ASET TETAP PROPERTY PLANT EQUIPMENT Agenda 1 Pengertian


































































































- Slides: 98

ASET TETAP PROPERTY PLANT & EQUIPMENT

Agenda 1 Pengertian 2 Akuntansi 3 Pengungkapan 4 Ilustrasi dan Kasus 2

Aset Tetap § Komponen signifikan dalam Laporan Posisi Keuangan. § Aset Tetap bersifat tangible. § Masa manfaat jangka panjang (> 1 tahun) § Digunakan dalam operasi: produksi, disewakan, administrasi, dll § Pembebanan depresiasi CONTOH • Tanah • Bangunan • Gedung Kantor • Gedung Pabrik • Land improvement • Peralatan • Kendaraan • Mesin • Peralatan kantor 3

Perspektif Pengguna Informasi Pengakuan aset Penilaian aset dalam laporan keuangan Pembebanan dalam depresiasi Pengungkapan informasi yang relevan Kualitas aset yang dimiliki Penentuan nilai jaminan Penilaian tingkat efisiensi perusahaan Kepemilikan, keberadaan (sewa, jaminan kredit) Penilaian dengan harga perolehan Acc. Analysis 4

Pengertian Aset Tetap § Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6) 1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan 2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. § Ciri ► “Digunakan dalam operasi” dan tdk utk dijual kembali. ► Bersifat Jangka panjang dan biasanya disusutkan ► Memiliki wujud. § Tidak berlaku untuk 1. 2. Hak penambangan Reservasi tambang 5

Pengakuan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7) a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan b) Biaya perolehan secara andal. aset dapat diukur § Tidak membedakan kriteria pengakuan pada saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah perolehan awal 6

Pengakuan Aset Tetap § Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk aset tetap jika: § digunakan lebih dari satu periode § hanya digunakan untuk aset tertentu § komponen yang diganti tidak diakui § Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi entitas. Kriteria agregasi atau invidual: § Mempengaruhi nilai aset § Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi Laba (potensi earning management) § Evaluasi prinsip pengakuan § Biaya awal memperoleh aset § Biaya selanjutnya untuk menambah, mengganti, memperbaiki 7

Biaya Perolehan Awal § Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di masa mendatang. § Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat memiliki manfaat di masa mendatang. § Misal: alat yang dipasang agar pabrik dapat berjalan sesuai dengan ketentuan pengolahan limbah industri. 8

Biaya Setelah Perolehan Awal Biaya pemeliharaan dan perbaikan Misal: perawatan, suku cadang Penggantian aset menambah aset jika Inspeksi yang signifikan diakui sebagai jumlah tercatat aset jika diakui beban di laporan laba rugi periode berjalan Memenuhi kriteria aset tetap dan komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset Memenuhi kriteria aset tetap dan nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan pencatatanya 9

Pengukuran Awal Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Harga Perolehan Biaya yang dapat diartibusikan secara langsung Biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset 10

Komponen Biaya Perolehan a. Harga erolehan a) boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain; 11

Biaya Diatribusikan Langsung a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau akuisisi aset tetap. b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik; c) Biaya handling dan penyerahan awal; d) Biaya perakitan dan instalasi e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik (setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut) f) Komisi profesional 12

Bukan komponen biaya a) Biaya pembukaan fasilitas baru b) Biaya pengenalan produk baru c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk biaya pelatihan staf d) Administrasi dan overhead umum e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh f) Kerugian awal operasi g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas. h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari lahan yang belum digunakan). i) Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan perusahaan. 13

Pengukuran Awal – Dismantling Cost Contoh Perusahaan menyewa sebuah lahan selama 5 tahun untuk didirikan bangunan sementara untuk kegiatan operasional kantor. Biaya untuk mendirikan bangunan tersebut sebesar Rp. 1 milyar. Bangunan tersebut menurut perjanjian sewa, harus dibongkar di akhir masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran rumah tersebut Rp. 120 juta tingkat diskonto 6% Harga perolehan bangunan adalah Rp. 1 milyar ditambah estimasi biaya pembongkaran. Rp. 120 juta : (1 + 6%)5 = Rp. 89. 670. 000 Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: Dr Aset Tetap 1. 089. 670. 000 Cr Kas 1. 000 Kewajiban diestimasi 89. 670. 000 14

