ASUHAN KEPERAWATAN PANKREATITIS PANKREATITIS PANKREATITIS PERADANGAN PADA PANKREAS

  • Slides: 34
Download presentation
ASUHAN KEPERAWATAN PANKREATITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PANKREATITIS

PANKREATITIS

PANKREATITIS

PANKREATITIS = PERADANGAN PADA PANKREAS

PANKREATITIS = PERADANGAN PADA PANKREAS

PENDAHULUAN Pankreas suatu kelenjar yang besar dibelakang perut dan dekat pada usus duabelasjari (duodenum).

PENDAHULUAN Pankreas suatu kelenjar yang besar dibelakang perut dan dekat pada usus duabelasjari (duodenum). Duodenum adalah bagian atas dari usus kecil Fgs Pankreas mengeluarkan enzim dan hormon ( insulin dan glukagon)

KELENJAR PANKREAS Terletak di retroperitoneal rongga abdomen bagian atas dan terbentang horizontal dari duodenum

KELENJAR PANKREAS Terletak di retroperitoneal rongga abdomen bagian atas dan terbentang horizontal dari duodenum ke lien. Jaringan utama pankreas terdiri atas : Asini Berfungsi untuk mensekresikan getah pencernaan ke dalam duodenum Pulau Lagerhans Tidak mengeluarkan sekretnya keluar tapi langsung ke dalam darah Pulau lagerhans terdiri dari beberapa sel : sel alfa / sel A, sel beta / sel B, sel C dan sel D

 Pulau Langerhans Sel alfa/ sel A Menghasilkan glukagon yang berfungsi untuk meningkatkan kadar

Pulau Langerhans Sel alfa/ sel A Menghasilkan glukagon yang berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan cara memobilisasi glukosa, asam lemak dan asam amino dari tempat cadangannya ke dalam darah. Sel beta/ sel B Mensekresi insulin yang berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan cara meningkatkan simpanan glukosa hati ke hati

 Sel C Mensekresi somatotastin yang berpengaruh : Menekan Gh Menghambat saluran cerna (pengosongan

Sel C Mensekresi somatotastin yang berpengaruh : Menekan Gh Menghambat saluran cerna (pengosongan lambung, sekresi asam lambung, kontraksi bladder) Sel D Mensekresi polipeptida (Gastrin)

DEFINISI Pankreatitis adalah reaksi pradangan pankreas (inflamasi pankreas). Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada

DEFINISI Pankreatitis adalah reaksi pradangan pankreas (inflamasi pankreas). Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan.

Klasifikasi Berdasarkan The Second International Symposium on the Classification of Pancreatitis (Marseilles, 1980), pankreatitis

Klasifikasi Berdasarkan The Second International Symposium on the Classification of Pancreatitis (Marseilles, 1980), pankreatitis dibagi atas: • Pankreatitis akut (fungsi pankreas kembali normal lagi). • Pankreatitis kronik (terdapat sisa-sisa kerusakan yang permanen).

Klasifikasi Pankreatitis Akut • Pankreatitis Akut Tipe Intersitial: Secara makroskopik, pankreas membengkak secara difus

Klasifikasi Pankreatitis Akut • Pankreatitis Akut Tipe Intersitial: Secara makroskopik, pankreas membengkak secara difus dan tampak pucat. Tidak didapatkan nekrosis atau perdarahan, atau bila ada, minimal sekali. Secara mikroskopik, daerah intersitial melebar karena adanya edema ekstraselular, disertai sebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear (PMN). Saluran pankreas dapat terisi dengan bahan-bahan purulen • Pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik: Secara makroskopik tampak nekrosis jaringan pankreas disertai dengan perdarahan dan inflamasi. Tanda utama adalah adanya nekrosis lemak pada jaringan-jaringan di tepi pankreas, nekrosis parenkim dan pembuluh-pembuluh darah sehingga mengakibatkan perdarahan dapat mengisi ruangan retroperitoneal

PENYEBAB • • Alokohol Penyebab 80% Batu Empedu Obat 2 an furosemide Gondongan Kadar

PENYEBAB • • Alokohol Penyebab 80% Batu Empedu Obat 2 an furosemide Gondongan Kadar trigliserid Ca Pankreas Kerusakan Pankreas krn pembedahan Tekanan darah rendah aliran darah k pankreas jg rendah

Keadaan Klinis • • nyeri abdomen bagian tengah atas mual-muntah, demam, syok, sesak nafas,

Keadaan Klinis • • nyeri abdomen bagian tengah atas mual-muntah, demam, syok, sesak nafas, Kehilangan BB steatorhea

Pankreatitis akut hemorragic Pankreatitis akut

Pankreatitis akut hemorragic Pankreatitis akut

ASUHAN KEPERAWATAN • KELUHAN: Klien datang dengan mengeluh nyeri tiba-tiba yang terjadi di epigastrum,

