ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PERAWATAN PERBAIKAN Tujuan 1
ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PERAWATAN & PERBAIKAN
Tujuan : 1. Peserta memahami cara kerja dan konstruksi sistem rangka, sistem roda, sistem rem, sistem kemudi dan sistem suspensi 2. Peserta mampu melakukan pemeriksaan, pengukuran, analisa kerusakan dan perbaikan pada sistem rangka, sistem roda, sistem rem, sistem kemudi dan sistem suspensi
Pokok Bahasan : 1. Rangka 2. Roda 3. Sistem Rem 4. Sistem Kemudi 5. Suspensi
BAB RANGKA (FRAME BODY)
A FUNGSI & JENIS RANGKA FUNGSI : § Sebagai penopang mesin § Merangkai mesin, sistem rangka dan sistem kelistrikan menjadi satu kesatuan sepeda motor yang bisa berjalan. § Penyangga penumpang dan beban JENIS :
JENIS TUBULAR POLA DOUBLE CRADLE Contoh : Phantom, Honda CB 175
JENIS TUBULAR POLA LOOP Contoh : Honda WIN
JENIS TUBULAR POLA BACK BONE Contoh : NF 125
JENIS TUBULAR POLA BACK BONE Contoh : NF 100
JENIS TUBULAR POLA TWIN TUBE Contoh : SONIC, NSR
JENIS PRESSED STEEL POLA BACK BONE Contoh : C 800 , C 100
JENIS PRESSED STEEL DAN TUBULAR POLA DIAMOND Contoh : GL Series, Mega Pro
B GANGGUAN PADA RANGKA GANG GUAN : 1. Rangka terdengar beresonansi, karena getaran mesin 2. Timbul suara abnormal (berderak, mencicit dsb) 3. Miring ke satu arah. PENYEBAB : 1. Patah atau retak pd bag sambungan di sekitar batang penopang mesin. 2. Rangka retak, patah atau keropos 3. Rangka bengkok atau terpuntir 4. Dudukan poros garpu belakang aus.
BAB RODA
C PEMERIKSAAN RANGKA 1. Periksa rangka dari kebengkokan atau terpuntir. 2. Luruskan stang kemudi, periksa kelurusan roda depan dan belakang. 3. Pastikan posisi penyetel rantai roda telah tepat. 4. Pastikan garpu depan dan belakang tidak mengalami kebengkokan. 5. Ukur jarak sumbu roda depan dan belakang 6. Gunakan cairan penetrant untuk memeriksa keretakan.
Roda depan miring
Rr Body miring kanan
A FUNGSI RODA Sil Debu Collar Bantalan Roda § Sebagai penopang seluruh berat kendaraan, penumpang dan beban. § Sebagai penggerak sepeda motor dari tenaga mesin yang disalurkan melalui sistem pemindah daya. § Menyerap kejutan yang diterima dari permukaan jalan yang tidak rata. § Sebagai bidang kontak terhadap permukaan jalan untuk mengontrol arah kendaraan dan pengereman.
B GANGGUAN PADA RODA Kemudi terasa berat § Mur bantalan kepala kemudi terlalu kencang § Bantalan kepala kemudi rusak atau tidak berfungsi § Tekanan udara ban tidak cukup § Routing kabel tidak benar Kemudi menarik ke satu arah atau tidak berjalan lurus § Garpu bengkok § Poros roda bengkok § Roda tidak terpasang dengan baik § Bantalan kepala kemudi tidak berfungsi § Rangka bengkok § Bantalan roda aus § Komponen engsel lengan ayun aus Roda depan bergoyang § Pelek bengkok § Bantalan roda depan aus § Ban aus sebelah § Poros depan tidak dikencangkan dengan baik Roda tidak berputar dengan lancar § Bantalan roda tidak berfungsi § Poros depan bengkok § Rem seret § Gear Speedometer macet/seret
C BANTALAN RODA BERFUNGSI : § Sebagai bantalan antara hub/tromol dengan poros, sehingga roda dpt berputar dengan lancar. § Mengurangi gesekan. § Menahan beban.
