ASUHAN KEBIDANAN PADA PERTOLONGAN PERSALINAN ABNORMAL PERTOLONGAN PERSALINAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA PERTOLONGAN PERSALINAN ABNORMAL
PERTOLONGAN PERSALINAN ABNORMAL Letak Sungsang Ketuban Pecah Dini Tanpa Infeksi Persalinan Preterem Persalinan Post terem
LETAK SUNGSANG
LETAK SUNGSANG Definisi dari kelainan letak sungsang adalah kondisi dimana presentasi janin dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul, terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokongberada di bawah kavum uteri. (Manuaba, 2010).
KLASIFIKASI Letak Bokong Murni (Frank Breech) Letak Bokong kaki/Lengkap (Complete Breech) Presentasi Kaki (Incomplete Breech) Presentasi Lutut
ETIOLOGI Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang.
FAKTOR PREDISPOSISI 1. Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong 2. Air ketuban masih banyak dan kepala anak relative besar 3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala kedalam pintu atas panggul 4. Kelainan bentuk kepala 5. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada 6. Janin mudah bergerak
PENYEBAB Keadaan Rahim Sudut Ibu Keadaan Plasenta Keadaan Jalan Lahir
PENYEBAB Sudut Janin Tali pusat pendek/lilitan tali pusat Hidrosefalus / anesefalus Kehamilan kembar Hidramnion / aligohidromion Prematuritas
DIAGNOSIS 1. Palpasi Saat pemeriksaan Leopold bagian bawah teraba lunak bulat dan tidak melenting (bokong), sementara di fundus teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala) dan punggung teraba di kanan atau kiri (Hanretty, 2014). 2. Auskultasi Denyut jantung janin paling jelas terdengar di atas umbilicus, punctum maximum denyut jantung janin terdengar di 13 kuadran atas perut ibu (Mochtar, 2013).
DIAGNOSIS 3. Pemeriksaan Dalam Bokong teraba lunak dan tidak teratur dengan tidak adanya sutura yang terpalpasi 4. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan USG
KETUBAN PECAH DINI TANPA INFEKSI
DEFINISI KPD adalah komplikasi yang terlihat pada kehamilan. Sebagian penyebabnya tidak diketahui dan diikuti oleh PROM sebelumnya. Hal ini terlihat kebanyakan pada ibu rumah tangga. Kelompok usia 20 -30 adalah kelompok yang paling sering terjadi KPD (Mishra dan joshy, 2015 ).
ETIOLOGI 1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput Ketuban 2. Serviks yang inkompetensia 3. Tekanan Intra Uterin 4. Trauma 5. Kelainan Letak 6. Keadaan Sosial Ekonomi
FAKTOR RESIKO KPD 1. Berkurangnya asam askorbik 2. Keurangan tembaga dan asam akrobik
TANDA DAN GEJALA Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma yang amis, bewarna pucat, cairan tidak akan berhenti sampai kelahiran. Jika ada duduk atau berdiri kepala janin akan menyumbat kebocoran. Tanda Infeksi : Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, DJJ cepat.
PENILAIAN KLINIS Tentukan pecahnya selaput ketuban Tentukan usia kehamilan Tentukan tidak ada infeksi Tentukan tanda inpartu, adanya kontraksi yang teratur
DIAGNOSIS Untuk menentukan KPD : 1. Adanya cairan yang berisi meconium, vernikskaseosa, rambut lanugo 2. Pemeriksaan Spekulo 3. Terdapat infeksi genital 4. Terdapat Gejala Chorioamnionitis 5. Tesvalsava
KOMPLIKASI IBU 1. Infeksi Intrapartal/dalam persalinan 2. Infeksi puerperalis/masa nifas 3. Dry Labour/partus lama perdarahan post partum 4. Morbilitas dan Mortalitas maternal JANIN 1. 2. 3. 4. Prematuritas Hipotermia Masalah pemberian makan Perdarahan intraventrikuler 5. Gangguan Otak 6. Anemia 7. Sepsis
PENATALAKSANAAN 1. Konservatif Rawat di rumah sakit. Beri antibiotik: bila ketuban pecah> 6 jam berupa: Ampisilin 4 x 500 mg atau gentamycin 1 x 80 mg. Umur kehamilan< 32 -34 minggu: dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi. Bila usia kehamilan 32 -34 minggu, masih keluar air ketuban, maka usia kehamilan 35 minggu dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan (hal ini sangat tergantung pada kemampuan keperawatan bayi prematur). Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterine). Pada usia kehamilan 32 -34 minggu, berikan steroid untuk memacu kematangan paru-paru janin.
