Assalamualaikum wr wb PUTUSNYA NIKAH Kelompok 2 Disusun
Assalamualaikum wr. wb PUTUSNYA NIKAH Kelompok 2 Disusun Oleh : Milla Dianur (2021115067) Putri Aqilatul A (2021115068)
A. Talak Dan Macammacamnya D. Hak Istri Pasca Talak B. Iddah Dan Ahdah E. Hadhonah C. Nusyuz, Syiqaq, Dan Hakamin
A. Talak dan Macam-macamnya 1. Pengertian Talak diambil dari kata Itlak ﻻ , artinya melepaskan, atau meninggalkan. Dalam istilah agama, talak adalah melepaskan ikatan perkawinan, atau rusaknya hubungan perkawinan. Melepaskan ikatan perkawinan, artinya membubarkan hubungan suami-istri sehingga berakhirlah perkawinan atau terjadi perceraian. Pasal 117 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 menyatakan: Talak adalah ikrar suami dihadapan sidang Pengadilan agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara sebagaimana dalam pasal 29, 130, 131.
2. Hukum Talak a. Wajib b. Sunah c. Haram
Hadist yang dapat dijadikan dasar dalam menentukan hukum talak : ﺍﻟﻠ ﺍ ﺍﻟﻠ : ﺍ ﺍﻯ ﻟﻷ ﻟﻠ ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺒﻮﺩﻭﻭﺍﻟﺤﺎ ﻛﻢ. ﻟ ﻟﻠﻼ Artinya: “Dari Abu Umar r. a. dari Naabi SAW, beliau bersabdah, “perbuatan halal yang sangat
3. Macam-macam Talak Bid’i, adalah talak yang menyalahi ketentuan agama, misalnya talak yang diucapkan dengan tiga kali talak pada waktu bersamaan atau talak dengan ucapan talak tiga, atau menalak istri yang dalam keadaan haid atau istri dalam keadaan suci, tetapi sebelumnya sudah dicampuri. . . Dilihat dari dua macam ketentuan, yaitu : Talak sunnah, yaitu talak yang berjalan sesuai dengan ketentuan agama, yaitu seorang suami menalak istri yang telah digaulinya dengan sekali talak pada masa bersih dan belum ia sentuh kembali selama bersih itu.
Ditinjau dari berat ringannya akibat talak, dibagi kepada dua jenis, yaitu: 1. Talak Raj’I yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istri yang telah dikumpuli, bukan karena tebusan, bukan pula talak yang ketiga kalinya. Suami secara langsung dapat kembali kepada istrinya yang dalam masa iddah tanpa harus melakukan akad nikah yang baru. 2. Talak battah yaitu talak yang dijatuhkan untuk sselama-lamanya dan tidak akan rujuk lagi. 3. Talak Ba’in yaitu jenis talak yang tidak dapat dirujuk oleh suami, kecuali dengan perkawinan baru walaupun dalam masa iddah, seperti talak perempuan yang belum digauli
4. Rukun dan syarat talak a. Suami adalah yang memiliki hak talak dan yang berhak menjatuhkannya. suami yang menjatuhkan talak disyaratkan: ü Baligh ü Berakal ü Atas kehendak sendiri b. Istri Untuk sahnya talak istri harus dalam kekuasaan suami, yaitu istri tersebut belum pernah ditalak atau sudah ditalak tetapi masih dalam masa iddah. c. Sighat atau ucapan talak Yaitu kata yang menjatuhkan talak.
B. iddah dan ahdah 1. Iddah berasal dari kata al ‘adad, artinya bilang atau menghitung, yaitu hari yang dihitung dan dipergunakan bagi seseorang perempuan selama ia suci dari haid. Dalam syara’ iddah artinya waktu menunggu dan dilarang kawin, setelah seorang perempuan ditinggal mati atau diceraikan suaminya. vmacam-macam iddah a. Iddah talak b. Iddah hamil c. Iddah wafat d. Iddah wanita yang kehilangan suami
2. Ahdah Al-ahdad artinya membatasi diri. Yang dimaksud dengan membatasi diri yaitu larangan memakai perhiasan yang bermewah-mewah dan wangi-wangian. Seorang istri yang ditinggal meninggal oleh suaminya, wajib melakukan ahdad selama waktu ia beriddah wafat. Kalau yang meninggal anak, ibu, dan kerabat lain, masa al-ahdadnya adalah tiga hari. Firman Allah SWT ﺍ ﻧ ﻻ ﺍ ﻓ ﺍﻟﻠ ﻟ
C. Nusyuz, syiqaq, dan hakamin 1. Pengertian Nusyuz adalah durhaka, artinya kedurhakaan yang dilakukan istri terhadap suaminya. Apabila istri menentang kehendak suami tanpa alasan yang dapat diterima menurut hukum syara’, tindakan itu dipandang durhaka, misalnya melakukan hal-hal sebagai berikut: ØSuami telah menyediakan rumah yang sesuai dengan keadaaan suami, tetapi istri tidak mau pindah kerumah itu. ØApabila suami istri tinggal dirumah kepunyaan istri dengan izin istri, kemudian suatu waktu istri mengusir suami masuk rumah itu. ØIstri menetap di tempat yang disediakan oleh perusahaanya. ØApabila istri bepergian tanpa disertai suami atau mahramnya, walaupun perjalanan itu wajib.