Pengukuran Awal – Dismantling Cost Contoh PT. Melati menyewa gedung selama 4 tahun mulai tahun 2011. Perusahaan mengeluarkan uang sebear 800 juta untuk membuat partisi ruang tersebut sesuai keinginan perusahaan. Dalam kontrak disebutkan bahwa perusahaan harus mengembalikan ruangan seperti kondisi semula. Biaya untuk melakukan restorari sebesar 50 juta dengan tingkat diskon yang berlaku 5%. (PV n=5, i=5%) = 39, 176 jt. 15

§ Tanggal 1 Des 2015 PT semesta mengikat kontrak dengan p. T Konstruksi untuk membangun pabrik yang akan digunakan PT Semesta untuk pengembangan usahanya. Pabrik tersebut dibangun di atas tanah yang dimiliki PT Semesta. Nilai kontrak pembangunan pabrik tersebut adalah Rp. 5, 1 miliar. PT Semesta mempunyai beberapa pinjaman berikut: § Pinjaman yang secara khusus untuk pembangunan pabrik tersebut: utang bank dengan tingkat bunga 12% Rp. 2, 4 miliar (entitas memperoleh penghasilan bunga sebesar Rp. 60 juta dari investasi temporer pinjaman khusus ini) § Pinjaman umum: wesel bayar dengan tingkat bunga 15% Rp. 3 miliar; obligasi dengan tingkat bunga 10% Rp. 3, 6 m 16

§ Berikut pembayaran yang dilakukan entitas untuk pembangunan tersebut. § 1 januari 2015 Rp. 1. 000 § 1 April 2015 Rp. 1. 700. 000 § 1 Agustus 2015 Rp. 1. 200. 000 § 1 Desember 2015 Rp. 1. 200. 000 § Total Rp. 5. 100. 000 Tgl Pengeluaran Pinj khusus Pinj Umum 1/1 ¼ 1/8 1/12 1. 000 1. 700. 000 1. 200. 000 1. 000 1. 400. 000 300. 000 1. 200. 000 Rata tertimbang 300 juta x 9/12 1, 2 m x 5/12 1, 2 m x 1/12 Rp. 825. 000 17

§ 18

Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan mesin baru untuk produk barunya: 1. 5 milyar untuk pembelian mesin 2. 50 juta biaya tenaga kerja untuk merubah interior pabrik agar sesuai dengan penggunaan mesin. 3. 100 juta untuk penyiapan lokasi pabrik 4. 80 juta untuk pengiriman mesin 5. 500 juta PPN dan 500 juta bea masuk. 6. Biaya promosi produk baru 800 juta 7. Biaya instalasi mesin sebesar 120 juta 8. Biaya pengetesan awal 50 juta 9. Biaya grand opening 130 juta 10. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi 30 juta 11. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 25 juta Diskusikan mana yang merupakan biaya perolehan? ? 19

Pengukuran Awal Example § Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar 5. 000+50+100+80+500+120+50+30=6. 430 milyar § Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut tidak boleh diakui. § Biaya yang tidak boleh dimasukkan adalah: 1. Biaya grand opening 130 juta 2. Biaya promosi produk baru 800 juta 3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 25 juta 20

Perolehan Gedung Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi : § Material, tenaga kerja, overhead selama proses konstruksi , biaya bunga jika membangun sendiri § Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan. § Fee profesional § Ijin pendirian bangunan 21

Perolehan Tanah Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan tanah sesuai dengan tujuan penggunaan : (1) Harga Beli (2) Biaya pengurusan hak tanah (sertifikat, pajak/BPHTB, biaya notaris, dll. (3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran bangunan yang tidak diperlukan. 22

Tanah dan Bangunan Investasi Properti § Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah: § properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan —atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk: 1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau 2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. § Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16 § Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut. § Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih menggunakan metode biaya atau nilai wajar 23

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Example Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16) • Menggunakan nilai wajar • Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. • Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi atau ekuitas. • Tidak ada penyusutan. • Penyusutan. • Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler. 24

Perolehan Peralatan § Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan kantor, peralatan pabrik dan peralatan lain. § Biaya perolehan meliputi (1) (2) (3) (4) (5) Harga beli, Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan Biaya transportasi Biaya asuransi selama pengiriman barang Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk melakukan instalasi (6) Biaya untuk pengetesan peralatan 25

Biaya Perolehan Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaimana perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut? Klasifikasi (a) Uang yang dipinjam untuk mendanai konstruksi Utang Bank (b) Pengeluaran untuk konstruksi dari pinjaman Bangunan (c) Biaya untuk perataan tanah Tanah (d) Biaya pajak dan pengurusan ijin pembangunan Tanah (e) Pembayaran asuransi selama proses pembangunan konstruksi (f) Bangunan Pengembalian polis asuransi satu bulan karena (Bangunan) konstruksi selesai lebih awal. 26

