Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Effusi Pleura Asep
- Slides: 34
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Effusi Pleura Asep Setiawan, SKp. , MKep. 1
EFFUSI PLEURA Adanya akumulasi cairan di dalam rongga pleura. Kondisi ini jarang bersifat primer tetapi sekunder akibat penyakit lain 2
• Ca yang meluas khususnya pada paru dan mamae • Infeksi : TBC, Pneumonia, dll • Gagal jantung kongestif • Penyakit hepar • Penyakit ginjal • Meig’s syndrome (Tumor-tumor pelvis non metastase khususnya pada ovarium) 3
Pertimbangan Fisiologis • Rongga pleura merupakan rongga potensial • Memiliki 10 -20 cc cairan yang berfungsi sebagai lubricant saat paru mengembang dan mengempis • Memiliki tekanan negatif ( + - 2 mm. Hg) • Adanya akumulasi cairan dalam rongga pleura akan mengganggu proses ventilasi dimana complience paru akan menurun 4
Pathofisologi Cairan masuk mekanisme : kedalam rongga pleura melalui • Peningkatan tekanan intra kapiler pulmoner • Peningkatan permeabilitas kapiler pulmoner • Penurunan tekanan osmotik koloid ; hypoalbumin • Peningkatan tekanan negatif intrapleural ; atelektasis • Kerusakan ataupun kegagalan drainage limfatik pada rongga pleura ; obstruksi atau carcinoma mediastinal 5
Tergantung penyebab dan mekanisme perpindahan cairan • Eksudat • Transudat 6
Kriteria yang membedakan Eksudat dari Transudat • Kandungan protein lebih dari 3. 0 gr/ml • Serum protein cairan pleura lebih dari 0. 5 • Serum LDH cairan pleura diatas 0. 6 • Berat jenis lebih dari 1. 016 • Test rivalta + • Warna lebih tua dan keruh 7
PENGKAJIAN Keluhan utama yang biasa dirasakan adalah sesak nafas dan nyeri dada. Kaji dengan pendekatan : • Provocative – Palliative • Quality – Quantity • Region – Radiaton • Severity • Time Bound 8
Riwayat Kesehatan Dulu Kaji penyakit yang dapat berdampak timbulnya effusi pleura, hubungkan dengan : • Peningkatan tekanan intra kapiler pulmoner • Peningkatan permeabilitas kapiler pulmoner • Penurunan tekanan osmotik koloid ; hypoalbumin • Peningkatan tekanan negatif intrapleural ; atelektasis • Kerusakan ataupun kegagalan drainage limfatik pada rongga pleura ; obstruksi atau carcinoma mediastinal 9
Pemeriksaan Fisik • Ditemukan tanda dan gejala sesuai dengan penyakit primernya • Ditemukan tanda dan gejala yang berhubungan dengan akumulasi cairan didalam rongga pleura 10
Pengkajian : Respirasi • Tachypnea, dangkal, dyspnoe, pernafasan abdominal, retraksi intercosta, penggunaan otot pernafasan tambahan • Dullness pada perkusi diatas akumulasi cairan • Suara paru menurun dan mungkin tidak terdengar sama sekali pada area akumulasi cairan • Pergerakan dada tidak simetris • Bila effusi pleura akibat penyakit infeksi paru, ditemukan tanda dan gejala yang berhubungan dengan penyakit primernya 11
Pengkajian : Sirkulasi • Tachycardi, rate reguler / ireguler • TD normal atau meningkat • Bila Effusi pleura akibat gagal jantung ditemukan tanda gejala gagal jantung 12
Pengkajian : Integumen • Cyanosis • Suhu tubuh normal / meningkat • Diaphoresis • Pada gagal jantung ditemukan akral yang dingin, oedema (gagal jantung, gangguan hepar) 13
DIAGNOSTIK 1. Chest x-ray ; sedikitnya 200 – 300 cc akumulasi cairan dapat terdekteksi melalui chest x-ray 2. Pleura pungsi 3. USG 4. Lab : Pemeriksaan cairan pleura Pemeriksaan urine ; EP e. c hypoalbumin Test sensitifitas Pemeriksaan lain : LED, ABGs, dll 14
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN • Diagnosa keperawatan disesuaikan dengan hasil pengkajian pada klien • Intervensi keperawatan meliputi : Therapeutik nursing intervention Surveillance nursing intervention Collaborative intervention Supportive – Educative intervention 15
Gangguan Oksigenasi : Ventilasi b. d penurunan pengembangan paru akibat akumulasi cairan di rongga pleura • Posisi semi fowler – fowler miring pada area terkena • Tekhnik nafas dalam • Exercise pada bahu sisi terkena • Monitoring fungsi pengembangan pernafasan, suara paru, • Monitoring X-ray, ABGs • Kollaborative : pleura pungsi, WSD, pengobatan 16
Nyeri s. d respon peradangan, pemasangan WSD • Non invasive pain management : relaksasi, distraksi (visual, auditory, object, tactile), Guided imagery, Gate Control • Menggunakan/memeluk bantal, menahan dada saat batuk, bergerak, bersin, nafas dalam • Posisi • Monitoring nyeri • Kolaborative : analgetik 17
Gangguan Intake Nutrisi ; mual, anoreksia • Porsi kecil tapi sering • Masukan makanan kesukaan klien kedalam program dietnya bila tidak kontra indikasi • Diet disesuaikan dengan penyakit primer yang melatarbelakanginya • Awasi program diet klien • Monitoring status nutrisi klien • Penjelasan tentang pentingnya diet bagi klien 18
