ASUMSI RASIONALITAS Mikro Ekonomi Syariah INTRODUCTION Asumsi Rasionalitas

  • Slides: 17
Download presentation
ASUMSI RASIONALITAS Mikro Ekonomi Syariah

ASUMSI RASIONALITAS Mikro Ekonomi Syariah

INTRODUCTION • Asumsi Rasionalitas adalah anggapan bahwa manusia berperilaku secara rasional (masuk akal), dan

INTRODUCTION • Asumsi Rasionalitas adalah anggapan bahwa manusia berperilaku secara rasional (masuk akal), dan tidak secara sengaja membuat keputusan yang akan menjadikan mereka lebih buruk. • Perilaku rasional mempunyai 2 makna: – Dalam makna metode, perilaku rasional berarti ”action selected on the basis of reasoned thought rather than out of habit, prejudice, or emotion (tindakan yang dipilih berdasarkan pikiran yang beralasan, bukan berdasarkan kebiasaan, prasangka, atau emosi). ” – Dalam makna hasil, perilaku rasional berarti “action that actually succeeds in achieving desired goals (tindakan yang benar-benar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai). ” 2

JENIS ASUMSI RASIONALITAS • Self interest rasionality (Rasionalitas kepentingan pribadi) Self interest tidak harus

JENIS ASUMSI RASIONALITAS • Self interest rasionality (Rasionalitas kepentingan pribadi) Self interest tidak harus selalu berarti memperbanyak kekayaan seseorang dalam satuan rupiah tertentu. Self interest sekurang-kurangnya mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan prestise, persahabatan, cinta, kekuasaan, menolong sesama, penciptaan karya seni, dll. • Present-aim rationality – Teori utilitas modern yang aksiomatis tidak berasumsi bahwa manusia bersikap mementingkan kepentingan pribadinya (self- interested). – Teori ini hanya berasumsi bahwa manusia menyesuaikan preferensinya dengan sejumlah aksioma, secara kasarnya preferensi-preferensi tersebut harus konsisten. – Individu-individu menyesuaikan dirinya dengan aksioma-aksioma tanpa harus menjadi self interested. 3

AKSIOMA PILIHAN RASIONAL 1. Kelengkapan (Completeness) Jika individu dihadapkan pada dua situasi, A dan

AKSIOMA PILIHAN RASIONAL 1. Kelengkapan (Completeness) Jika individu dihadapkan pada dua situasi, A dan B, maka ia dapat selalu menentukan secara pasti salah satu dari tiga kemungkinan ini: - A lebih disukai daripada B - B lebih disukai daripada A - A dan B keduanya sama-sama disukai 2. Transivitas (Transivity) Jika bagi seorang “A lebih disukai daripada B” dan “B lebih disukai daripada C, ” maka baginya “A harus lebih disukai daripada C. ” Asumsi ini menyatakan bahwa pilihan individu bersifat konsisten secara internal. 3. Kontinuitas (Continuity) Jika bagi seorang “A lebih disukai daripada B. ” maka situasi-situasi yang secara cocok “mendekati A, ” harus juga lebih disukai daripada B. 4

ASUMSI LAIN TENTANG PREFERENSI a. Kemonotonan yang Kuat (Strong Monotonicity) Bahwa lebih banyak berarti

ASUMSI LAIN TENTANG PREFERENSI a. Kemonotonan yang Kuat (Strong Monotonicity) Bahwa lebih banyak berarti lebih baik. Biasanya kita tidak memerlukan asumsi sekuat ini. Asumsi ini dapat diganti dengan yang lebih lemah yakni Local Nonsatiation. b. Local Nonsatiation Asumsi ini menyatakan bahwa seseorang dapat selalu berbuat baik, sekecil apa pun, bahkan bila ia hanya menikmati sedikit perubahan saja dalam “keranjang konsumsinya”. c. Konveksitas Ketat (Strict Convexity) Asumsi ini menyatakan bahwa seseorang lebih menyukai yang rata-rata daripada yang ekstrim, tapi selain dari pada makna ini, asumsi ini memiliki muatan ekonomis yang kecil. Strict convexity merupakan generalisasi dari asumsi neoklasik tentang “diminishing marginal rates of substitution. ” 5