Perolehan Aset Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaiaman perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut? 1. Biaya arsitek untuk bangunan Classification Bangunan 2. Biaya real estate yang dibeli untuk pabrik (tanah Rp 20 M dan bangunan Rp 5 M) Tanah 3. Biaya komisi untuk agen real estate Tanah 4. Pemasangan pagar di sekitar properti Perbaikan Tanah 5. Biaya penghancuran bangunan dan perataan tanah Tanah 6. Uang yang diterima dari penjualan puing bangunan (Tanah) 7. Biaya lahan parkir dan jalan raya Perbaikan Tanah 8. Biaya penanaman pohon (permanen) Tanah 27

Perolehan Aset yang Dibangun Sendiri § Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap digunakan: § Material dan tenaga kerja § Overhead biaya variabel dan porsi dari fixed overhead yang terkait langsung dengan pembangunan aset. § Biaya bunga selama proses pembangunan 28

Bunga selama Proses Konstruksi § Alternatif pembebanan biaya bungan yang muncul selama proses konstruksi Rp 0 Biaya bunga tidak dikapitalisasi selama konstruksi Menambah Nilai Aset Kapitalisasi biaya bunga aktual selama konstruksi (dengan modifikasi) Rp ? Kapitalisasi semua biaya bunga IFRS 29

Bunga Pinjaman (PSAK 26) u PSAK 26 (IFRS 23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual (dengan modifikasi), konsisten dengan prinsip harga perolehan u Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan 1. 2. 3. § Qualifying assets Periode kapitalisasi Jumlah yang dikapitalisasi Bunga yang dikapitalisasi, jumlah yang lebih kecil antara § § Biaya bunga aktual Avoidable interest – bunga yang dapat dihindarkan yaitu biaya bunga yang tidak akan muncul jika kegiatan pembangunan tersebut tidak dilaksanakan. • Pinjaman khusus menggunakan aktual biaya bunga yang terjadi dikurangi pendapatan bunga yang dihasilkan dari pinjaman khusus sebelum digunakan. • Pinjaman umum menggunakan rata-rata tertimbang dana yang terpakai dikalikan dengan bunga rata-rata. 30

Pengukuran Biaya Perolehan § Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga perolehan aset § Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya. Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai beban bunga. § Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar yang andal. § Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki masa manfaat berbeda). 31

Pengukuran Biaya Perolehan § § Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset, jika nilai saham dapat diandalkan. § Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset. § Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima. Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi persyaratan dan hibah akan diperoleh. 32

Pertukaran Aset Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali: – Tidak memiliki substansi komersial, atau – Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal Substansi Komersial Nilai wajar Aset dipertukarkan § Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan. 33

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Entitas harus memilih antara: Cost Model Revaluation Model § Sebagai kebijakan akuntansinya, dan § Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. 34

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Cost Model Revaluation Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : § Biaya perolehan dikurangi § Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : – Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi – Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi. 35

Nilai Wajar Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. 36

Hirarki Penentuan Nilai Wajar § Kuotasi harga di pasar aktif; § Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang meliputi: § penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia; § referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; § analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis); dan § model penetapan harga opsi (option pricing model) 37

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Appraisal Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, maka § Entitas perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan § penghasilan atau § depreciated replacement cost. 38

Penentuan Nilai Wajar § Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar. § Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai. 39

Tidak ada nilai wajar § Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena sifat dari asset tetap yang khusus dan jarang diperjual-belikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost approach). 40

Frekuensi Penilaian § Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap yang direvaluasi. § Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya revaluasi lanjutan perlu dilakukan. § Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif perlu direvaluasi secara tahunan. § Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. § Namun demikian, asset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. 41

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler – Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, atau eliminasi. 42

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Example Metode Proporsional 1/1/08 31/12/08 Peralatan senilai 2. 000 diperoleh tanggal 1 Januari 2010 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 2. 400. 000. Dr. Aset tetap Cr. Kas 2. 000 Dr. Beban Penyusutan 400. 000 Cr. Akumulasi Penyusutan 400. 000 Dr. Aset Tetap 1. 000 Cr. Akumulasi Penyusutan Cr. Surplus Revaluasi 200. 000* 800. 000 *((2. 400. 000 -1. 600. 000)/1. 600. 000) x 400. 000 = 200. 000 43

