Asuhan Keperawatan Pada Pasien yang Terpasang Chemoport Port
- Slides: 22
Asuhan Keperawatan Pada Pasien yang Terpasang Chemoport / Port A Cath Presented by: TIM CATHLAB RS. St. Borromeus
Chemoport / Port-a-cath • Chamber dengan port yang ditempatkan dijaringan subcutan, umumnya didaerah dinding dada, tetapi adapula yang ditempatkan dilengan. • Catheter dihubungkan dari chamber ke sistem vena sentral melalui tunnel, dengan ujung tip kateter di muara atrium kanan. • Port ini tersedia dalam profil biasa, sedang dan tinggi. • Long term access – dapat bertahan beberapa tahun (2000 kali tusukan) • Secara estetika lebih baik karena body image pasien tetap terlihat baik 2
TIPE PORT : SINGLE PORT DOUBLE PORT POWER PORT (SL DAN DL) 3
LOKASI IMPLANT DADA ATAS LENGAN AKSES VENA : VENA JUGULARIS INTERNAL/EKSTERNAL VENA SUBKLAVIA AKSES VENA : VENA SEFALIKA VENA BASILIKA
KEGUNAAN • Sekitar 90% digunakan untuk pemberian obat kemotherapi • Dapat juga digunakan untuk : – Terapi antibiotik / antiviral – Pengambilan sampel darah – Tranfusi darah – Pemberian Parenteral Nutrition (TPN) – Pemeriksaan dengan media kontras menggunakan High pressure injection (port khusus)
Power Port • Saat ini perkembangan dalam implanted ports dan non-coring needles memungkinkan port untuk dijadikan “power injections “. • Alat ini didesain untuk mampu dilewati cairan 5 ml/detik dan power injections sampai dengan tekanan 300 psi.
Bagaimana kita tahu bahwa itu adalah Power Port ? • Minimum ada 2 hal yang dapat mengidentifikasi : - Adanya laporan dari Radiologi Intervensi. - Pasien biasanya diberikan ID card - Power Ports biasanya memiliki huruf “CT” yang bisa dilihat dengan bantuan alat radiologi seperti CT Scan dll. • Jika port dipasang di institusi lain maka : - Kontak tempat dimana dipasang dan cari informasi yang jelas mengenai port tersebut. - Rekomendasikan untuk melakukan chest x-ray untuk memastikan posisi kateter dan ujungnya.
Non Coring Needles
Non Coring Needles
Non Coring Needles Contoh Flow rate maximum untuk Bardports dengan beberapa ukuran jarum: 19 g non-coring needle - 1680 ml /jam 20 g non-coring needle - 960 ml /jam 22 g non-coring needle - 312 ml /jam
Non Coring Needles Drug Viscosity Length Na. Cl 0. 9% Low G 24 – G 22 Plasma Low G 22 Lipid emulsion 20% Low G 22 – G 20 Lipid emulsion 30% Average G 22 – G 20 Cytotoxics Average G 22 – G 20 Glucose 30% Average G 22 – G 20 Glucose 50% High G 20 – G 19 Blood cells High G 19 Blood samples High G 19 Ukuran Jarum disesuaikan dengan ukuran port dan jenis cairan yang akan digunakan.
PENGAKSESAN DAN PERAWATAN AKSES PORT
AKSES PORT • Sebelum mengakses Port, verifikasi kembali advis dokter dan posisi kateter; ujung kateter idealnya di muara atrium kanan. • Kaji kulit daerah sekitar chemoport, pastikan tidak ada kemerahan, bengkak, hangat, ulkus atau turgor kulit jelek. • Untuk akses port pergunakan non coring needle steril yang baru dan disesuaikan dengan ketebalan subcutan pasien serta jenis cairan yang akan diberikan.
PERSIAPAN • Cairan, set infus, 3 -way, dan tiang infus jika untuk infus yang kontinyu. • Na. Cl 0, 9% 20 ml dalam spuit 20 ml, Spuit 5 ml untuk aspirasi. • Spuit 1 cc untuk heparin, Spuit 10 ml untuk heparin flush 100 units/ml • Non-coring (Huber) needle: chest port: 19 - 20 G, panjang ¾ atau 1 inch, arm port: 20 G, panjang ½ atau ¾ inch (Panjang jarum disesuaikan dengan ketebalan jaringan subcutan) • 1 central line dressing kit (doek bolong, kassa, dll) • 1 sarung tangan steril • Alkohol 70 % + Chlorhexidine 2 %, atau cairan antiseptic yang lain • Antimicrobial dressing untuk menjaga akses awet.