Kecemasan • Lingkungan tenang • Pentingnya melaksanakan hal yang menunjang kesehatan ; istirahat, nutrisi • Jawab setiap pertanyaan klien dengan jelas • Jelaskan tanda dan gejala yang memerlukan tindakan segera 19
• Diagnosa keperawatan lain disesuaikan dengan penyakit yang melatarbelakangi terjadinya effusi pleura pada klien • Pemasangan WSD Resiko infeksi sekunder Keterbatasan mobilitas fisik 20
WATER SEAL DRAINAGE (WSD) • Mekanisme pernafasan normal berlangsung dengan prinsip tekanan negatif • Kapanpun, penyebab apapun yang menyebabkan rongga dada terbuka menyebabkan hilangnya tekanan negatif yang dapat menyebabkan collaps paru • Substansi patologis yang terkumpul dalam rongga pleura menyebabkan perubahan tekanan negatif intrapleural yang mengudangi pengembangan paru 21
PRINSIP-PRINSIP WSD Sistem drainage harus memiliki kemampuan untuk mengangkat apapun yang terakumulasi dalam rongga pleura Rongga pleura yang normal dan fungsi cardiopulmoner dapat dipertahankan 22
Sistem 1 botol • Ujung tube dari klien tertutup oleh cairan, memungkinkan aliran keluar dan mencegah terjadinya aliran balik • Drainage gravity, respirasi, diperlukan vacum tergantung mekanisme atau bila penambahan 23
Sistem 2 botol • Botol 1 pengumpul sebagai • Efektifitas tergantung gravity, atau kekuatan suction dari vacum yang diberikan 24
Sistem 3 botol • Efektifitas tergantung gravity • Suction dikontrol pada botol III 25
AREA INSERSI • INTERCOSTA 2 – 3 UNTUK MENGANGKAT UDARA • INTERCOSTA 7 KE BAWAH UNTUK MENGANGKAT CAIRAN 26
TUJUAN • Mengangkat cairan, gas dari rongga pleura • Reekspansi paru dan mengembalikan fungsi normal cardiorespirasi setelah pembedahan, trauma, atau kondisi medis (penyakit) 27
PERAWATAN • Tube dari dada klien masuk kedalam botol berada dibawah permukaan air (larutan fisiologis) • Periksa secara periodik, fiksasi bila perlu : Tube dari dada klien berada 2, 5 cm dibawah permukaan air Tube yang pendek harus terbuka ke atmosfer 28
• Jaga slang/tube untuk tidak membentuk posisi loop dan tidak mengganggu pergerakan klien Posisi loop akan menurunkan tekanan negatif, menimbulkan tekanan balik ke rongga pleura • Tandai tingkat cairan asal pada botol dengan menggunakan plester yag ditempelkan diluar botol. Catat adanya penambahan cairan yang terakumulasi • Jamin posisi klien yang nyaman, jaga slang/tube untuk tidak tertarik akibat pergerakan klien 29
• Lakukan “exercise” pada lengan dan bahu pada sisi terkena • Lakukan milking tube setiap jam untuk mencegah timbulnya bekuan yang mengobstruksi drain • Awasi adanya kebocoran udaya pada sistem drainage diindikasikan dengan adanya gelembung udara pada botol 30
• Observasi, catat, dan laporkan segera bila timbul pernafasan cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneus emphysema, atau gejala adanya perdarahan • Anjurkan dan bantu klien untuk nafas dalam dan batuk efektif Meningkatkan tekanan intra pleural, pengosongan akumulasi zat di rongga pleura, mengeluarkan sekret tracheobronchial, mencegah atelektasis 31
• Stabilisasi botol drainage di lantai, cegah jangan sampai pecah. Peringatkan pengunjung/penunggu klien • Jika klien akan dipindahkan atau dibawa ke tempat lain, botol tetap disimpan lebih bawah dari dada. Untuk keamanan lebih baik diklem • Yakinkan adanya fluktuasi/undulasi cairan 32
Fluktuasi/undulasi akan berhenti bila • Paru-paru telah reekspansi • Tube/slang terobstruksi oleh bekuan darah, fibrin, dll • Adanya posisi loop • Suction tidak berfungsi 33
• Pada saat tube dicabut instruksikan klien untuk melakukan valsava manuever. Slang diklem dan dicabut dengan cepat • Tube dicabut sera setelah paru reekspansi (biasanya dalam 24 jam). Pada saat pencabutan hindari masuknya udara melalui bekas insersi tube 34
- Asuhan keperawatan pada klien dg ansietas
- Askep anak berkebutuhan khusus
- Askep retinoblastoma pada anak
- Macam macam klien dalam asuhan kebidanan
- Asuhan keperawatan pada pasien katarak
- Asuhan keperawatan lupus
- Askep rhd pada anak
- Masalah keperawatan konstipasi
- Materi keperawatan gawat darurat
- Asuhan keperawatan syok hipovolemik
- Asuhan keperawatan eklamsia lengkap
- Aplikasi teori peplau
- Asuhan keperawatan tumor otak
- Sistem pengorganisasian asuhan keperawatan
- Pathway kad
- Tugas keperawatan komunitas
- Setijo boesono
- Asuhan berpusat pada pasien
- Element bounding attachment
- Askeb rentan
- Nitrous premix burner menghasilkan
- Asep zaenal ausop
- Incose asep exam
- Awws asep
- Asep samsudin
- Asep mulyana unpad
- Asep telah membuat sketsa poster
- What is incose
- Asep sofyan
- Konseling kesehatan klien di masyarakat
- Ciri-ciri komunikasi terapeutik
- Komunikasi terapeutik pada setiap tahap proses keperawatan
- Modified ketogenic diet
- Contoh portofolio perpanjangan str gizi
- Panti asuhan annajah