4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Example Peralatan senilai 2. 000 diperoleh tanggal 1 Januari 2010 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 2. 400. 000. Metode Eliminasi 1/1/08 Aset tetap 2. 000 Kas 31/12/08 Beban Penyusutan 2. 000 400. 000 Akumulasi Penyusutan 31/12/08 Akumulasi Penyusutan 400. 000 Aset Tetap Surplus Revaluasi 400. 000 800, 000 800. 000 44

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model § Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka § seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi § Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Entire class To Equity directly § Diakui dalam L/R sejumlah penurunan akibat revaluasi terdahulu (jika ada). § Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi. § Didebit ke ekuitas – sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada). Negative to P/L 45

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model § Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya. § Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized) § Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan. (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis) Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi. 46

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Contoh § Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3. 000 dan akumulasi penyusutan Rp 1. 650. 000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1. 950. 000. Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap 1. 650. 000 Dr – Aset Tetap Cr – Surplus Revaluasi 600. 000 1. 650. 000 600. 000 47

4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Contoh Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3. 000 dan akumulasi penyusutan Rp 1, 650. 000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1. 950. 000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp 200. 000. Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap 1. 650. 000 Dr – Aset Tetap Cr – Keuntungan Revaluasi Cr - Surplus Revaluasi 600. 000 1. 650. 000 200. 000 48

4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Contoh § Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3. 000 dan akumulasi penyusutan Rp 1. 650. 000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1. 000. Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap 1. 650. 000 Dr – Rugi Revaluasi Cr – Aset Tetap 350. 000 1. 650. 000 350. 000. 49

4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Contoh § Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3. 000 dan akumulasi penyusutan Rp 1. 650. 000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1. 000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp 200. 000. Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap 1. 650. 000 Dr – Rugi Revaluasi Dr – Surplus Revaluasi Cr – Aset Tetap 150. 000 200. 000 1. 650. 000 350. 000 50

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Contoh Revaluation Model 31. 12. 2009 § PT. Kenanga membeli Dr Aset tetap 50, 000 mesin dengan harga Cr Kas 50, 000 50. 000 pada 1 Jan 2009 dan menggunakan Dr Beban Penyusutan 10, 000 metode revaluasi Cr Akumulasi Penyusutan 10, 000 § Mesin tersebut disusutkan dengan Dr Akumulasi Penyusutan 10, 000 metode garis lurus 5 thn. Cr Aset tetap 2, 000 Cr Surplus Revaluasi 8, 000 § Pada 31 Desember 2009 direvaluasi sebesar 31. 12. 2010 48. 000 Dr Beban Penyusutan ($48 K/4) 12, 000 § Buat jurnal untuk tahun Cr Akumulasi Penyusutan 12, 000 2009 dan 2010. Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba 2, 000 51 2, 000

Penyusutan Cost Model Penyusutan Revaluation Model Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life). 52

Penyusutan § Setiap bagian aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Penyusutan § Contoh : rangka dan mesin pesawat § Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lain. 53

Penyusutan § Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan – Pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. § Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika: – Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual; dan – Aset dihentikan pengakuannya. Penyusutan Implikasinya, penyusutan tidak dihentikan sekalipun aset: – sedang tidak digunakan atau – dihentikan penggunaannya § Tanah dan bangunan diperlakukan sebagai aset terpisah walaupun diperoleh sekaligus. 54

Penyusutan §Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku § Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi. 55

Penyusutan Umur Manfaat Faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan umur manfaat. • Prakiraan daya pakai aset; • Prakiraan tingkat keausan fisik; • Keusangan teknis dan keusangan komersil; • Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misal : sewa). 56

Penyusutan §Metode penyusutan yang digunakan: Metode Penyusutan § Harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset oleh entitas. § Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan § Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi. 57

Penyusutan Metode Penyusutan Garis Lurus Saldo Menurun Jumlah Unit Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah Menghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang umur manfaat Menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan 58

Penurunan Nilai – PSAK 48 § PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas: 1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset, 2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan 3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai. § Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount) § Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset. § Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi § Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan § Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi 59

Penurunan Nilai Setiap tanggal pelaporan perusahaan harus menguji apakah terdapat indikasi (external atau internal) penurunan nilai, jika ada maka dilakukan pengujian berikut: 60

Ilustrasi Penurunan Nilai Contoh: Misalkan perusahaan Carita melakukan uji penurunan nilai untuk peralatannya. Nilai buku dari peralatan tersebut sebesar Rp 200 juta sedangkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual sebesar Rp 180 juta, dan nilai pakainya Rp 205 juta. Rp 200 jt Rp 205 jt Tdk ada penurunan nilai Rp 180 jt Rp 205 jt 61

