ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPERTENSI PORTAL DAN ACITES

  • Slides: 26
Download presentation
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPERTENSI PORTAL DAN ACITES Fany anitarini

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPERTENSI PORTAL DAN ACITES Fany anitarini

ANATOMI DAN FISIOLOGI HEPAR Fungsi Hepar Memproduksi cairan empedu Metabolisme karbohidrat : glikogenesis, glikogenolisis,

ANATOMI DAN FISIOLOGI HEPAR Fungsi Hepar Memproduksi cairan empedu Metabolisme karbohidrat : glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis, menyimpan glikogen, mengubah galaktosa & fruktosa menjadi glikogen Metabolisme lemak : oksidasi asam lemak menjadi energi, membentuk lipoprotein, mensistesa kolesterol dan fosfolipid, mensistesa lemak dari protein dan karbohidrat Metabolisme protein : deaminasi asam amino, membentuk urea dari amonia yang dibuang dari tubuh, membantuk plasma protein, biotransformasi hormon, obat-obatan dan zat lain. Fungsi sirkulasi : memproses lebih dari 1000 ml darah per menit melalui sinusoidnya dari vena portal Merubah amonia menjadi urea ensepalopati hepatikum Faktor pembekuan Konjugasi bilirubin

Semua darah dari usus, dari esofagus bawah anus mengalir ke vena porta dan di

Semua darah dari usus, dari esofagus bawah anus mengalir ke vena porta dan di bawa ke hepar Darah porta 1, 5 liter/menit memebawa semua produk 2 pencernaan yg larut dalam air ( asam amino, asam lemak, gliserol, glukosa dan vit yg larut dalam air) ke hepar Darah dari sistem pencernaan memasuki hepar melalui vena porta, hepar juga diperdarahi oleh darah yg kaya akan oksigen arteri hepatika Semua darah yg keluar melewati hepar melalui vena hepatika yg mengalir ke vena cava inferior.

DEFINISI HIPERTENSI PORTAL Hipertensi Portal adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan tekanan

DEFINISI HIPERTENSI PORTAL Hipertensi Portal adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada vena di sistem portal hati dikarenakan adanya sumbatan pada aliran darah Pada kondisi ini, obstruksi aliran darah yang melewati hati menyebabkan terbentuknya tekanan. Kemudian vena besar (varises) di dalam esophagus dan lambung akan berkembang dengan tujuan untuk memotong sumbatan

ETIOLOGI Pre hepatik : trombosis vena porta. Hepatik : sirosis (90%), schistosomiasis, hepatititis, ca/tumor

ETIOLOGI Pre hepatik : trombosis vena porta. Hepatik : sirosis (90%), schistosomiasis, hepatititis, ca/tumor hati, hemakromatosis, wilson’s disease. Post hepatik : budd chiary syndrome, yaitu trombosis vena hepatik

MANIFESTASI KLINIS 1. Caput medusa 2. Varises esofagus 3. Splenomegali 4. Hemorrhoid Tanda-tanda klinis

MANIFESTASI KLINIS 1. Caput medusa 2. Varises esofagus 3. Splenomegali 4. Hemorrhoid Tanda-tanda klinis lainnya misalnya palmar eritem, spider nevi, oedem tungkai, asites, ginekomastia, jaundice.

DEFINISI ACITES Asites adalah pengumpulan cairan di dalam rongga perut. Asites adalah satu kondisi

DEFINISI ACITES Asites adalah pengumpulan cairan di dalam rongga perut. Asites adalah satu kondisi dimana terdapat akumulasi cairan berlebih yang mengisi rongga peritoneal. Diperkirakan sekitar 85 % pasien asitesadalah pasien sirosis hati atau karena penyakit hati lainnya yang parah. “Hampir 60 % pasien sirosis hati akan menjadi asites dalam masa 10 tahun, ”

ETIOLOGI Kelainan di hati - Sirosis, terutama yang disebabkan oleh alkoholisme - Hepatitis alkoholik

ETIOLOGI Kelainan di hati - Sirosis, terutama yang disebabkan oleh alkoholisme - Hepatitis alkoholik tanpa sirosis - Hepatitis menahun - Penyumbatan vena hepatik Kelainan diluar hati - Gagal jantung - Gagal ginjal, terutama sindroma nefrotik - Perikarditis konstriktiva - Karsinomatosis, dimana kanker menyebar ke rongga perut - Berkurangnya aktivitas tiroid - Peradangan pankreas.

MANIFESTASI KLINIS Jika jumlah cairan yang terkumpul tidak terlalu banyak, biasanya tidak menunjukkan gejala.