PENATALAKSANAAN 2. Aktif Kehamilan> 35 minggu: induksioksitosin, bila gagal dilakukan seksio sesarea. Cara induksi: 1 ampulsyntocinon dalam dektrosa 5 %, dimulai 4 tetes sampai maksimum 40 tetes/ menit. Pada keadaan CPD, letak lintang dilakukan secsio sesarea. Bila ada tanda infeksi: beri antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
PERSALINAN PRETEREM
DEFINISI a. Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20 – 37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram (Nugroho, 2011). b. Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada umur kehamilan yang belum aterm( cukup bulan) yaitu 20 -37 minggu. Dengan berat badan bayi lahir kuarang dari 2500 gram. Dan bayi dapat hidup di luar kandungan ibu meskipun dengan organ yang belum matang
SPONTAN MENURUT KEJADIAN ELEKTIF 1) 32 -36 minggu persalinan preterm. KLASIFIKASI USIA KEHAMILAN 2) 28 -32 minggu- persalinan sangat preterm. 3) 20 -27 minggu ekstrem preterm. BERAT BADAN LAHIR 1500 -2500 gram disebut bayi dengan berat badan lahir rendah. 1000 -1500 gram disebut bayi dengan berat badan sangat rendah.
ETIOLOGI v Janin dan placenta Perdarahan trimester awal. Perdarahan antepartum (placenta previa dan solusioplacenta). Ketuban pecah dini(KPD). Pertumbuhan janin terhambat. Cacat bawaan janin. Kehamilan ganda/gemeli. Polihidramnion.
ETIOLOGI v Ibu Penyakit berat pada ibu. Diabetes militus. Hipertensi/preeclampsia. Infeksi saluran kemih. Penyakit infeksi dengan demam. Stres spsikologik. Kelainan bentuk uterus. Riwayat persalinan preterm/abortus berulang. Inkompetensi serviks (panjang serviks kurang dari 1 cm)
DIAGNOSIS a. Kontraksi yang Adanya nyeri pada punggung bawah. b. Perdarahan bercak. c. Pembukan serviks sedikitnya 2 cmdan penipisan 50 – 80%. d. Presentasi janin rendah. e. Selaput ketuban pecah dapat menjadi tanda awal terjadinya persalinan preterm. f. Terjadi pada usia kehamilan 22– 37 minggu (Prawirohardjo, 2014).
KOMPLIKASI 1. Distres Maternal 2. Asfiksia 3. Gawat Janin 4. Perdarahan Postpartum
DAMPAK PERSALINAN PRETEREM a. Infeksi Intrapartum b. Hipotermia c. Kejang d. BBLR
PENANGANAN PERSALINAN PRETEREM 1. Pemantauan Persalinan Pemantauan persalinan perlu diperhatikan untuk memastikan kondisi ibu dan janin. Pemantauan persalinan meliputi: memantauan denyut jantung janin, pemantauan his dan kemajuan persalinan.
PENANGANAN PERSALINAN PRETEREM 2. Kortikosteroid Pemberian terapi kortikosteroid dimaksudkan untuk pematangan suktur paru janin, mencegah perdarahan intraventrikuler, yang akhirnya menurunkan kematian neonatus. 1. Betametason : 2× 12 mg (IM) dengan jarak pemberian 24 jam. 2. Deksametason: 4× 6 mg (IM) dengan jarak pemberian 12 jam.
