Asuhan Bayi dengan Pendekatan Konsep MTBMMTBS Chairanisa Anwar
Asuhan Bayi dengan Pendekatan Konsep MTBM-MTBS Chairanisa Anwar, SST. , MKM
Konsep MTBM - MTBS • Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM): pendekatan yang digunakan dengan konsep yang terpadu untuk bayi muda yang usianya 1 hari- 2 bulan baik yang berkondisi sehat ataupun sakit yg menggunakan suatu persepsi untuk menggunakan fasilitas rawat jalan untuk pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan dengan mengunjungi bayi muda yang tergolong neonatal oleh petugas kesehatan. • Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/ terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan anak usia 0 -59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS juga mencakup Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) umur kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Umur 2 bulan tidak termasuk pada bayi muda tapi ke dalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun.
Tujuan MTBM • meningkatkan ketrampilan petugas • Menilai, mengklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul • Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah • Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit • Memperbaiki sistem kesehatan
Pelaksanaan MTBM • Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya : 1. Penilaian dan klasifikasi 2. Tindakan dan Pengobatan 3. Konseling bagi ibu 4. Pelayanan Tindak lanjut
Pelaksanaan MTBS • Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatatan” untuk Bayi Muda dan untuk kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir pencatatan ini mempunyai cara pengisian yang sama. 1. Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik 2. Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit 3. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi. 4. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup bertanya, mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan masalah dan mengecek pemahaman 5. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang
Pengertian SDIDTK • SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5 tahun pertama kehidupan. Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara : keluarga, masyarakat dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial). • Indikator keberhasilan program SDIDTK adalah 90% balita dan anak prasekolah terjangkau oleh kegiatan SDIDTK pada tahun 2010. • Tujuan agar semua balita umur 0– 5 tahun dan anak prasekolah umur 5 -6 tahun tumbuh dan berkembang secara optimal.
Kegiatan SDIDTK • Stimulasi dini yang memadai • Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan • Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki bila ada penyimpangan tumbuh kembang. • Rujukan dini
Umur anak dalam pendeteksian SDIDTK • Tidak semua umur anak bisa dilakukan pendeteksian. Anak bisa dideteksi ketika menginjak umur 0 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, 15 bulan, 18 bulan, 21 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan, dan 72 bulan. Usia ini adalah standar usia yang telah ditetapkan. Jadawal atau waktu pendeteksian anak yaitu : • Anak umur 0 – 1 tahun = 1 bulan sekali • Anak umur > 1 – 3 tahun = 3 bulan sekali • Anak umur > 3 – 6 tahun = 6 bulan sekali
Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak • Stimulasi dini adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0 -6 tahun agar anak mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi yang dimilikinya. Anak usia 0 -6 tahun perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus-menerus pada setiap kesempatan. • Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh-kembang yang bahkan dapat menyebabkan gangguan yang menetap. Stimulasi kepada anak hendaknya bervariasi dan ditujukan terhadap kemampuan dasar anak yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, kemampuan sosialisasi dan kemandirian, kemampuan kognitif, kreatifitas dan moralspiritual.
Jenis Skrining / Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang • Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dengan cara mengukur Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK). • Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu meliputi Pendeteksian menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Tes Daya Lihat (TDL) Tes Daya Dengar (TDD) • Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu menggunakan : Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) Check List for Autism in Toddlers (CHAT) atau Cek lis Deteksi Dini Autis Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Kegiatan Anticipatory guidance, promosi edukasi ortu balita PETUNJUK ANTISIPASI PADA MASA BAYI (6 BULAN PERTAMA) • Memahami adanya proses penyesuaian antara ORTU dengan bayinya terutama ibu. • Membantu ORTU memahami bayinya sebagai individu yang mempunyai kebutuhan. • Menentramkan ORTU bahwa bayi tak akan manja dengan perhatian penuh selama 4 – 6 bulan pertama. • Menganjurkan ORTU membuat jadwal kebutuhan bayi dan ORTU. • Membantu ORTU memahami kebutuhan bayi akan stimulasi lingkungan. • Menyokong kesenangan ORTU dlm melihat tumbang bayinya. • Menyiapkan ORTU untuk mengenal dan memberikan makanan padat.