ASUHAN KEPERAWATAN • KELUHAN: Klien datang dengan mengeluh nyeri tiba-tiba yang terjadi di epigastrum, abdomen bawah atau terlokalisirpada daerah torasika porterior dan lumbalis. Nyeri bisa ringan atau parah atau biasanya menetap da tidak bersifat kram • RIWAYAT: Kaji apakah pernah mendapat intervensi pembedahan seperti colecytectomy, atau prosedur diagnostik. Kaji apakah pernah menderita masalah medis lain yang menyebabkan pankreatitis meliputi ulkus peptikum, gagalginjal, vaskular disorder, hypoparathyroidisme, hyperlipidemia, virus parotitis dan dibuat catatan obat-obatan yang pernah digunakan

LANJUTAN……… POLA ELIMINASI • Klien dapat melaporkan adanya feces berlemak / steatorea, juga penurunan

LANJUTAN……… POLA ELIMINASI • Klien dapat melaporkan adanya feces berlemak / steatorea, juga penurunan berat badan, mual, muntah. Pastikan karakteristik dan frekuensi BAB POLA NUTRISI • Perlu dikaji status nutrsi klien dan catat faktor yang dapat menurunkan kebutuhan nutrisi

Pemeriksaan Fisik – Mata: Konjungtiva anemis, Sklera ikterik – Mulut dan tenggorokan: Kebersihan kurang,

Pemeriksaan Fisik – Mata: Konjungtiva anemis, Sklera ikterik – Mulut dan tenggorokan: Kebersihan kurang, dan terlihat bibir klien sianosis, dan mukosa mulut kering – TTV Kaji adanya peningkatan temperatur, takikardi, dan penurunan tekanan darah. Demam merupakan gejala yang umum biasanya (dari 39°C). demam berkepanjangan dapat menandakan adanya komplikasi gastrointestinal dari penyakit seperti peritonitis, kolesistitis atau absese intra abdomen.

Sistem Gastrointestinal • Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri abdomen. Juga terdapat distensi abdomen bagian

Sistem Gastrointestinal • Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri abdomen. Juga terdapat distensi abdomen bagian atas dan terdengar bunyi timpani. Bising usus menurun atau hilang karena efek proses peradangan dan aktivitas enzim pada motilitas usus. Hal ini memperberat ketidakseimbangan cairan pada penyakit ini. • Pasien dengan penyakit pankreatitis yang parah dapat mengalami asites, ikterik dan teraba massa abdomen

Sistem Kardiovaskuler • Efek sistemik lainnya dari pelepasan kedalam sirkulasi adalah vasodilatasi perifer yang

Sistem Kardiovaskuler • Efek sistemik lainnya dari pelepasan kedalam sirkulasi adalah vasodilatasi perifer yang pada gilirannya dapat menyebabkan hipotensi dan syok. • Penurunan perfusi pankreas dapat menyebabkan penurunan faktor depresan miokardial (MDF). Faktor depresan miokardial diketahui dapat menurunkan kontraktilitas jantung. Seluruh organ tubuh kemudian terganggu • Resusitasi cairan dini dan agresif diduga dapat mencegah pelepasan MDF. Aktivasi tripsin diketahui dapat mengakibatkan abnormalitas dalam koagulitas darah dan lisis bekuan. Koagulasi intravaskular diseminata dengan keterkaitan dengan gangguan perdarahan selanjutnya dapat mempengaruhi keseimbangan cairan

 Sistem Respirasi • Pelepasan enzim-enzim lain (contoh fosfolipase) diduga banyak menyebabkan komplikasi pulmonal

Sistem Respirasi • Pelepasan enzim-enzim lain (contoh fosfolipase) diduga banyak menyebabkan komplikasi pulmonal yang berhubungan dengan pankretitis akut. Ini termasuk hipoksemia arterial, atelektasis, efusi pleural, pneumonia, gagal nafas akut dan sindroma distress pernafasan akut

Metabolik • Komplikasi metabolik dari pankreatitis akut termasuk hipokalsemia dan hiperlipidemia yang diduga berhubungan

Metabolik • Komplikasi metabolik dari pankreatitis akut termasuk hipokalsemia dan hiperlipidemia yang diduga berhubungan dengan daerah nekrosis lemak disekitar daerah pankreas yang meradang. Hiperglikemia dapat timbul dan disebabkan oleh respon terhadap stress. Kerusakan sel-sel inset langerhans menyebabkan hiperglikemia refraktori. Asidosis metabolik dapat diakibatkan oleh hipoperfusi dan aktivasi hipermetabolik anaerob

Sistem Integumen • Membran mukosa kering, kulit dingin dan lembab, sianosis yang dapat mencerminkan

Sistem Integumen • Membran mukosa kering, kulit dingin dan lembab, sianosis yang dapat mencerminkan dehidrasi ringan sampai sedang akibat muntah atau sindrom kebocoran kapiler. Perubahan warna keunguan pada panggul (tanda turney grey) atau pada area periumbilikus (tanda cullen) terjadi pada nekrosis hemoragik yang luas

Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi, edema, distensi pada pankreas dan iritasi

Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi, edema, distensi pada pankreas dan iritasi peritoneum. b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan rasa nyeri akut, infiltrat paru, efusi pleura dan atelektasis. c. Perubahan status nutrisi berhubungan dengan penurunan asupan makanan dan peningkatan kebutuhan metabolisme. d. Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan status nutrisi yang buruk, tirah baring dan luka akibat operasi serta pemasangan drain yang lebih dari satu.