PERSPEKTIF ISLAM TENTANG ASUMSI RASIONALITAS • Perluasan Konsep Rasionalitas (Untuk Transivitas) – Transitivitas adalah

PERSPEKTIF ISLAM TENTANG ASUMSI RASIONALITAS • Perluasan Konsep Rasionalitas (Untuk Transivitas) – Transitivitas adalah syarat minimal konsistensi, jika konsistensi tidak menysaratkan transitivitas maka sesungguhnya ia tidak mensyaratkan apa pun. Dua cara mendistribusikan pendapatan menurut Islam, yaitu iuran wajib (zakat) dan iuran sukarela (infaq). – Contoh kasus menurut aksioma transitivitas yang tidak masuk akal/rasional karena tidak konsisten Jika seseorang bekerja dengan gaji Rp. 10 juta lebih disukai daripada pekerjaan dengan gaji Rp. 5 juta, dan jika pekerjaan dengan pendapatan Rp. 5 juta lebih disukai daripada pendapatan Rp. 3 juta, apakah masuk akal pendapatan Rp. 3 juta ataupun lebih bawah dari itu lebih disukai dari pada pendapatan Rp 10 juta? 6

PERSPEKTIF ISLAM TENTANG ASUMSI RASIONALITAS – Persyaratan Transitivitas Contoh: Adi mempertimbangkan 3 gadis untuk

PERSPEKTIF ISLAM TENTANG ASUMSI RASIONALITAS – Persyaratan Transitivitas Contoh: Adi mempertimbangkan 3 gadis untuk di jadikan istri. Dan Menurut Adi, akhlak dan kecantikan merupakan penentu. Adi merumuskan preferensinya dengan: Jika perbedaan akhlak tidak signifikan, yakni < 2, maka kecantikan merupakan faktor yang menentukan. Jika perbedaan akhlak signifikan, yakni > 2, maka akhlak merupakan faktor yang menentukan. 7

Nama Kecantikan Akhlak Ani 8 7 Bita 7 8 Cindy 6 9 Adi membuat

Nama Kecantikan Akhlak Ani 8 7 Bita 7 8 Cindy 6 9 Adi membuat alternatif Pilihan antara Perbedaan akhlak Faktor penentu Pilihan Adi Preferensi Ani & Bita 1 Kecantikan Ani daripada Bita & Cindy 1 Kecantikan Bita daripada Cindy & Ani 2 Akhlak Cindy daripada Ani

UTILITAS & INFAK (SEDEKAH) • Utilitas adalah rasa kepuasan yang berasal dari konsumsi, itu

UTILITAS & INFAK (SEDEKAH) • Utilitas adalah rasa kepuasan yang berasal dari konsumsi, itu adalah ingin berkuasa memuaskan barang, jasa, dan kegiatan. • Utilitas yang Anda terima dari mengkonsumsi barang tertentu tergantung pada selera Anda. • Kita membedakan antara utilitas total yang diperoleh dari mengkonsumsi barang. • Barang dan utilitas marjinal yang berasal dari mengkonsumsi satu unit lebih baik. • Hukum diminishing utilitas marjinal mengatakan bahwa lebih dari dikonsumsi baik periode tertentu, hal-hal lain konstan, semakin kecil peningkatan utilitas total yang diterima dari setiap unit tambahan yang dikonsumsi. 9

UTILITAS & INFAK (SEDEKAH) • Utilitas adalah subyektif. • Setiap konsumen harus membuat penilaian