MANIFESTASI KLINIS Jika jumlah cairan yang terkumpul tidak terlalu banyak, biasanya tidak menunjukkan gejala. Jumlah cairan yang sangat banyak bisa menyebabkan pembengkakan perut dan rasa tidak nyaman, juga sesak nafas. Jumlah cairan yang sangat banyak, menyebabkan perut tegang dan pusar menjadi datar, bahkan terdorong keluar. Pada beberapa penderita, pergelangan kaki juga membengkak (edema).

PATOFISIOLOGI • Peningkatan tekanan hidrostatik : Sirosis, oklusi vena hepatika (sindrom Budd-Chiari), obstruksi vena

PATOFISIOLOGI • Peningkatan tekanan hidrostatik : Sirosis, oklusi vena hepatika (sindrom Budd-Chiari), obstruksi vena cava inferior, perikarditis konstriktif, penyakit jantung kongestif. • Penurunan tekanan osmotik koloid : Penyakit hati stadium lanjut dengan gangguan sintesis protein, sindrom nefrotik, malnutrisi, protein lossing enteropathy • Peningkatan permeabilitas kapiler peritoneal : Peritonitis TB, peritonitis bakteri, penyakit keganasan pada peritonium. • Kebocoran cairan di cavum peritoneal: Bile ascites, pancreatic ascites (secondary to a leaking pseudocyst), chylous ascites, urine ascites.

DIAGNOSTIK Pemeriksaan fisik Foto thorax dan foto polos abdomen (BOF) Ultrasonografi CT scan Parasentesis

DIAGNOSTIK Pemeriksaan fisik Foto thorax dan foto polos abdomen (BOF) Ultrasonografi CT scan Parasentesis abdomen

Asites Adalah akulumulasi yang menjelaskan terjadinya asites : 1. Hipertensi portal mengakibatkan peningkatan tekanan

Asites Adalah akulumulasi yang menjelaskan terjadinya asites : 1. Hipertensi portal mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik 2. Penurunan produksi albumin menyebabkan penurunan tekanan osmotik koloid 3. Penurunan volume sirkulasi menyebabkan hiperaldosteronisme yang mengakibatkan retensi natrium dan air Pengkajian Perkusi abdomen : shifting dullness Mengukur lingkar perut Menepuk perut ( tapping abdomen ) untuk mendapatkan gelombang cairan Test diagnostik : USG, CT scan

LANJUTAN KOMPLIKASI : ASITES Penatalaksanaan Medis Tujuan : memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dgn

LANJUTAN KOMPLIKASI : ASITES Penatalaksanaan Medis Tujuan : memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dgn memperbaiki pengeluaran Na melalui renal dan membatasi intake cairan dan natrium Therapi Diuretik : Spironolactone ( aldactone ), albumin 10 gr untuk menggantikan tiap liter cairan yang dihilangkan Therapi diet : protein yang sedang, encepalophati hepatikum rendah natrium dengan pembatasan cairan, intake kecuali ada manifestasi Komplikasi, perubahan pola nafas, ruptur umbilikus

KOMPLIKASI Encepalofati Hepatikum Terjadi pada injuri hepar yang berat, gagal hati Penyebab : ketidakmampuan

KOMPLIKASI Encepalofati Hepatikum Terjadi pada injuri hepar yang berat, gagal hati Penyebab : ketidakmampuan hepar untuk memetabolisme amonia menjadi ureum. Amonia dapat menekan sistem saraf pusat Ditandai dengan peningkatan amonia didalam darah dan cairan serebrospinal Setiap proses yang meningkatkan protein didlm usus seperti peningkatan intake protein atau perdarahan GI Tract akan meningkatkan amonia dalam darah Manifestasi klinis : perubahan tingkat kesadaran, perubahan memori, perhatian, konsentrasi, respon, perubahan pola tidur Tujuan penatalaksanaan : 1. Mengontrol atau mengurangi proses degenerasi lebih lanjut 2. Memperbaiki atau mencegah faktor pencetus encepalopati 3. Mempertahankan fungsi fisiologis

PRINSIP PENATALAKSANAAN PADA ENCEPALOPATI HEPATIKUM 1. Mengurangi protein di intestin 2. Mencegah perdarahan gastrointestinal