Ilustrasi Penurunan Nilai Misalkan informasi yang ada tetap sama untuk PT Carita kecuali nilai pakai dari peralatannya menjadi Rp 175 juta. Rp 20 jt Rugi penurunan nilai Rp 200 jt Rp 180 jt Dr. Rugi penurunan nilai Cr. Akumulasi depresiasi – peralatan Rp 175 jt Rp 20 juta 62

Penghentian Pengakuan § Jumlah tercatat aset pengakuannya pada saat: tetap dihentikan a)dilepaskan; atau b)Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. § Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jualsewa balik). § Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. 63

Penghentian Pengakuan § Penghentian pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap § Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat aset. § Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian = biaya perolehan yang digantikan. § Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara : § Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan § Jumlah tercatat dari aset. 64

Pengungkapan § Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto § Metode penyusutan yang digunakan § Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan § Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir periode. § Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode § Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena penjaminan utang § Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan § Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan § Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami penurunan nilai, hilang / dihentikan. § Pemilihan metode akuntansi § Perubahan estimasi 65

Pengungkapan Revaluasi Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva Tanggal efektif penilaian Nama penilai independen, bila ada Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap Surplus penilaian kembali neraca 66

Transisi dan Tanggal Efektif § Transisi: § Entitas yang sebelum PSAK ini melakukan revaluasi dan kemudian menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost). Biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK ini diterbitkan. § Entitas yang sebelum penerapan PSAK ini pernah melakukan revaluasi aset tetap dan masih memiliki selisih saldo revaluasi aset tetap, maka pada saat penerapan pertama kali harus mereklasifikasi seluruh saldo selisih revaluasi aset tetap tersebut ke saldo laba dan hal tersebut harus diungkapkan § Efektif 1 Januari 2008 67

Kasus – Model Revaluasi & Cost Informasi terkait aset yang diperoleh pada 1 Januari 2006: Harga perolehan: Rp 100 juta Umur manfaat: 5 tahun, tidak ada nilai sisa Metode depresiasi: Garis lurus Tanggal Biaya Penggantian Terdepresiasi 1 Januari 2007 Rp 120 juta 1 Januari 2008 Rp 45 juta 1 Januari 2009 Rp 50 juta Diminta: a. Buatlah seluruh jurnal yang diperlukan berdasarkan Model Revaluasi! b. Buatlah seluruh jurnal yang diperlukan berdasarkan Model Biaya (Cost Model)! Asumsikan kondisi pada 1 Januari 2008 memenuhi kriteria penurunan nilai (impairment)! 68

Jawaban – Revaluasi - Proporsional 1/1/06 Dr. Aset Cr. Kas 31/12/06 Dr. Beban depresiasi Rp 20 juta Cr. Akumulasi Depresiasi Rp 20 juta 1/1/07 Dr. Aset Rp 50 juta* Cr. Akumulasi Depresiasi Rp 10 juta** Cr. Surplus Revaluasi Rp 40 juta *((120 juta – 80 juta)/80 juta) x 100 juta **((120 juta – 80 juta)/80 juta) x 20 juta Rp 100 juta 69

Jawaban – Revaluasi - Proporsional 31/12/07 Dr. Beban Depresiasi Rp 30 juta (120 juta/4) Cr. Akumulasi Depresiasi Rp 30 juta Dr. Surplus Revaluasi Cr. Laba Ditahan 1/1/08 Rp 10 juta (40 juta/4) Rp 10 juta Dr. Akumulasi Depresiasi Dr. Surplus Revaluasi Dr. Rugi Penurunan Nilai Aset Cr. Aset *((90 juta – 45 juta)/90 juta) x 60 juta **((90 juta – 45 juta)/90 juta) x 150 juta 30 juta* 30 juta 15 juta 75 juta** 70

Jawaban – Revaluasi - Proporsional 31/12/08 Dr. Beban Depresiasi Cr. Akumulasi Depresiasi Rp 15 juta (45 juta/3) Rp 15 juta 1/1/09 Dr. Aset Rp 50 juta* Rp 30 juta** Rp 15 juta Rp 5 juta Cr. Akumulasi Depresiasi Cr. Keuntungan/Kerugian Cr. Surplus Revaluasi *((50 juta -30 juta)/30 juta) x 7, 500 **((5, 000 -3, 000)/3, 000) x 4, 500 71

Jawaban – Revaluasi - Eliminasi 1/1/06 Dr. Aset Cr. Kas Rp 100 juta 31/12/06 Dr. Beban Depresiasi Rp 20 juta Cr. Akumulasi Depresiasi Rp 20 juta 1/1/07 Dr. Akumulasi Depresiasi Cr. Aset Rp 20 juta Dr. Aset Rp 40 juta Cr. Surplus Revaluasi Rp 40 juta 72