Nyeri akut berhubungan dengan: inflamasi, edema, distensi pada pankreas dan iritasi peritoneum DS: Laporan

Nyeri akut berhubungan dengan: inflamasi, edema, distensi pada pankreas dan iritasi peritoneum DS: Laporan secara verbal DO: - Posisi untuk menahan nyeri - Tingkah laku berhati-hati - Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai) - Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil) - Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) - Perubahan dalam nafsu makan dan minum

NOC : • • • Pain Level, pain control, comfort level Setelah dilakukan tinnakan

NOC : • • • Pain Level, pain control, comfort level Setelah dilakukan tinnakan keperawatan selama 2 x 24 Jam Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal

NIC • Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan

NIC • Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi • Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan • Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan • Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan • Kurangi faktor presipitasi nyeri • Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi • Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin • Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri • Tingkatkan istirahat • Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur • Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan : rasa nyeri akut, infiltrat paru, efusi pleura

Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan : rasa nyeri akut, infiltrat paru, efusi pleura dan atelektasis. • DS: Dyspnea dan Nafas pendek • DO: - Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi - Penurunan pertukaran udara per menit - Menggunakan otot pernafasan tambahan - Orthopnea - Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama - Penurunan kapasitas vital - Respirasi: < 11 – 24 x /mnt

NOC: Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency Vital sign Status Setelah

NOC: Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency Vital sign Status Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 Jam pasien menunjukkan keefektifan pola nafas, dibuktikan dengan kriteria hasil: • Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg mudah, tidakada pursed lips) • Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) • Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan) • •

NIC: Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan

NIC: Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Berikan bronkodilator : Berikan pelembab udara Kassa basah Na. Cl Lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O 2 Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea Pertahankan jalan nafas yang paten Observasi adanya tanda hipoventilasi Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi Monitor vital sign Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas. • Ajarkan bagaimana batuk efektif • Monitor pola nafas • • • •

Masalah Kolaborasi (Komplikasi Potensial) Berdasarkan dari data-data hasil pengkajian, komplikasi potensial yang mungkin terjadi

Masalah Kolaborasi (Komplikasi Potensial) Berdasarkan dari data-data hasil pengkajian, komplikasi potensial yang mungkin terjadi mencakup: a. Gangguan keseimbangan cairan dan elekrolit b. Nekrosis pankreas c. Syok dan kegagalan organ yang multipel

Penatalaksanaan Gizi Yang sering dilakukan pada pasien dengan pankreatitis (70% inflamasi) di rawat inap

Penatalaksanaan Gizi Yang sering dilakukan pada pasien dengan pankreatitis (70% inflamasi) di rawat inap adalah: - puasa dalam waktu 7 – 10 hr - tube feeding enteral dan TPN tidak diberikan atau bahkan kontra indikasi Seharusnya secepatnya nutrisi diberikan sebelum 7 hari utk menghindari malnutrisi - bila harus puasa hanya 48 – 72 jam saja, kemudian secepatnya di beri makan

Nyeri perut dan muntah gejala yang dominan Oleh karena nyeri timbul bila kadar lipase

Nyeri perut dan muntah gejala yang dominan Oleh karena nyeri timbul bila kadar lipase > 3 x Durasi nyeri memanjang >11 hr Kapan oral feeding di berikan ? 1. Nyeri hilang 2. Nafsu makan mulai muncul 3. Lipase < 3 x normal 4. Peristaltik usus normal Diet enteral dimulai -dengan diet cair untuk 24 jam pertama, kemudian ditingkatkan sesuai yg dpt ditoleransi - diet rendah lemak.

Diet Rendah Lemak • RL I diberikan pd keadaan akut - Diberikan berupa buah

Diet Rendah Lemak • RL I diberikan pd keadaan akut - Diberikan berupa buah 2 an dan minuman manis - Sebaiknya diberikan slm 1 – 2 hari • RL II fase akut sdh teratasi mual muntah berkurang - Makanan ini rendah energi, Ca, timin - Dalam bntk cincang, lunak atau biasa disesuaikan dg keadaan px

 • RL III px kondisi tlah membaik yg tdk gemuk dan cukup nafsu

• RL III px kondisi tlah membaik yg tdk gemuk dan cukup nafsu makan - Bentuk makanan lunak atau biasa - Cukup energi dan semua zat gizi • Syarat Diet : - E sesuai kebutuhan; gemuk Rendah Energi - P 1 – 1, 25 g/kg BB - Pd keadaan akut pantang lemak ; keadaan kronis 20 – 25 % - Hindari b. m yg menimbulkan rs kembung dan tdk nyaman

SELAMAT BELAJAR!

SELAMAT BELAJAR!