ARDITA 20100720012 Sumber daya alam adalah semua kekayaan
ARDITA 20100720012
Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin dan cahaya matahari. pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan tersebut.
Ada dua ajaran dasar yang harus diperhatikan umat Islam. Dua ajaran dasar itu merupakan dua kutub di mana manusia hidup. Yang pertama, adalah rabbul’alamin. Islam mengajar bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan semesta alam. Yang kedua, adalah rahmatan lil’alamin. Artinya manusia diberikan sebagai amanat untuk mewujudkan segala perilakunya dalam rangka kasih sayang terhadap seluruh alam.
Islam sebagai agama paripurna, memiliki kebenaran universal dan absolut -karena berasal dari zat yang maha absolut (Allah; Rabb al-Jalil), sejak 14 abad lalu telah memiliki perhatian khusus terhadap persoalan lingkungan, lewat warning (memberi peringatan) akibat kerusakan lingkungan, antara lain dinyatakan dalam Alquran, surat Ar. Ruum: 41. Dalam ayat itu dikatakan, kerusakan lingkungan akibat ulah tangan manusia yang fasid (perusak akan ditimpakan kepada manusia itu sendiri, baik mereka yang merusak mapun yang tidak terlibat) supaya mereka kembali ke jalan yang benar (la‘allahum yarji‘un).
Fiqh Lingkungan berarti pemahaman manusia tentang lingkungan hidup melalui pendekatan holy scriptures (teks-teks suci) dan natural signs (tanda-tanda alam) yang pada akhirnya akan melahirkan suatu konsep dan sikap mareka terhadap alam semesta, khususnya menyangkut pelestariannya. . Karenanya pemahaman umat terhadap ajaran Islam perlu dikembangkan diperdalam agar Islam bisa dilihat comprehensif.
Dalam menyusun fiqh lingkungan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1. Rekonstruksi makna khalifah 2. Ekologi sebagai doktrin ajaran 3. Tidak sempurna iman seseorang jika tidak peduli lingkungan 4. Perusak lingkungan adalah kafir ekologis (kufr al-bi’ah).
Semua makhluk hidup di planet bumi ini sangat bergantung pada lingkungannya, tidak terkecuali manusia. Hubungan simbiosis (saling ketergantungan) antara manusia dengan lingkungan di sekitarnya sangat menentukan kesinambungan antar keduanya. Dengan kata lain, kelangsungan hidup (manusia dan alam) sangat tergantung ada sikap dan perilaku manusia sebagai Khalifah fil Ardh (subjek atau pengelola) bumi. Walaupun sebagai subjek terhadap alam, manusia tidak serta merta dapat memperlakukan alam sekehendaknya. Alam dengan lingkugannya akan melakukan reaksi (perlawanan) terhadap manusia yang mengakibatkan kepunahan umat manusia di bumi. Peran manusia sebagai subjek atas alam tidak mengurangi keharusan manusia dalam kebergantungannya pada lingkungan. Ini artinya, melestarikan lingkungan sama nilainya dengan memelihara kelangsungan hidup manusia dan segala yang eksis di alam. Sebaliknya, merusak lingkungan hidup, dengan bentuk apapun, merupakan bumerang yang serius bagi kelangsungan kehidupan di alam dengan segala isinya ini, termasuk manusia.
Islam sebagai agama paripurna, memiliki ajaran yang universal dan konprehensif. Islam sejak dirisalahkan oleh para utusan Tuhan telah memusatkan perhatian pada masalah lingkungan. Terlebih dalam misi yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, baik melalui kitab al-Qur’an maupun hadits. Kedua referensi dasar Islam dimaksud secara intern memaparkan issu-issu lingkungan kepada umat manusia, antara lain disebutkan bahwa alam ini diciptakan atas sistem yang padu, utuh dan integratif (QS. al-Baqarah: 164).
Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan penuh harap (akan dikabulkan). Sesungguhnya, rahmat Allah sungguh dekat dengan orang-orang yang berbuat baik. . (QS. al-A’raf/7: 56)
� Manusia bisa memanfaatkan sumber daya alam dengan baik. � Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan. � Manfaat dari hutan: 1. Sebagai suplyer Oksigen yang merupakan bahan baku utama untuk pernafasan manusia 2. Sebagai pencegah banjir 3. Sebagai penyejuk alam 4. Sebagai paru-paru dunia
� Manusia selalu memanfaatkan sumber daya alam dengan berlebihan. � Manusia berlaku sewenang-wenang dalam memanfaatkan suber daya alam. � Keterbatasan sumber daya alam. persediaan sumber daya yang cukup melimpah. Namun, tetap saja jumlahnya terbatas, apalagi jika manusia mengolahnya secara sembarangan. � Perbedaan letak geografis. Sumber daya alam biasanya tersebar tidak merata di setiap daerah. Ada daerah yang sangat subur, ada pula daerah yang kaya bahan tambang.
� Pertambahan jumlah penduduk. Pertumbuhan jumlah penduduk selalu lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi barang dan jasa � Keterbatasan kemampuan produksi. Kemampuan produksi didukung oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya kapasitas faktor produksi manusia terbatas karena masih bisa sakit, lelah, atau bosan. Mesin produksi juga bisa rusak dan aus. Selain itu, keterbatasan produksi juga ditentukan
�Bencana alam merupakan faktor perusak yang berada di luar kekuasaan dan kemampuan manusia. Walaupun sebenarnya sebagian bencana terjadi akibat ulah manusia sendiri. Banjir, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran hutan, dan lain-lain telah membawa dampak kerugian yang cukup besar. Kerusakan bangunan, tempat usaha, sumber daya alam, dan bahkan korban jiwa yang menjadi korban bencana alam tersebut.
- Slides: 14