari nilai penjualan tahun 2007
b. c. d. e. f. g. h. Untuk tahun 2007 dan seterusnya jumlah biaya secara keseluruhan prosentasenya (%) akan sama seperti biaya tahun 2006 Perimbangan antara biaya tetap dan biaya variabel untuk tahun 2006 dan seterusnya adalah 40 : 60 Dari keseluruhan biaya tetap pada tahun 2007, maka 50% adalah depresiasi dan amortisasi aktiva tetap. Jumlah biaya ini akan tetap sama sampai tahun 2009 Pajak keuntungan perseroan 50% Jumlah modal kerja yang tersedia pada awal tahun 2007 Rp. 3. 000, - dan 50%nya berwujud uang kas. Jumlah uang kas ini kebutuhannya akan dipertahankan tetap sama dari tahun ke tahun, kebutuhan modal kerja secara keseluruhan tahun 2007 s/d 2009 akan berkembang sebanding deng an kebutuhan pembiayaan kegiatan keseluruhan. Kebutuhan pembayaran yang lain : 1) Pelunasan kredit bank tahun 2008 = Rp. 4. 500. 000, - dan tahun 2009 = Rp. 3. 000, 2) Pembelian aktiva tetap tahun 2007 = Rp. 1. 500. 000, -, tahun 2008 = Rp. 1. 500. 000, - dan taun 2009 = Rp. 7. 500. 000, Penerimaan lain-lain berupa penjualan aktiva tetap tak terpakai tahun 2007 = Rp. 750. 000, - dan tahun 2008 = Rp. 750. 000, -
� Atas 2. dasar data tersebut Andan diminta membuat : a) Menyusun Proyeksi Laba Rugi Perusahaan Terus Maju Tahun 2007 – 2009 b) Menyusun Kebutuhan dan Komposisi Modal Kerja Perusahaan Terus Maju Tahun 2007 – 2009 c) Menyusun Anggaran Kas Perusahaan Terus Maju Tahun 2007 2009 Data Anggaran Kas Tahunan dari PT. SUKSESKU sebagai berikut : a. Rencana penjualan : 2. 000 unit @ Rp. 2. 000, - untuk tahun 2008. untuk masa 3 tahun berikutnya akan diusahakan kenaikan 15% dalam unit fisik dan 10% harga jual dari tahun sebelumnya b. Biaya : • Variabel : selalu 40% dari harga jual • Tetap : Rp. 1. 000, - untuk tahun 2008 dan 2009 serta Rp. 1. 250. 000, - untuk tahun 2010 • Hutang perusahaan : Rp. 5. 000, - dengan bunga 12% per tahun. Hutang ini harus dibayar dalam masa 4 tahun mendatang mulai 2008 dengan jumlah cicilan yang sama besar. • Tingkat Pajak : 35% dari laba sebelum pajak
c. d. c. � Modal Kerja : Rp. 1. 000, - pada awal 2008 cukup untuk kegiatan tahun 2008, diantaranya sebesar Rp. 400. 000, - berupa Kas. Untuk dua tahun berikutnya Modal Kerja sebesar 10% dari nilai penjualan dan 40% diantaranya berupa Kas Penerimaan : • Penjualan Aktiva Tetap tahun 2008 = Rp. 750. 000, -tahun 2010 = Rp. 200. 000, • Pinjaman tambahan Rp. 1. 000, - untuk tahun 2010 Pengeluaran lain-lain : • Pembayaran Dividen 40% dari laba setelah pajak setiap tahun • Pembelian Aktiva Tetap tahun 2010 sebesar Rp. 500. 000, Pertanyaan : 1) Buatlah Proyeksi Laba Rugi PT. SUKSESKU tahun 2008 – 2010 2) Menentukan Kebutuhan dan Komposisi Modal Kerja PT. SUKSESKU tahun 2008 – 2010 3) Menyusun Anggaran Kas PT. SUKSESKU tahun 2008 - 2010
- Slides: 39