Jawaban – Revaluasi - Eliminasi 31/12/07 1/1/08 Dr. Beban Depresiasi Cr. Akumulasi Depresiasi Rp 30 juta (120 juta/4) Rp 30 juta Dr. Surplus Revaluasi Cr. Laba Ditahan Rp 10 juta (40 juta/4) Rp 10 juta Dr. Akumulasi Depresiasi Cr. Aset Rp 30 juta Dr. Surplus Revaluasi Dr. Rugi Penurunan Nilai Aset Cr. Aset Rp 30 juta Rp 15 juta Rp 30 juta Rp 45 juta 73

Jawaban – Revaluasi - Eliminasi 31/12/08 Dr. Beban Depresiasi Rp 15 juta (4, 500/3) Cr. Akumulasi Depresiasi Rp 15 juta 1/1/09 Dr. Akumulasi Depresiasi Cr. Aset Rp 15 juta Dr. Aset Rp 20 juta Cr. Laba/Rugi Rp 15 juta Cr. Surplus Revaluasi Rp 5 juta 74

Jawaban – Model Biaya 1/1/06 Dr. Aset Cr. Kas Rp 100 juta 31/12/06 Dr. Beban Depresiasi Cr. Akumulasi Depresiasi Rp 20 juta 1/1/07 No journal 31/12/07 Dr. Beban Depresiasi Cr. Akumulasi Depresiasi Rp 20 juta 1/1/08 Dr. Kerugian Penurunan Nilai Aset Cr. Akumulasi Depresiasi Rp 15 juta 75

Jawaban – Model Biaya 31/12/08 Dr. Beban Depreasiasi Rp 15 juta Cr. Akumulasi Depresiasi Rp 15 juta 1/1/09 Dr. Akumulasi Depresiasi Cr. Laba/Rugi Rp 10 juta 76

Ilustrasi Pembayaran Tangguhan § PT. Mulia membeli mesin pabrik dengan melalui angsuran. Uang muka yang dibayarkan sebesar Rp 500 juta, angsuran 5 tahun yang dibayarkan Rp 200 juta per tahun. § Tingkat bunga yang berlaku 12% § Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai angsuran = 720, 95 § Nilai mesin pabrik 730, 95+500 = 1. 230, 95 Jurnal perolehan § Dr. Mesin Cr. Kas Cr. Utang Pembayaran angsuran 1 § Dr. Utang Dr. Beban bunga Cr. Kas 1. 230, 95 500 720, 95 113, 49 86, 51 200 77

Ilustrasi Perubahan Estimasi PT Artha, membeli peralatan seharga Rp 510 juta yang diperkirakan memiliki umur manfaat 10 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 10 juta pada akhir masa manfaatnya. Depresiasi telah dicatat selama 7 tahun dengan metode garis lurus. Pada tahun 2010 (tahun ke-8), ditentukan bahwa umur manfaatnya menjadi 15 tahun dengan nilai sisa Rp 5 juta pada akhir masa manfaat yang baru tersebut. . Questions: § Bagaimanakah ayat jurnal untuk Tidak Dijurnal membenarkan depresiasi tahun-tahun sebelumnya? § Hitung beban depresiasi tahun 2010. 78

Ilustrasi Perubahan Estimasi Setelah 7 tahun Biaya peralatan Rp 510 juta Pertama, hitung nilai Nilai sisa - 10 juta tercatat bersih pada tanggal perubahan Basis depresiasi 500 juta estimasi. Masa manfaat (original) 10 tahun Depresiasi per tahun Rp 50 juta x 7 tahun = Rp 350 juta Lap. Posisi Keuangan (31 Des 2009) Peralatan Akumulasi depresiasi Rp 510 juta 350 juta Nilai tercatat bersih Rp 160 juta 79

Ilustrasi Perubahan Estimasi Setelah 7 tahun Nilai tercatat bersih Nilai sisa (baru) Basis depresiasi Sisa umur manfaat Depresiasi tahunan Rp 160 juta 5 juta 155 juta 8 tahun Rp 19, 375 juta Penghitungan beban depresiasi tahun 2010 Ayat Jurnal 2010 Dr. Beban depresiasi Rp 19, 375 juta Cr. Akumulasi depresiasi Rp 19, 375 juta 80