PEMERIKSAAN BANTALAN v Periksa kelonggaran radial maupun aksial. v Putar lingkaran bagian dalam pada setiap bantalan dengan jari. Bantalan harus berputar dengan halus dan tanpa suara. v Juga periksa bahwa lingkaran bagian luar bantalan terpasang kencang pada hub. v Lepaskan dan gantikan bantalan jika tidak dapat berputar dengan halus dan tanpa suara, atau terpasang kendor pada hub.
PEMBONGKARAN BANTALAN RODA § Lepaskan sil debu dari hub sebelah kanan roda. § Pasang bearing remover head pada bantalan. § Dari sisi berlawanan pasang bearing remover shaft dan dorong bantalan keluar dari hub roda. § Lepaskan collar pengantara dorong keluar bantalan lain. KUNCI PERKAKAS Bearing remover head, 12 mm Bearing remover shaft dan
PEMASANGAN BANTALAN RODA § Lumasi semua dengan gemuk. rongga bantalan § Dorong masuk bantalan kiri yang baru secara tegaklurus dengan sisi yang mempunyai sil menghadap ke luar. § Pasang collar pengantara, kemudian dorong masuk bantalan sisi kanan dengan sisi yang mempunyai sil menghadap keluar. KUNCI PERKAKAS : Driver Attachment, 37 x 40 mm Pilot, 12 mm
Pedoman Pemasangan Bearing Roda § Benar Salah § Cover bearing menghadap keluar § Perhatikan posisi collar § Posisi bearing harus horizontal/ vertikal § Pukul cincin luar bearing
Penyebab Kerusakan Bearing Pemasangan yang salah Getaran / Jalan berlubang Beban berlebih
D HUB WHEEL FUNGSI: Sebagai dudukan sistim rem dan sebagai penopang roda pada poros KONSTRUKSI : Terbuat dari aluminium dan pada bagian yang kontak terhadap kanvas rem terbuat dari besi tuang HUB REAR TYPE CUB
E JARI-JARI FUNGSI JARI-JARI v Sebagai penghubung teromol roda dengan peleknya. v Sebagai penahan beban kendaraan dan penumpang dan meredam getaran/ goncangan dari jalanan
KONSTRUKSI Jari-jari dipasangkan pada hub/tromol dan rim dengan pola anyaman tertentu dan dibedakan menjadi : 1. Jari-jari Luar 2. Jari-jari Dalam
JARI-JARI LUAR § Mempunyai kebengkokan kurang dari 90º § Mempunyai jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih panjang. § Terletak di luar dan pemasangannya searah putaran jarum jam
JARI-JARI DALAM § Mempunyai kebengkokan lebih dari 90º § Mempunyai jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih pendek. § Terletak di luar dan pemasangannya berlawanan arah putaran jarum jam.
POLA ANYAMAN JARI-JARI : 1. Jenis rem tromol = 4 H. 3 R 4 lubang pada Hub. 3 lubang pada Rim. 2. Jenis rem cakram = 6 H. 3 R 6 lubang pada Hub. 3 lubang pada Ring. KHUSUS UNTUK SMH TIPE NSR 150 R POLA ANYAMAN : Roda depan = 4 H. 3 R Roda belakang = 6 H. 3 R
F RIM WHEEL (PELEK) FUNGSI : Tempat pemasangan ban, baik ban luar maupun ban dalam. PEMERIKSAAN PELEK v Periksa keolengan pelek dengan meletakkan roda pada alat pemegang roda. v Putar roda dengan tangan, dan baca keolengan dengan menggunakan indikator pengukur. Radial Aksial v Keolengan yang sebenarnya adalah 1/2 dari pembacaan total pada indikator. BATAS SERVIS : Radial : 1, 0 mm Aksial : 1, 0 mm
G TIRE (BAN) Berfungsi : § Sebagai penopang seluruh berat kendaraan, penumpang dan beban. § Menyerap kejutan yang diterima dari permukaan jalan yang tidak rata. § Sebagai bidang kontak terhadap permukaan jalan untuk mengontrol arah kendaraan, gerak awal, percepatan dan pengereman.