Firman Allah SWT. Surat An-Nisa Ayat 34: ﺭ ﻯ ﻟﺍ ﺍـﺘ ﺍ (: ﺍ )ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ Artinya: . . . ”perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan nusyuz-nya, maka mereka. . . ” mereka, dan pisahkan diri dari tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. . . ” (QS. Annisa: 34)
Solusi Nusyuz ü Tindakan yang harus dilakukan suami terhadap Istri: ü suami berhak memberi nasihat kepada istri bila tanda-tanda kedurhakaan si istri sudah tampak. ü Sesudah nyata durhakanya, suami berhak berpisah tidur darinya. ü Sesudah dua pelajaran tersebut (nasihat dan berpisah tidu)
Pengertian Syiqaq artinya perselisihan. Yang dimaksud dengan perselisihan adalah pertikaian, pertengkaran, dan konflik yang terjadi antara suami istri. isti’lah syiqaq diambil dari Al- Qur’an surat An-nisa ayat 35: ﺍ ﺍﺍﺍﺍ ﺍ ﺍ ﺍﺍ . ﺍﻟ ﺍ ﺍ ﺍ Artinya: ” dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan, jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi maha Mengenal.
Tingkatan Syiqaq 1. Perselisihan tingkat rendah, yaitu pertengkaran yang disebabkan hal-hal sepele. 2. Perselisihan tingkat menengah, yaitu pertengkaran suami istri yang disebabkan oleh kedua pihak yang melukai hati atau menghilangkankepercayaan diantara mereka. 3. Perselisihan tingkat tinggia, yaitu pertengkaran yang disebabkan oleh hal-hal yang sangat mendasar.
• Pengertian Hakamain adalah upaya untuk mendamaikan, bukan untuk memperkeruh kedaan. • Syarat-syarat Hakamain Syarata-syarat Hakamain: v Baligh dan Berakal v Telah mengalami hidup berumah tangga v Bersikap adil, tidak berat sebelah v Memberikan nasihat-nasihat kepada kedua belah pihak untuk mendamaikan v Berwibawa dan disegani oleh kedua belah pihak v Membela pihak tertindas berdasarkan bukti-bukti yang kuat v tidak melakukan pemerasan, penipuan, dan sejenisya kepada pihak yang membeutuhkannya.
E. Hadhanah 1. Pengertian hadhonah Hadhanah berasal dari kata “Hidhan”. Seperti kata ﺍﻟ burung itu mengapit telur yang ada dibawah sayapnya. Begitu pula seorang perempuan (ibu) yang mengempit anaknya. Dalam bahasa arab pemeliharaan anak disebut dengan istilah “hadhanah”. Para ulama fiqih mendefinisikan hadhanah yaitu melakukan pemeliharaan anak-anak yang masih kecil baik laki-laki maupun perempuan atau yang sudah besar tetapi belum mumayyis, menyediakan sesuatu yang menjadikan kebaikannya, menjaganya dari sesuatu yang menyakitkan dan merusaknya, mendidik jasmani, rohani, dan akalnya, agar mampu berdiri sendiri menghadapi hidup dan memikul tanggung jawab.
Pengertian Hakamain adalah upaya untuk mendamaikan, bukan untuk memperkeruh kedaan. Syarata-syarat Hakamain: v Baligh dan Berakal v Telah mengalami hidup berumah tangga v Bersikap adil, tidak berat sebelah v Memberikan nasihat-nasihat kepada kedua belah pihak untuk mendamaikan v Berwibawa dan disegani oleh kedua belah pihak v Membela pihak tertindas berdasarkan bukti-bukti yang kuat v tidak melakukan pemerasan, penipuan, dan sejenisya kepada pihak yang membeutuhkannya.
Dasar hukum hadhonah (pemeliharaan anak) adalah firman Allah SWT dalam QS. At Tahrim ayat 6: ﻫ ﺭﺍﻳ ﺍﻭﺍ ﺍﺍ ﻫ ﺍﻟ ﺍ ﺍﺍ “hai orang-orang yang beriman, periharallah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”
2. syarat-syarat hadhonah a. b. c. d. e. f. g. Berakal sehat Dewasa Mampu mendidik Amanah dan berbudi Islam Ibunnya belum menikah lagi Merdeka FIQIH 3
- Slides: 20