Ilustrasi Penghentian Pengakuan Kasus Pada 1 Jan 2006 PT Kicir membeli mesin cetak laser seharga Rp 50 juta Mesin tersebut digunakan selama 5 tahun (umur maksimum) kemudian dihapusbukukan tanpa nilai sisa Motor mesin tersebut dapat beroperasi selama 500 jam, setelah melewati waktu operasi tersebut, perusahaan membeli bagian dari laser baru. Biaya dari motor baru sebesar Rp 10 juta tanpa nilai sisa. Pada 31 Des 2007, penggantian motor dari mesin laser diperlukan setelah 400 jam operasi. Nilai tercatat motor pada tanggal tersebut senilai Rp 2 juta. [Rp 10 juta – (Rp 10 juta 500 x 400)] Biaya perolehan dari motor baru tesebut seharga Rp 8 juta. Jika motor laser diganti, maka motor yang dahulu, yakni senilai Rp 2 juta harus dihapuskan. Motor laser baru senilai Rp 8 juta harus diakui. 81

Ilustrasi Penghentian Pengakuan Jurnal Dr. Akumulasi Penyusutan Dr. Rugi Cr. Aset Tetap Rp 8 juta Rp 2 juta Dr. Aset Tetap Cr. Kas Rp 8 juta Rp 10 juta Rp 8 juta 82

Ilustrasi Penjualan Aset PT Goldmine memiliki suatu mesin dengan harga perolehan senilai Rp 200 juta saat mesin tersebut dibeli pada 1 Juli 2007. Beban depresiasi dicatat senilai Rp 24 juta per tahun, sehingga saldo akumulasi penyusutan adalah Rp 84 juta pada 31 Desember 2010. Mesin tersebut dijual pada 1 September 2011 dengan harga Rp 105 juta. Siapkanlah ayat jurnal untuk: a) Depresiasi tahun 2011 dan b) Mencatat penjualan 83

Ilustrasi Penjualan Aset a) Depresiasi untuk tahun 2011 Dr. Beban depresiasi (Rp 24 juta x 8/12) Rp 16 juta Cr. Akumulasi depresiasi Rp 16 juta b) Mencatat penjualan Kas Rp 105 juta Akmulasi Depresiasi Mesin Keuntungan Penjualan 100 juta * Rp 200 juta 5 juta * Rp 84 juta + Rp 16 juta = Rp 100 juta 84

Ilustrasi Pertukaran Aset – Tanpa Substansi Komersial Situasi Untung Perusahaan transportasi, Aman Lancar, melakukan transaksi pertukaran aset tanpa substansi komersial, dimana posisi Aman Lancar tidak berubah secara signifikan dengan adanya transaksi pertukaran ini. Pada kasus ini Aman Lancar menunda pengakuan keuantungan senilai Rp 70 juta dan mengurangi basis dari semi-truk. 85

Ilustrasi Pertukaran Aset – Tanpa Substansi Komersial Ilustrasi: Aman Lancar mencatat transaksi pertukaran sebagai berikut: Dr. Semi-truk Rp 530 juta Dr. Akumulasi Depresiasi—Truk 220 juta Cr. Truk 640 juta Cr. Kas 110 juta Nilai wajar semi-truk Rp 600 juta -/- Keuntungan yang ditangguhkan 70 juta Basis semi-truk Rp 530 juta ATAU Nilai tercatat truk +/+ Kas yang dibayarkan Basis semi-truk Rp 420 juta 110 juta Rp 530 juta 86

Kasus Pertukaran Aset PT Sriwijaya menukarkan peralatan yang telah ia gunakan untuk kegiatan operasinya ditambahkan kas sebesar Rp 20 juta untuk peralatan yang serupa yang telah digunakan oleh PT Kutai. Berikut ini adalah informasi terkait transaksi pertukaran ini: Diminta: Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pertukaran (untuk kedua perusahaan) 87

Kasus Pertukaran Aset Penghitungan Keuntungan atau Kerugian (dalam juta Rp) 88

Kasus Pertukaran Aset Memiliki Substansi Komersial Sriwijaya: Dr. Peralatan Dr. Akumulasi depresiasi Cr. Kas Cr. Peralatan Cr. Keuntungan pertukaran Rp 155 juta 190 juta 280 juta 45 juta Kutai: Dr. Kas Dr. Peralatan Dr. Akumulasi depresiasi Dr. Kerugian pertukaran Cr. Peralatan Rp 20 juta 135 juta 100 juta 25 juta Rp 280 juta 89

