ASPEKASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH Siti Zulzilah Aspek

  • Slides: 19
Download presentation
ASPEK-ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH Siti Zulzilah

ASPEK-ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH Siti Zulzilah

Aspek Penalaran dalam Karangan • Menulis Sebagai Proses Penalaran • Berpikir dan Bernalar •

Aspek Penalaran dalam Karangan • Menulis Sebagai Proses Penalaran • Berpikir dan Bernalar • Penalaran Induktif Berangkat dari data-data khusus menjadi kesimpulan umum • Penalaran Deduktif Berangkat dari premis (pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan)untuk menarik kesimpulan khusus.

 • Penalaran dalam Karangan • Karangan terdiri dari paragraf - paragraf yang saling

• Penalaran dalam Karangan • Karangan terdiri dari paragraf - paragraf yang saling berhubungan membentuk pengertian secara deduktif, induktif, dan gabungan. • Urutan karangan harus logis, yakni logis • • Urutan waktu (kronologis) Urutan Ruang Urutan Alur Penalaran Urutan Kepentingan

 • Isi Karangan yang Berhubungan Fakta • Generalisasi dan Spesifikasi Berlaku umum yang

• Isi Karangan yang Berhubungan Fakta • Generalisasi dan Spesifikasi Berlaku umum yang menjelaskan ciri-ciri esensial atau menonjol dan bukan rincian. Perlu ditunjang spesifikasi atau ciri khusus penjelasan lebih lanjut • • • Klasifikasi atau pengelompokkan fakta Perbandingan dan Pertentangan Hubungan sebab akibat Analogi Ramalan Gabungan

Penalaran Ilmiah • Mengenali dan merumuskan masalah • Menyusun kerangka berfikir dalam rangka penarikan

Penalaran Ilmiah • Mengenali dan merumuskan masalah • Menyusun kerangka berfikir dalam rangka penarikan hipotesis • Merumuskan hipotesis. • Menguji hipotesis • Menarik kesimpulan

Fakta sebagai Unsur Dasar Penalaran Ilmiah • Fakta harus diklasifikasikan berdasar kan cirinya (biasanya

Fakta sebagai Unsur Dasar Penalaran Ilmiah • Fakta harus diklasifikasikan berdasar kan cirinya (biasanya dengan tabel) • Prinsip klasifikasi : • Prinsipnya harus jelas • Logis dan konsisten • Lengkap dan menyeluruh • Proposisi : kalimat pernyataan tentang hubungan antara fakta yang dapat dinilai benar atau salah

Penalaran Induktif • Dari Fakta ke Generalisasi • Melakukan Analogi Induktif dng ciri mempunyai

Penalaran Induktif • Dari Fakta ke Generalisasi • Melakukan Analogi Induktif dng ciri mempunyai sifat esensial yang sama. Jangan dengan analogi deklaratif • Hubungan Sebab Akibat

Penalaran Deduktif Berdasarkan prinsip, hukum, teori, atau putusan lain yang berlaku umum untuk sesuatu

Penalaran Deduktif Berdasarkan prinsip, hukum, teori, atau putusan lain yang berlaku umum untuk sesuatu hal ataupun gejala. Dasar penarikan kesimpulan : Premis S=P S S P S(subjek) = Sifat Umum, dan P(Predikat) = Bagian dari S, ditarik kesimpulan tentang sifat P

Silogisme • Terdiri dari premis mayor, premis minor, dan kesimpulan • Polanya : A

Silogisme • Terdiri dari premis mayor, premis minor, dan kesimpulan • Polanya : A = B, B = C, maka A = C • Contoh • Semua manusia pasti mati (Mayor) • Badu adalah manusia (Minor) • Badu pasti mati (Kesimpulan)

 • Macam-macam proposisi: 1. Berdasarkan Bentuk • Proposisi Tunggal : semua manusia mati

• Macam-macam proposisi: 1. Berdasarkan Bentuk • Proposisi Tunggal : semua manusia mati • Proposisi Jamak : semua manusia lahir dan mati. 2. Berdasarkan sifat pembenaran • Sebagian manusia hidup melarat (Katagoris) • Jika permintaan meningkat, harga menjadi naik (Kondisional)

Proposisi kondisional terbagi atas proposisi hipotetis dan disjungtif. Dan hipotetik : anteseden dan konsekuen