USIA 6 BULAN KE DUA • Menyiapkan ORTU akan adanya ketakutan bayi pada orang yang belum dikenal. • Menganjurkan ORTU untuk mengijinkan anaknya dekat dengan ayah/ibunya serta menghindarkan perpisahan yang terlalu lama. • Membimbing ORTU untuk disiplin sehubungan dengan meningkatnya mobilitas bayi. • Menganjurkan untuk menggunakan suara negatif dan kontak mata dari pada hukuman badan sebagai suatu disiplin. • Menganjurkan ORTU untuk memberikan lebih banyak perhatian ketika bayi berkelakuan baik dari pada ketika meningis. • Mengajarkan mengenai pencegahan kecelakaan karena ketrampilan motorik dan rasa ingin tahu bayi sudah meningkat. • Menganjurkan ORTU untuk meninggalkan bayinya beberapa saat dengan pengganti ibu yang menyusui. • Mendiskusikan kesiapan untuk penyapihan. • Menggali perasaan ORTU sehubungan dengan pola tidur bayinya.
Petunjuk Antisipasi pada Masa Balita (1 – 3 tahun) Ada dua masalah yang penting pada masa ini : • Lapisan pipis/buang air besar (toilet training) • Persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry)
Toilet Training • Pendidikan menjadi ceria dan bersih. • Kontrol volunter dari spinter ani dan uretra dicapai pada waktu anak mampu berjalan dan biasanya terjadinya antara usia 18 – 24 bulan. • Anak harus mampu mengenali dorongan untuk melepaskan atau menahan dan mampu untuk mengkomunikasikannya kepada ibunya. • Tanggung jawab perawat : menolong orang tua dan guna mengidentifikasikan kesiapan anak untuk toilet training. • Latihan miksi biasanya dapat dicapai sebelum defekasi karena ini merupakan aktivitas reguler yang dapat diduga. • Defekasi merupakan sensasi yang lebih besar dari pada miksi, yang dapat menimbulkan perhatian dari si anak. • Pada waktu malam, latihan buang air kecil (miksi) menjadi tidak sempurna/ lengkap sesuai usia 4 – 5 tahun. • Disiang hari ngompoldapat juga terjadi terutama pada saat aktivitas bermain menyita penuh perhatian anak. • Pada anak laki-laki mampu berdiri meniru ayahnya setelah diajarkan mengenali toilet trainaing merupakan motivasi yang kuat selama masa prasekolah.
Teknik yang dianjurkan : • • • Menggunakan pispot yang memberi perasaan aman pada anak. Duduk / jongkok diatas toilet dengan bantuan. Persaingan saudara kandung (Sibling Rivalry) Adalah perasaan cemburu dan benci yang biasanya dialami oleh seseorang anak terhadap kehadiran /kelahiran saudara kandungnya. Perasaan tersebut timbul bukan karena benci terhadap saudaranya, tetapi benci terhadap adanya perubahan situasi /kondisi. Orang tua harus menjelaskan pada anak dengan ilustrasi yang sederhana dan mudah dimengerti shg anak menyadari. Anak perlu dilibatkan dalam perawatan adiknya seperti : Mengambil baju/popok dll. Kadang orang tua takut /terganggu dengan ulah anaknya yang selalu ingin terlibat. Hal ini bisa dialihkan dengan cara memberi mainan seperti boneka yang dapat diperlakukan sebagai bayi.