PRINSIP PENATALAKSANAAN PADA ENCEPALOPATI HEPATIKUM 1. Mengurangi protein di intestin 2. Mencegah perdarahan gastrointestinal atau jika terjadi segera dikeluarkan 3. Mengurangi bakteri yang memproduksi amonia dgn neomicyn 4. Mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, hipoksia, infeksi dan sedatif 5. Mempertahankan keamanan dan kenyamanan pada klien yang tidak sadar 6. Mencegah infeksi 7. Tidak menggunakan obat-obatan yang hepatotoksik Restriksi protein 20 – 40 gr / hari

DIAGNOSA KEPERAWATAN Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d. kurangnya intake / intake

DIAGNOSA KEPERAWATAN Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d. kurangnya intake / intake yg tidak adekuat / anoreksia Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : Klien tdk malnutrisi, BB ideal Rencana Tindakan : 1. Kaji intake makanan klien dgn jumlah kalorinya 2. Timbang berat badan klien 3. Bantu klien untuk makan 4. Beri makanan dlm porsi kecil tapi sering 5. Batasi pemberian kaffeine 6. Sediakan makanan yang lembut 7. Bantu klien dalam perawatan mulut 8. Monitor hasil lab ( serum glukosa, albumin, protein total dan amonia ) 9. Kolaborasi dgn ahli gizi dlm pemberian makanan tinggi kalori, rendah karbohidrat, rendah lemak, moderate – tinggi protein, pembatasan sodium dan cairan jika diperlukan 10. Berikan obat-obatan sesuai program

DIAGNOSA KEPERAWATAN Perubahan ( kelebihan volume cairan b. d. penurunan protein plasma, ditandai dgn

DIAGNOSA KEPERAWATAN Perubahan ( kelebihan volume cairan b. d. penurunan protein plasma, ditandai dgn edema anasarka Tujuan : Volume cairan dapat dipertahankan Kriteria hasil : intake & output normal Rencana tindakan : 1. Ukur intake & output, balance positif ( intake berlebih dari output ) ukur BB setiap hari 2. Monitor tekanan darah dan tekanan vena sentral ( CVP ) 3. Kaji status respirasi, dyspnea 4. Auskultasi bunyi paru dan jantung 5. Kaji adanya edema 6. Ukur lingkar abdoment 7. Anjurkan bedrest jika klien asites 8. Berikan perawatan mulut sesering mungkin 9. Kolaborasi dgn dokter dlm memonitor serum albumin dan elektrolit 10. Batasi sodium dan cairan

DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko tinggi terjadinya kerusakan integritas kulit b. d. perubahan status metabolik Tujuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko tinggi terjadinya kerusakan integritas kulit b. d. perubahan status metabolik Tujuan : integritas kulit normal Kriteria hasil : integritas kulit dpt dipertahankan Rencana tindakan : 1. Inspeksi permukaan kulit 2. Ubah posisi klien dgn jadual yang teratur saat ditempat tidur 3. Bantu untuk latihan ROM aktif / pasif 4. Tinggikan ekstremitas bawah 5. Jaga linen dari kelelbaban 6. Bantu klien dalam perawatan perineal 7. Gunakan matras sesuai indikasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN Tidak efektifnya pola napas b. d. terkumpulnya cairan dalam intra abdoment (

DIAGNOSA KEPERAWATAN Tidak efektifnya pola napas b. d. terkumpulnya cairan dalam intra abdoment ( asites ), menurunnya ekspansi paru, terkumpulnya sekret Tujuan : Pola nafas kembali normal Kriteria hasil : - Pola napas efektif - dyspnea tidak ada - Sianosis (-) Rencana tindakan : 1. Monitor kecepatan pernapasan dan kedalamannya 2. Auskultasi bunyi napas 3. Berikan posisi kepala tempat tiur lebih tinggi 4. Ajarkan latihan nafas dalam dan batuk efktif

DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko tinggi terjadinya injuri ( perdarahan ) b. d. penurunan produksi protombin,

DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko tinggi terjadinya injuri ( perdarahan ) b. d. penurunan produksi protombin, fibrinogen dan faktor VIII, IX, X, hipertensi portal dan farises esofagus Tujuan : Injuri tidak terjadi Kriteria hasil : Hemostasis dapat dipertahankan Rencana Tindakan : 1. Kaji tanda dan gejala perdarahan 2. Observasi adanya petekie, ekimosis dan perdarahan 3. Monitor TTD 4. Gunakan jarum yang kecil untuk menyuntik 5. Hindari mengukur suhu di rektal 6. Kolaborasi untuk pemeriksaan BL, CL 7. Berikan obat-obatan sesuai program 8. Lakukan bilas lambung 9. Siapkan prosedur pembedahan seperti ligasi varises