Proposisi kondisional terbagi atas proposisi hipotetis dan disjungtif. Dan hipotetik : anteseden dan konsekuen • Kalau metodenya diubah (anteseden), maka hasilnya akan berbeda (konsekuen) • Pelakunya dapat GAM atau pihak lain. 3. Berdasarkan kuantitas • Proposisi universal, yakni predikatnya membenarkan/menolak seluruh subjek. • Proposisi partikular, yakni predikatnya membenarkan/menolak sebagian subjek

4. Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas • Universal positif (Affirmative), simbol A Semua pengikut UMPTN

4. Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas • Universal positif (Affirmative), simbol A Semua pengikut UMPTN siswa SLTA • Universal negatif: E. Contoh: Tidak satu pun binatang yang dapat berbahasa. • Partikular positif : I. Contoh: Berapa mahasiswa UNJ mempunyai buku teks • Partikular negatif : O. Contoh: Sebagian mahasiswa tidak pernah mengikuti KKN

Entimen • Pada dasarnya silogisme yang dihilang kan / tidak diucapkan karena sudah sama-sama

Entimen • Pada dasarnya silogisme yang dihilang kan / tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. • Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain. Bentuk silogismenya: • My: dihilangkan • Mn: Menipu merugikan orang lain • K : Menipu adalah dosa

Salah Nalar • Informal, kesalahan karena bahasa • Formal, kesalahan karena materi dan proses

Salah Nalar • Informal, kesalahan karena bahasa • Formal, kesalahan karena materi dan proses penalarannya. Contoh : • Anak dosen yang cantik itu adalah mahasiswi UNJ • Saya tidak lulus karena dosen memben ci saya

Kesalahan Informal • Terjadi jika premis-premis tidak mem punyai hubungan dengan kesimpulan 1. Argumentum

Kesalahan Informal • Terjadi jika premis-premis tidak mem punyai hubungan dengan kesimpulan 1. Argumentum ad Hominem (argumen tasi ditujukan kepada orang lain). Pemerataan tanah tidak benar karena merupakan tuntutan komunis 2. Argumentum ad Baculum (keputusan diterima/ditolak karena ada ancaman atau tindak kekerasan

3. Argumentum ad Verucundiam atau Adictoritatis. Keputusan adalah yang memiliki kekuasaan 4. Argumentum ad

3. Argumentum ad Verucundiam atau Adictoritatis. Keputusan adalah yang memiliki kekuasaan 4. Argumentum ad Populum (argumen tasi ditujukan ke rakyat). Propaganda 5. Argumentum ad Misericordiam. Argumentasi membangkitkan belas kasihan 6. Kesalahan No-Causa Pro-Causa. Terjadi jika sebab bukan sebab sebenarnya.

7. Kesalahan Aksidensi. Kesalahan akibat penerapan prinsip umum ke keadaan yang bersifat aksidental 8.

7. Kesalahan Aksidensi. Kesalahan akibat penerapan prinsip umum ke keadaan yang bersifat aksidental 8. Petitio Principii. Jika argumen yang diberikan telah tercantum di premis. Contoh: Ular itu mengandung racun karena ia berbisa 9. Kesalahan Komposisi dan Divisi. Terjadi karena menerapkan predikat individu ke kelompoknya, Misal. Oni adalah mahasiswa yang suka narkoba.

10. Pertanyaan yang Komplek. Terjadi selain kalimatnya kompleks, juga pertanyaan tidak jelas. . 11.

10. Pertanyaan yang Komplek. Terjadi selain kalimatnya kompleks, juga pertanyaan tidak jelas. . 11. Non Secuitur (kesalahan konsekuen) Terjadi pertukaran antara anteseden dengan konsekuen. 12. Ignoratio Elenchi. Isi argumentasi nya tidak relevan dengan pernyataan.

Kesalahan Formal 1. Kesalahan Induktif • Generalisasi Terlalu Luas • Sebab Akibat yang Tidak

Kesalahan Formal 1. Kesalahan Induktif • Generalisasi Terlalu Luas • Sebab Akibat yang Tidak Memadai • Kesalahan Analogi 2, Kesalahan Deduktif • • Premis mayor yang tidak dibatasi Term keempat Kesimpulan terlalu luas Premis-premis negatif