Umur 2 – 3 tahun • Mendiskusikan kebutuhan anak untuk meniru ---> libatkan anak dalam kegiatan. • Mendiskusikan kegiatan dalam toilet training. • Mendiskusikan disiplin dgn tetap terstruktur, scr benar & nyata ajukan alasan yg rasional ---> hindari kebingungan • Menekankan keunikan proses berfikir balita ---> bahasa waktu dan ketidakmampuan untuk melihat kejadian dari perpektif lain. • Mendiskusikan adanya teman sebaya dalam play group
Umur 3 Tahun • Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan minat anak thd hub. Yang luas. • Menganjurkan ortu untuk Mendaftarkan anak ke TK. • Menekankan pentingnya batas-batas / tata cara / peraturan. • Menyiapkan ORTU untuk Mengantisipas tingkah laku yang berlebihan shg dapat menurunkan tension/ketegangan. • Menganjur orang tua untuk Menawarkan pada anaknya alternatif 2 x pilihan ketika anak dlm keadaan bimbang. • Memberikan gambaran mengenai perubah. Pada anak usia 3 – 5 tahun. Ketika anak berkurang koordinasi motorik dan emosionalnya, merasa tidak aman serta menunjukan emosi & perkembangan tingkah laku yang ekstrim, spt gagap. • Menyiapkan ortu unt. Mengekspresikan tuntutan – tuntutan akan perhatian ekstra dari anak, yg merup. Refleksi dari emosi tidak aman dan ketakutan akan kehilangan cinta. • Mengingatkan kepada ortu bahwa keseimbangan pada usia 3 tahun akan berubah laku agresif diluar batas pada usia 4 tahun. • Mengantisipasi selera makan yg menjadi tetap gdn pilihan makanan yg lebih luas.
Umur 4 tahun • Menyiapkan ORTU terhsdap prilaku anak yg agresif, termasuk aktifitas motorik dan bahasa yg mengejutkan. • Menyiapkan ortu unt. Menghadapi perlawanan anak thdp kekuasaan ortu. • Kaji perasaan ORTU sehub. Dgn tingkah laku anak. • Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama stp menempatk. Anak pada TK selama setengah hari. • Menyipkan ORTU unt. Menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu seksual pada anak. • Menekank. Pentingnya batas-batas yg realistis dari tingkah laku. • Mendiskusikan disiplin. • Menyiapkan ORTU meningkatk. Imajinasi di usia 4 thn, dimana anak mengikuti kata hatinya dlm “ketinggian bicaranya” (bedakan dgn kebohongan) dan kemahiran anak dlm permainan yg membutuhkan imajinasi. • Menyarankan pelajaran berenang.
Menerapkan Asuhan Bayi dan Balita berdasarkan Konsep Evidence Based • Baby Friendly : suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO UNICEF Pada tahun 1991 untuk mempromosikan, melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui. • Memulai Pemberian Asi Dini dan Ekslusif dimulai sedini mungkin dan secara ekslusif. Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat terpotong, letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. Apabila ruang bersalin dingin, bayi diberi topi dan diselimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses bayi menyusu dini.
Regulasi Suhu Bayi Baru Lahir dengan Kontak Kulit ke Kulit • Konveksi : panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak. (jumlah panas yang hilang tergantung kepda kecepatan dan suhu udara) atau pendinginan melalui aliran udara disekitar bayi. Contoh : bayi baru lahir diletakkan dekat pintu/jendela terbuka. Pencegahan : Hindari aliran udara (pendingin udara, kipas angin, lubang angin terbuka). • Evaporasi : panas hilan melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembaban udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap) atau pendinginan melalui penguapan air pada kulit bayi yang basah. Contoh : bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari air ketuban. Pencegahan : Saat mandi, siapkan lingkungan yang hangat dan Batasi waktu kontak dengan pakaian atau selimut basah
• Radiasi : panas dipancarkan dari bayi baru lahir , keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda) atau melalui benda padat dekat bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi. Contoh: bayi baru lahir diletakkan ditempat yang dingin. Pencegahan : a. Kurangi benda-benda yang menyerap panas (logam) b. Tempatkan ayunan bayi tempat tidur jauh dari tembok (diluar) atau jendela jika mungkin. • Konduksi : panas di hantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi. (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung) atau melalui benda-benda padat yang berkontak dengan kulit bayi. Contoh : popok bayi baru lahir basah tidak langsung diganti. Pencegahan : Hangatkan seluruh barang-barang untuk perawatan (stetoskop, timbangan, tangan pemberi perawatan, baju, sprei)
Regulasi Suhu Bayi Baru Lahir dengan Kontak Kulit ke Kulit • Segera setelah lahir, keringkan permukaan tubuh • Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat • Tutupi kepala bayi. • Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI. • Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir. • Tempatkan bayi dilingkungan hangat.
- Slides: 23