FUNGSI-FUNGSI BAGIAN-BAGIAN BAN CROWN : Dikonstruksikan untuk menghasilkan traksi dan gaya pengereman yang besar. SHOULDER: Bekerja seperti crown bila kenda-raan miring SIDEWALL : Selama kendaraan berjalan akan melentur terus menerus untuk menopang Beban kendaraan. BEAD : Dimaksudkan memberikan kontak yang lunak antara ban dan rim. Dengan adanya “kawat bead” ini kekuatan ban akan bertambah.
FUNGSI TREAD PATTERN (KEMBANG BAN ) 1. Menghilangkan panas yang dibangkitkan ban 2. Mengurangi noise 3. Menghilangkan permukaan air jalan 4. Mencekam permukaan jalan waktu pengereman
PATTERN TAPAK ( KEMBANGAN BAN ) : a. Rib type Menahan gelincir ke samping, noise yang rendah, mempunyai stabilitas yang tinggi. Tepat untuk jalan-jalan beraspal. b. Lug type Memberikan traksi dan pengereman yang istimewa, tepat untuk medan berbukit-bukit dan kondisi jalan yang jelek. c. Block type Traksi istimewa, tepat untuk jalan tidak rata, berpasir. d. Composite type Kombinasi dari tipe-tipe di atas.
CONTOH KODE DAN UKURAN BAN 4. 60 - H - 18 4 PR 4, 60 = Lebar ban (Inch) H = Kode batas kecepatan 18 = Garis tengah lingkaran dalam ban ( inchi) 4 PR = Jumlah lapisan penguat 2. 75 - 18 - 4 PR/42 P 2. 75 = Lebar ban (inchi) 18 = Garis tengah lingkaran dalam ban ( inchi) 4 PR = Jumlah lapisan penguat 42 = Kode beban maksimum P = Kode batas kecepatan
CONTOH KODA DAN UKURAN BAN 100/90 - 18 - 56 P 100 = Lebar ban (mm) 90 = Perbandingan tinggi dan lebar ban ( % ) 18 = Garis tengah lingkaran dalam ban ( inchi) 56 = Kode beban maksimum P = Kode batas kecepatan
KODE BATAS BEBAN KODE BATAS KECEPATAN
PEMERIKSAAN BAN : Periksa ban dari keretakan, kerusakan dan keausan ban. Gantilah ban jika keausan ban telah mencapai : § Kedalaman minimum kembangan ban = 1 mm. § Tanda keausan ban “Δ” yang disebut ‘TWI” (Tire Wear Indicator)
BAB SISTEM REM
A FUNGSI REM FUNGSI : Mengurangi kecepatan laju sepeda motor dan menghentikan sepeda motor untuk menjamin pengendaraan yang aman PRINSIP KERJA : Perubahan energi kinetik menjadi energi panas dalam bentuk gesekan. SISTEM PENGEREMAN : Drum Brake Disc Brake
B REM TROMOL SINGLE LEADING SHOE TYPE (Leading Trailing Shoe Type) Pedal atau handle rem kabel atau batang rem bubungan rem (brake cam) sepatu rem tromol rem. Digunakan semua rem tromol SMH yg dipasarkan PT AHM Sepatu rem terdorong ke dalam oleh putaran tromol Trailing Shoe Sepatu rem yg terbawa oleh putaran tromol dan cenderung menempel Leading Shoe Menghasil daya pengereman lebih besar Self Energizing Keausan : Leading Shoe > Trailing Shoe
DOUBLE LEADING SHOE TYPE Memakai dua bubungan rem (brake cam), sehingga kedua sepatu rem menjadi leading Digunakan pada motor –motor besar tipe lama
PEMBONGKARAN § Lepaskan sepatu-sepatu rem dan pegas dengan menarik dari anchor pinnya § Lepaskan mur, baut dan lengan rem. § Lepaskan pelat indikator keausan, sil debu dan bubungan rem. PEMERIKSAAN TROMOL REM Periksa tromol rem terhadap keretakan dan keausan Ukur diameter dalam tromol rem belakang. BATAS SERVIS : Cub , WIN, GLK = 111 mm GL Pro, Tiger = 131 mm PERHATIAN ! • Jangan memakai tekanan udara atau sikat kering untuk membesihkan rem • Debu rem mengandung serat asbes yang dapat mengakibatkan penyakit kanker
PEMERIKSAAN KANVAS REM Ukur ketebalan kanvas rem (brake lining) BATAS SERVIS : 2, 0 mm Ganti sepatu rem sepasang jika ketebalan kanvas rem kurang dari batas servis dan jika terkena grease
PEMASANGAN § Lumasi gemuk pada pin jangkar dan bubungan rem. § Pasang bubungan rem pada panel rem. § Lumasi oli pada sil dan pasangkan pada panel rem. § Pasang pelat indikator keausan pada bubungan rem dengan menepatkan gerigi yang lebih lebar dengan potongan pada bubungan rem. § Pasang lengan rem dengan menepatkan tanda titik antara lengan dan bubungan rem. § Pasang baut penjepit lengan rem dan kencangkan § Pasang sepatu-sepatu rem dan pegas-pegas.