PENANGANAN PERSALINAN PRETEREM 3. Kelahiran a. Kelahiran harus hati-hati b. Ketuban tidak boleh dipecahkan. c. Forcept rendah dapat membantu dilatasi bagaian lunak jalan lahir d. Ekstraksi bokong tidak boleh dilaksanakan e. Harus didampingi tenaga profesional
PENANGANAN PERSALINAN PRETEREM 3. Penanganan Bayi Baru Lahir a. Bebaskan Jalan Nafas b. Keringkan bayi c. Jaga suhu tubuh bayi d. Cegah infeksi
PERSALINAN POST TEREM
DEFINISI Persalinan postterm adalah persalinan yang usia kehamilannya lebih dari 42 minggu atau 294 hari. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan seperti rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri serial. (Norma, Dwi, 2013)
PENGARUH PROGESTERON TEORIOKSITOSIN ETIOLOGI TEORIKORTISOL SARAF UTERUS HEREDITER
PATOFIOLOGI Fungsi placenta mencapai puncak pada kehamilan 38 minggu dan mulai menurun setelah 42 minggu, akibat dari proses penuaan plasenta, maka pemasokan makanan dan oksigen akan menurun disamping spasme arteri spiralis, Janin akan mengalami pertumbuhan terhambat dan penurunan berat dalam hal ini dapat disebut dismatur, jumlah air ketuban yang berkurang mengakibatkan perubahan abnormal jantung janin (Prawirohardjo , 2015).
DIAGNOSIS Pemeriksaan umur kehamilan dihitung menggunakan rumus neegle berdasarkan anamnesis hari pertama haid terakhir. Pemeriksaan berat badan ibu dan lingkar perut, ditandai dengan berat badan ibuturun, pembesaran perut mengecil karena air ketuban berkurang. Pemeriksaan tinggi fundus uteri. Pemeriksaan USG yaitu dengan pemeriksaan diameter biparietal kepala janin dapat diukur dengan telititan pada bahaya. Pemeriksaan sitology cairan amnion yaitu amniostropi dan pemeriksaan PH (dibawah 7, 20) dianggap sebagai gawat janin
IBU Rasa Takut dan Cemas Morbilitas dan Mortalitas ibu Meningkat KOMPLIKASI JANIN Keluarnya Mekonium Oligohidramnion – Kompresi Tali Pusat Gawat Janin Sindrome Prematuritas
PENANGANAN PERSALINAN POST TEREM 1. Menentukan apakah kehamilan telah berlangsung lewat bulan (postterm) atau bukan, jika ditemukan lewat bulan maka yang penting dilakukan adalah monitoring janin sebaik-baiknya dengan cara pemantauan Djj, nadi, his tiap 30 menit, dan memastiikan semuanya dalam batas normal.
PENANGANAN PERSALINAN POST TEREM 2. Mengidentifikasi kondisi janin dan keadaan yang membahayakan janin dengan cara pemeriksaan kardiotografi seperti nonstress test (NST) dan contraction stress test untuk mengetahui kesejahteraan janin sebagai reaksi terhadap gerakan janin atau kontraksi uterus dan pemeriksaan USG untuk menentukan besarjanin, denyutj Antung janin, gangguan pertumbuhan janin, keadaan derajat kematangan plasenta
PENANGANAN PERSALINAN POST TEREM 3. Apabila tidak ada tanda-tanda insuffisiensi plasenta persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
PENANGANAN PERSALINAN POST TEREM 4. Melakukan pemeriksaan serviks dengan skor bishop. Bishop score adalah suatu cara untuk menilai kematangan serviks dan responnya terhadap suatu induksi persalinan, jika serviks bishop score rendah, artinya serviks belum matang dan memberikan angka kegagalan yang lebih tinggi disbanding serviks yang matang.
- Slides: 44