ANAMNESA dan PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI Dr Syarif Indra

  • Slides: 55
Download presentation
ANAMNESA dan PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI Dr. Syarif Indra, Sp. S Bagian Ilmu Penyakit Saraf

ANAMNESA dan PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI Dr. Syarif Indra, Sp. S Bagian Ilmu Penyakit Saraf / RS. DR. M. Djamil Padang

 • Pemeriksaan Neurologi (Susunan Saraf) – Mencakup anamnesa dan pemeriksaan fisik – Menentukan

• Pemeriksaan Neurologi (Susunan Saraf) – Mencakup anamnesa dan pemeriksaan fisik – Menentukan diagnosis yang tepat

Anamnesa • Keluhan utama – Bahasa pasien – Keterangan singkat • Riwayat Penyakit Sekarang

Anamnesa • Keluhan utama – Bahasa pasien – Keterangan singkat • Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) – Menerangkan rincian keluhan utama – Bagian yang penting dlm proses D/ – Rangkaian anamnesa yang logis – Tdk mesti menerima istilah pasien – Merupakan keterampilan (skill) dgn latar belakang pengetahuan penyakit

Keluhan Sistem Saraf Nyeri kepala Mual dan muntah Pingsan / tidak sadar Pusing Nyeri

Keluhan Sistem Saraf Nyeri kepala Mual dan muntah Pingsan / tidak sadar Pusing Nyeri Ggn sensasi (parastesi, disestesi atau anastesi) • Ggn motorik (berjalan, atropi, ataksia, gerakan involunter, bradikinesia) • • •

Ggn visual (diplopia, pandangan kabur, skotoma) Ggn pendengaran (hilang pendengaran, tinitus) Ggn menelan (disfagia)

Ggn visual (diplopia, pandangan kabur, skotoma) Ggn pendengaran (hilang pendengaran, tinitus) Ggn menelan (disfagia) Ggn bicara dan bahasa (disartria, afasia, disfonia) Keadaan mental (ggn memori, disorientasi, terbelakang mental, ggn tingkah laku, ggn atensi & konsentrasi, letargi, ansietas, ) • Disfungsi otonom • • •

Riwayat Penyakit Sekarang • • Onset keluhan Lokasi Kronologis Severitas Kualitas Faktor yang berhubungan

Riwayat Penyakit Sekarang • • Onset keluhan Lokasi Kronologis Severitas Kualitas Faktor yang berhubungan Faktor yang memberatkan dan meringankan

Riwayat Penyakit Dahulu • • • Hipertensi Penyakit jantung Stroke Diabetes Gangguan neurologis lain

Riwayat Penyakit Dahulu • • • Hipertensi Penyakit jantung Stroke Diabetes Gangguan neurologis lain Karsinoma Trauma Intoksikasi Riwayat pengobatan sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga • • Hipertensi Penyakit jantung Stroke Diabetes

Riwayat Penyakit Keluarga • • Hipertensi Penyakit jantung Stroke Diabetes

Riwayat Pribadi dan Sosial • • Riwayat pendidikan dan pekerjaan Narkoba & kebiasaan lain

Riwayat Pribadi dan Sosial • • Riwayat pendidikan dan pekerjaan Narkoba & kebiasaan lain (merokok )

Pemeriksaan Fisik Neurologis • Fungsi sistem saraf • Dipandu oleh data dari anamnesa •

Pemeriksaan Fisik Neurologis • Fungsi sistem saraf • Dipandu oleh data dari anamnesa • Didapatkan kesan fokal, multifokal dan diagnosa yang logis • Dimungkinkan diferensial diagnosa

Rangkaian Pemeriksaan 1. Tingkat kesadaran - Kwalitatif - Kwantitatif (GCS) 2. Pemeriksaan saraf kranial

Rangkaian Pemeriksaan 1. Tingkat kesadaran - Kwalitatif - Kwantitatif (GCS) 2. Pemeriksaan saraf kranial 3. Pemeriksaan rangsang meningeal 4. Pemeriksaan motorik 5. Pemeriksaan sensorik 6. Pemeriksaan otonom 7. Pemeriksaan koordinasi 8. Pemeriksaan refleks

I. Tingkat kesadaran • Kwalitatif : – Komposmentis, apatis, somnolen, sopour, koma • Kwantitatif

I. Tingkat kesadaran • Kwalitatif : – Komposmentis, apatis, somnolen, sopour, koma • Kwantitatif : – GCS : 3 - 15

II. Pemeriksaan saraf kranial Nervus I (Olfaktorius) - Fungsi utama : Penghidu – anosmia

II. Pemeriksaan saraf kranial Nervus I (Olfaktorius) - Fungsi utama : Penghidu – anosmia - Test : tutup mata dan tutup satu hidung pembaunan bau spesifik

N. I

N. I

Nervus II (Optikus) - Fungsi utama : penglihatan - Test 1. Ketajaman penglihatan 2.