GANGGUAN REM TROMOL Daya pengereman lemah Handle rem lambat atau terlalu keras § Penyetelan rem tidak tepat § Sepatu rem aus pada bidang kontak dengan bubungan § Tromol rem aus § Kanvas-kanvas rem terkontaminasi § Bubungan rem aus § Lengan rem tidak terpasang dengan benar § Sepatu rem aus pada bidang kontak dengan bubungan § Kabel rem macet § Kerenggangan berlebihan antara lengan rem dan bubungan § Pegas rem aus atau patah § Penyetelan rem tidak tepat § Tromol rem macet, akibat terkontaminasi § Kabel rem macet § Kesalahan pemasangan kanvas rem pada tromol.
C Hukum Pascal REM CAKRAM Bila suatu fluida/cairan dalam ruang tertutup diberi tekanan maka tekanan tersebut akan diteruskan kesemua arah dengan sama rata.
PRINSIP KERJA REM CAKRAM Keuntungan Rem Cakram : § Pengereman lebih stabil § Pendinginan lebih baik § Tidak diperlukan penyetelan Langkah handel rem (4 x) > langkah piston (x) Diameter piston master rem (y) < diameter piston caliper
CARA KERJA CALIPER Tekanan hidrolik dari master rem menekan piston dan rumah caliper. Piston mendorong brake pad ke kiri. Rumah caliper terdorong ke kanan bergeser pada pin slide, sehingga brake pad sebelah kiri menekan pada cakram. Kedua brake pad menekan dan menjepit cakarm memperlambat putaran cakram.
CARA KERJA BRAKE PAD Saat tidak bekerja Saat bekerja : ØSeal piston berubah bentuk ØPiston tidak slip pada seal Saat bekerja, brake pad aus : ØPiston bergerak lebih jauh ke depan ØPiston slip pada seal
PENGGANTIAN MINYAK REM DENGAN BRAKE BLEEDER Hubungkan alat Brake Bleeder ke katup pembuangan Pompalah handel alat Brake Bleeder 3 – 4 kali dan longgarkan katup pembuangan, lalu kencangkan kembali. Tambahkan minyak rem ketika tinggi permukaan minyak rem di dalam silinder utama turun Ulangilah prosedur tersebut di atas sampai tidak lagi ada gelembung-gelembung udara di dalam slang plastik. PERHATIAN ! Gunakan minyak rem DOT 3 atau DOT 4
PENGGANTIAN MINYAK REM TANPA BRAKE BLEEDER 1. Buka tutup master silinder dan diafragma 2. Isi minyak rem sampai batas upper 3. Hubungkan pembuanga 4. Pompa handel rem sampai terasa keras, kemudian sambil handel rem ditahan, buka katup pembuangan agar minyak rem keluar bersama gelembung udara dan tutuplah katup kembali. 5. Ulangi langkah 4 sampai tidak ada lagi gelembung udara yang muncul pada slang pembuangan. pipa pada katup
D MASTER SILINDER PEMBONGKARAN MASTER CYLINDER • Keluarkan minyak rem. • Lepaskan tutup karet piston dari piston dan silinder utama. • Lepaskan klip pengunci (snap ring). • Lepaskan piston dan pegas. • Bersihkan bagian dalam silinder utama kotak minyak rem danpiston dengan minyak rem bersih. PEMERIKSAAN MASTER CYLINDER 1. Periksa master silinder dan piston terhadap adanya keausan, goresan atau kerusakan. 2. Ukur diameter dalam silinder utama. BATAS SERVIS : 12, 76 mm (NF 100 D) 3. Ukur diameter luar piston. BATAS SERVIS : 12, 64 mm (NF 100 D)
Master Silinder
PEMASANGAN MASTER CYLINDER Lapisi piston cup dengan minyak rem yang baru dan pasang pd pistonnya. Pasang pegas piston pada ujung piston dengan diameter yg lebih besar menghadap master silinder. . Pasang piston, pegas piston dan piston pada silinder utama dengan piston cup yang cekung menghadap sisi dalam Pasang klip pengunci pada alur di dalam master silinder. Pasang tutup karet piston ke dalam master silinder dan alur di dalam piston. Lumasi daerah kontak antara handel rem dan piston dengan gemuk silikon.