PROSEDUR 1. Identifikasi pasien, nama dan nomor RM, tanggal lahir atau pastikan dengan gelang identifikasi. 2. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. 3. Beri lidocain zalf (Emla) di lokasi penusukan, biarkan 45 menit agar obat meresap dan kulit baal. 4. Beri posisi nyaman pada pasien, bisa terlentang atau semi. Fowler's. 5. Cuci tangan. 6. Palpasi implanted port dan sekitarnya. 7. Gunakan sarung tangan steril dan lakukan preparasi dengan Alkohol 70% + Chlorhexidine 2% atau antiseptic yang lain menggunakan tehnik steril.
PROSEDUR 8. Pelihara agar area tersebut tetap steril dengan mempergunakan doek bolong. 9. Siapkan non coring needle tubing dengan memberikan cairan priming 1 -2 ml normal saline menggunakan spuit 20 ml tanpa jarum, keluarkan semua udara lalu tutup klemnya. 10. Dengan tangan yang tidak dominan tahan port dengan jari (telunjuk dan jempol) agar port tetap stabil. 11. Cari bagian tengah septum dengan cara dipalpasi, lalu mulai masukkan jarum non coring melewati kulit sampai ke septum dan menembus septum hingga menyentuh ke bagian bawah port/dinding bawah port. 12. Pastikan jarum benar-benar masuk diposisi yang tepat sebelum mulai mengambil sampel darah atau chemotherapi.
PROSEDUR 13. Untuk memastikan akses tepat, lakukan aspirasi darah 1 -2 ml lalu flush dengan normal salin hingga bersih lalu klem tubenya, lepas spuitnya, sambung dengan 3 -way dan set infus dan selanjutnya proses therapi bisa dimulai. 14. Fixasi non coring needle dan verband sekitar tusukan dengan prinsip steril. Bila akses digunakan dalam jangka panjang, maka perlu dilakukan penggantian verban setiap 72 jam. 15. Observasi dan dokumentasikan kondisi daerah tusukan setiap shift, perhatikan adanya tanda-tanda kemerahan, bengkak, kebocoran cairan atau adanya rasa tidak nyaman/nyeri. 16. Dokumentasikan prosedur di catatan keperawatan dan pemberian cairan serta obat sesuai order.
FLUSHING Dewasa/Remaja: 10 -20 ml normal saline tiap lumen, lalu berikan 5 ml (100 units/ml) heparin = 500 units Flushing untuk pemeliharaan tiap 4 -6 minggu jika port tidak dipakai (direkomendasikan tiap bulan). Bayi/anak: 3 -5 ml (10 units/ml) heparin setiap kali habis dipakai (30 -50 units) 3 -5 ml (100 units/ml) heparin untuk pemeliharaan setiap bulan jika port tidak dipakai (300 -500 units)
FLUSHING Direkomendasikan memakai spuit minimal 10 ml, ini untuk meringankan usaha kita saat menekan spuit dan untuk mengurangi resiko dislokasi atau rusaknya lumen kateter. Pergunakan tehnik “push-pause” flushing, hal ini dikarenakan dengan adanya dorongan lalu berhenti lalu dorong lagi akan menimbulkan turbulensi cairan di dalam lumen dan ini membuat debris yang mungkin menempel dilumen terlepas sehingga lumen bersih. Berikan “positive pressure finish” atau memberi tekanan positif saat selesai memberikan flushing dan mencabut jarum non coring agar tidak ada aliran balik darah masuk kedalam lumen kateter. Minimalkan menarik dan membuang darah sesudah dilakukan flushing, hal ini dimaksudkan mengurangi resiko infeksi dan terjadinya bekuan darah.
Resiko/Komplikasi • Infiltrasi karena penusukan yang tidak baik atau jarum meleset. • Oklusi (bisa karena tehnik flushing yang tidak benar). • Kulit robek. • Infeksi. • Terbentuk trombus. • Kateter patah / tertekuk atau bergeser. • Masuknya emboli udara.
Terima Kasih
- Asuhan keperawatan pada pasien katarak
- Asuhan berpusat pada pasien
- Asuhan keperawatan anak berkebutuhan khusus
- Asuhan keperawatan sle
- Rhd pada anak
- Askep retinoblastoma pada anak
- Asuhan keperawatan pada klien dg ansietas
- Pelayanan dan asuhan pasien (pap)
- Materi asuhan keperawatan
- Syok hipovolemik
- Diagnosa keperawatan preeklampsia
- Penerapan teori peplau dalam asuhan keperawatan
- Askep konstipasi
- Kti tumor otak
- Sistem pengorganisasian asuhan keperawatan
- Kriteria kad
- Contoh ronde keperawatan hipertensi
- Jarum chemoport
- Pemasangan chemoport
- Asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama
- Asuhan pada perempuan berkebutuhan khusus
- 8255 a is a
- In bsr mode