Kasus Pertukaran Aset Sriwijaya (Memiliki Substansi Komersial): Dr. Peralatan Rp 155 juta Dr. Akumulasi depresiasi 190 juta Cr. Kas Cr. Peralatan Cr. Keuntungan penghapusbukuan aset Rp 20 juta 280 juta 45 juta Sriwijaya (TANPA Substansi Komersial): Dr. Peralatan (155 juta – 45 juta) Dr. Akumulasi depresiasi Cr. Kas Cr. Peralatan Rp 110 juta 190 juta Rp 20 juta 280 juta 90

Kasus Pertukaran Aset Kutai (Memiliki Substansi Komersial): Dr. Kas Rp 20 juta Dr. Peralatan 135 juta Dr. Akumulasi depresiasi 100 juta Dr. Rugi penghapusbukuan peralatan 25 juta Cr. Peralatan Rp 280 juta Kutai (TANPA Substansi Komersial): Dr. Kas Rp 20 juta Dr. Peralatan 135 juta Dr. Akumulasi depresiasi 100 juta Dr. Rugi penghapusbukuan peralatan 25 juta Cr. Peralatan Rp 280 juta 91

Kasus Revaluasi Mengakui Revaluasi Suatu entitas mengakui nilai dari aset tetap berwujud setelah perolehan pada harga perolehan atau nilai wajar. PT Jalan Baru menggunakan nilai wajar untuk mengakui peralatan yang dimilikinya. ► Menaikkan nilai aset tetap jangka panjangnya sebesar kenaikan nilai wajar. ► Mengubah nilai wajar dengan menyesuaikan akun aset dan mencatat keuntungan tidak terealisasi. ► Keuntungan tidak terelasisasi biasanya dinyatakan dengan nama Surplus Revaluasi. 92

Kasus Revaluasi - Tanah PT Fortune Indonesia membeli tanah seharga Rp 1 M pada tanggal 5 Januari 2010. Perusahaan memilih untuk menggunakan metode revaluasi untuk mebgakui tanahnya setelah tanggal perolehan. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar dari tanah tersebut Rp 1. 2 M. Jurnal untuk mencatat kejaidan ini adalah: Dr. Tanah Rp 0. 2 M Cr. Keuntungan belum terealisasi – Tanah Rp 0. 2 M Keuntungan belum terealisasi – Tanah menaikkan nilai laba komprehensif dalam laporan laba /rugi komprehensif. 93

Kasus Revaluasi — Aset yang Dapat Terdepresiasi PT Lancar membeli peralatan senilai Rp 500 juta pada 2 Januari 2010 yang memiliki masa manfaat 5 tahun. Peralatan tersebut didepresiasikan menggunakan metode garis lurus tanpa nilai sisa. PT Lancar memilih untuk menggunakan metode nilai wajar untuk mengakui peralatannya. PT Lancar mencatat beban depresiasi sebesar Rp 100 juta (Rp 500 juta/5) pada 31 Desember 2010 sebagai berikut: Dr. Beban Depresiasi Cr. Akumulasi Depresiasi - Peralatan Rp 100 juta 94

Kasus Revaluasi Revaluation—Depreciable Assets Setelah jurnal tersebut, peralatan yang dimiliki oleh PT Lancar memiliki nilai buku Rp 400 juta. PT Lancar menapatkan infromasi dari penilai independen yang menyatakan bahwa peralatan tersebut bernilai Rp 460 juta pada 31 Desember 2010. Dr. Akumulasi Depresiasi - Peralatan Cr. Peralatan Rp 100 juta Rp 40 juta Cr. Keuntungan yang belum terealisasi- Peralatan Rp 60 juta 95

Kasus Revaluasi Penyajian Revaluasi — Aset yang Dapat Didepresiasi Pada laporan laba/rugi komprehensif: Laba komprehensif lain-lain: Keuntungan yang belum terealisasi – peralatan Rp 60 juta Pada laporan posisi keuangan: Aset tetap Peralatan (Rp 500 juta – Rp 40 juta) Rp 460 juta Akumulasi depresiasi – peralatan (Rp 100 juta – Rp 100 juta) -0 Nilai buku Ekuitas Akumulasi laba komprehensif lainnya Rp 460 juta Rp 60 juta PT Lancar melaporkan beban depresiasi sebesar Rp 100 juta. Akumulasi Laba Komprehensif Lain tidak dapat memiliki saldo negatif. 96

Main References § Intermediate Accounting Kieso, Weygandt, Walfield, 13 th edition, John Wiley § Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI § International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material The Institute of Chartered Accountants, England Wales 97

TERIMA KASIH Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI martani@ui. ac. id atau dwimartani@yahoo. com http: //staff. blog. ui. ac. id 08161932935 atau 081318227080 98