E BRAKE CALIPER PEMBONGKARAN BRAKE CALIPER v Keluarkan minyak rem dari sistem hidraulik. v Lepaskan slang rem, baut nipple oli dan ring perapat. v Lepaskan kanvas rem. v Lepaskan bracket caliper dari badan caliper. v Lepaskan pegas kanvas dan karet tutup pin slide. v Letakkan sebuah kain lap di atas piston untuk mencegah piston terlempar keluar. v Posisikan caliper agar piston menghadap ke bawah dan semprotkan udara bertekanan ke saluran masuk minyak rem untuk membantu mengeluarkan piston. v Cuci bagian-bagian caliper dengan air bersih.
PEMERIKSAAN Periksa silinder caliper dan piston terhadap keausan, goresan atau kerusakan lain. Ukur diameter dalam silinder caliper BATAS SERVIS : 25, 46 mm (NF 100 D) Ukur diameter luar piston caliper. BATAS SERVIS : 25, 31 mm (NF 100 D)
PEMASANGAN BRAKE CALIPER Lapisi sil piston dan sil debu baru dengan minyak rem bersih dan pasang pada alur sil di caliper. Lumasi piston caliper dengan minyak rem bersih dan pasang piston ujung terbuka piston menghadap keluar. Lumasi bagian dalam karet tutup pin slide dan badan caliper dengan gemuk. Pasang pegas kanvas rem pada badan caliper. Lapisi pin caliper dengan gemuk dan pasang bracket caliper pada caliper. . Pasang kanvas rem dan caliper Perhatian ! Minyak rem dapat merusak cat, komponen dari plastik.
PEMERIKSAAN CAKRAM REM Periksa cakram terhadap adanya kerusakan atau keretakan secara visual. PENGECHECKAN VISUAL
Ukur ketebalan cakram rem pada beberapa titik. BATAS SERVIS : 3, 5 mm Periksa cakram rem terhadap keolengan atau perubahan bentuk dengan memastikan bantalan roda dalam keadaan baik. BATAS SERVIS : 0, 3 mm Gantila cakram bila melebihi batas servis.
BAB SISTEM KEMUDI
A FUNGSI SISTEM KEMUDI Fungsi : Mengendalikan arah kendaraan dengan membelokkan roda depan lurus, ke kanan atau ke kiri. Konstruksi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Batang kemudi (Pipe Steering Handle) Penghubung garpu (Bridge Fork Top) Pengapit stang Poros kemudi (Steering Stem) Cones bagian atas (Top Cone Race) Peluru (Steel Balls) Sil penahan debu (Dust seal) Cones bagian bawah (Bottom Cone Race)
C PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN 1. Posisikan sepeda motor pada standar tengah dan letakkan balok kayu di bawah mesin agar roda depan terangkat 2. Putar batang kemudi ke kanan dan ke kiri periksa gerakannya lancar atau tidak. 3. Stel mur penyetel jika perlu. 4. Jika masih terlalu longgar dan atau terlalu kencang lakukan pembongkaran. 5. Kekencangan mur kemudi 1, 5 kg. m
B CARA KERJA SISTEM KEMUDI Cara Kerja : Gerakan stang kemudi diteruskan ke poros kemudi, garpu depan dan roda depan. Poros Kemudi dipasangkan pada bagian depan rangka dan ditahan oleh cone race dan steel balls. Kekencangan poros kemudi diatur oleh mur penyetel (Thread Comp Steering Head). Untuk mengurangi getaran pada stang kemudi dipasangkan Weight Balancer.