Nervus II (Optikus) - Fungsi utama : penglihatan - Test 1. Ketajaman penglihatan 2. Lapangan pandang 3. Funduskopi 4. Refleks cahaya

N. II

N. II

Nervus II (Optikus)

Nervus II (Optikus)

N. III, IV, VI N. III, IV and VI

N. III, IV, VI N. III, IV and VI

Nervi III, IV dan VI = Nervi Okulares

Nervi III, IV dan VI = Nervi Okulares

N. V

N. V

Nervus V (Trigeminus)

Nervus V (Trigeminus)

N. VII

N. VII

Nervus VII (Fasialis)

Nervus VII (Fasialis)

Central 7 th palsy Peripheral 7 th palsy

Central 7 th palsy Peripheral 7 th palsy

N. VIII

N. VIII

Nervus VIII (Oktavus)

Nervus VIII (Oktavus)

N. IX

N. IX

N. X

N. X

Nervus IX, X

Nervus IX, X

N. XI

N. XI

Nervus XI (Asesorius)

Nervus XI (Asesorius)

N. XII

N. XII

Nervus XII (Hipoglosus)

Nervus XII (Hipoglosus)

III. Rangsangan Meningeal Pasien berbaring telentang - Kaku kuduk - Fleksikan leher secara pasif

III. Rangsangan Meningeal Pasien berbaring telentang - Kaku kuduk - Fleksikan leher secara pasif - Adanya nyeri dan tahanan tanda lesi iritatif - Ketika leher fleksi tanda Brudzinski - Tanda kernig

IV. Pemeriksaan Sistim Motorik a. Lakukan pemeriksaan menyeluruh dengan menyuruh pasien berjalan, amati langkahnya

IV. Pemeriksaan Sistim Motorik a. Lakukan pemeriksaan menyeluruh dengan menyuruh pasien berjalan, amati langkahnya b. Dapat dikenal apakah ada tanda : - Hemiparese, Paraparese - Gangguan ekstrapiramidal - Gangguan posture atau gerakan involunter

c. Perhatikan sistem neuromuskulernya. Apakah ada: - Atrofi - Hipertrofi - Fasikulasi

c. Perhatikan sistem neuromuskulernya. Apakah ada: - Atrofi - Hipertrofi - Fasikulasi

Pemeriksaan Kekuatan Otot Banyak cara untuk mengenal kekuatan motorik pasien, secara kuantitatif digunakan sistim

Pemeriksaan Kekuatan Otot Banyak cara untuk mengenal kekuatan motorik pasien, secara kuantitatif digunakan sistim skor 5= 4= 3= 2= 1= 0= normal mampu melakukan gerakan normal, tapi tidak bisa melawan tahanan maksimal pemeriksa mampu melakukan gerakan mengangkat ekstermitas / badan, tapi tidak bisa melawan tahanan sedang mampu melakukan gerakan dua sendi atau lebih, tidak bisa melawan tahanan minimal hanya bisa menggerakan ujung jari tidak bisa menggerakan sama sekali

Pemeriksaan Tonus Otot

Pemeriksaan Tonus Otot

V. Pemeriksaan Sistem Sensorik - Pasien harus kooperatif dan patuh Harus dipahami dermatom Mata

V. Pemeriksaan Sistem Sensorik - Pasien harus kooperatif dan patuh Harus dipahami dermatom Mata dalam keadaan tertutup Bandingkan sensasi dermatom kiri dan kanan

Informasi untuk evaluasi : 1. Defisit sensorik unilateral 2. Defisit sensorik distal ekstermitas 3.

Informasi untuk evaluasi : 1. Defisit sensorik unilateral 2. Defisit sensorik distal ekstermitas 3. Defisit sensorik spesifik dermatom pada radiks 4. Defisit perifer spesifik pada lesi perifer

Ada 3 bentuk pemeriksaan sensorik - Sensasi tusukan melalui jalur spinotalamikus Sensasi getaran malalui

Ada 3 bentuk pemeriksaan sensorik - Sensasi tusukan melalui jalur spinotalamikus Sensasi getaran malalui jalur sensasi lemniskal (kolumna posterior) Sensasi lokalisasi (stereognosis dan graphesthesi)

VI. SISTIM KOORDINASI • Koordinasi yang baik (keutuhan sistem piramidalis, serebelum, ggl basal dan

VI. SISTIM KOORDINASI • Koordinasi yang baik (keutuhan sistem piramidalis, serebelum, ggl basal dan sistem proprioseptive) Test koordinasi dengan : - Finger to finger test - Supinasi pronasi test

VII. Pemeriksaan otonom • Gangguan neurogen : – miksi – defekasi

VII. Pemeriksaan otonom • Gangguan neurogen : – miksi – defekasi

VIII. Pemeriksaan Refleks • Reflek fisiologis : – Bisep – Trisep – APR –

VIII. Pemeriksaan Refleks • Reflek fisiologis : – Bisep – Trisep – APR – KPR – dll • Reflek patologis : – Babinsky group

Terima Kasih

Terima Kasih