ASUHAN KEPERAWATAN THYPOID OLEH AMBAR LARASWATI NIM G
ASUHAN KEPERAWATAN THYPOID OLEH : AMBAR LARASWATI NIM : G 0 A 017074 D 3 KEPERAWATAN UNIMUS 201`7
Definisi • Demam tifoid (Typhus abdominalis, Typhoid fever, enteric fever) merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam selama satu minggu atau lebih dengan disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Ngastiyah, 2005).
Etiologi • Penyakit tifus disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella Typhosa, basil gram negatif, berflagel (bergerak dengan bulu getar), anaerob, dan tidak menghasilkan spora. Bakteri tersebut memasuki tubuh manusia melalui saluran pencernaan dan manusia merupakan sumber utama infeksi yang mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit saat sedang sakit atau dalam pemulihan. Kuman ini dapat hidup dengan baik sekali pada tubuh manusia maupun pada suhu yang lebih rendah sedikit, namun mati pada suhu 70°C maupun oleh antiseptik. Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B atau C (Soedarto, 1996). • Salmonella Typhosa memiliki tiga macam antigen, yaitu : • a. antigen O (Ohne Hauch) : merupakan polisakarida yang sifatnya spesifik untuk grup Salmonella dan berada permukaan organisme dan juga merupakan somatik antigen yang tidak menyebar • b. antigen H : terdapat pada flagella dan bersifat termolabil • c. antigen Vi : merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi antigen
Patofisiologi • Kuman Salmonella masuk bersama makanan/minuman. Setelah berada dalam usus halus kemudian mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus (teutama Plak Peyer) dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrose setempat, kuman lewat pembuluh limfe masuk ke aliran darah (terjadi bakteremi primer) menuju ke organ-organ terutama hati dan limfa. Kuman yang tidak difagosit akan berkembang biak dalam hati dan limfa sehingga organ tersebut membesar disertai nyeri pada perabaan. • Pada akhir masa inkubasi (5 -9 hari) kuman kembali masuk dalam darah (bakteremi sekunder) dan menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan tukak berbentuk lonjong di atas Plak Peyer. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Pada masa bakteremi ini, kuman mengeluarkan endotoksin yang mempunyai peran membantu proses peradangan lokal dimana kuman ini berkembang. • Demam tifoid disebabkan karena Salmonella Typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh lekosit pada jaringan yang meradang. Zat pirogen ini akan beredar dalam darah dan mempengaruhi pusat termoregulator di hipotalamus yang menimbulkan gejala demam.
Manifestasi klinis • Masa inkubasi rata-rata 10 -20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama sampai 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodroma, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak bersemangat.
Prognosis • Prognosis Tifus abdominalis pada anak umumnya baik, asal pasien cepat berobat. Menurut Ngastiyah (2005) mortalitas pada pasien yang dirawat ialah 6%. Prognosis menjadi tidak baik bila terdapat gambaran klinis yang berat seperti : • Demam tinggi (hiperpireksia) atau febris kontinua • Kesadaran sangat menurun (sopor, koma, atau delirium) • Terdapat komplikasi yang berat, misalnya dehidrasi dan asidosis, perforasi
Pengobatan Demam • § Ukur suhu sesering mungkin • • § Monitor IWL § Monitor warna dan suhu kulit § Ukur tekanan darah, nadi dan RR § Monitor penurunan tingkat kesadaran § Periksa WBC, Hb, dan Hct § Catat intake dan output ( ukur balance cairan) § Kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian anti piretik § Kolaborasi pengobatan dengan tim medis untuk mengatasi penyebab demam
SELESAI DEMAM THYPOID
- Slides: 8