D PEMBONGKARAN POROS KEMUDI 1. Lepaskan spion, kabel speedometer, kabel rem, tachometer, lampu depan dan speedometer, stang kemudi untuk tipe sport, berikut dengan cover handle untuk tipe cub. 2. Lepaskan roda depan 3. Lepaskan mur poros kemudi. 4. Lepaskan garpu-garpu kiri dan kanan 5. Lepaskan cincin washer dan penghubung garpu atas untuk tipe sport 6. Lepaskan mur penyetel bantalan kepala kemudi, sambil menahan poros kemudi untuk mencegah agar poros kemudi tidak jatuh. 7. Lepaskan cones atas dan poros kemudi dari pipa kepala kemudi. 8. Lepaskan peluru baja bantalan atas dan peluru baja bantalan bawah.
Pemeriksaan Komponen 1. Periksa cones atas dan bawah dari keausan. 2. Jika mengalami kerusakan buka cones pada pipa poros kemudi dengan ball race remover dan cones pada poros kemudi dengan pahat. 3. Periksa jumlah dan kerusakan peluru baja. 4. Jika sepeda motor pernah mengalami kecelakaan, periksa poros kemudi bagian bawah dan pipa kepala kemudi dari keretakan atau perubahan bentuk. 5. Ganti peluru-peluru baja, cincin-cincin peluru bantalan dan cones secara bersamaan.
D PEMASANGAN POROS KEMUDI 1. Pasang cones pada pipa poros kemudi dan pada poros kemudi. 2. Pastikan pemasangan cones pada posisi yang tepat dan lapisi grease pada permukaan cones 3. Pasang bola baja (steel ball) 4. Pasang poros kemudi dan kelengkapannya. 5. Gerakkan poros kemudi. 6. Pastikan poros bergerak dengan lancar. 7. Torsi pengencangan 1, 5 Kgm kendorkan 1/8 putaran.
E CASTER DAN TRAIL q CASTER : Sudut kemiringan poros kemudi dengan garis mendatar dalam satuan derajat. q TRAIL Jarak antara titik potong dari garis melalui poros kemudi dengan jalan mendatar, ke titik tumpu ban depan diatas jalan. Pengaruh terhadap Pengendalian : • Caster kecil dan trail besar Pengendalian terasa nyaman untuk jalan lurus dengan kecepatan tinggi. • Caster besar dan Trail Kecil Nyaman untuk bermanuver
F GANGGUAN SISTEM KEMUDI PENGENDALIAN BERAT Kemungkinan Penyebab : § Nut steering stem terlalu kencang § Steel ball pecah § Cones aus § Grease / gemuk kering § Tekanan angin ban depan kurang STANG KEMUDI CENDERUNG BERGERAK KESATU ARAH Kemungkinan Penyebab : § Steel ball pecah § Cones aus § Grease / gemuk kering § Steering stem bengkok § Garpu depan miring § Rangka miring
BAB SISTEM SUSPENSI
A FUNGSI SISTEM SUSPENSI • Penghubung antara roda dan rangka (frame) • Menyerap goncangan • Mengurangi ayunan pegas sehingga pengendalian stabil Sistem suspensi = pegas + peredam kejut
B CARA KERJA SISTEM SUSPENSI Pegas dipasangkan diantara roda dan rangka Pegas dan peredam kejut dipasangkan diantara roda dan rangka Goncangan yg diterima pegas akan dikembalikan lagi (rebound) dan pegas akan melakukan gerakan mengayun, sehingga pengendaraan tidak nyaman dan berbahaya. Goncangan akan diterima pegas dan gerakan ayunan pegas akan diredam oleh peredam kejut (shock absorber), sehingga pengendaraan lebih stabil dan nyaman.