UTILITAS & INFAK (SEDEKAH) • Utilitas adalah subyektif. • Setiap konsumen harus membuat penilaian terhadap menginginkan kekuatan memuaskan konsumsi dengan menerjemahkan ukuran subjektif individu kepuasan dalam unit utilitas, kita dapat memprediksi jumlah yang diminta pada harga yang diberikan serta efek dari perubahan harga pada kuantitas yang diminta • Utilitas total adalah kepuasan total konsumen berasal dari konsumsi. • Bisa merujuk kesalah satu utilitas total mengkonsumsi barang tertentu atau utilitas total dari konsumsi semua. • Analisis utilitas dapat digunakan untuk membangun kurva permintaan seorang konsumen individu dengan mengubah harga dan mengamati utilitas memaksimalkan tingkat konsumsi, kita dapat menghasilkan poin di sepanjang kurva permintaan. 10

PERLUASAN SPEKTRUM UTILITAS Barang Y Penambahan utilitas Barang X Strong monoticity Spektrum yang diperluas

PERLUASAN SPEKTRUM UTILITAS Barang Y Penambahan utilitas Barang X Strong monoticity Spektrum yang diperluas 11

Y haram X halal Y halal X haram

Y haram X halal Y halal X haram

Tipe X Tipe Y Solusi Optimal X Halal Y Halal Pada MRS = slope

Tipe X Tipe Y Solusi Optimal X Halal Y Halal Pada MRS = slope budget line X Halal Y Haram Solusi sudut pada Y = 0 X Haram Y Halal Solusi sudut pada X = 0 X Haram Y Haram Pada titik origin (0, 0)

MELONGGARKAN PERSYARATAN KONTINUITAS • Mari kita asumsikan bahwa permintaan Y haram dalam keadaan darurat.

MELONGGARKAN PERSYARATAN KONTINUITAS • Mari kita asumsikan bahwa permintaan Y haram dalam keadaan darurat. • Anda dapat membayangkan permintaan terhadap daging babi jika tidak ada makanan lain yang tersedia. • Permintaan terhadap babi ini bukan merupakan permintaan yang kontinu, melainkan diskrit. • Karena itu, permintaannya adalah permintaan titik (point demand). • Berapapun harga daging babi pada saat itu, permintaannya Qp, yakni sejumlah tertentu daging babi untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup. 14

PERLUASAN HORIZON WAKTU • • Perspektif Islam tentang waktu tidak dibatasi hanya pada masa

PERLUASAN HORIZON WAKTU • • Perspektif Islam tentang waktu tidak dibatasi hanya pada masa kini. Islam memandang waktu sebagai horison. Dalam perspektif Islam, waktu sangat penting dan sangat bernilai. Nilai waktu tergantung pada bagaimana seseorang memanfaatkan waktunya. • Tentu saja, kita dapat mengukur nilai ini secara moneter. • Ide ini justru merupakan kebalikan dari konsep nilai waktu uang (time value of money). 15

KOMODITAS YANG SEHARUSNYA TIDAK DIDISKON • Keberatan pertama bukan ditujukan kepada teori metode harga

KOMODITAS YANG SEHARUSNYA TIDAK DIDISKON • Keberatan pertama bukan ditujukan kepada teori metode harga pasar, tetapi ditujukan pada cara-cara penerapan metode tersebut dalam praktik. • Menurut teori tersebut, setiap komoditi seharusnya didiskon pada tingkat diskonto masing-masing komoditasnya. • Pikirkanlah tentang sumber daya langka yang tidak dapat direproduksi, yang sama sekali tidak dapat diproduksi. • Sumber daya langka tidak dapat diubah menjadi sumber daya masa depan dalam jumlah yang lebih besar. 16

REFERENSI • Al-Arif, M. Nur Rianto & Euis Amalia. 2016. “Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan

REFERENSI • Al-Arif, M. Nur Rianto & Euis Amalia. 2016. “Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. ” Jakarta: Prenadamedia Group. • Karim, Adiwarman. 2015. “Ekonomi Mikro Islam. ” Jakarta : Rajawali Pers. 17