C JENIS SISTEM SUSPENSI Bagian Jenis Sistem Pemakaian Contoh Pemakian Depan Telescopic Free Valve Sport GL, Astrea Prima, Grand, Legenda, Supra, Karisma, Kirana Phantom, Tiger, Mega Pro Free Valve & Air Suspension Sport GL Max/Pro, Neotech Piston valve Sport CB, CG, S 90, S 110 Cub Link Belakang Swing Arm Type Bebek Lama Conventional : a. Single Tube b. Double Tube Sport Cub Semua tipe di Indonesia Monoshock Sport Cub NSR, Sonic
D Suspensi Link SISTEM SUSPENSI DEPAN Suspensi Telescopic Piston Valve Suspensi Telescopic Free Valve
SUSPENSI TELESCOPIC PISTON VALVE Jika front fork pipe tertekan ke bawah sebagian minyak mengalir dari ruang A ke ruang B. Lubang-lubang kecil antara ruang A dan B menimbulkan tahanan terhadap aliran minyak, sehingga kejutan yang diterima front fork pipe dapat diredam. Untuk kejutan besar, bagian bawah dari front fork pipe akan tersumbat oleh “oil lock piece”, sehingga ruang C tertutup dan minyak di dalamnya tidak dapat mengalir keluar. Pergerakan front fork pipe selanjutnya ditahan oleh minyak yang terkunci di ruang C. Compression
SUSPENSI TELESCOPIC PISTON VALVE Jika front fork pipe tertarik ke atas, minyak mengalir dari ruang A ke ruang C, dan dari ruang B kembali ke A. Lubang-lubang kecil antara ruang A dan B menimbulkan tahanan terhadap aliran minyak, sehingga kejutan yang diterima front fork pipe dapat diredam. Jika front fork pipe tertarik keluar sampai mendekati batas maksimum, maka “pipe guide” menutupi lubang-lubang minyak, sehingga minyak di ruang B terkunci. Minyak yang terkunci di ruang Bmemberikan tahanan pada pergherakan front fork pipe. Tension
SUSPENSI TELESCOPIC FREE VALVE LANGKAH KOMPRESI Pipe front fork tertekan ke bawah oli mengalir dari ruang B melalui lubang orifice menuju ke ruang C. Oli di ruang B juga menekan free valve, menerobos free valve menuju ruang A. Tahanan aliran oli meredam gerakan kejut. Jika front fork menerima tekanan yg lebih besar, bag ujung dari oil lock piece menahan gerakan garpu sebelum menyentuh bag bawah. LANGKAH EKSPANSI Pipe front fork tertarik ke atas, oli dalam ruang A mengalir ke ruang C, melalui lubang orifice yg berada pd bag atas fork piston Tahanan aliran oli meredam gerakan kejut dari mengembangnya pegas. Jika terjadi kejutan yg lebih besar rebound spring akan bekerja dan oli akan mengalir dari raung C menuju ke ruang B, melalui lubang orifice yg berada di bag bawah piston fork.
CARA KERJA FRONT FORK RUANG C RUANG B RUANG A CELAH VALVE RUANG A RUANG B Kompresi LUBANG SEATPIPE RUANG C
CARA KERJA FRONT FORK RUANG C RUANG A LOBANG SEATPIPE RUANG B Ekspansi RUANG A ORIFICE SEATPIPE RUANG C
FUNGSI OIL LOCK UNTUK MENGHINDARI BENTURAN ANTARA FORK PIPE & BOTTOM CASE SAAT BOTTOMING RUANG C RUANG B CELAH VALVE RUANG A RUANG B Kompresi
E SISTEM SUSPENSI BELAKANG Gaya redam (damping force) diperoleh dari tahanan aliran oli karena melalui lubang yang kecil (orifice) pada saat piston bergerak. Klasifikasi shock absorber berdasarkan : 1. Cara kerjanya : a. Kerja tunggal (single action) b. Kerja ganda (multiple action) 2. Konstruksi : a. Single tube b. Double tube
SHOCK ABSORBER BERDASARKAN CARA KERJANYA Kerja tunggal (single action) GN 5, KEV Kerja ganda (double action)
SHOCK ABSORBER BERDASARKAN JUMLAH TABUNG SINGLE TUBE SILINDER GUIDE BUSH & OIL SEAL ROD DOUBLE TUBE GUIDE BUSH & OIL SEAL ROD SILINDER DALAM SILINDER LUAR
PRINSIP KERJA SHOCK ABSORBER BELAKANG ALIRAN FLUIDA DILEWATKAN PADA SALURAN YANG MEMPUNYAI TAHANAN TINGGI ORIFICE VALVE
VALVE DAMPING FORCE DIPENGARUHI OLEH KEKAKUAN VALVE MAKIN KAKU-----> DF MAKIN TINGGI
ORIFICE DAMPING FORCE DIPENGARUHI OLEH DIAMETER LUBANG F KECIL -----> DF TINGGI
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN ORIFICE DAN VALVE ORIFICE VALVE MURAH MAHAL SEDERHANA RUMIT SENSITIF TERHADAP KOTORAN KARAKTERISTIK TETAP KARAKTERISTIK BISA DIUBAH-UBAH
OLI SHOCK ABSORBER SIFAT KHAS : • MENGANDUNG ANTI FOAM & ANTI BUBLE • MENGURANGI FRICTION JANGAN PAKAI OLI YANG KEKENTALANNYA TINGGI --> GELEMBUNG UDARA SULIT HILANG PENGGANTIAN TIAP = 10. 000 KM ASTREA KARISMA GL 100/125 GL MAX/PRO WIN TIGER NSR PHANTOM 52 70 80 159 81 126 169 155± 2, 5
PRO LINK SUSPENSION
F 1. GANGGUAN SUSPENSI DEPAN Stang kemudi seret saat berbelok kekiri/kekanan, kemungkinan penyebab: a. Penyetelan/pemasangan bearing steering head terlalu kencang. b. Terjadi kesalahan pemasangan pada bearing steering head. c. Terjadi kerusakan pada bearing steering head. d. Tekanan angin ban kurang standar. 2. e. Kesalahan pemakaian ukuran ban. Stang kemudi cenderung berbelok ke satu arah, atau kendaraan tidak dapat bergerak dengan posisi lurus, kemugkinan penyebab: a. Penyetelan/pengaturan suspensi depan bagian kiri dan kanan tidaksesuai. b. Terjadi kebengkokan pada pipa suspensi. c. Terjadi kebengkokan pada as roda depan, atau kesalahan pemasangan pada roda depan. d. Terjadi kelainan pada steering head bearing. e. Terjadi keausan pada bearing roda. f. Terjadi keausan pada bagian-bagian swing arm pivot.
3. Roda depan oleng, kemungkinanpenyebab: a. Terjadi kebengkokan pada peiek. b. Keausan pada bantalan roda. 4. Roda depan berputar kurang lancar, kemungkinan penyebab: a. Terjadi kekeliruan pada pegas suspensi depan. b. Kerusakan pada bantalan roda. c. Kerusakan pada gigi speedometer. 5. Suspensi depan lemah/terlalu lunak, kemungkinan penyebab: a. Terjadi kelemahan pada pegas suspensi depan b. Kelainan pada oli suspensi. c. Oli suspensi kuranq. 6. suspensi depan keras, kemungkinan penyebab: a. Terjadi kebengkokan pada bagian-bagian suspensi. b. Terjadi sumbatan pada jalur-jalur olidi dalam pipa suspensi. c. Kesalahan pada pengisian oli suspensi.
G GANGGUAN SUSPENSI BELAKANG 1. Suspensi terlalu lemah, kemungkinan penyebab: - Pegas suspensi lemah. - Kebocoranolipada damper unit. - Penyetelan kurang Tepat. 2. Suspensi terlalu keras, kemungkinan penyebab: - Kesalahan pada pemasangan sistim penahanan suspensi. - Penyetelan kurang tepat. - Swing arm pivot bengkok. - Kerusakan pada swing arm pivot bearing. - Kesalahan pada suspensi linkage. - Kerusakan pada linkage pivot bearing.
- Slides: 95